IV. ACTION
Fungsi
ke dua dalam SQM – Super Quick Management adalah “ACTION.”
Pada tahapan ini adalah tahanpan
implementasi dari suatu Master Plan (Rencana Induk), Action Plan (Rencana Aksi)
yang telah disusun pada tahanpan pertama dari SQM – Super Quick Management.
Dimana pada tahanpan pertama saya telah menyebut sebagai tahanpan “INVOLVEMENT.”
Pada tahapan “INVOLVEMENT” adalah tahapan perencanaan, namun lebih menekankan
kepada pendekatan Manusia.
Setelah perencanaan yang telah dibuat
dengan melibatkan karyawan tersebut maka pada tahapan kedua adalah tahapan
implementasi, tahapan eksekusi yang saya sebut sebagai tahapan Action atas rencana induk (master
plan) atau rencana aksi (action plan) atau suatu program, bahkan project yang
telah disusun pada tahapan pertama.
Suatu rencana disusun sebaik apapun,
kalau tidak dilaksanakan, atau pelaksanaannya ditunda, maka akan merugikan
perusahaan. Karena dengan penundaan tersebut, perusahaan bisa kehilangan banyak
kesempatan, seperti kesempatan memperoleh keuntungan yang besar, kesempatan
untuk penetrasi pasar, kalau itu berupa produk, kesempatan untuk menempatkan
iklan lebih awal, bahkan bisa kehilangan momentum yang tepat seperti lebaran, natal, dan imlek, dimana pada saat itu ekonomi
pasti lagi panas, dan ada banyak
kesempatan yang hilang akibat tertundanya eksekusi dari rencana yang telah
disusun.
Kalau kita mutar-mutar kota Jakarta, kita
bisa menyaksikan ada beberapa bangunan yang sudah beberapa tahun tidak mereka
teruskan. Masih terlihat kerangka bangunan yang menjulang tinggi, namun tidak
kunjung selesai dibangun. Walaupun kita tidak mengerti akar masalahnya, namun
sudah dapat dipahami ada yang salah dalam perencanaan serta eksekusi dari
proyek tersebut. Perencanaan yang kurang matang, dan eksekuti yang tidak
sempurna akan menyebabkan proyek, program, event tidak bisa berjalan dengan
baik. Itulah sebabnya tahapan Action merupakan tahapan yang sangat penting,
karena pada tahapan itulah rencana yang telah dibuat harus dieksekusi.
Pernah suatu waktu saya dapat undangan
untuk mengikuti seminar. Sesuai dengan jadwal yang dikirim, ada
pembicara-pembicara yang hebat, bahkan ada pejabat Negara penting yang
dijadwalkan akan memberikan materi pada seminar tersebut. Pada hari pelaksanaan
seminar tersebut, kami yang hadir kecewa, karena ternyata yang membawakan materi
tidak seperti yang kami harapkan pada waktu itu. Pembicara yang datang semua
pembicara pengganti. Situasi seperti ini tentu sangat mengecewakan bagi para
peserta seminar yang hadir. Sudah bayar mahal, namun yang datang tidak sesuai
dengan ekspektasi dari peserta seminar. Ini adalah salah satu contoh eksekusi
yang tidak berhasil. Apa yang dilakukan atau dikerjakan tidak sesuai dengan apa
yang telah mereka rencanakan.
Itulah sebabnya, pengawalan dalam
eksekusi sangat diperlukan, agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan
dengan baik. Pastikan semua pihak yang bertanggun jawab telah melaksanakan
tugasnya dengan baik. Kalau ada Tahapan pelaksanaan dari perencanaan bisa
berbeda-beda, tergantung pada kegiatan apa yang akan dilakukan. Namaun secara
umum dalam pelaksanaan suatu perencanaan diperlukan eksekusi dan pengawasan
(pengawasan).
A.
Tahapan
Execution (Eksekusi) atau Implementation (Implementasi).
Tahapan
ini juga berbagai macam ragamnya, tergantung jenis kegiatan yang akan
dilakukan. Yang perlu diingat pada tahapan eksekusi adalah ada tahapan awal,
atau memulai, ada kelanjutan atau proses dari kegiatan, dan akhir dari
kegiatan. Setiap kegiatan pasti ada input, ada proses, dan ada output. Itu
sudah merupakan hukum kehidupan. Mulai dari lahir, proses kehidupan, lalu
meninggal. Itulah satu siklus yang normal, siklus yang harus dilewati. Kalau
dalam kegiatan proyek, tentu ada peletakan batu pertama (groundbreaking), lalu
ada proses pelaksanaan proyek, dan ada masa gunting pita, atau peresmian suatu
proyek yang disertai dengan laporan penyerahan proyek. Kalau mau memasuki rumah
tangga, diawali dengan kesepakatan untuk melakukan hubungan pacaran. Sang perjaka
menyatakan cintanya kepada sang gadis, kemudian sigadis menerima cinta dari
sang perjaka. Lalu mereka sepakat menjalani proses kedua yaitu proses
berpacaran, lalu hasilnya dimana kedua pasangan ini setuju untuk menikah.
Itulah keseluruhan siklus yang harus ditempuh oleh kedua pasangan mudah mudi
ketika berencana untuk berumah tangga. Itulah satu siklus lengkap, siklus yang
sempurna yang harus dijalani dalam kehidupan ini.
Saya
pernah mengalami suatu proses kuliah yang tidak tuntas. Dan itu sungguh merupakan
kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan dalam hidup saya. Walaupun akhirnya
saya menyadari akan kesalahan tersebut, lalu memperbaikinya kembali. Sewaktu
kuliah di Universitas Klabat, oleh karena tawaran kerja akhirnya saya melupakan
tujuan saya. Proses yang sedang berlangsung saya hentikan, sehingga saya tidak
dapat menuntaskan kuliah saya di Universitas Klabat. Selesai semester VII,
kebetulan waktu itu ada liburan semester, saya dapat tawaran kerja di KUD
Tombulu di Tomohon. Akhirnya karena tergiur dengan tawaran gaji, saya
memutuskan untuk meninggalkan kuliah. Dan saya tidak sempat menamatkan kuliah
saya di Universitas Klabat. Kekeliruan ini saya ingin share kepada adik-adik
yang lagi kuliah, untuk tidak mengikuti langkah yang keliru tersebut. Kalau
lagi kuliah, jangan sampai terpikir untuk berhenti, dan berharap akan
melanjutkan lagi. Sebaiknya harus fokus kuliah sampai selesai, baru pikirkan
cari pekerjaan. Kecuali karena tuntutan ekonomi, lalu terpaksa harus bekerja,
bisa juga diambil langkah kerja sambil kuliah. Namun harus diingat bahwa tujuan
utama adalah menyelesaikan pendidikan. Ikuti keseluruhan siklus dari kehidupan
itu, ada awal, ada proses, dan ada
akhir. Kalau masa sekolah, ada masa mendaftar sekolah, ada proses belajar, dan
ada masa penamatan yang ditandai dengan penyerahan ijazah. Kalau di pabrik ada
input produksi, ada proses produksi, dan ada output dari produksi. Pada masa
implementasi yang perlu diperhatikan adalah keseluruhan proses dari input,
proses, dan output.
Pada
usaha yang ada hubungannya dengan menjual jasa atau produk, pada tahapan
eksekusi ini biasanya diawali dengan Launching. Sedangkan kalau pada project
biasanya diawali dengan peletakan batu pertama ( groundbreaking), pada organisasi lain biasanya diawali upacara
pembukaan (opening ceremony). Apapun namanya, yang penting pada acara mengawali
eksekusi tersebut harus dilakukan publikasi yang kuat baik media elektronik,
maupun media cetak, bahkan saat ini sudah harus juga disertai dengan media
online, media sosial. Seremonialnya hanyalah sebagai prime mover-nya saja. Yang
diperlukan justru momentun untuk publikasinya, agar publik mengetahui bahwa ada
launching atau peluncuran suatu produk, ada proyek yang mulai dibangun, atau
ada suatu organisasi yang baru didirikan, atau perusahaan yang baru saja
memulai kegiatannya.
Selain
publikasi, juga perlu dilakukan dokumentasi. Karena dokumentasi sangat
diperlukan dalam pembuatan company profile, ataupun organization profile. Ini
semua diperlukan dalam rangka membangun Corporate image (pencitraan perusahaan)
dan company brand (merek dari perusahaan). Hal ini sangat penting untuk
memberikan penguatan pada penyusunan strategi marketing, untuk perusahaan yang
bergerak pada penjualan jasa dan produk.
Sebaik
apapun kualitas suatu produk, kalau strategi pemasarannya keliru, maka pruduk
tersebut belum tentu akan laku. Oleh karena itu, iklan dan promosi perlu dibuat
sekuat mungkin untuk mendongkrat pencitraan perusahaan melalui image building dan
penguatan merek dagang (brand strengthening) agar bisa menarik minat dari calon
pembeli. Tujuan dari pemasaran adalah mendorong suatu produk agar dikenal dan
menarik perhatian calon konsumen, serta menggiring pikiran calon pembeli untuk
membuat keputusan memilih produk yang ditawarakan.
Ada
berbagai strategi yang dapat dilakukan dengan mengkombinasikan strategi
marketing mix with 7 P, yaitu Product, Pricing, Place, Promotion, People,
Process and Physical evidence. Dengan mengintegrasikan seluruh strategi
pemasaran tersebut, maka diharapkan akan dapat menembusi seluruh target pasar
yang sudah ditetapkan dalam Marketing Plan.
Saya
teringat waktu bergabung di Mobisel, perusahaan jasa Sellular. Mobisel awalnya hanya menjual jasa telepon
mobil. Mamun dengan munculnya teknologi Sellular, maka Mobisel juga
mengembangkan sayap bisnisnya ke pelayanan jasa Sellular. Untuk dekenal oleh
masyarakat, maka dibuatlah acara lounching untuk produk hand phone dari
Mobisel. Panitia untuk menyiapkan acara loaunching telah disiapkan. GM kami
waktu Bule dari Amerika. Beliau sangat teliti memantau, bahkan mengecek
langsung persiapan launching tersebut. Jadwal acara, PIC (person in charge),
persiapan publikasi beliau periksa dengan sangat teliti. Siapa yang menjadi
spoke person (artis atau public figure yang dipakai untuk bintang iklan), jam
tayangpun beliau harus atur supaya masuk pada jam tayang yang cocok, dan dapat menjangkau
taget market. Kalau target marketnya adalah anak mudah, maka diupayakan
siarannya malam hari sebelum jam 10 malam. Kalau target market ibu-ibu, jam
tayangnya dipilih pagi hari. Intinya jam tayang harus dipilih dan diusahakan bisa
menjangkau banyak orang. Semua detail dari acara launching tesebut beliau
periksa satu-persatu, dan tidak ada yang lolos dari pengamatan beliau, semua
dipastikan bahwa tidak ada yang terlewati atau belum beres.
Keberhasilan
eksekusi awal suatu acara, suatu program atau suatu proyek tidak luput dari
peran manajer. Manager tidak bisa hanya dengar laporan, tanpa melakukan
pengecekan langsung. Sebab acara launching atau apa saja jenis acara untuk
memulai suatu pelaksanaan, harus dipastikan berjalan dengan baik.
Kalau
untuk organisasi sosial dengan dipublikasikannya acara pembukaan (opening
ceremony) akan memperkenalkan organisasi yang telah dirikan, dengan harapan
akan banyak masyarakat yang bergabung dalam organisasi yang baru saja di
perkenalkan tersebut. Sekali lagi bahwa seperti apa bentuk kegitan waktu
pembukaan tergantung dari tujuan organisasi, serta ruang lingkup dari
organisasi tersebut. Dalam setiap kegiatan harus ada pengarahan yang jelas,
panduannya, lalu harus ada pengawasan dan evaluasi, feedback dan pembinaan.
Komunikasi dengan bawahan harus berjalan baik, namun dalam hal ada kesalahan
yang kelihatan berakibat fatar, harus ada tindakan tegas. Jangan berikan
peluang karyawan melakukan tindakan yang negatif.
Ketika
saya menjalankan usaha tambang di Nabire, saya menjaga hubungan yang baik
dengan karyawan saya. Selain saya turun tangan kerja, setiap hari sabtu sore
setelah kami mendulang emasnya, kami adakan meeting, untuk mereview semua
kendala atau hambatan. Kami perhatikan hasil dalam 1 minggu, dan kami pelajari
kenapa turun atau kenapa melonjak. Dan pengendalian dilakukan dengan sangat
ketat. Semua karyawan, tidak memandang orang dekat atau kepala grup, semua di
scan pakai metal detector. Pintu masuk ke lubang tambang setiap habis kerja,
digembok untuk memastikan tidak ada orang yang masuk dimalam hari untuk
melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Semua ruang memungkinkan ada
kebocoran, saya tutup. Karena saya ikut kerja, tanpa mereka sadar, saya mencari
tau cela para penambang mencuri emas.
Pernah
pada suatu hari, saya dapat informasi, ada karyawan yang mencuri emas. Salah satu anak yang dipercaya jadi petugas
paling depan, yang membuka lubang dan mengikuti jalur emas, biasa mereka
istilakan tukang pukul lubang. Pekerja yang paling rawan di tambang adalah
mereka yang bekerja paling depan, yang mereka sebut tukang pukul. Karena
tugasnya adalah merombak batu, dan mengikuti jalur emas, sehingga kalau mereka mau
nakal ya dialah yang paling banyak dapat untung, karena jenis emas di Papua
sudah dalam bentuk emas jadi, berbentuk biji, yang tidak perlu lagi diproses.
Ukurannya juga bervariasi mulai dari 1 gram sampai 100 gram, bahkan ada yang
sampai ukuran 1 kg satu biji. Namun yang paling banyak ukurannya adalah 1 gram
sampai 5 gram satu biji. Itulah sebabnya pekerja harus diseleksi betul.
Pedekatan kemanusiaan harus dilakukan, sambil pengendalian juga dilakukan
dengan ketat, dan diperlukan ketegasan dari kepala grup dan juga pemilik usaha
tambang tersebut.
Kembali
ke anak buah tukang pukul yang ketahuan melakukan tindakan yang tidak terpuji. Setelah
mendapat informasi dari orang kepercayaan saya bahwa ada tukang pukul lubang
yang menyebunyikan emas, malam hari selesai makan malam, saya panggil karyawan
tersebut ke kamar saya. Kami ngobrol 4 mata. Saya ajak dia berdoa, lalu saya
tanya secara baik-baik. Gerakan mata dan ucapannya saya pantau, sehingga dia
takut sekali mau dusta. Dan melalu teknik interogasi yang telah saya miliki,
akhirnya dia mengaku bahwa benar dia menyembunyikan emas. Saya minta untuk dia
kembalikan, lalu besoknya saya pesan helicopter, saya ajak dia pulang, dan saya
juga ikut pulang ke Kota. Dengan ketegasan itu, tidak ada lagi pegawai yang berani
melakukan pencurian. Karena diatara pelerja tersbut, saya sudah tempatkan 2
orang kepercayaan saya yang ikut bekerja dengan mereka untuk mengawasi gerak
gerik mereka.
Dalam
mengawasi pekerjaan, maka paling penting adalah pendekatan kemanusiaan. Perhatian,
sapaan yang mungkin sederhana tapi menyentuh, banyak memberikan pengarahan dan melakukan
pengawasan yang ketat, evaluasi dan pembinaan. Semua langkah itu harus kita
lakukan untuk memastikan bahwa pekerjaan telah berjalan sesuai dengan rencana,
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai. Manajer harus menjaga
hubungan yang baik dengan karyawan untuk mendapatkan respect, rasa hormat dan rasa
segan kepada pimpinan. Lakukan tindakan
pencegahan lebih banyak. Arahkan pikiran mereka untuk selalu takut akan Tuhan,
bimbinglah mereka dengan rasa cinta kasih. Maka pikiran untuk berbuat yang
tidak benar tidak akan muncul. Rasa hormat, enggan, segan kepada atasan akan
muncul. Ketika kita menerapkan disiplin, mereka akan mengerti, dan tidak bisa
marah kepada kita. Itulah yang selalu saya terapkan dalam kepemimpinan saya
selama 33 tahun bekerja dengan orang lain baik sebagai bawahan, maupun sebagai
manajer dan direksi.
Keberhasilan
dalam memimpin adalah merupakan hasil totalitas dari pemahaman akan sifat, sikap,
watak yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Pemahaman akan kecenderungan, keinginan dan kebutuhan individu,
perlakuan yang selalu mengutamakan prinsip cinta kasih, sehingga selalu kita
wujudkan dalam bentuk perhatian, melakukan bimbingan, dan pengarahan. Serta
melakukan perbaikan, ketika melakukan tugas pengawasan atau supervisi, lalu
bertindak dengan cepat, tepat dan tegas dalam menanggapi setiap hasil evaluasi
atau pengamatan atas kenerja dan prilaku dalam lingkungan kerja. Dengan memahami seluruh apa yang telah saya
uraikan di atas itulah yang akan menentukan keberhasilan tugas seorang manajer
atau pemimpin dalam menjalankan tugasnya.
B. Supervision (supervisi/pengawasan)
Pengawasan
– adalah suatu fungsi dari manajement untuk memastikan suatu pekerjaan telah
dilakukan dengan baik. Tugas pengawasan adalah tugas yang paling sulit dari
semua tugas terkait produksi. Pengawasan harus terus berlangsung selama ada aktifitas. Hal
ini haruslah dipahami karena banyak supervisor baru menyadari bahwa ada sesuatu
yang "salah" ketika mereka terus-menerus dihadapkan pada masalah yang
berkaitan dengan tenaga kerja. Proses pengawasan adalah proses yang berlangsung
secara terus menerus selama proyek, program, selama perusahaan atau organisasi
berjalan.
Semua
pekerjaan membutuhkan usaha koordinasi. Selama ada kegiatan dan melibatkan
orang lain yang ditugaskan melakukan suatu pekerjaan, maka fungsi pengawasan
harus berjalan. Namun tidak cukup hanya sampai pada mempekerjakan atau memberikan
tugas kepada karyawan saja. Manajer juga harus memberikan petunjuk yang jelas,
yaitu petunjuk khusus tentang apa yang harus dilakukan, dan bagaimana tugas itu
dilakukan, memantau pekerja yang sementara dilaksanakan, serta menuntut
pertanggung jawaban hasil yang jelas atas pekerjaan yang dipercayakan kepada
mereka. Dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan perlu dingat adalah; Pertama,
perlu ada petunjuk khusus tentang apa yang harus dilakukan. Kedua, harus dilakukan pemantauan secara berkala
untuk memastikan bahwa perkerjaan sedang dilakukan berjalan sesuai rencana,
tujuan dan sasaran dapat dicapai. Ketiga
memastikan bahwa hasil dan mutu pekerjaan sesuai dengan harapan
perusahaan.
Mengharapak
karyawan melakukan suatu pekerjaan dengan benar tanpa suatu petunjuk dan
pengarahan yang jelas, tanpa pengawasan yang ketat adalah sangat mustahil.
Setiap tugas yang diberikan kepada karyawan membutuhkan instruksi yang jelas,
ada upaya pengawasan yang terus menerus dilakuan, serta pertanggung jawaban
yang jelas dari karyawan. Itulah inti dari pengawasan (supervision).
B.1.
Definisi dari Pengawasan (Supervision).
Untuk
memahami apa yang dimaksud dengan pengawasan (supervision), maka saya perlu
menyampaikan pergertian dari pengawasan sbb :
1.
Sarwoto (1987:93) : pengawasan
adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana
sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.
2.
Siagian (1970:107) : pengawasan
sebagai proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
untuk menjalin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai
dengan rencana yang telah di tentukan sebelumnya .
3.
Handoko (1995:359) : pengawasan
sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
tercapai. Hal ini berkaitan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai
dengan yang direncanakan.
4.
Soekarno K (1968:107) : pengawsan
sebagai suatu proses yang menentukan tentang apa yang harus dikerjakan, agar
apa yang diselenggarakan sejalan dengan rencana.
Dari
pengerian diatas maka saya dapat memberikan difinisi bahwa pengawasan
(Supervsion) adalah kegiatan manajement untuk menjamin bahwa keseluruhan proses
kegiatan yang sedang dilakukan mulai dari proses awal, proses berlangsungnya
kegiatan dan proses akhir telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, serta memastikan bahwa hasil dan mutu dari pekerjaan tersebut telah
memenuhi harapan dari perusahaan atau organisasi.
B.2
Prinsip dari Supervision (Penagawasan)
Prinsip
dalam Pengawasan (Supervision) sangat diperlukan oleh seorang manajer atau
pimpinan dalam melakukan pengawasan. Berikut saya coba memberikan prinsip dalam
Pengawasan (Supervision) sbb:
a.
Supervision
standard.
Perencanan yang merupakan
bagian dari fungsi Involement yaitu fungsi pertama SQM – Super Quick Management
haruslah dijadikan patokan dalam Supervision. Perencanaan hendaklah selalu
dijadikan standar dalam pengawasan. Dengan menempatkan suatu perencanaan
sebagai standar, maka pekerjaan pengawasan menjadi jelas, terarah. Tanpa suatu
standar yang jelas, maka pengawasan menjadi tidak objektif, dan mudah
menimbulkan maasalah.
Fungsi
pengawasan dimaksudkan untuk menjamin berjalannya pekerjaan sesuai rencana, dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun dalam melakukan pengawasan, harus
dihindari konflik. Oleh karena itu, pengawasan harus dilakukan seobjectif
mungkin. Selain ada perencanaan yang memuat jadwal, anggaran, perlu ada sistem
dan prosedur yang harus juga diikuti untuk melakukan suatu perkjaan. Peraturan
menyangkut kegiatan yang sudah ditetapkan, hendaklah dijadikan acuan dalam
melakukan pengawasan tersebut.
Waktu
keluar masuk bekerja, harus diperhatikan. Begitu ada pegawai terlambat, jangan tunggu
evaluasi lagi baru ditegur, tapi langsung saja dilakukan teguran. Karena
hal-hal seperti itu tidak boleh luput dari pengawasan dari supervisor atau
manajer. Jangan pernah toleransi sedikitpun terhadap kesalahan. Kecepatan, ketepatan dan ketegasan dalam
memberikan sangsi sangat dibutuhkan, dengan tetap mendahulukan pendekatan
kemanusiaan. Karyawan bukanlan musu dari supervisor atau manajer. Karyawan adalah
asset utama untuk menentukan keberhasilan dan majunya suatu perusahaan. Akan
tetapi ketegasan harus tetap dijalankan. Kebaikan dan ketegasan harus berjalan
seirama dan seimbang. Itulah yang dimaksud dengan hubungan yang setara dan
seibang yang perlu ditonjolkan dalam SQM – Super Quick Management.
b.
Full
delegation authority.
Pengawas haruslah mendapat
kewenangan yang jelas, sehingga menjadi dasar untuk melakukan tugas. Penugasan
tersebut haruslah disosialisasikan kepada para pekerja agar tidak menimbulkan
kerancuan dan kebingungan di lapangan. Kalau sudah ada pendelegasian yang
jelas, maka manajement pada tingkatan yang lebih tinggi, hendaknya tidak
melakuan perintah yang bersifat ganda. Karena hal tersebut akan merusak sistem
pengawasan. Akan menimbulkan konflik dalam kerja tersebut, karena terjadi
standar ganda, lebih parah lagi, petugas yang diberi wewenang untuk melakukan
pengawasan akan kehilangan wibawah, karena sudah pasti tidak akan didengar
ketika akan melakukan pengarahan.
Oleh
karena itu, sistem yang sudah dibuat melalui struktur organisasi haruslah
dijalankan dengan baik. Ketika ada pekerja yang mencoba menerobos untuk
bertanya atau melaporkan situasi, ke level Manajement yang lebih tinggi,
haruslah dikembalikan. Untuk masalah pekerjaan haruslah dibicarakan dengan
petugas yang berwewenang menangani pekerjaan tersebut. Hal ini untuk menghindari
kerancuan dan kekacauan dalam pekerjaan, dan menghindari ada pegawai atau
pekerja yang mencoba cari muka, dengan melangkahi kewenangan dalam suatu
struktur yang ada. Kekuatan dalam manajement terletak pada bagaimana menjaga
kewibawaan pada masing-masing level agar tidak terjadi distorsi kekuasaan.
Kalau itu tidak dilakukan dengan baik, maka akan ada pegawai yang melangkahi
atasan langsungnya, dan itulah awal kekacauan dalam manajement.
Pengalaman
waktu saya bekerja di Moutain View Child Care, di San Bernardino, California,
USA. Waktu itu ada satu pria yang baru masuk bekerja. Ternyata belaiau adalah
manager baru home care tersebut. Sebelum manajer tersebut masuk, pengawasan di
home care tersebut ditangani oleh seorang supervisor perempuan.
Kebenyakan
Nurse Aids yang bekerja di Home Care tersebut adalah gadis-gadis dari Indonesia
dan Philliphine. Manager Pria tersebut
entah bagaimana, terlalu dekat dengan para Nurse Aid tersebut. Bahkan mereka
suka pergi makan dan jalan bareng kalau lagi libur kerja. Karena sudah terlalu
dekat dengan sang manajer, dan si manajer juga sudah mengabaikan
prinsip-prinsip manajemen yang baik, sehingga para Nurse Aids tersebut menjadi
sulit diatur oleh si Supervisor, yang kebetulah wanita juga.
Kekacauan
dipekerjaan terjadi pada waktu itu. Anak-anak tidak mau diatur, disuruh kerja
lembur tidak mau. Mereka sudah dapat angin karena dekat dengan manajer.
Akhirnya karena tidak kuat menahan tekanan dilingkungan kerja, si supervisor
tersebut mengundurkan diri dari Home Care tersebut.
Dari
pengalaman itu saya belajar bahwa dalam suatu lingkungan kerja, pendelegasian
tugas haruslah berjalan dengan benar. Dan tidak dibenarkan karyawan melakukan
komunikasi lompat katak atau melakukan tindakan crossed the line (melewati
garis). Yaitu melompati atasan langsung, karena itu akan merusak tatanan
manajemen. Tindakan yang melompati jenjang struktur akan merusak sistem
manajement, oleh karena itu tindakan yang demikian tidak bisa ditolerir dalam
suatu perusahaan atau organisasi manapun. Kedekatan secara kemanusiaan boleh
saja. Tetapi jangan sampai kedekatan tersebut merusak tatatan manajement. It is a no no in organization.
Pendelegasian
tanggung jawab harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan penuh
konsekwensi. Itulah prinsip dalam pendelegasian kerja dan kewenangan.
c.
Clear
objective and direction.
Pengawasan
dilakukan untuk menjamin tercapainya suatu tujuan. Itulah sebabnya diperlukan
petugas pengawasan dalam memastikan bahwa tujuan yang telah ditetapkan akan
dapat dicapai. Seorang petugas pengawasan hendaklah memiliki pengalaman
berinteraksi dengan orang lain. Mampu mengarahkan dan mencegah prilaku pekerja
yang tidak baik yang bisa merugikan perusahaan.
Seorang
Supevisor harus memahami lingkup dari pekerjaan tersebut, harus pempunyai
pengetahuan dan keahlian yang cukup memadai, serta dituntut memiliki pengalaman
dalam bidang tersebut, agar dapat memberikan petunjuk dan pengarahan dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut.
Sistem
dan prosedur kerja haruslah disiapkan dan disampaikan kepada karyawan yang
bertugas melaksanakan suatu pekerjaan, agar mereka tidak salah dalam melaksanakan
tugas tersebut.
Integrtitas,
kapabilitas dan kapasitas seorang supervisor atau manajer sangat dituntut, agar
mereka dapat memberikan arahan, petunjuk atau pelatihan bagi karyawan yang
melaksanakan suatu tugas. Trust haruslah dibangun agar dukungan dan kerjasama
dari pegawai dapat diperoleh.
d.
Protection
over the Company’s Assets.
Asset perusahaan haruslah
dilindungi dan harus selalu menjadi tujuan dalam pengawasan. Jangan tolerir
atau kompromi terhadap tindakan pencurian atau upaya lain yang merugikan
perusahaan. Segala bentuk pemborosan haruslah diperhatikan. Perhatikan titik
rawan dimana bakal terjadi kebocoran perusahaan. Amati proses, lihat dimana ada
loobhole (cela kebocoran) dan juga bottleneck (sumbatan) yang bisa memboroskan
dan menghambat operasi.
Pekerja harus bertanggungjawab
atas asset perusahaan yang dipercayakan kepadanya. Asset perusahaan harus
dijaga dan dipelihara. Apalagi menyangkut peralatan, asset lain yang mudah
bergerak, haruslah diawasi dengan baik. Setiap keteledoran, harus segera
ditegur, dan diberikan pembinaan yang baik. Jangan pernah menunggu lama, begitu
ketahuan, langsung diberi tindakan. Dalam SQM – Super Quck Management, yang
ditonjolkan adalah “Ketegasan”. Ketegasan adalah kunci untuk mendisiplinkan
pekerja, dan menegakan aturan. Tanpa suatu ketegasan jangan pernah berharap
bahwa pekerjaan akan berjalan dengan baik, sesuai degan jadwal dan sesuai dengan
harapan perusahaan.
Waktu
saya menjadi Manajer Finance & Accounting di PT Union Pacific Foods, saya
telah pempelajari semua proses dalam pengalengan ikan tersebut. Sehingga saya
mengerti dimana potensi terjadi kebocoran untuk perusahaan. Setelah saya memahami,
lalu saya membuat aturan untuk menghindari semua potensi kebocoran tersebut.
Suatu hari, saya melakukan inspeksi di bagian penyortiran ikan. Saya cek mutu
ikan yang masuk kualifikasi baik. Karena mutu ikan, akan menentukan harga
pembelian ikan. Saya periksa, dan saya suruh timbang lagi semua. Setelah
dilakukan pengecekan ternyata ada ikan yang tidak semestinya masuk pada
kelompok ikan yang bermutu baik, namun mereka masukan juga sebagai ikan yang berkualitas
baik. Dari hasil pengecekan tersebut, saya mengetahui ternyata ada
persekongkolan yang dilakukan oleh petugas sortir dengan penjual ikan.
Karena
perbuatan itu sudah merugikan perusahaan, maka saya langsung mengusulkan kepada
General Manager untuk dilakukan tindakan pemecatan. Lalu saya tugaskan staf
saya untuk selalu melakukan pengecekan pada pusat kegiatan yang saya anggap
rawan kebocoran. Dengan diterapkannya sistem pengawasan yang ketat tersebut,
maka kerugian perusahaan dapat dihindari. Mutu ikan lebih sesuai dengan keadaan
sebenarnya, sehingga harga yang dibayar juga sesuai dengan mutu ikan.
e.
Clear
system and prosedure.
Buatlah sistem dan procedure
kerja yang jelas, dan sosialisakan kepada bawahan. Amati bawahan apakah sudah
melakukan pekerjaannya sesuai dengan stadar prosedur kerja yang benar. Kalau
belum, tunjukan lagi, dan ingatkan agar tidak terulang terus. Ingat, SQM –
Super Quick Management adalah management dengan melakukan pendekatan “Kemanusiaan”, mengedepankan profesionalisme dan
penerapan punishment and reward secara cepat, tepat dan tegas.
Pekerjaan yang dilakukan tanpa
suatu sistem dan prosedur yang jelas akan mengakibatkan kesalahan dalam
melaksanakan tugas, dan bisa mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Oleh
karena itu, dalam melaksanakan suatu pekerjaan haruslah diciptakan suatu sistem
dan prosedur yang baik, praktis dan mudah dipahami dan diikuti. Sistem dan
prosedur diciptakan untuk memudahkan suatu pengawasan. Dengan adanya suatu
sistem dan prosedur, maka mudah mengikuti aktifitas yang sedang dilakukan.
B.2
Cakupan Tugas Supervision (Pengawasan)
Berikut ini saya sampaikan beberapa
cakupantugas Supervision (Pengawasan) :
B.2.1.
Inspection (inspeksi)
Tugas
inspeksi dilakukan untuk memastikan apakah suatu pekerjaan telah dilakukan
dengan benar. Inspeksi merupakan bagian dari tugas supervisi atau pengawasan,
namun lebih diarahkan untuk mendukung tugas auditing, untuk memastikan apakah
sistem dan prosedur sudah dilankan dengan benar. Atau memastikan apakah peraturan
dalam perusahaan sudah dijalankan dengan benar.
Tugas
blusukan yang sering dilakukan oleh Bapak Joko Widodo, baik semasa beliau menjabat
Walikota, Gubernur dan sekarang sudah menjadi Presiden, tidak lain adalah
melaksanakan tugas inspeksi. Dengan dilakukannya ispeksi atau TURBA, turun ke
bawah, maka bawahan diharapkan akan melaksanakan tugasnya dengan baik. Hanya
saja kelemahan dari cara pengawasan seperti itu adalah, karyawan kecenderungan
jadi munafik. Ketika ada pemeriksaan, mereka berbenah diri, menggerakkan staf
yang ada untuk sibuk atau pura-pura sibuk, sekedar untuk mendapatkan penilaian
baik.
Yang
paling baik adalah pengawasan melekat, dan melakukan feedback. Dengan
pengawasan melekat atau melakukan feedback, pendekatan yang dilakukan adalah
pendekatan yang manusiawi, dan dimaksudkan untuk mengajar, membangun kesadaran
untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang telah dipercayakan.
Semua
pengawasan yang bersifat intimidatif, otoriter, keras, dengan sistim ancaman,
hanya akan menimbulkan efek negatif pada perilaku karyawan atau masyarakat. Bahkan
sering menimbulkan gejolak dalam perusahaan atau masyarakat. Ketegasan, dengan
pendekatan intimidatif, paksaan, tidak akan membangun kesadaran. Malahan akan
membangun kemunafikan dalam lingkungan perusahaan ataupun masyarakat.
Itulah
sebabnya, tugas manajer atau pemimpin haruslah menekankan pada membangun
kesadaran dari para karyawan untuk bertanggung jawab, mengedepankan
profesionalisme, menjaga integritas diri, menanamkan prinsip moral yang baik
melalui contoh kehidupan yang baik. Leading by example (memimpin dengan
memberikan contoh). Dengan memberikan contoh yang baik, maka akan berpengaruh
pada prilaku dari karyawan. Ada satu sifat pada manusia yang baik yaitu
memiliki idola atau hero dalam kehidupannya. Ketika pemimpin menjadi idola bagi
bawahannya, disenangi karena sikap dan perilakunya yang selalu dekat,
meperhatikan dan menyayangi karyawan, maka semua sikap dan perbuatan baiknya akan tertular pada bawahan.
Ketika
saya mengelola tambang emas di Nabire, waktu itu anak buah saya ada sekitar 40
orang di lokasi tambang. Kerja tambang, butuh tenaga yang prima, dan juga butuh
kesabaran dan keuletan. Karena tidak
semua pekerjaan tambang langsung berhasil. Tidak sedikit juga pekerja tambang
yang gagal. Oleh karena itu sebelum melakukan pekerjaan tambang, sebaiknya
dilakukan survey yang lebih akurat agar tidak salah melakukan investasi. Jangan
sampai terjadi kerugian ketika mengerjakan pekerjaan tersebut.
Waktu
saya mengoperasikan tambang di Nabire tersebut, kepala grup yang saya tugasi
untuk memimpin karyawan di tambang tersebut punya cara kepempimpinan yang unik.
Dia kalau memerintah anak buah, tidak akan pernah mau mengulangi lagi perintah
tersebut untuk kedua kalinya. Kalau yang disuruh lama bergerak, dia pergi
kerjakan sendiri. Akhirnya anak buah yang pernah disuruh tersebut dengan cepat
menuju ke tempat kepala grup tersebut sedang bekerja, dan membantunya
mengerjakan pekerjaan tersebut.
Kebetulah
semua pekerja tambang di lokasi saya bekerja, saya datangkan dari daerah
Sangir. Karena mereka tahan kalau bekerja, tidak ada yang malas-malasan dan
juga penurut serta setia kepada atasan. Kalau saya turun ke lokasi kerja, saya
juga harus bekerja dengan mereka. sehingga saya perhatikan selama saya ada di
lokasi tambang, mereka semua bangun cepat, bekerja dengan rajin, dan semangat.
Padal pekerjaan di tambang itu sangat berat, karena harus mengangkat batu
secara manual. Belum lagi resikonya terlalu besar, karena mereka harus masuk kedalam
tanah, dan membuat terowongan di dalam tanah sampai 400 meter.
Saya
sungguh sangat salut dengan perjuangan mereka. Bekerja tanpa mengenal lelah,
angkat batu hanya pakai tenaga, dan harus bisa membaca situasi dalam lubang
apakah aman atau tidak, semua batu mereka buat penyangga untuk mengamankannya.
Saya perhatikan, kepala grup jarang memarahi mereka. Beliau selalu
mengedepankan cara memberi contoh. Pagi-pagi sekali beliau sudah bangun, mandi
dan bersiap pergi masuk ke lubang untuk memulai kegiatan.
Mendengar
beliau sudah bangun, semua karyawan bangun. Begitu juga kalau sudah dalam
lubang. Kalau beliau belum keluar, tidak ada satu anak buah yang berani
meninggalkan berliau. Namun beliau selalu memperhatikan keperluan anak buah.
Dia selalu mengusulkan kepada saya untuk membuat kebijakan yang memperhatikan
keperluan mereka, seperti meminta dipasangkan telepon satelit, supaya bisa
menghubungi keluarga mereka di kampung. Lalu kalau pesan makanan, beliau selalu
minta diperhatikan makanan jangan sampai kurang. Kecukupan gisi selalu menjadi
perhatian beliau. Dan beliau selalu jujur kepada anak buah. Semua hasil yang
diperoleh, mereka timbang bersama, dan dicatatat masing-masing. Sehingga tidak
ada kecurigaan bahwa ada hasil yang disembunyikan.
Dengan
demikian tidak ada keributan karena karyawan merasa ada yang tidak jujur, atau
karena diperlakukan tidak baik oleh atasan. Dan tidak ada karyawan yang bekerja
lari-lari. Semua bekerja sama dengan baik. Waktu istirahat semua istirahat.
Ketika sudah harus mulai bekerja, kepala grup bergerak masuk ke lubang, semua
langsung ikut masuk. Saya senang memperhatikan kekompakan diantara karyawan
saya waktu itu.
Saya
belajar bahwa leading by example sangat
dubutuhkan dalam memimpin karyawan. Dengan ikut bekerja, ikut terlibat,
pemimpin bisa merasakan apa yang dialami oleh karyawan. Apa yang mereka
perlukan, bagaimana mendekati mereka, bagaimana bisa memenuhi kebutuhan mereka
dan yang paling penting adalah bagaimana bisa membantu mereka ketika mereka
mengalami kesulitan atau masalah pribadi atau keluarga.
B.2.2. Monitoring (Pemantauan)
Untuk memberikan pemahaman tentang apa
sebenarnya monitoring, dan apa perbedaannya dengan fungsi pengawasan yang lain
seperti Inspection and Controlling. Untuk itu saya mencoba memberikan
penjelasan untuk menambah wawasan saja buat pembaca.
a.
Pengertian
Monitoring (Pemantauan).
Beikut pengertian dari
monitoring ( pemantauan ) menurut para ahli :
Monitorin,
is Supevising activities in progress to ensure they are on-course and on
schedule in meeting the objectives and performance targets.
Terjemahan bebasnya, Pemantauan adalah mengawasi aktivitas yang sedang berjalan
untuk memastikan bahwa kegiatan itu berjalan sesuai jadwal untuk memenuhi
tujuan dan target yang dikehendaki.
b.
Ruang
lingkup tugas dari fungsi monitoring (pemantauan) :
Ruang lingkup tugas
dari fungsi monitoring, adalah melakukan tugas supervision (pengawasan), untuk
memastikan suatu pekerjaan berjalan dengan baik, sesuai dengan rencana, jadwal,
sitem dan procedure yang telah ditetapkan sebelumnya, agar tujuan perusahaan
dapat dicapai.
Adapun scope atau ruang
lingkup kerja dari fungsi monitoring adalah sbb :
1. Memastikan pekerjaan berjalan
sesuai rencana yang telah dibuat. Kepastian melakukan
suatu pekerjaan, baik waktu, input, proses dan output harus sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Meleset dari apa yang telah ditetapkan dalam
rencana akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu tugas
supervisor dan manajer, adalah memastikan sumua aktifitas perusahaan berjalan
searah dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Memastikan bahwa sistem dan
procedure telah dijalankan dengan baik. Penyimpangan dari
suatu sistem dan procedure kerja yang telah ditetapkan akan berakibat fatal
pada kualitas dan kwantitas dari pekerjaan. Itulah sebabnya dibutuhkan
pengawasan yang ketat pada sistem dan prosedur, agar tidak terjadi kerugian
karena tidak mengikuti sistem dan prosedur yang telah ditetapkan. Biasanya
masalah sistem ini terjadi pada pengoperasian instrument yang sifatnya
sensitif. Contoh, pada proses produksi minyak, semua diatur oleh sistem secara
otomatis. Oleh karena itu, bagi operator yang menjanlankan sistem pengawasan di
control room harus mengikuti standar pengoperasian dari instrument di control
room. Kalau salah, maka akan fatal. Indicator harus semua diawasi dengan benar.
Sebab kalau tidak dilakukan dengan benar, bisa terjadi musibah yang fatal
dioperasi sumur minyak tersebut.
3. Memastikan bahwa mutu pekerjaan
sudah sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Standar
mutu dari suatu produk hendaknya dijaga agar produk dari suatu pabrik diterima
dengan baik, atau bersaing dengan produk yang lain. Kualitas suatu produk yang
baik, akan membuat customer menjadi setia pada produk tersebut. Hp china
walaupun murah, tetapi bagi mereka yang ada uang, pasti akan memilih hp yang
lebih mahal, karena kualitas produknya bagus. Hp nokia sempat bertahan lama
dihati consumer, karena kualitas dari produk tersebut. Mobil Toyota, rata-rata
disukai, karena kualitasnya baik, dan perawatan purna jualnya juga baik. Mobil
Mercy, BMW, walaupun mahal, masih digemari, karena kualitas produknya yang
baik. Itulah sebabnya, pengawasan mutu perlu mendapat perhatian dari manajer
pengawasan mutu, agar menjamin kualitas dari produk tersebut. Dengan kualitas
yang baik, suatu produk akan mampu bersaing, disukai oleh customer, harganya
juga dapat dipertahankan.
4. Memastikan bahwa hasil yang telah
dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Tujuan bekerja adalah mengejar hasil. Kalau hasil dalam satu hari semakin
banyak, maka ongkos dari produksinya akan dapat ditekan. Karena biaya tetap
akan terdistribusi lebih baik, kalau hasil produksinya meningkat. Fixed cost
dari suatu pabrik akan tetap sama untuk memproduksi barang 100 unit dan 1000
unit. Gaji pegawai sama, listrik sama, biaya makan dan lain yang sifatnya biaya
tetap akan sama. Oleh karena itu, semakin tinggi hasil produksi, akan semakin
murah harga dari produk per unitnya, karena cost per unit adalah hasil dari
total cost dibahagi dengan seluruh total unit produksi. Semakin besar unit yang
diproduksi, akan berakibat pada cost perunit akan semakin kecil.
5. Memastikan apakah tidak terjadi
pemborosan atas penggunaan material, dan tidak ada kerugian yang terjadi karena
suatu kelalaian atau kesengajaan. Penggunaan material
perlu dijaga. Karena kalau terjadi pemborosan, berarti biaya dari pekerjaan itu
akan membengkak. Kalau kita membangun rumah, anggarannya sudah dihitung oleh
insinyur bangunan dengan baik. Namun kalau pekerja bangunan boros dalam menggunakan
material, maka bangunan akan berakhir dengan biaya yang mahal. Untuk bisnis real estate, pengawasan
penggunaan bahan bangunan sangat diperlukan, kalau tidak biaya bangunan menjadi
mahal, sehingga keuntungan dari proyek tersebut akan semakin kecil.
6. Memastikan apakah kehadiran
karyawan baik waktu masuk, istirahat dan pulang sesuai waktu kerja yang telah
disepakati. Pemborosan bisa terjadi pada kehadiran
karyawan yang bekerja. Semakin banyak waktu kerja yang terbuang tentu, hasil
kerja akan semakin kecil. Itulah sebabnya pengawasan terhadap kedisiplinan
waktu kerja ini sangatlah penting dilakukan. Segala bentuk pemborosan waktu
sama saja dengan perbuatan korupsi, karena akan merugikan perusahaan.
7. Memastikan standar security dan
safety dalam pekerjaan telah berjalan sebagaimana mestinya.
Keamanan dan kenyamanan kerja harus dipelihara. Karena kalau tidak dilakukan
dengan baik, maka bisa berakibat kerugian pada perusahaan dan juga bisa
mengancam jiwa dari karyawan. Pos penjagaan, ronda keliling perlu dilakukan
untuk memastikan bahwa keamanan di lingkungan kerja berjalan dengan baik.
Sistem
keamanan yang berjalan dengan baik, maka akan mengurangi resiko kerugian pada
perusahaan, termasuk juga resiko keamanan jiwa dari karyawan perlu dijaga.
Begitu juga dengan bahaya dari kecelakaan kerja karena ledakan yang bisa
menimbulkan bahaya pada barang dan jiwa, haruslan menjadi perhatian.
Kalau
tidak dilakukan standar security and safety dengan baik, akan menyebabkan kerugian
materi dan juga bisa mengancam keselamatan nyawa karyawan. Sewaktu saya bekerja
di Total Indonesie, penetapan standar security dan safety di perusahaan
tersebut sangat tinggi. Bahkan semua karyawan diharuskan mengikuti pelatihan
safety. Semua konstruksi di perusahaan minyak mengikuti dibangun mengikuti standar
safety. Melanggar ketentuan safety yang sudah ditetapkan bisa berakibat pada
pemecatan bagi karyawan.
B.2.3.
Controlling (Pengendalian).
a. Pengertian dari Controlling.
1. In 1916, Henri
Fayol formulated
one of the first definitions of control as it pertains to management: Control
of an undertaking consists of seeing that everything is being carried out in
accordance with the plan which has been adopted, the orders which have been
given, and the principles which have been laid down. Its object is to point out
mistakes in order that they may be rectified and prevented from recurring.
Terjemahan bebasnya, “Pada tahun 1916, Henri Fayol merumuskan salah satu
definisi pertama tentang pengendalian berkaitan dengan manajemen: Pengendalian
suatu usaha mengamati segala sesuatu yang sedang dilakukan apakah sesuai dengan
rencana yang telah disepakati, perintah yang telah diberikan, dan
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Tujuanya adalah untuk menunjukkan
kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah agar tidak terulang lagi.”
Control is checking
current performance against pre-determined standards contained in the plans,
with a view to ensure adequate progress and satisfactory performance. Terjemahan
bebasnya “Pengendalian adalah memeriksa kinerja saat ini dibandingkan dengan
standar yang telah ditentukan yang terdapat dalam rencana, dengan maksud untuk
memastikan kemajuan yang memadai dan kinerja yang memuaskan.”
Controlling
is the measurement and correction of performance in order to make sure that
enterprise objectives and the plans devised to attain them are accomplished.
Terjemahan bebasnya “Pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dalam
rangka untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan dan rencana yang telah
dirancang akan tercapai.”
Management control can
be defined as a systematic effort by business management to compare performance
to predetermined standards, plans, or objectives in order to determine whether
performance is in line with these standards and presumably in order to take any
remedial action required to see that human and other corporate resources are
being used in the most effective and efficient way possible in achieving
corporate objectives. Terjemahan bebasnya “Kendali
manajemen dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis oleh manajemen bisnis
untuk membandingkan kinerja dengan standar yang telah ditentukan, rencana, atau
tujuan untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan
memungkinkan untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk melihat
bahwa manusia dan sumber daya perusahaan lainnya telah digunakan dengan cara
yang sefektif dan seefisien mungkin dalam mencapai tujuan perusahaan.”
Dari
pengertian akan Controlling (pengendalian) sebagaimana
defnisi yang telah diberikan oleh para ahli Manajement di atas, maka saya dapat
memberikan definisi bahwa controlling adalah fungsi manajemen untuk membandingkan
antara standar, rencana, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan
aktifitas yang dilakukan oleh karyawan untuk menentukan apakah pekerjaan yang
telah dilakukan oleh karyawan telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
agar manajement dapat menentukan sikap dan mengambil langkah untuk perbaikan
guna mencegah atau menghentikan kegiatan karyawan yang dapat merugikan
perusahaan.
Agar kegiatan
pengendalian berjalan dengan baik maka diperlukan suatu standar yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Selain itu untuk mendukung kegiatan pengendalian
maka dibutuhkan dukungan sistem yang terintegrasi dengan sistem yang lain,
misalnya e.budgeting, e.purchasing, Accounting system, serta sistem payroll
atau sistem lain yang sudah diterapkan dalam suatu perusahaan. Ketika ada
sistem yang bisa diakses secara online, maka pengendalian akan mudah
dilakukan. Pengendalian biasanya diarahkan
untuk mengendalikan biaya, penggunaan material, mengendalikan proses,
mengandalikan schedule dan ada beberapa kegiatan perusahaan yang harus
dikendalikan.
Kunci utama adalah
anggaran. Anggaran harus dijadikan sebagai standar dalam pengendalian. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi pemborosan atau pembengkakkan biaya pada anggaran
yang telah ditetapkan dan disepakati. Standar mutu dari suatu produk juga
menjadi perhatian dalam kegiatan pengendalian. Mutuh yang baik akan menentukan
suatu produk bisa diterima oleh konsumen.
Pengendalian
waktu, harus ada jadwal kegiatan. Pengendalian disiplin kehadiran, harus ada
alat control waktu seperti Clock in and out yang sudah terkoneksi dengan
payroll software. Pengendalian tanpa didukung oleh sistem adalah sia-sia
belaka. Pengendalaian hanya dapat
berjalan dengan baik ketika ada alat kendali yang mendukung. Hasil dari
pengendalian ini, dapat dijadikan sebagai bahan Evalusi, yang kemudian dapat
menjadi bahan feedback bagi karyawan.
Dari
hasil Evaluasi, perlu ada ketegasan dalam mengambil tindakan. Management tanpa alat kendali dan tanpa didukung oleh ketegasan dalam mengambil tindakan,
maka akan sia-sia saja, walaupun ada pentugas pengendalian sekalipun.
Pengalaman
saya selama tinggal di Amerika selama 3 (tiga ) tahun sejak tahun 1989, saya
menemukan bahwa masyarakat Amerika ketika menerima surat tagihan dari kartu
kredit atau tagihan telpon, atau tagihan apa saja bentuknya, maka mereka akan
segera pergi ke Bank untuk melakukan pembayaran. Karena kalau sampai tidak
melunasi, atau terlambat, maka sistem Komputer di Amarika akan bisa memantau
siapa saja yang tidak melakukan pembayaran dengan baik, kondite atau penilaian
kepada pelanggan atas ketertiban, secara outomaticly akan terdeteksi oleh
system computer yang sudah terintegrasi dengan sistem pemantaun kredit, sistem
pajak, sistem kependudukan dan sistem kriminal. Kalau sampai kondite debitur
tidak baik, maka untuk melakukan transaksi kredit di perusahaan manapun, di
Negara Bagian manapun di Amerika, pasti tidak akan dilayani, karena sudah ada
record yang terpantau dalam sistem yang menunjukan bahwa debitur tersebut tidak
baik atau konditenya tidak baik.
Itulah
sebabnya masyarakat di Amerika takut sekali tidak mambayar tagihan. Kenapa
demikian, karena sistem computer di Amerika dapat diakses oleh semua merchant
atau anggota pemakai sistem itu seperti toko elektronik, bank, asuransi, real
estate, show room mobil, dan lembaga mana saja. Sistem adalah kunci dalam
pengendalian. Baik pengendalian di perusahaan, di organisasi sosial, maupun
pengendalian perilaku masyarakat.
b.
Bentuk
Controlling (pengendalian) sesuai dengan tujuannya.
Pengendalian dilakukan
dengan maksud untuk melakukan pencegahan, pendeteksian serta perbaikan atau
koreksi. Oleh karena itu pengendalian
dapat dikelompokan menjadi tiga jinis pengendalian. Ketiga elemen pengendalian ini
sangat penting untuk mencegah terjadinya kerugian yang bisa disebabkan karena
unsur kesengajaan atau unsur motif, karena faktor teknis seperti tidak adanya
alat kendali, serta kecerobohan dari karyawan, yang semuanya berakibat kerugian
pada perusahaan. Oleh karena itu, pengendalian dilakukan dengan maksud sbb :
1.
Pencegahan
- Ini adalah pengendalian dimaksudkan untuk mencegah kerugian atau kerusakan yang
bakal terjadi. Misalnya, pengendalian dengan
melakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab. Dimana satu karyawan dapat
mengajukan permintaan pembayaran, Namun karyawan kedua harus mengotorisasi
permitaan tersebut. Dengan pemisahan tugas dan tanggung jawab tersebut maka
akan dapat meminimalkan kemungkinan seorang karyawan dapat melakukan pembayaran
palsu atau sengaja dilakukan untuk menggerogoti dana dari perusahan. Contoh
lain adalah pemisahan tanggungjawab pembelian dan pembayaran. Karena kalau
sampai petugas pembelian juga melakukan pembayaran, maka akan terjadi
manipulasi serta korupsi. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dalam prakter kerja di perusahaan.
2.
Deteksi.
Pengendalian ini dilakukan dengan memonitor aktivitas untuk mengidentifikasi
kasus di mana praktek-praktek atau prosedur yang tidak diikuti. Contoh :
Perusahaan dapat membandingkan antara catatan di Ledger dan Bank Statement.
Dengan melakukan pembandingan kedua catatan tersebut akan dapat mendeteksi
kesalahan pencatatan, atau bisa juga mendeteksi kecurangan yang dilakuan oleh
staff Keuangan.
Untuk mendeteksi para Collector
menahan uang perusahaan, maka saya, membuat perintah kepada staf Validasi untuk
menyampaikan informasi kepada seluruh pelanggan yang belum melunasi tagihan
yang dikirim kepada mereka. Pelanggan
yang merasa telah melakukan pembayaran, akan mengadu ke perusahaan, kenapa
mendapat informasi yang demikian. Dari pengaduan pelanggan maka saya bisa
mengetahui bahwa ada staf saya yang telah melakukan upaya menahan uang milik
perusahaan. Dengan bukti yang falid, saya langsung memberikan sangsi yang keras
bagi karyawan yang mencoba melakukan
tindakan yang merugikan perusahaan.
Dengan
bantuan sistem, maka petugas pengendali dapat mendeteksi setiap gerak gerik
karyawan atau kegiatan yang dilakukan oleh karyawan yang dapat merugikan
perusahaan.
3.
Corrective
(perbaikan) – Pengendalian yang bersifat korektif dimaksudkan
untuk mengembalikan sistem atau proses kembali ke keadaan sebelum penerapan
sistem yang ternyata berbahaya dan merugikan perusahaan. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan terpaksa me-restore kembali dari sistem back up file, setelah ditemukan
bahwa sistem yang baru sangat tidak cocok atau ada kekurangan dalam
implementasinya.
Manajemen dapat mengubah
sistem kerja tetap ke sistem kerja rotasi untuk mencegah perbuatan korupsi dari petugas karena sudah kelamaan
menduduki suatu jabatan tertentu, terutama jabatan yang berpotensi dilakukannya
suatu perbuatan yang bisa merugikan perusahaan.
Dari
ketiga jenis pengendalian, pengendalian pencegahan merupakan model pencegahan
yang paling baik, karena dapat meminimalkan kemungkinan kerugian atau kebocoran
dengan melakukan upaya pencegahan terlebih dahulu. Pencegahan Corrective (Perbaikan)
adalah cara berikut yang juga baik, karena dapat meminimalkan dampak kerugian
dengan mengembalikan sistem yang baru ke sistem semula. Namun, mengubah suatu sistem harus dilakuan dengan penuh
kehati-hatian, karena bisa saja terjadi kehilangan data, atau ketidak sinkronan
sistem, yang bisa saja merugaikan banyak pihak. Oleh karena itu, harus dikaji
secara mendalam sebelum suatu sistem baru diimplementasi. Bila perlu lakukan
uji coba atas sistem tersebut sebelum benar-benar diterapkan.
Sitem pengendalian yang
paling tidak efektif adalah sitem Pengendalian Detektif, karena sistem
pengendalian ini adalah melakukan pengidentifikasian suatu peristiwa yang telah
terjadi. Tergantung pada seberapa cepat proses pengendalian tersebut dapat
mendeteksi perilaku dari karyawan.
Sitem
Pengendalian yang bersifat Detektif, membutuhkan sikap tegas dari pimpian
perusahaan agar karyawan takut atau jerah melakukan tindakan yang merugikan
perusahaan. Karena lambat atau cepat, dengan sistem yang ada, pasti tindakan
karyawan dapat diketahui. Dengan penegakan aturan yang keras, dengan tindakan
cepat dan tegas, maka hal ini sangat memungkinkan terjadinya efek jerah dan
membuat karyawan berpikir panjang untuk melakukan tindakan yang merugikan
perusahaan.
Perbedaan yang jelas dalam penerapan
Pengendalian Corrective (perubahan), adalah ketika perusahan mencoba merubah
dari sistem manual menjadi sistem computer. Dampaknya akan cepat terasa, karena
selain cepat, juga mudah dalam pengendalian. Ada juga sistem manual lain yang
harus tetap dipertahankan, seperti tanda tangan.
c.
Tujuan
Pengendalian.
Pada
dasarnya, pengendalian organisasi adalah proses untuk menempatkan,
mengevaluasi, dan mengatur sumber daya secara berkelanjutan untuk mencapai
tujuan organisasi. Untuk bisa berhasil mengendalikan sebuah organisasi, manajer
tidak hanya bisa mengetahui apa standar kinerja, tetapi harus mencari cara
untuk berbagi informasi dengan karyawan yang lain.
Pengendalian
dapat didefinisikan secara sempit sebagai proses manajemen yang diperlukan
untuk memastikan bahwa kinerja sesungguhnya telah sesuai dengan rencana
organisasi, atau lebih luas lagi adalah sesuatu yang mengatur proses atau
kegiatan dari suatu organisasi. Konten berikut mengikuti interpretasi umum
dengan mendefinisikan kendali manajerial kinerja pemantauan terhadap rencana
dan kemudian membuat penyesuaian baik dalam rencana atau dalam operasi yang
diperlukan.
Pengendalian yang
dilakukan tentu memiliki tujuan. Ada enam tujuan utama pengendalian ketika
diterapkan dalam suatu perusahaan atau organisasi, yang dapat saya sempaikan sebagai
berikut:
1.
Pengendalian
dimaksudkan untuk bisa membuat rencana agar lebih efektif.
Agar perusahaan bisa menjalankan usahanya lebih efektif, maka diperulukan suatu
perencanaan yang efektif. Perencanaan tersebut diarahkan untuk menjadi standar
untuk melakukan monitoring, controlling dan evaluation, serta menjadi bahan
untuk feedback, serta perlunya mengarahkan tim agar mereka dapat bekerja lebih
optimal, lebih baik atau lebih sukses. Tanpa suatu sistem perencanaan yang
efektif, perusahaan akan sulit diharapkan maju, karena tidak adanya suatu
standar pembanding yang dapat digunakan untuk menilai kinerja apakah efektif
atau tidak. Karena karyawan tidak akan bekerja maksimal, serta tidak ada suatu
daya dorong untuk mereka bekerja lebih efektif.
Sitem
anggaran yang sudah terkomputerisasi (e.budgeting, akan mempermudah manajement
untuk mengawasi kenerja perusahaan secara menyeluruh. Karena dari setiap pos
biaya yang muncul dalam laporan keuangan, telah mengacu kepada masing-masing
department yang bertanggung jawab untuk itu. Dengan laporan keuangan dimana
sudah ada budget dan laporan aktualisasi, maka itu akan dapat dijadikan sebagai
bahan untuk feedback kepada semua pengendali biaya dan juga seluruh profit
center untuk lebih menggenjot produksi dan penjualan agar bekerja lebih
optimal. Melalui laporan keuangan, seluruh aktifitas perusahaan dapat
terdeteksi dengan mudah. Sehingga dengan sangat mudah memonitor siapa dan
departemen mana yang tidak bekerja secara optimal.
2.
Pengendalian
dimaksudkan untuk memastikan bahwa kegiatan perusahaan atau organisasi telah
berjalan secara konsiten. Untuk dapat memastikan suatu
kegiatan dalam perusahaan telah berjalan secara konsisten, maka diperlukan
suatu kebijakan serta sistem dan prosedur yang jelas sebagai panduan dalam
melaksanakan suatu kegiatan. Hanya saja, suatu aturan dalam perusahaan tidak bisa
juga dibuat kaku, karena akan mematikan ruang gerak dan kreatifitas dari
karyawan untuk bertindak atau mengambil suatu tindakan.
Namun
kalau aturan tersebut akan menjamin suatu kedisiplinan, keteraturan pada jam
kerja dan sistem penyimpanan data, dalam kasus tersebut, peraturan, sistem dan
prosedur harus dilakukan dan ditegakkan. Pastikan antara kebijakan dengan
sistem harus berjalan seirama, dan saling mensuport. Karena suatu kebijakan
tanpa didukung dengan sistem yang mendukung, maka akan sia-sia kebijakan,
peraturan, sistem dan presedur dilakukan.
3.
Pengendalian
dimaksudkan untuk membuat organisasi menjadi lebih efektif.
Organisasi membutuhkan pengawasan melalui pengendalian untuk dapat berhasil.
Tanpa adanya pengendalian (controlling) yang kuat, maka kemajuan perusahaan
sulit akan dicapai. Karyawan akan bekerja tanpa arah. Kontrol diri dari
masing-masing karyawan akan semakin sulit untuk berjalan dengan baik. Lagi-lagi
saya ingin menekankan, bahwa sistem budget, dan laporan keuangan, akan sangat
membantu untuk menjadi alat kendali bagi masing-masing karyawan, terutama para
kepala departemen untuk segera mengevaluasi seluaruh staf agar pekerjaan dapat
berhasil dengan baik, budget dapat dikontrol, sehingga hasil yang ditunjukan
pada laporan keuangan bisa terjadi perubahan yang positif. Feedback harus
dilakukan, Punishment and Reward harus diimplementasikan dengan cepat tepat dan
tegas. Dengan demikian kenerja akan berubah kearah yang lebih baik. Tujuan
perusahaan tercapai, semua pihak menjadi puas. Itulah pengendalian yang
efektif.
4.
Pengendalian
diarahkan untuk membuat organisasi bisa
lebih efisien dalam pembiayaan. Tujuan perusahaan
beroperasi adalah mengejar keuntungan. Tanpa keuntungan, untuk apa didirikan
perusahaan. Masih lebih baik uang disimpan di Bank, bisa menikmati bunga,
sambil tidur enak, tidak perlu kepala pusing. Namun tujuan hidup selain
menikmati keuntungan, tentu ada lain yang ada dibenak para pemilik modal
tersebut. Salah satunya adalah kepuasan ketika dapat mempekerjakan banyak
orang, karena dengan demikian sudah membantu meringankan beban mereka dalam
menanggulangi biaya rumah tangga yang bisa saja semakin membengkak.
Masing-masing orang mempunyai standar kepuasan yang berbeda, serta level
kebutuhan yang berbeda juga.
Agar
suatu perusahaan bisa menikmati keutungan adalah memperbesar pemasukan, dan
memperkecil pengeluaran. Penerimaan,
pendapatan digenjot semaksimal mungkin, seefektif mungkin, sementara biaya
ditekan semimimal mungkin, seefisien mungkin. Itulah prinsip ekonomi,
memperoleh manfaat sebesar-besarnya, dengan biaya yang seminimal mungkin.
Itulah sebabnya, tujuan manajement selalu efektif dan efisien. Efektif saja
namun tidak efisien kurang baik. Begitu juga efisien tapi tidak efektif juga
kurang baik. Tidak ada istilah .and/or. atau .or. dalam manajement. Hanya
mengenal istilah .and. tidak ada istilah efektif and/or efisien. Atau efektif
or efisien. Tapi harus efektif and efisien. Bermodalkan bensin 1 liter pergi ke
bandung adalah tidak mungkin. Sama saja dari Jl. Sudiriman menuju ke Block M,
harus mengisi bensin full tank, apalagi mobilnya mobil sewah tentu juga tidak
mungkin. Jadi harus ada kesepadanan antaran input dan output. Sejauh standar
input sudah ditetapkan maka harus dikendalikan agar biaya tersebut tidak akan
bertambah lagi, atau terjadi pelonjakan biaya.
Efisien yang dimaksud haruslah sesuai dengan standar. Kalau terlalu
kecil dari budget, jangan-jangan, outputnya juga akan turun. Sehingga yang
terjadi, adalah efisien namun tidak efektif.
Jadi harus dipahami benar masalah efektifitas
dan efisiensi tersebut. Dan patokan yang paling baik adalah budget. Baik budget
biaya maupun budget pendaptatan.
5.
Pengendalian
diupayakan untuk dapat dijadikan bahan untuk feedback (umpan balik) mengenai
status suatu proyek ataupun kegiatan bisnis. Seperti sudah saya
sampaikan sebelumnya, bahwa hasil dari pengendalian dapat digunakan untuk
menjadi bahan dasar untuk feedback (umpan balik) kepada karyawan. Karena dengan
sistem laporan yang telah dibuat oleh Accounting Departement, maka manajement
dapat menggunakan laporan tersebut sebagai umpan balik kepada setiap
department.
Sistem
laporan untuk kehadiran, dapat menjadi sarana feedback bagi karyawan untuk
mengetahui kehadiran, dan menjadi bahan evaluasi diri untuk mengetahui posisi
masing-masing karyawan seperti apa, dan bisa memotivasi mereka untuk
memperbaiki kembali prestasi yang telah turun. Pengenadalian tidak hanya mengukur
kemajuan, tetapi juga memberikan umpan balik kepada peserta juga. Umpan balik
mempengaruhi perilaku dan merupakan unsur penting dalam proses pengendalian.
6.
Pengendalian
dapat membantu pengambilan keputusan. Tujuan utama dari dari
pengendalian adalah untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan yang
lebih baik. Pengendalian dapat menjadikan seorang manajer menyadari masalah di
lingkungannya dan dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan. Tugas utama seorang manajer adalah mengambil keputusan, namun dalam
pengambilan keputusan dibutuhkan data yang factual, sehingga pengambilan
keputusannya menjadi lebih akurat. Tanpa didukung suatu data yang factual,
seorang manajer akan seperti berjalan di tengah hutan belantara tidak disuport
dengan kompas dan peta. Budget yang telah disusun, hasil performance yang telah
dipantau melalui berbagai sistem pengendalian, akan membantu seorang manajer
untuk mengambil keputusan yang tepat untuk memperbaiki kinerja, atau untuk
merubah suatu perencanaan ataupun budget dari suatu kegiatan.
C.
Rangkuman
dari tahanpan ke dua dari fungsi SQM – Super Quick Management yaitu tahapan “Action “ adalah sbb :
1. Untuk
tahapan eksekusi, yang perlu diperhatikan adalah :
a. Sebaik apapun planning
yang telah dibuat pada tahapan pertama, yaitu tahapan “Involvement”, kalau
tidak ditindak lanjuti dengan action berupa eksekusi maka akan sia-sia planning
yang telah disusun tersebut. Prinsip
yang harus diingat adalah Plan your work, and work your plan. Menunda eksekusi
suatu planning hanya akan membawa kerugian atau kehilangan momentum untuk
memperoleh keuntungan yang besar.
b. Eksekusi dari suatu planning
merupakan suatu siklus yang utuh mulai dari awal atau input, proses, dan akhir
atau output dari eksekusi. Sekali sudah diawali, harus juga ada akhir dari
eksekusi tersebut. Eksekusi yang tidak matang hanya akan merugikan perusahaan
atau suatu organisasi bahkan institusi pemerintah.
2.
Untuk
tahapan Supervisi. Pada tahapan ini, dilalukan 3 kegiatan, yaitu Inspection,
Monitoring dan Controlling.
a. Untuk kegiatan Inspection,
dilakukan untuk memastikan bahwa suatu standar, sistem dan prosedur dan aturan
yang telah ditetapkan telah dijalankan dengan baik. Inspection biasaya
dilakukan untuk mendukung kegiatan outdit dari perusahaan, untuk memastikan
seluruh kegiatan dalam perusahaan dijalankan sesuai kebijakan, peraturan,
sistem dan prosedur yang telah ditetapkan dan diterapkan di perusaaan.
b.
Untuk
kegiatan Monitoring dilakukan dengan tujuan ;
- Memastikan
pekerjaan berjalan sesuai rencana yang telah dibuat.
- Memastikan
bahwa sistem dan procedure telah dijalankan dengan baik.
- Memastikan
bahwa mutu pekerjaan sudah sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
- Memastikan
bahwa hasil yang telah dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
- Memastikan
apakah tidak terjadi pemborosan atas penggunaan material, dan tidak ada
kerugian yang terjadi karena suatu kelalaian atau kesangajaan.
- Memastikan
apakah kehadiran karyawan baik waktu masuk, istirahat dan pulang sesuai waktu
kerja yang telah disepakati.
- Memastikan
standar security dan safety dalam pekerjaan telah berjalan sebagaimana
mestinya.
c.
Tahapan
Controlling dilakukan dengan tujuan :
-
Pengendalian dimaksudkan untuk bisa
membuat rencana agar lebih efektif.
-
Pengendalian dimaksudkan untuk
memastikan bahwa kegiatan organisasi telah berjalan secara konsiten.
-
Pengendalian dimaksudkan untuk membuat
organisasi menjadi lebih efektif.
-
Pengendalian diarahkan untuk membuat organisasi bisa lebih efisien dalam
pembiayaan.
-
Pengendalian diupayakan untuk dapat
dijadikan bahan untuk feedback (umpan balik) mengenai status suatu proyek
ataupun kegiatan bisnis.
-
Pengendalian dapat membantu pengambilan
keputusan.
Demikianlah
rangkuman untuk tahapan kedua dari SQM – Super Quick Management yaitu “Action”.
Suatu tahapan dengan melakukan kegitan eksekusi dan supervisi atau pengawasan.
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
www.arenakartu.cc
100% Memuaskan ^-^