Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Minggu, 07 Februari 2016

TAKUT, salah satu penghambat kemajuan seseorang.

                                                                        
                                                                          TAKUT

Takut adalah kata sifat atau adjective yang berarti ; 1 merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang  dianggap  akan  mendatangkan  bencana :  anjing ini jinak,  engkau  tidak perlu --; 2 takwa; segan dan hormat:hendaklah kita -- kpd Allah; 3 tidak berani (berbuat, menempuh, menderita, dsb):hari sudah malam, aku -- pulang sendiri; 4 gelisah; khawatir (kalau ...):  digenggam -- mati, dilepaskan -- terbang, peribahasa rasa gelisah, khawatir kacau-balau;  -- bayang-bayang perasaan takut tanpa alasan; -- suntuk malam takut akan sampai pd batas malam; takut kemalaman; Sumber : http://www.artikata.com/arti-353047-takut.html.
Segala bentuk ketakutan adalah tidak baik. Karena akan menghalangi, membatasi ruang gerak untuk maju dan berkembang. Oleh karena itu, demi alasan apapun takut adalah tidak baik. Yang baik adalah membangun kesadaran dan pemahaman untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak baik. Itulah sebabnya, kalau kita melarang anak melakukan sesuatu, jangan dengan mengancam atau menakut-nakuti anak. Karena itu pasti akan memberikan pengaruh yang tidak baik. Anak bisa demotivasi, bisa apatis dan tidak berani mengambil inisiatif. Itulah yang terjadi selama 32 tahun Indonesisia di bawah pemerintahan Orde Baru, dengan kekuasaan politik yang kuat, didukung oleh kekuatan ABRI, Orde Baru menjalankan kekuasaannya. Pendekatan perintah dengan cara intimidasi dan gaya otoriter, telah meninggalkan budaya asal bapak senang di masyarakat Indonesia.
Dengan pendekatan kekuasaan yang otoriter dan intimidatif, kelihatanya berhasil menekan segala bentuk perlawanan, namun tingkat kesadaran dan pemahaman akan pentingnya suatu ketaatan atas aturan dan hukum tidak dibangun. Itulah yang terjadi pada Indonesia, ketika Reformasi, masyarakat belum sadar, dan paham apa pentingnya ketaatan pada aturan perundang-undangan dan hidup toleransi. Sehingga masyarakat menjadi liar, sulit diatur dan kecenderungan memberontak ketika keinginan tidak dipenuhi. Hal ini karena kesadaran akan perlunya suatu tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak ditanamkan dengan baik.  Kebiasaan takut ini terbentuk oleh fakor-faktor seperti; 1. Karena kebiasaan ditakut-takuti waktu masih kecil. 2. Karena trauma atas kejadian yang pernah dialami. 3. Tidak yakin pada kemampuan diri. 4.  Karena ketakwaan, segan atau  hormat kepada Tuhan. Untuk menjelaksannya maka saya akan uraikan faktor-faktor tersebut sbb:
1.         Karena kebiasaan ditakut-takuti waktu masih kecil. Kebiasaan menakut-nakuti anak waktu kecil adalah suatu kesalahan. Kita tidak sadar, telah menanamkan rasa takut kepada anak, dan melumpuhkan rasa percaya diri pada anak terebut ketika kita mencoba menakut-nakuti anak-anak semasa kecil. Kelihatannya hal sepele, namun dampaknya sangat fatal bagi kondisi kejiwaan anak tersebut.
Kebiasaan beranilah yang harus kita tanamkan kepada anak, bukannya kebiasaan takut. Kalau kebiasaan takut kita tanamkan, dengan menakut-nakuti anak dengan harapan mereka beherneti menangis, atau tidak melakukan tindakan yang tidak diharapkan, atau bahkan sekedar membuat lulucu-lucuan, tanpa kita sadari anak tersebut akan berkembang menjadi anak yang tidak percaya diri dan menjadi penakut untuk menghadapi segala situasi.
Hal yang baik, adalah melatih anak sejak kecil untuk jadi berani tampil, dengan membangkitkan rasa percaya diri anak tersebut. Dengan melatih anak tampil di depan umum untuk berpidato, atau menyanyi, atau membawakan puisi, atau menari, adalah cara yang paling baik untuk melatih keberanian atau percaya diri dari anak-anak. Setelah mereka berhasil mempertunjukan keberanian mereka, kita harus berikan hadiah atau  kita berikan pujian sebagai reward atas perilaku positif tersebut. Masa umur 1 tahun sampai 7 tahun adalah masa paling baik untuk melatih anak menjadi percaya diri dan berani tampil. Sebaliknya pada usia itu kalau kita sering menakut-nakuti anak, mempermalukan mereka, maka akibatnya adalah anak akan tumbuh menjadi tidak percaya diri, dan tidak berani tampil.
Sewaktu kecil, saya sering mengikutkan anak saya untuk latihan menari, menyanyi dan melakukan aktifitas yang bisa membangkitkan kepercayaan diri mereka. Keberanian, kepercayaan diri harus kita pupuk dengan mengikutkan mereka pada kegiatan yang bisa merangsang keberanian mereka dan membangun rasa percaya diri mereka. Itulah tugas orang tua paling penting yaitu menanamkan dan menumbuhkan rasa percaya kepada anaknya.

2.         Karena trauma atas kejadian yang pernah dialami. Suatu kejadian yang pernah dialami dimana individu merasa sakit, perih, pedih, kecewa, atau dipermalukan, akan membawa pengaruh yang tidak baik bagi seseorang, terutama bagi anak-anak. Mereka akan menyimpan rasa sakit baik secara fisik, maupun secara mental, yang menyebabkan mereka takut lagi mengalami kejadian yang sama.
Itulah sebabnya setiap anak atau siapa saja yang pernah mengalami suatu peristiwa yang menyakitkan baik fisik maupun mental, perlu harus mendapat treatment atau pemulihan kejiwaan. Pada dasarnya mereka telah mengalami suatu mental shock, atau goncangan mental, yang perlu harus dinetralisir dengan membangkitkan rasa percaya diri mereka lagi. Kalau ada kesempatan ke psikiater, atau psikolog, tentu akan lebih baik, agar dapat diberikan treatment atau pemulihan atas goncangan kejiwaan mereka.
Hal yang paling penting yang harus dilakukan adalah memberikan kesadaran dan keyakinan pada mereka bahwa semua orang pasti mengalami kecelakaan, kegagalan atau mengalami rasa sakit hati, rasa kecewa atau rasa dipermalukan. Kalau untuk kecelakaan, yang penting adalah kita harus lebi hati-hati untuk melakukan hal tersebut dikemudian hari. Namun tidak harus dianggap sebagai kiamat dalam karir, dalam hoby atau dalam kehidupan ini. Kecelakaan haruslah diterima sebagai pelajaran, untuk mengetahui apa yang kurang, kesalahan apa yang dilakukan, sehingga terjadi hal tersebut, dan tidak usah harus menjadi takut, tapi harus lebih berlatih lebih baik, lebih hati-hati bertindak. Itulah yang perlu dipahami dan harus dilakukan kedepan. Kejadian yang sudah terjadi hendaknya dijadikan sebagai pengalaman berharga, tapi jangan diterima sebagai suatu kiamat yang membuat kita takut melanjutkan atau mengulangi suatu aktivitas. Diatas segalanya, kematian itu adalah ditangan Tuhan. Selama kita masih diselamatkan, berarti Tuhan masih memelihara kehidupan kita.
Untuk kejadian yang sifatnya menyakitkan atau mengecewakan hati, membuat rasa malu, sesungguhnya kita harus memandang sebagai suatu ujian hidup saja. Kalau kita menjadi trauma dan takut lagi menghadapi kenyataan semacam itu, adalah suatu sikap yang merugikan diri sendiri. Kejadian-kejadian tersebut bukanlah kiamat dalam hidup kita. Tidak ada manusia ada yang sempurna mengjalani kehidupan ini. Yang penting bagi kita adalah kita tau bahwa akibat dari suatu perbuatan tersebut adalah tidak mengenakan perasaan.
Oleh karena itu, kita haruslah hati-hati untuk berikutnya, tidak perlu membuat kita menjdi minder, malu dan takut berhadapan dengan orang. Tapi kita ambil sebagai suatu pelajaran yang berarti, dan tidak akan terjebak pada hal-hal yang demikian, dan tidak lantas membatasi diri kita dan berhenti mengenal atau bergaul dengan orang lain. Setiap orang tidaklah sama sifatnya, dan tidak semua orang punya niat yang tidak baik. Namun kehati-hatian dalam bertindak haruslah menjadi perhatian kita. Pengalaman yang pernah kita alami hendaklah kita jadikan sebabai guru, tapi tidak harus menghentikan kita dari aktivitas kita.
Satu hal yang perlu kita sadari dan pahami. Kita tidak dapat mengontrol cara berpikir orang lain, karena itu adalah wilayah diluar kekuasaan kita. Wilayah kebebasam, wilayah kedaulatan orang lain, dan wilayah asasinya orang lain. Namun kita juga punya hak untuk tidak ambil pusing dengan pandangan mereka. Biarlah mereka merasa benar dengan pikiran mereka, tapi kita juga punya hak untuk tidak pusing dengan pandangan mereka. Dengan berpikiran demikian, maka kita akan terbebas dari tekanan sosial, seperti apa persepsi mereka tentang kita, namun kita juga punya cara sendiri untuk menyikapi hidup ini, dengan tidak harus terpengaruh oleh cara pandang mereka yang menurut kita tidak benar. Kalau kita sudah mampu berpikir seperti itu, artinya kita sudah mampu memilah, mana yang baik yang bisa kita ambil, yang tidak baik harus kita buang jauh-jauh dari pikiran kita. Menghiraukannya sekalipun, tidak perlu kita lakukan, namun tidak perlu juga harus kita pertentangkan, karena itu adalah wilayah kedaulatan, wilayah kebebasan dan wilayah hak asasinya orang lain, yang kita tidak boleh masuk campur.

3.      Tidak yakin pada kemampuan diri. Banyak orang tidak berani melakukan sesuatu tindakan, hanya karena merasa tidak yakin dengan diri sendiri. Cara pandang meremehkan diri sendiri adalah cara pandang yang benar-benar keliru. Kalau orang lain tidak yakin dengan kita, masih bisa dipahami. Namun kalau kita sudah tidak yakin dengan diri kita sendiri, lalu siapa lagi yang percaya, yang yakin dengan kita.
Dukungan terbesar untuk kita menjadi berani dalam bertindak adalah dorongan dari diri sendiri. Keyakinan dirilah yang membuat kita bisa berani untuk melangkah atau bertindak. Menyadari kemampuan kita kurang, itu adalah sikap yang baik. Dengan demikian membuat kita akan belajar, dan berusaha untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas diri kita. Namun kalau kita sudah tidak yakin dengan diri kita sendiri, maka kita akan minder, tidak berani dan akan selamanya tidak akan bisa maju lagi. Karena takaran diri kita sudah kita patok. Keyakinan diri merupakan suatu afirmasi dan konfirmasi atas angan-angan hati, setelah kita melakukan visualisasi dalam imajinasi kita. Oleh karena itu, keyakinan diri, tidak lain mendasari keimanan kita akan sesuatu. Dan itu sudah merupakan doa yang kita lempar ke alam semesta, kemudian Tuhan terima sebagai permohonan kita, yang kemudian berbalik pada diri kita sebagai suatu jawaban atas permohonan kita.
Oleh karena itu, hati-hatilah kita membuat suatu afirmasi dan konfirmasi terhadap suatu angan-angan hati, karena akan membawa kepada harapan, dan mendorong suatu keinginan hati yang kuat melalui keyakinan diri kita dalam bentuk iman kepada Tuhan, Allah yang adalah sumber segala berkat dan sumber kekuasaan di alam semesta ini. Apa yang kita pikirkan, lalu kita afirmasi dan konfirmasi dalam bentuk harapan dan iman, akan membawa kepada suatu kenyataan, karena itu sudah terhubung dengan kekuatan alam semesta, yaitu Intelegensia Tak Terbatas (Omniscient) dan Kekuatan Tak Terbatas (Omnipotent), yang tidak lain adalah Allah itu sendiri, yang akan melayani segala keyakinan hati kita yang naik berupa permintaan doa kepada-Nya.
Tuhan, Allah, Pencipta Alam Semesta, adalah Maha Pengasih dan Penyayang, yang selalu siap mendengar dan melayani setiap permohonan umat-Nya yang setia kepada-Nya. Apapun yang kita minta dengan sungguh-sungguh kepada-Nya, pasti akan diberikan-Nya, asalkan kita punya pengaharapan dan iman yang sungguh-sungguh kepada-Nya. Tuhan adalah sumber hidup, kehidupan dan penghidupan. Dia adalah sumber kekuatan dan sumber segala berkat. Itulah yang menjadi dasar iman dan pengharapan kita, karena Tuhan yang kita percaya, yang kita sembah adalah sember segala-galanya, Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Penyayang, jadi apa yang kita ragukan. Dengan bergantung dan berharap kepada-Nya maka hidup kita, kehidupan kita dan penghidupan kita akan terjamin. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Yang dituntut dari kita hanya satu, yaitu harus percaya kepada-Nya.

4.      Karena ketakwaan, segan atau hormat kepada Tuhan. Takut akan Tuhan, yang mengandung makna takwa, segan atau hormat. Takut akan Tuhan lebih menuntut rasa hormat atau respect dari umat manusia sebagai ciptaan-Nya. Atas dorangan Cinta Kasih yang ada pada-Nya, Tuhan menjadikan manusia sebagai makluk yang paling mulia di alam semesta ini. Oleh karena Cinta Kasih-Nya, walaupun banyak pelanggaran yang manusia lakukan, namun Dia sanggup mengampuni, asalkan kita percaya kepada-Nya. Cinta Kasih Allah, adalah Cinta Kasih yang tiada batas, yang tidak terselami oleh kepintaran manusia.
Dalam Keagungan-Nya, Kemahakuasaan-Nya, Keadilan-Nya, Kekekalan-Nya, Kebenaran-Nya, dan Cinta Kasih-Nya yang tidak batas, Allah telah menjadikan alam semesta ini beserta segala isinya. Oleh karena itu seluruh jagad raya ini ada dalam kendali kuasa-Nya. Dan karena itu, patutlah semua makluk di Jagad Raya ini takluk dan sujud menyembah kepada-Nya. Tiada Allah lain yang berkuasa di alam semesta ini.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”(QS. Al-Araf : 54). https://netlog.wordpress.com/category/dimana-allah-berada/

“Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu, juga batu berukir janganlah kamu tempatkan dinegerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah Tuhan. Jikalan kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, maka Aku akan memberikan kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohon di ladangmu akan memberi buahnya.”(Imamat 26:1, 3-4).
“Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi Aku menunjukan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.” (Keluaran 20:4-7).
          Dari firman Tuhan di atas, membuktikan kepada kita, bahwa tiada Allah lain di alam semesta ini yang kita sembah, selain Dia, TUHAN, Allah, Pencipta Alam Semesta ini. Hubungan manusia dengan Tuhan, Allah Pencipta, harus dilakukan dalam hubungan yang berwujud penurutan. Hanya dengan menuruti perintah-Nya kita menghormati dan menyembah Dia sebagai Pencipta. Hubungan yang menuntut ketulusan, keikhlasan dalam menuruti segalah perintah-Nya dan kesetiaan dalam menyembah-Nya.
Sebagai konsekuensinya, Tuhan akan mencurahkan berkat yang melimpah dalam kehidupan kita baik kesehatan, rejeki, kehormatan dan kekuasaan, atau kemudahan dalam melakukan segala tugas yang dipercayakan kepada kita, serta kepuasan batin yang tak terlukiskan, itulah kebahagiaan yang kita rasakan dalam hidup kita.
Tetapi seperti ada tertulis : “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” ( 1 Korintus 2:9).
"Allah menjadi (Pemimpin) Pembela bagi orang-orang yang bertaqwa." (Al Jasiyah: 19). "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah akan lepaskan dia dari masalah hidup." (At Thalaq: 2). "Dan akan diberi rezeki sekira-kira tidak diketahui dari mana sumbernya." (At Thalaq: 3).
"Jikalau penduduk sebuah kampung (atau sebuah negara) itu beriman dan bertaqwa, Tuhan akan bukakan berkat daripada langit dan bumi." (Al Aíraf: 96).
"Wahai mereka yang beriman hendaklah kamu takut kepada Allah. Hendaklah kamu memperkatakan kata-kata yang teguh; nescaya Allah akan membaiki amalan-amalan kamu..." (Al Ahzab: 70-71).
"Wahai mereka yang beriman, hendaklah kamu takut kepada Allah. Hendaklah kamu memperkatakan kata-kata yang teguh; nescaya Allah akan membaiki amalan-amalan kamu dan akan mengampun bagimu dosa-dosa kamu." (Al Ahzab: 70-71)
"Itulah Syurga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertaqwa." (Maryam: 63).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar