Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Sabtu, 06 Februari 2016

MALU, salah satu penghambat kemajuan seseorang.

                                                                         MALU            
Malu adalah kata sifat  atau adjective yang mengandung arti sbb : 1 merasa sangat tidak enak hati (hina, rendah, dsb) karena berbuat sesuatu yang kurang baik (kurang benar, berbeda dengan kebiasaan, mempunyai cacat atau kekurangan, dsb): contoh : ia malu krn kedapatan sedang mencuri uang; aku malu menemui tamu karena belum mandi; 2 segan melakukan sesuatu karena ada rasa hormat, agak takut, dsb: contoh : murid yagn merasa bersalah itu malu menemui gurunya; tidak usah malu untuk menanyakan masalah itu kpd ulama; 3 kurang senang (rendah, hina, dsb): contoh : ia berasa malu berada di tengah-tengah orang penting itu. Sumber : http://www.artikata.com/arti-339564-malu.html

Kebiasaan malu berhadapan dengan orang lain, malu tampil didepan umum, malu menyampaikan pendapat adalah kebiasaan yang merugikan diri sendiri, dan sangat menghambat perkembangan individu untuk bisa menjadi pribadi yang hebat, sukses dan bahagia.
Lingkungan, biasanya mempunyai andil sangat besar dalam menanamkan kebiasaan buruk  ini pada anak sejak kecil. Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab seseorang menjadi pemalu ; 1. Suka mempermalukan anak ketika membuat kesalahan atau hal-hal yang dianggap aneh. 2. Anak sering dikurung dalam rumah, tidak diperkenankan bergaul atau tidak diajarkan bersosialisasi. 3.Kurang percaya diri pada anak, karena merasa ada kekurangan dalam diri. 4.Tekanan sosial yang menciptakan kelas atau perbedaan derajat. 5. Penilaian yang dibuat oleh diri sendiri, yang belum tentu kebenarannya.  Untuk itu saya akan coba bahas satu persatu penyebab kebiasan buruk tersebut sbb :
1.         Suka mempermalukan anak ketika membuat kesalahan atau hal-hal yang dianggap aneh. Mempermalukan anak ketika membuat kesalahan dengan harapan anak akan tidak mengulangi kesalahan tersebut, secara tujuan baik. Namun efeknya terhadap kejiwaan anak adalah tidak baik.
Yang benar adalah kita memberikan pengertian kepada anak bahwa tindakan yang dia lakukan tersebut tidak baik karena akan menyakiti orang lain, atau merugikan orang lain. Dan meminta anak untuk tidak mengulangi perbuatan yang demikian. Bila perlu kita harus besarkan hati anak dengan menyadarkan bahwa semua manusia bisa membuat kesalahan. Selama kesalahan itu tidak disengaja, bisa dimaafkan, dan itu menjadi momentum untuk belajar. Proses belajar yang baik adalah belajar sambil melakukan atau learning by doing. Kesalahan janganlah dijadikan moment untuk anak menjadi takut, kapok, yang akhirnya hanya akan mengerdilkan perasaan anak, yang pada akhirnya akan menjadikan anak tidak percaya diri, atau menyimpan rasa bersalah. Semua pemikiran yang demikian haruslah dijauhkan dari anak.
Kesalahan adalah suatu akibat dari kita beraktivitas. Tidak usah dijadikan momok, atau bahan olokan bagi anak. Kesalahan haruslah dijadikan momentum untuk belajar lebih memahami suatu situasi atau keadaan, cara atau proses, serta menimbulkan kehati-hatian dalam melaksanakan sesuatu, dan mendorong keingin tahuan atas sesuatu.
Hal yang patut untuk diingat dan dipahami adalah, kebiasaan malu adalah kebiasaan yang tidak perlu kita harus tanamkan kedalam benak atau hati sanubari kita. Karena kalau sampai mengendap kedalam alam bawa sadar (sub-conscious), maka akan mejadi sifat atau watak anak. Dan yang harus kita sadari bahwa kebiasaan tersebut akan menghambat kemajuan seseorang, karena membuat seseorang tidak berani tampil di depan umum, tidak berani berhadapan dengan orang lain, dan tidak berani menyampaikan pendapat. Kalau samapai hal ini tidak diatasi, maka sulit bagi anak tersebut untuk bisa maju dan berkembang.

Untuk bisa menjadi orang hebat, sukses dan bahagia, salah satunya adalah kita harus menjadi orang yang percaya diri, memiliki keyakinan yang kuat pada diri sendiri. Rasa percaya diri inilah yang akan mendorong seseorang menjadi berani dan mengalahkan atau bahkan menghapus rasa malu yang muncul dalam hati seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar