MALAS
Malas
adalah kata sifat atau adjective yang berarti; 1. tidak mau
bekerja atau mengerjakan sesuatu: orang yg -- itu lebih senang mengemis dp
bekerja; 2. segan; tidak suka; tidak bernafsu:
-- rasanya mengunjungi rapat spt itu; jangan --
bertanya; Sumber
: http://www.artikata.com/arti-353047-takut.html
Kebiasaan
malas adalah akar dari nasib buruk pada setiap individu. Mengapa demikian,
karena kebiasaan malas akan sangat berpengaruh pada produktifitas kualitas
manusia itu sendiri. Salah satu musuh terbesar dalam kehidupan adalah kemalasan
tersebut. memelihara kebiasaan yang demikian akan menghalangi semua potensi
yang ada dalam diri sendiri. Dengan kebiasaan malas, pikiran, saraf motorik,
dan otot tidak akan bekerja. Dengan tidak bekerjanya otot, aliran darah tidak
akan lancar, sehingga pikiran menjadi lemah, jantung tidak berpacu dengan
cepat, semangat tidak ada, gairah hidup lumpuh.
Itulah
sebabnya kelalu kita memelihara kebiasaan malas ini dalam diri kita, sudah dapat
dipastikan maka hidup kita akan jadi sulit di masa yang akan datang. Kemalasan
akan melumpuhkan pikiran, saraf dan otot kita, sehingga tidak ada kegiatan yang
berjalan baik. Keberhasilah sangat ditentukan oleh efektifitas. Sedangkan
efektifitas sangat ditentukan oleh aktivitas. Aktivitas didorong oleh semangat,
gairah, dan harapan hidup seseorang. Sedangkan kemalasan, akan melumpuhkan
pikiran, melumpuhkan kesadaran, melumpuhkan saraf motorik, melumpuhkan otot.
Dengan lumpuhnya pikiran, kesadaran, saraf dan otot, maka tidak akan ada aktivitas
yang berjalan. Dengan tidak ada aktivitas, berarti tidak ada efektifitas,
dengan demikian tidak akan ada capaian atau keberhasilan yang dapat dicapai.
Faktor
yang menjadikan individu malas adalah ; 1. Pemanjaaan dari orang tua, terutama
ibu. 2. Terkungkung dalam zona nyaman (Comforh Zone), sehingga anak tidak mau
capek atau bersusah payah. 3. Kurang
kesadaran pentingnya bekerja. 4. Tidak ada motivasi yang kuat. Sekarang baiklah
kita coba bahas satu persatu faktor penyebab kemalasan tersebut sbb:
1.
Pemanjaan
dari orang tua, terutama Ibu. Ada beberapa orang tua
yang keliruh menerapkan kasih sayang mereka pada anaknya, dan tidak menyadari
bahwa sikap yang demikian akan merugikan anak itu sendiri. Memanjakan anak
secara berlebihan, apalagi dengan menyediakan pembantu yang selalu mendampingi
anak dalam melakukan segala aktivitasnya, adalah kasih sayang yang keliru.
Dengan memanjakan anak dengan tidak membiarkan mereka berlelah-lelah melakukan
kegiatan mereka, lambat laun akan menanamkan pola nyaman atau comforth zone
bagi anak tersebut.
Apapun
alasannya, tidak melatih anak untuk beraktivitas secara dini, akan merusak masa
depan anak tersebut. Kasih sayang tidak berarti memanjakan anak. Karena
kebiasaan rajin, harus dilatih dari sejak kecil, agar lama kelamaan akan
tertanam menjadi suatu sifat atau watak dalam dirinya. Anak rajin dan berani
bukan jadi dengan seketika. Namun melalui proses belajar yang lama, berupa
kebiasaan yang diulang-ulang, sehingga lama kelamaan tertanam menjadi suatu
kharakter, atau watak atau sifat dari anak itu sendiri.
2.
Terkungkung
dalam zona nyaman (Comforh Zone), sehingga anak tidak mau capek. Karena dimanja oleh
orang tua, atau tidak dibiasakan untuk bekerja, sehingga anak lama kelamaan,
merasa enak kalau tidak bekerja. Semua serba disiapkan, taunya tinggal
berteriak, apa yang diinginkannya sudah tersedia. Sikap orang tua yang demikian
telah merusak kharakter anaknya sendiri. Anak akhirnya menemukan pola
kenyamanan dalam dirinya (comforth zone). Sala satu faktor yang membuat
seseorang sulit untuk maju adalah karena mereka sudah menemukan zona kenyamanan
(comforth zone) dalam dirinya. Ada orang sudah tidak mau pindah dari suatu
tempat, atau lingkungan pekerjaan, hanya karena mereka telah merasa nyaman
ditempat tersebut. Zona nyaman ini merupakan penghabat terbesar seseorang untuk
bisa maju. Karena pada wilayah comforth zone, seseorang akan merasa nyaman,
enak, dan betah untuk berada pada lingkungan tersebut.
Seorang anak
yang sudah terbiasa hidup enak dilayani pembantu, segala sesuatu tinggal
berteriak sudah ada didepan, akan sulit untuk maju karena kebiasaan malas sudah
tertanam dalam dirinya, dan sudah menjadi suatu kebutuhan dalam dirinya. Sulit
untuk bertindak kalau tidak dibantu. Oleh karena itu, tugas orang tua adalah
melatih anak untuk mandiri dalam usia yang dini. Kalau pekerjaan yang sudah
sepantasnya dilakukan oleh anak, hendaknya dibiarkan anak tersebut melakukannya
sendiri. Membiarkan bayi makan sendiri sambil dilakukan pengawasan dan
memberikan bantuan seperlunya, adalah cara cepat untuk melatih anak mencapai
kemandirian.
Sewaktu anak-anak saya sudah masuk sekolah, saya tidak
membiasakan untuk membantu mengerjakan PR dari sekolah. Tetapi saya hanya
menuntun saja, setelah itu, mereka dibiarkan harus mengerjakan PR tersebut
sendiri. Saya jelaskan bahwa tidak baik kalau orang tua yang mengerjakan PR
tersebut. Pertama, nanti kalian tidak terbiasa mengerjakan PR sendiri. Kedua,
dengan mengerjakan PR sendiri, maka kamu akan lebih mengerti mengerjakan soal
tersebut. Ketiga, dengan mengerjakan PR, melatih untuk bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas yang diberikan.
Tahun pertama, mungkin anak-anak merasa sulit. Tetapi lama
kelamaan akan menjadi biasa. Dan kalau sudah jadi kebiasaan, maka lambat laun
akan menjadi sifat atau watak atau kharakter mereka sebagai anak yang rajin,
bukan anak yang malas.
Dengan pengarahan yang baik, dengan memberikan kesadaran
bagi anak akan pentingnya bekerja, menjadi anak yang rajin, lalu ditambah
dengan motivasi yang baik, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang rajin dan
bertanggun jawab.
3.
Kurang
kesadaran pentingnya bekerja. Kesadaran pentingnya
bekerja perlu dibangun pada anak sejak dini. Dengan diberikan pemahaman yang
baik, maka kesadaran perlunya bekerja akan terbangun pada anak. Tidak cukup
hanya membangun kesadaran, tapi perlu dilatih sejak dini untuk bekerja, dan
bertanggun jawab menjalankan apa yang telah ditugaskan.
Sewaktu
anak-anak saya masih kecil, ketika pengemis datang kerumah dengan pakaian yang
kotor dan compang camping, saya suka bertanya kepada mereka, kalian mau kalau
besar jadi seperti bapak atau ibu itu? Anak-anak saya semua katakan ah nda mau
pa kami jadi seperti orang itu. Lalu saya jelaskan, kenapa mereka jadi
pengemis, itu karena malas, tidak mau belajar bekerja waktu masih kecil dan
tidak mau belajar kalau disuruh guru buat PR. Jadi kalau kamu tidak mau jadi
seperti mereka itu, harus rajin bekerja. Harus belajar bekerja, menyapu, atur
tempat tidur, ada PR harus dikerjakan, dan belajar setiap hari. Itulah cara
saya membangun kesadaran anak-anak saya pentingnya bekerja dan menjadi orang
yang rajin serta bertanggung jawab.
4.
Tidak
ada motivasi yang kuat. Selain dilatih dan membangun
kesadaran untuk bekerja, maka anak perlu dimotivasi, agar mereka mau bekerja,
atau menjadi anak yang rajin. Sewaktu berjalan dengan anak-anak, ketika melihat
rumah dan mobil mewah di tengah jalan, saya bertanya kepada anak-anak, apa
kalian mau punya rumah dan mobil bagus seperti itu? Mereka tentu menjawab ia
dong pa, kami mau. Saat itulah saya memotivasi mereka. Ya itu gampang sekali,
yang penting kamu harus rajin belajar, rajin sekolah, dan sekolah terus sampai
sekolah yang tinggi. Kalau orang pintar dan sekolah tinggi, maka akan mudah
dapat uang banyak. Kalau sudah punya uang banyak, akan mudah beli rumah dan
mobil bagus. Dan yang paling penting juga, kamu harus selalu berdoa pada Tuhan.
Karena semua itu Tuhan yang kasih, selain kita juga harus kerja. Jadi bekerja
dan berdoa, maka pasti kamu akan terima itu semua.
Bagus sekali ...
BalasHapus