SERAKAH
Serakah
menurut kamus bahasa Indonesia berarti : selalu hendak memiliki lebih dari yang
dimiliki; loba; tamak; rakus: meskipun sudah kaya, ia masih – juga hendak
mengangkangi harta saudaranya.
Serakah, loba, tamak atau rakus adalah kebiasaan
yang tidak baik, bahkan disenangi oleh kebanyakan orang. Ketika kita berlaku
serakah, tidak ada orang yang menyenangi, dan bahkan kita dijauhi atau dimusuhi
oleh rekan-rekan atau orang-orang disekitar kita karena kebiasaan buruk
tersebut.
Serakah, loba, tamak atau rakus berkembang sejak
anak mulai mengenal benda, dan menyenangi benda tersebut. Ketertarikan tersebut
membuat seorang anak berhasrat untuk memiliki benda tersebut. Terlalu berhasrat
untuk memiliki, cenderung mendorong seseorang menjadi serakah atau tamak.
Kebiasaan serakah haruslah kita hindari, karena
kalau tidak bisa kita hindari, tanpa kita sadari akan menggiring kita ke
hal-hal yang negatif. Keserakahan akan
menggiring seseorang bisa menjadi tidak jujur, dan bahkan bisa mencuri atau
melakukan perbuatan tidak terpuji lainnya seperti korupsi. Oleh karena itu,
kebiasaan serakah harus kita matikan dengan berusaha menguasai diri kita untuk
tidak melakukan kebiasaan buruk tersebut.
Setiap individu pada dasarnya telah dibekali ego
untuk bisa survive untuk memenuhi kebutuhannya. Dorongan ego yang berlebihan,
akan menggiring individu menjadi terlalu egois atau terlalu mementingkan
dirinya sendiri. Untuk menghindari perkembangan yang mengarah ke egois, maka
orang tua hendaknya mendidik anak untuk saling berbagi. Anak harus diberi
pemahaman yang baik bahwa ada orang lain juga yang membutuhkan akan barang,
benda atau mainan tersebut.
Butuh kehati-hatian mendidik anak pada usia dini,
karena harus dipertimbangkan jangan sampai menghilangkan semangat juang,
kreativitas, inovativitas dan proaktivitas dari anak. Dan yang harus kita jaga
adalah jangan sampai terlalu kita bersemangat mematikan kebiasaan egois lalu
kita menyebabkan anak menjadi apatis, dan kehilangan kepercayaan diri. Karena
ego pada dasarnya diperlukan untuk menjadi daya dorong, penyemangat, penggerak
bagi setiap individu agar bisa memenuhi kebutuhannya, bahkan untuk mencapai
kemandirian dirinya.
Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
kita bisa menuntun anak kita agar bisa berbagi dengan orang lain atas
kesadarannya, bukan dengan cara paksa, apalagi dengan cara intimidasi. Ini
membutuhkan kesabaran, ketelatenan untuk mendidik anak-anak kita agar semakin
dewasa, mereka sadar bahwa ada orang lain juga yang membutuhkan benda, barang
atau materi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Anak-anak haruslah diajari untuk bersosialisasi
dengan baik, bermain dengan teman-temannya, sehingga mereka bisa belajar hidup
saling berbagi, saling mengasihi, saling menolong, saling perduli, saling
membantu. Mereka harus belajar bagaimana bersimpati dan berempati. Kesemuanya
itu bisa mereka pelajari dari pertemanan atau pergaulan. Pengalaman selama
mereka bermain bersama akan menolong mereka untuk belajar bersosialisasi, dan
mengerti kebutuhan orang lain.
Tuntunan, didikan dalam rumah akan sangat
menolong perkembangan kepribadian anak untuk tumbuh menjadi anak yang bisa
mengerti perlunya hidup saling menolong, saling membantu, saling mengasihi. Bagaimana
perilaku orang tua, akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak,
karena anak-anak mudah sekali terpengaruh oleh perilaku dari lingkungan yang
mereka saksikan setiap hari.
Dengan selalu memberikan perhatian, kasih sayang
kepada anak, maka anak-anak kita akan mengerti bagaimana hidup saling
mengasihi. Perhatian dan kasih sayang yang kita tunjukan akan terpantul juga
pada kehidupan mereka kepada orang lain. Mereka bisa merasakan enaknya
diperhatikan dan disayangi. Apa yang mereka alami, rasakan, akan mereka
pantulkan kepada orang lain.
Kita dapat menghilangkan kebiasaan serakah dengan
cara; 1. Mendisiplinkan diri untuk tidak mengambil apa yang bukan milik dan hak
kita. 2. Mengendalikan keinginan kita yang berlebihan. 3. Menyadari bahwa ada
orang lain juga yang berhak atas barang, benda, materi untuk memenuhi kebutuhan
mereka. 4. Kita harus sadar bahwa di dunia ini kita tidak hidup sendirian.
Masih ada orang lain yang juga perlu hidup dan butuh penghidupan. 5. Kita harus
sadari bahwa ketika kita meninggal, kita tidak akan membawa semua materi yang
kita kumpulkan dengan susah payah tersebut. 6. Harta yang kita miliki adalah berkat
dari Tuhan, yang harus kita manfaatkan dengan baik, dan perlu kita sisihkan
sebagian untuk menolong, membantu mereka yang membutuhkannya, sebagai ucapan
syukur kita kepada Tuhan atas berkat yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita.
Banyak sekali pengusaha yang sukses, memanfaatkan harta yang
mereka peroleh untuk menolong orang yang membutuhkannya dengan memberikan
donasi, atau melalu kegiatan sosial yang mereka lakukan melalui Yayasan yang
mereka telah dirikan. Mereka menyadari betul bahwa apa yang mereka peroleh,
harus digunakan untuk membantu orang-orang yang kesusahan, kesulitan dan tidak
berdaya. Mereka telah mendedikasikah hidup mereka agar lebih berarti buat orang
lain. Dari keluhuran hati mereka, Tuhan semakin memberkati setiap upaya, usaha,
kerja keras yang mereka lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar