Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Minggu, 07 Februari 2016

SERAKAH, salah satu penghambat kemajuan seseorang.


                                                                               SERAKAH

Serakah menurut kamus bahasa Indonesia berarti : selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki; loba; tamak; rakus: meskipun sudah kaya, ia masih – juga hendak mengangkangi harta saudaranya.
Serakah, loba, tamak atau rakus adalah kebiasaan yang tidak baik, bahkan disenangi oleh kebanyakan orang. Ketika kita berlaku serakah, tidak ada orang yang menyenangi, dan bahkan kita dijauhi atau dimusuhi oleh rekan-rekan atau orang-orang disekitar kita karena kebiasaan buruk tersebut.
Serakah, loba, tamak atau rakus berkembang sejak anak mulai mengenal benda, dan menyenangi benda tersebut. Ketertarikan tersebut membuat seorang anak berhasrat untuk memiliki benda tersebut. Terlalu berhasrat untuk memiliki, cenderung mendorong seseorang menjadi serakah atau tamak.  
Kebiasaan serakah haruslah kita hindari, karena kalau tidak bisa kita hindari, tanpa kita sadari akan menggiring kita ke hal-hal yang negatif.  Keserakahan akan menggiring seseorang bisa menjadi tidak jujur, dan bahkan bisa mencuri atau melakukan perbuatan tidak terpuji lainnya seperti korupsi. Oleh karena itu, kebiasaan serakah harus kita matikan dengan berusaha menguasai diri kita untuk tidak melakukan kebiasaan buruk tersebut.
Setiap individu pada dasarnya telah dibekali ego untuk bisa survive untuk memenuhi kebutuhannya. Dorongan ego yang berlebihan, akan menggiring individu menjadi terlalu egois atau terlalu mementingkan dirinya sendiri. Untuk menghindari perkembangan yang mengarah ke egois, maka orang tua hendaknya mendidik anak untuk saling berbagi. Anak harus diberi pemahaman yang baik bahwa ada orang lain juga yang membutuhkan akan barang, benda atau mainan tersebut.
Butuh kehati-hatian mendidik anak pada usia dini, karena harus dipertimbangkan jangan sampai menghilangkan semangat juang, kreativitas, inovativitas dan proaktivitas dari anak. Dan yang harus kita jaga adalah jangan sampai terlalu kita bersemangat mematikan kebiasaan egois lalu kita menyebabkan anak menjadi apatis, dan kehilangan kepercayaan diri. Karena ego pada dasarnya diperlukan untuk menjadi daya dorong, penyemangat, penggerak bagi setiap individu agar bisa memenuhi kebutuhannya, bahkan untuk mencapai kemandirian dirinya.
Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita bisa menuntun anak kita agar bisa berbagi dengan orang lain atas kesadarannya, bukan dengan cara paksa, apalagi dengan cara intimidasi. Ini membutuhkan kesabaran, ketelatenan untuk mendidik anak-anak kita agar semakin dewasa, mereka sadar bahwa ada orang lain juga yang membutuhkan benda, barang atau materi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Anak-anak haruslah diajari untuk bersosialisasi dengan baik, bermain dengan teman-temannya, sehingga mereka bisa belajar hidup saling berbagi, saling mengasihi, saling menolong, saling perduli, saling membantu. Mereka harus belajar bagaimana bersimpati dan berempati. Kesemuanya itu bisa mereka pelajari dari pertemanan atau pergaulan. Pengalaman selama mereka bermain bersama akan menolong mereka untuk belajar bersosialisasi, dan mengerti kebutuhan orang lain.
Tuntunan, didikan dalam rumah akan sangat menolong perkembangan kepribadian anak untuk tumbuh menjadi anak yang bisa mengerti perlunya hidup saling menolong, saling membantu, saling mengasihi. Bagaimana perilaku orang tua, akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak, karena anak-anak mudah sekali terpengaruh oleh perilaku dari lingkungan yang mereka saksikan setiap hari.
Dengan selalu memberikan perhatian, kasih sayang kepada anak, maka anak-anak kita akan mengerti bagaimana hidup saling mengasihi. Perhatian dan kasih sayang yang kita tunjukan akan terpantul juga pada kehidupan mereka kepada orang lain. Mereka bisa merasakan enaknya diperhatikan dan disayangi. Apa yang mereka alami, rasakan, akan mereka pantulkan kepada orang lain.
Kita dapat menghilangkan kebiasaan serakah dengan cara; 1. Mendisiplinkan diri untuk tidak mengambil apa yang bukan milik dan hak kita. 2. Mengendalikan keinginan kita yang berlebihan. 3. Menyadari bahwa ada orang lain juga yang berhak atas barang, benda, materi untuk memenuhi kebutuhan mereka. 4. Kita harus sadar bahwa di dunia ini kita tidak hidup sendirian. Masih ada orang lain yang juga perlu hidup dan butuh penghidupan. 5. Kita harus sadari bahwa ketika kita meninggal, kita tidak akan membawa semua materi yang kita kumpulkan dengan susah payah tersebut. 6. Harta yang kita miliki adalah berkat dari Tuhan, yang harus kita manfaatkan dengan baik, dan perlu kita sisihkan sebagian untuk menolong, membantu mereka yang membutuhkannya, sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan atas berkat yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita.

Banyak sekali pengusaha yang sukses, memanfaatkan harta yang mereka peroleh untuk menolong orang yang membutuhkannya dengan memberikan donasi, atau melalu kegiatan sosial yang mereka lakukan melalui Yayasan yang mereka telah dirikan. Mereka menyadari betul bahwa apa yang mereka peroleh, harus digunakan untuk membantu orang-orang yang kesusahan, kesulitan dan tidak berdaya. Mereka telah mendedikasikah hidup mereka agar lebih berarti buat orang lain. Dari keluhuran hati mereka, Tuhan semakin memberkati setiap upaya, usaha, kerja keras yang mereka lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar