Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Rabu, 10 Februari 2016

SQM - SUPER QUICK MANAGEMENT - BAB II, PENDEKATAN DALAM SQM.

II.                PENDEKATAN DALAM SQM – SUPER QUICK MANAGEMENT.
Penulisan buku ini selain menonjolkan pengalaman saya selama bekerja baik sebagai pegawai biasa maupun selaku pimpinan perusahaan sebagai Manajer dan Direksi di beberapa perusahaan swasta dan pemerintah serta keterlibatan dalam penyelenggaraan Negara, juga menonjolkan beberapa prinsip yang pernah saya terapkan di beberapa perusahaan.
Selain itu, saya juga mencoba meneropong beberapa cabang ilmu yang dapat memperkaya pandangan saya dalam melakukan pendekatan dalam penulisan buku ini. Dengan menyoroti beberapa cabang ilmu tersebut, dapat lebih memberikan penguatan pada memikiran praktis berdasarkan pengalaman yang saya alami.

A.  Teori Managemen.
1.      Pengertian Manajent :
Untuk memberikan pemahaman tentang Management saya mengutip pandangan beberapa ahli tentang definisi Management.
a.       Pengertian manajemen ditinjau dari segi ilmu pengetahuan dikemukakan oleh Luther Gulick (1861-1896). Menurut Gulick bahwa “pengertian manajemen adalah bidang pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan.”
b.      Mery Parker (1868-1933) berpendapat bahwa : Manajemen adalah seni dalam nyenyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. (Dia mengartikan manajemen yang menitik beratkan pada seninya dimana praktek atau impementasi membuat sitem yang baik dan benar.
c.       Harol Koonts dan Cyril O’Donnel (1972) mendefinisikan manajemen sebagai suatu usaha mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain, dengan demikian seorang manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian.
d.      George R. Terry (1977) berpendapat bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
e.        “Management theory addresses how managers and supervisors relate to their organizations in the knowledge of its goals, the implementation of effective means to get the goals accomplished and how to motivate employees to perform to the highest standard.” Terjemahan bebasnya adalah “Teori Manajemen membahas bagaimana manajer dan supervisor sehubungan dengan organisasi mereka dalam memahami suatu tujuan, pelaksanaan dengan cara yang efektif untuk mencapai tujuan dan bagaimana memotivasi karyawan untuk mencapai standar yang tertinggi.” - http://www.businessdictionary.com/definition/management-theory.html

2.      Fungsi Mangement:
Sekedar menjadi referensi, saya mencoba untuk menyajikan beberapa fungsi menajement menurut para ahli manajemen sbb :
a.    Menurut pandangan dari George R. Terry, fungsi management terdiri dari; planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating ( pelaksanaan) dan controlling (pengendalian).
b.    Fungsi Manajemen Menurut Luther Gullick, adalah : Planning  (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing (Karyawan atau pegawai),  Directing (Pengarahan), Coordinating (Koordinasi), Reporting (Pelaporan), Budgeting ( Pembuatan Anggaran), Controlling  (Pengendalian).
c.    Fungsi manajement menurut Lyndall F. Urwick (1974) adalah ; Staffing, Planning, Organizing, Controlling, Directing / Commanding, Coordinating.
d.   Menurut Harold Koentz fungsi management adalah : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Controlling.
e.    Menurut James A.F. Stoner, fungsi management adalah; planning, organizing, leading, and  Controlling.

3.      Deskripsi atau uraian atas beberapa fungsi setelah menggabungkan beberapa pandangan dari para ahli Manajement.
a.    PLANING.  Adalah fungsi manajement untuk menyusun perencanaan dengan melakukan inisiasi, penentuan visi dan misi, tujuan dan sasaran, daftar kegiatan, sumber daya yang diperlukan, tools and instrument yang diperlukan, man power, jadwal kegiatan, dan yang paling penting adalah anggaran.
b.   EXECUTION.  Melakukan Eksekusi Perencanaan mencakup kegiatan awal (input), proses dan akhir dari kegiatan (output). Kegiatan awal meliputi kegiatan menyususun jadwal kegiatan, launching atau groundbreaking atau opening ceremony, publikasi,  persiapa personel yang akan dilibatkan, berapa biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan itu. Lalu bagaimana proses kegiatan berjalan, dan kemudian apa hasil yang diperuleh sebagai hasil akhir dari kegiatan tersebut.
c.    DIRECTING, CONVINCING AND INFLUENCING. Directing, Convincing and Influencing adalah tugas dari manajer untuk mengarahkan, meyakinkan dan mempengaruhi karyawan agar dapat melaksanakan suatu tugas atau tanggung jawab dengan benar. Seorang manajer haruslah memiliki integritas, kapabilitas dan kapasitas yang baik agar dipercaya oleh karyawan, sehingga hihormati, disegani dan didengar. Dengan demikian akan mampu meyakinkan, mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk melakukan kegitannya. Seorang manajer harus mampu menjelaskan visi dan misi perusahaan serta mampu menjelaskan apa yang menjadi tujuan dan sasaran dari perusahaan, dan bagaimana suatu tujuan dan sasaran dapat dicapai.
Kemampuan mempengaruhi, adalah bagaimana seorang pemimpin memanfaatkan kewibawaannya untuk meyakinkan, dan mengajak karyawan untuk mau berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab untuk bersama-sama terlibat dalam kegiatan dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.  Kemampuan untuk menyakinkan dan mempengaruhi, lebih ditentukan oleh kredibilitas, kapasitas dan integritas seorang pemimpin.
d.   ORGANIZING AND STAFFING, adalah tugas menyusun organisasi dengan memilih struktur yang cocok, serta melakukan kegiatan rekrutment, penempatan, perencanaan kesejahteraan pegawai dan retairment plan, atau asuransi, training dan pengembangan karir. Tujuan utama dalam staffing adalah mengedepankan profesionalisme dalam menjalankan tugas. Oleh karena itu rektruitment, seleksi dan penempatan karyawan haruslah berbasis kompetensi.
e.    DELEGATION. Seorang manajer tidak dapat meksanakan kegiatan dalam perusahaan seorang diri. Diperlukan orang lain untuk membantu dalam melaksanakan tugasnya.  Oleh karena itu manager perlu menunjuk orang lain atau mengangkat bawahan yang lain untuk melaksanakan tugas tertentu. Dalam kepentingan itulah maka perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada petugas yang dipercaya melakukan tanggung jawab tersebut.
f.     COORDITTING. Tugas manajer yang lain adalah mensinkronkan arah gerakan dari para karyawan agar sejalan. Untuk itu diperlukan koordinasi baik secara vertikal maupun horizontal agar semua kegiatan dapat berjalan sesuai rencana, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
g.    INSPECTION. Tugas inspeksi, sesungguhnya adalah bagian dari tugas Monitoring. Hanya saja yang dimaksud dengan inspeksi adalah pengawasan dengan melakukan pengecekan langsung ke lapangan. Dalam inspeksi tersebut seorang manajer dapat melakukan pengecekan secara sample, dan sebaiknya jadwal inspeksi tidak diketahui oleh karyawan di lapangan, agar mereka tidak melakukan tindakan rekayasa. Kalau pada pemerintahan Pak Jokowi, sering melakukan blusukan ke daerah-daerah. Blusukan inilah yang dimaksud dengan Inspeksi. Pejabat Pusat sering turun ke bawah atau Turba, ini dalam rangka melakukan tugas inspeksi. Selain itu, tugas inspeksi sering dilakukan untuk kepentingan audit, untuk memastikan sistem dan prosedur, standard dan aturan apakan sudah diterapkan dengan baik dalam menjalankan suatu kegiatan dala perusahaan.
h.   MONITORING. Melakukan monitoring (pemantauan), menyangkut kegiatan memastikan dimulainya suatu perkerjaan, kesesuaian pekerjaan dengan suatu rencana, kualitas kerja, kesesuaian jadwal apakah sesuai rencana, pengawasan terhadap asset dan pemborosan kerja, gerak gerik dan prilaku kerja, pengawasan terhadap biaya, serta pengawasan atas hasil, mutu  serta target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
i.      CONTROLLING. Melakukan controlling (pengendalian), dimaksudkan agar suatu kegiatan tidak melenceng dari apa yang telah direncanakan. Kegiatan pengendalian harus dihalui dengan penyusunan  suatu standar yang harus ditetapkan terlebih dahulu. Kegiatan pengendalian membutuhkan dukungan sistem terutama sistem elektronik yang terintegrasi dengan sistem yang lain. Ketika ada sistem yang bisa diakses secara online, maka pengendalian akan mudah dilakukan.  Pengendalian harus disesuaikan dengan standar anggaran yang telah ditetapkan. Pengendalian waktu, harus ada jadwal kegiatan.
Pengendalian disiplin kehadiran, harus ada alat control waktu. Pengendalian tanpa didukung oleh sistem dan instrument pengendalian, maka akan sia-sia belaka.  Pengendalaian hanya dapat berjalan dengan baik ketika ada standar yang telah ditetapkan serta ketersediaan alat kendali yang mendukung. Kemudian juga ada ketegasan dalam mengambil tindakan. Management tanpa alat kendali dan tanpa didukung oleh ketegasan dalam mengambil tindakan, maka akan sia-sia saja ada pentugas pengendalian sekalipun. Pengalaman saya selama tinggal di Amerika, masyarakat Amerika ketika menerima surat tagihan dari kartu kredit atau tagihan telpon, atau tagihan apa saja bentuknya, maka mereka akan segera pergi ke Bank untuk melakukan pembayaran.
Karena kalau sampai tidak melunasi, atau terlambat, melalui sistem Komputer di Amarika akan bisa memantau siapa saja yang tidak melakukan pembayaran. Selain itu dengan sistem yang terkomputerisasi dan terintegrasi tersebut, kondite seseorang akan mudah terdeteksi, dan menyulitkan mereka melakukan transaksi apapun dan di Negara bagian manapun di Amerika. Kalau sampai kondite kita tidak baik, maka untuk melakukan transaksi kredit di perusahaan manapun pasti tidak akan dilayani, karena pernah terdata memiliki kondite tidak baik. Itulah sebabnya masyarakat di Amerika takut sekali tidak mambayar tagihan. Kenapa demikian, karena sistem computer di Amerika dapat diakses oleh semua merchant atau anggota pemakai sistem itu seperti toko elektronik, bank, asuransi, dan lembaga mana saja.
Sistem adalah kunci dalam pengendalian. Baik pengendalian di perusahaan, di organisasi sosial, maupun pengendalian perilaku masyarakat.
j.     EVALUATION. Tugas evaluasi  adalah melakuan penilaian atas hasil kerja dari karyawan. Agar evaluasi dapat berjalan dengan baik, hampir sama dengan tugas Pengendalian, harus didukung oleh sistem. Kemudian harus ada standar penilaian yang juga dipakai. Ada berbagai standar yang dilakukan untuk mengukur kenerja dari para pegawai. Untuk lebih jelas nanti akan saya bahas lagi di tahapan fungsi SQM – Super Quick Management yang ketiga.
k.   ASSERTIVENESS IN IMPLEMENTING PUNISHMENT AND REWARD. Ketegasan dalam menerapkan Punishment and Reward harus dimiliki oleh Manajer. Ketika manajer selesai melakukan evaluasi bagi karyawan, hasilnya harus sesegera mungkin disampaikan kepada karyawan. Itulah yang disebut pemberian feedback secara cepat kepada karyawan.
Dengan memberikan feedback, dan membuka komunikasi yang efektif, diharapkan dapat menggugah kesadaran karyawan, serta mendorong karyawan agar segera melakukan perbaikan kenerja. Sementara bagi karyawan yang berpestasi, ketika mendapatkan tanggapan dengan cepat dan segera dari atasan akan memotifasi karyawan untuk lebih memacu kinerja mereka. Tidah hanya itu, kreativitas, inovativitas dan proativitas karyawan akan naik dan akan mendorong produktivitas karyawan.
l.      SECURITY, AND SAFETY, perusahaan yang baik, adalah perusahaan yang memperhatikan keamanan dan keselamatan Perusahaan dan para karyawan apakah karyawan biasa ataupun para manager dan direksi. Perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang comfortable (nyaman) dan secure (aman) baik untuk asset maupun manusia. Security tidak hanya untuk menjaga barang atau asset semata, tetapi lebih penting adalah untuk memberikan rasa nyaman bagi karyawan. Safety juga perlu dilakukan apalagi pada suatu lingkungan perusahaan yang mengandung resiko yang tinggi, seperti pengeboran minyak, PLN, konstruksi, semua diperlukan sistem safety yang tinggi.
m. PERSONAL AND PUBLIC RELATION. Manajer harus secara aktif membina hubugan yang baik dengan semua bawahan, perusahaan harus mempelopori dalam membina hubungan yang baik, tidak hanya antara atasan dan bawahan, namun perlu juga dibina hubungan yang baik antar karyawan. Selain itu perlu juga dipikirkan untuk membina hubungan dengan keluarga dari pegawai. Sehingga perusahaan akan dipandang sebagai suatu big family dari semua keluarga. Tidak hanya karyawan yang merasa bangga dengan tempat atau lingkungan mereka bekerja, tapi anggota keluarga mereka juga harus memiliki rasa bangga kepada perusahaan yang bisa memberikan nafkah kepada keluarga mereka.
n.   POLECY AND REGULATION MAKER.  Membuat kebijakan dan regulasi atau aturan dalam perusahaan merupakan tugas penting bagi manager atau pimpinan. Standar untuk kebijakan perlu ada, supaya manager tidak bingung dan ragu dalam mengambil keputusan menyangkut kebijakan.  
Soal regulasi merupakan suatu keharusan untuk dibuat, agar karyawan tau batasan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam perusahaan tersebut.
o.    LEGAL AND ADVOCACY. Mendirikan perusahaan, tidak lepas dari masalah legalitas. Apakah dengan notaris, atau perjanjian dengan pihak ketiga, dengan karyawan, kesemuanya itu adalah pekerjaan yang menyangkut hukum. Oleh karena itu,  seseorang manajer perlu memahami soal hukum agar bisa menangani tugas semacam itu. Tugas tersebut bisa saja digabung dengan administrasi, atau HRD. Namun kalau perusahaan sudah begitu besar, sebaiknya diadakan juga department khusus yang bisa menangani tugas tersebut.
Kasus perusahaan bisa saja terjadi apakah dengan karyawan, dengan pihak ketiga, atau dengan penentu kebijakan. Oleh karena itu diperlukan tenaga Advocacy yang bisa membantu perusahaan untuk menghadapi suatu kasus. Mungkin ada karyawan yang memerlukannya, atau bisa saja perusahaan.

4.      Prinsip Manajemen
Management sebagai suatu sistem haruslah dibangun dalam beberapa prinsip. Berikut ini beberapa prinsip yang telah disampaikan oleh Hendry Fayol :
a.         Division of work (pembagian kerja). Suatu pembagian pekerjaan atau tugas yang mengarah pada pertumbuhan spesialisasi di segenap bidang yang diperlukan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas penggunaan tenaga kerja.
b.        Authority and responsibility (kewenangan dan tanggung jawab). Antara kewenangan dan tanggung jawab haruslah ada keseimbangan yang harumonis, walaupun mamang antara keduanya tidak dapat dipisahkan.
c.         Discipline (Disiplin). Ketertiban dan keteraturan sangat diperlukan dalam suatu interaksi sosial. Tanpa suatu norma, aturan, perundang-undangan yang mengatur, maka akan terjadi kekacauan dalam lingkungan sosial sekecil apapapun. Ketertiban dan keteraturan sudah ada sejak ala mini diciptakan oleh Pencipta. Alam semesta ditata dalam keteraturan yang berjalan secara konsisten. Bayangkan kalau rotasi alam semesta ini tidak beraturan dan tidak konsisten, tentu antara planet ini sudah bertabrakan.
d.        Unity of command (Kesatuan Komando). Agar teratur, suatu organisasi membutuhkan kesatuan komando. Kita bisa bayangkan bagaimana kacaunya kalau dalam suatu organisasi diperintah oleh lebih dari satu orang. Tentu bawahan akan bingung mau dengar perintah yang mana. Sudah dapat dipastikan organisasi seperti itu akan kacau balau.
e.         Unity of direction (Kesatuan Arah). Sudah tentu setiap organisasi dibentuk mempunyai arah tujuannya. Arah tujuan itulah yang akan menjadi petunjuk pelaksanaan kegiatan. Selain arah tujuan, diperlukan pemimpin yang dapat mengarahkan jalannya suatu organisasi agar pergerakan berjalan seirama dan searah dengan tujuan perusahaan.
f.         Subordination of individual interest to the public interest (meletakan Kepentingan Individu dibawah Kepentingan Umum). Semua individu yang bergabung dalam organisasi sudah tentu memiliki kepentingan masing-masing, memiliki keinginan dan kemauan masing-masing juga. Dalam berorganisasi, maka seluruh kepentingan pribadi ini haruslah diletakan dibawah kepentingan umum, atau kepentingan organisasi. Namun juga haruslah diingat bahwa setiap kepentingan, keinginan, atau kemauan pribadi yang ada, tidak bisa lepas dari perhatian pimpinan, dan perlu harus dipahami agar bisa terjadi keseimbangan hubungan dalam suatu lingkungan sosial yang ada.
g.        Remuneration of personel (Sistem penggajian). Tujuan dari setiap individu mau bekerja adalah untuk mendapatkan gaji. Namun kompetensi dari masing-masing individu tersebut tentu tidak sama. Oleh karena itu, kontriusi dari masing-masing individu sudah tentu juga tidak sama. Oleh karena itu, sistem penggajiannya juga tentu diatur sedemikian rupa agar diberlakukan seadil mungkin, sehingga dapat memberikan rasa kepuasan bagi seluruh karyawan yang ada.
h.        Centralization (Pemusatan). Agar arah kegiatan berjalan seirama maka diperlukan pemusatan kekuasaan dalam setiap organisasi, atau pada setiap kelompok kegiatan. Juga diperlukan satu orang yang menjalankan komando atau pengarahan dalam pelaksanaan tugas tersebut. Segala tanggung jawab atas kegiatan kelompok harus berada pada satu orang saja. Dengan demikian tidak akan terjadi kebingungan dalam melaksanakan suatu tugas, karena perintah cukup dijalankan oleh satu orang saja.
i.          Hierarchy (Jenjang tanggung jawab). Struktur organisasi dibuat untuk menggambarkan hierarchy dalam suatu organisasi, mulai dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Dengan demikian garis komando atau perintah serta pertanggungan jawab menjadi jelas dalam suatu organisasi.
j.          Order (Ketertiban). Ketertiban dalam perusahaan tercipta karena adanya aturan, dan kedisiplinan dalam mematuhi aturan yang telah disepakati. Untuk itu diperlukan pemimpin yang tegas untuk mengawasi dan menegakkan aturan yang ada agar terjadi keteraturan dalam organisasi. Dengan keteraturan tersebut, diharapkan visi, missi dan tujuan organisasi atau perusahaan akan dapat dicapai.
k.        Equity (Keadilan). Agar terjadi kepercayaan dari anggota kelompok, atau karyawan, maka para manager atau pimpinan dalam suatu perusahaan atau orgnisasi haruslah adil dalam menjalankan aturan kepada semua anggota atau karyawan. Kalau sampai terjadi perlakukan yang semena-mena, atau keberpihakan karena pertimbangan subjektif, maka akan menimbulkan ketidak puasan bagi para anggota atau karyawan dalam lingkungan perusahaan atau orgnisasi. Dalam pengambilan keputusan haruslah selalu dilakukan dengan adil agar tidak terjadi kekacauan. Pendapat, atau saran dari anggota serta keakuratan data dan informasi juga diperlukan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang tepat.
l.          Stability of tenure of personel (Stabilitas Masa Jabatan Pegawai). Kestabilan masa jabatan pegawai sangat diperlukan untuk menjaga jalannya operasi perusahaan atau organisasi. Karena untuk menstabilkan jalannya roda organisasi ataupun perusahaan membutuhkan waktu. Membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri, untuk memahami karakter masing-masing karyawan atau anggota, sampa terjadinya kecocokan bahkan keharmonisan kesemuanya membutuhkan waktu. Oleh karena itu, kestabilan dalam jabatan sangat diperlukan.
m.      Inisiative or Proactivity (Prakarsa atau proaktivitas). Kebiasaan proaktif dalam memberikan saran, gagasan atau ide, usul atau pemikiran yan baik untuk perusahaan sangat diperlukan. Dari pemikiran cemerlang tersebut muncul strategi baru dalam menjalankan aktifitas perusahaan. Dengan strategi baru tersebut, membuat perusahaan akan selalu memimipin didepan, bukan menjadi pengikut saja. Itulah perlunya proaktivitas dari para karyawan untuk dapat memajukan perusahaan atau organisasi.
n.        Esprit de corps. (Kesatuan korps atau kesetia kawanan). Kesetiaan sangat diperlukan dalam suatu organisasi. Kesetiaan terbangun dari keterpenuhan keinginan, kebutuhan, serta integritas, kapabilitas dan kapasitas dari pemimpin.

Dari pandangan para ahli management di atas, saya mencoba melakukan penyederhanaan dalam fungsi manajement yang saya sederhanakan dalam 3 (tiga) tahapan manajement, yaitu ;  Tahapan pertama adalah “Involvement” (pelibatan).  Dalam tahapan ini, menyangkut kegiatan perencanaan (planning), pengarahan (directing) dan meyakinkan (convincing) serta mempengaruhi karyawan atau pegawai (influencing) agar mau terlibat dalam penyusunan perencanaan perusahaan, pengorganisasian (organizing) dan pengisian posisi pada masing-masing pos yang telah ditentukan pada organisasi (staffing).
Tahapan kedua adalah “Action”. Dalam tahanpan kedua ini, menyangkut kegiatan pelaksanaan atau eksekusi dari rencana yang telah ditetapkan pada tahap pertama (execution), mengawasan (Supervision) yang menyangkut kegitan Inspeksi (Inspection) Pemantauan (Monitoring) dan Pengendalian (Conrolling).
Tahapan ketiga adalah “Appraisement”. Dalam tahapan ketiga ini, menyangkut kegiatan Evaluasi (Evaluation), Feedback, serta penerapan Punishment and Reward secara cepat, tepat dan tegas, yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam penerapan SQM – Super Quick Management.
Dari pengalaman saya selama 33 tahun sebagai pegawai saya mengamati bahwa ketika manajement tidak melakukan pendekatan dengan baik dengan karyawan atau pegawai, maka tidak akan terjadi suatu hubungan yang harmonis di dalam perusahaan. Ada kecenderungan karyawan atau pegawai hanya diekploitasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Dan tidak diperlakukan sebagaimana mestinya  seorang manusia. Perlakuan semacam itu telah membawah dampak yang kurang baik dalam hubungan manajer dengan para karyawan atau pegawai. Oleh karena itu, saya mencoba memasukan fungsi pengarahan, meyakinkan dan mempengaruhi karyawan sebagai upaya untuk meciptakan hubungan yang baik dalam perusahaan. Namun menegakkan aturan dan ketertiban haruslah menjadi perhatian dari manajemen. Oleh karena itu diperlukan suatu evaluasi yang objektif serta diikuti dengan pemberian feedback, dan penerapan punishment and reward secara cepat, tepat dan tegas.
SQM – Super Quick Managemen adalah pendekatan manajemen yang mengutamakan 3 (tiga) prinsip utama yaitu; 1. Pendekatan kemanusiaan yang berpedoman pada penerapan Cinta Kasih, sehingga mencapai pola hubungan antar manusia yang sejajar dan seimbang untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan harmonis dalam perusahaan atau orgnisasi. 2. Mengutamakan profesionalisme dengan melakukan penempatan karyawan berbasis kompetensi. 3. Evaluasi yang obectif, feedback yang efektif, serta penerapan punishment and reward secara cepat, tepat dan tegas dalam menanggapi perilaku dan performance karyawan.
Dengan membudayakan pola hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan karyawan atau pegawai, penempatan pekyawan berbasis kompetensi,  serta melaukan evaluasi secara objektif dan pemberikan feedback yang efektif, lalu menerapkan punishment and reward secara cepat, tepat dan tegas, diharapkan akan tercipta pola hubungan yang setara dan seimbang untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan harmonis antara perusahaan dan karyawan atau pegawai. Juga diharapkan akan terjadi peningkatan kreatifitas, anovatifitas dan proaktifitas pada karyawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas karyawan atau pegawai. Pada akhirnya visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan adakan dapat tercapai pula.

B.  Teori Psikologi.
Teori Psikologi diperlukan untuk memahami tingakatan kebutuhan dan perilaku manusia dari perpektif psikologi agar lebih memperkaya konsep dan penerapan dari SQM – Super Quick Management. Dengan mengerti manusia dari pandangan teori psikologi maka akan membantu para manajer  melakukan pendekatan kepada karyawan.  Harapannya adalah tercapinya suatu pola hubungan yang setara, seimbang dan harmonis di dalam perusahaan ataupun di dalam suatu organisasi sosial bahkan di institusi pemerintah.

1.      Berikut ini beberapa pandangan para ahli tentang pengetian Psikologi :
a.       Menurut pendapat Gleitman (1986), Psikologi lebih banyak di kaitkan dengan kehidupan organisme manusia. Dalam hubungan ini psikologi di defenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.
b.      Menurut pendapat Bruno (1987), membagi pengertian psikologi kedalam tiga bagian yang pada perinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”kehidupan mental”, ketiga psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “ tingkah laku” organisme.
c.       Selanjutnya, dalam Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981) membatasi arti psikologi sebagai Cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa tersebut meliputi respons organisme dan hubungannya dengan lingkungan.
d.      Menurut Crow & Crow, Pschycology is the study of human behavior and human relationship. Psikologi adalah mempelajari tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia.
e.       Abaham Maslow dalam makalahnya 1943 "A Theory of Human Motivation" dalam Psychological Review. Maslow kemudian memperpanjang idenya untuk memasukkan pengamatannya yang didorong oleh rasa ingin tahu tentang bawaan manusia. Teori-teorinya paralel dengan banyak teori psikologi perkembangan manusia, beberapa di antaranya adalah kondisi tahap pertumbuhan pada manusia. Maslow menggatakan bahwa bahwa pola manusia bergerak dimotivasi oleh beberapa tingkatan kebutuhan sbb : 1. Kebutuhan "fisiologis", 2. Kebutuhan "keamanan", 3. Kebutuhan "rasa memiliki" dan "cinta", 4. Kebutuhan akan "harga diri", 5. Kebutuhan "aktualisasi diri", 6. Kebutuhan "transendensi-diri”.
           
2.      Aplikasi Ilmu Psikologi dalam SQM – Super Quick Management.
Ilmu psikologi telah menunjukan dengan jelas kepada kita bahwa setiap kegiatan manusia didorong oleh kehendak untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu dalam penerapan SQM – Super Quick Management dipandang perlu untuk mengadopsi pandangan Maslov dalam teori of human motivation menjadi salah satu pendekatan, yaitu memperhatikan akan kebutuhan manusia. Hendaklah dalam mengarahkan, meyakinkan dan mempengaruhi manusia haruslah memahami dan memperhatikan kebutuhan manusia yang terlibat dalam suatu organisasi. Dengan demikian maka akan terjadi suatu pola hubungan yang saling menguntungkan dan tercipta rasa saling menghargai antara pemimpin dan karyawan atau pegawai.


C.  Teori Sosiologi
1.   Pergertian Sosiologi.
a.         Pitirim Sorokin (1950 – 1964): sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
b.         Roucek dan Warren (1964-1984): sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
c.         William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf (1939-1959) : sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
d.        J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers (1960-2008): sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
e.         Max Weber (1905-1920): Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
f.          Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi (1974): Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

Dari pengertian yang telah disampaikan oleh para ahli ilmu sosiologi di atas, saya dapat mendefenisikan bahwa ilmu sosial adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari hubungan atau interaksi antar individu, antar kelompok, atau antara individu dengan kelompok dalam masyarakat, serta pengaruh dari interaksi terhadap perilaku  dan struktur sosial.
Akibat dari interaksi tersebut akan merjadi kesepahaman, kesepakatan, yang lambat laun membentuk suatu norma, aturan, hukum yang dipakai sebagai acuan dalal berinteraksi. Dari mereka yang bersepakat, dan mempunyai kepentingan yang sama berkumpul membentuk suatu perkumpulan yang kemudian berkembang menjadi organisasi, sebagai wadah menghimpun anggota masyarakat yang mempunyai kepentingan yang sama dalam suatu lingkungan sosial. Kepentingan-kepentingan tersebut terbentuk dari kepercayaan atau keyakinan, paham, yang disebarkan oleh seseorang yang mempunyai kemampuan untuk menyebarkan dan mempengaruhi orang lain, yang kemudian diangkat menjadi tokoh masyarakat atau pemimpin dalam masyarakat.
Akumulasi dari semua struktur sosial tersebut mengendap dalam benak masyarakat yang kemudian membentuk kebudayaan dalam masyaraat. Lalu wujud dari kebudayaan tersebut yang keluar dalam bentuk perilaku sosial yang dikenal sebagai peradaban suatu masyarakat.
Budaya dapat diartikan sebagai suatu ciri, watak atau  kharakter yang terpola secara menyeluruh di masyarakat yang terbentuk dari pola berpikir, tingkatan pengetahuan, pengalaman, norma, kepercayaan, daya seni, yang akan menentukan perilaku sosial atau peradaban suatu sosial.
Peradaban dapat diartika sebagai perilaku sosial berupa karya dan tindakan nyata yang dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan sosial yang muncul, atau sebagai respons atas stimulus sosial yang diterima, yang dipengaruhi oleh unsur budaya seperti pola berpikir dan perkembangan pengetahuan dan teknologi, seni,  serta pengalaman yang diperoleh,  yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan menyebar luas serta berlanjut terus dan mengalami penyesuaian seirama dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat.

2.   Interaksi sosial.
a.        Pengertian dari interaksi sosial.
a.1. ASTRID. S. SUSANTO, Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.
a.2. BONNER, Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
a.3. KIMBALL YOUNG & RAYMOND W. MACK, Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
a.4. SOERJONO SOEKANTO, Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan kelompok.
a.5. GILLIN & GILLIN, Interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
a.6. MARYATI & SURYAWATI, Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.
a.7. MURDIYATMOKO & HANDAYANI, Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Dari pengertian di atas saya dapat memberikan definisi bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antar individu, atau antar kelompok, atau antar individu dan kelompok, yang saling mempengaruhi, sehingga membawah pengaruh atau perubahan dalam perilaku dan struktur sosial.

b.      Bentuk Interaksi.
Setiap individu memiliki kebutuhan dalam hidupnya mulai dari kebutuhan yang paling dasar yaitu kebutuhan fisiolgis, sampai kebutuhan yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya, setiap individu memerlukan bantuan individu yang lain. Akibat dari rasa saling membutuhkan tersebut, maka terjadilah intraksi antar individu dalam kelompok masyarakat atau kelompok sosial.
Ada berbagai macam Interaksi yang terjadi dalam kelompok masyarakat.   Menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu (p. 49) :
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a. Kerja sama. Adalah suatu usaha bersama antar individu, antar kelompok, atau antar indivdu dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi. Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok, untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi. Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi. Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat  dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur  kebudayaan asing,  lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan melebur ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
a. Persaingan. Adalah suatu perjuangan yang dilakukan oleh individu atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b. Kontravensi. Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lainnya, adalah sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap individu atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c. Konflik. Adalah proses sosial antar individu atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
           
            Interaksi sosial mencakup sejumlah besar perilaku. Ini biasanya dipecah menjadi 4 jenis interaksi: pertukaran, persaingan, kerjasama, konflik. Adapun ke 4 jenis interaksi tersebut terdiri dari :



1.      Pertukaran :
Pertukaran adalah tipe dasar sebagian besar interaksi sosial. Setiap kali individu berinteraksi dalam upaya untuk menerima hadiah atau imbalan atas tindakan mereka, maka pertukaran akan bisa terjadi. Pertukaran adalah proses sosial dimana perilaku sosial dipertukarkan untuk beberapa jenis hadiah untuk nilai sama atau lebih besar. Reward dapat berupa materi (gaji di pekerjaan) atau nonmaterial ('Terima kasih' dari rekan kerja Anda).
Ahli teori pertukaran berpendapat bahwa perilaku yang dihargai cenderung diulang; Namun, ketika biaya interaksi lebih besar daripada manfaat, individu cenderung untuk mengakhiri hubungan.

2.      Kompetisi
Kompetisi adalah proses dimana dua orang atau lebih berusaha untuk mencapai suatu tujuan, dimana hanya satu yang dapat mencapainya. Kompetisi adalah fitur umum dari masyarakat Barat dan landasan sistem ekonomi kapitalis dan bentuk pemerintahan yang demokratis. Kebanyakan sosiolog melihat kompetisi sebagai hal yang positif - yang dapat memotivasi orang untuk mencapai tujuannya. Namun, persaingan juga dapat menyebabkan stres psikologis, kurangnya kerjasama dalam hubungan sosial, ketidakadilan dan bahkan konflik.

3.      Konflik
Terjadi apabila kepentingan dari salah satu pihak baik individu maupun kelompok tidak terpenuhi, sementara sumber untuk sumber yang diperebutkan tidak tersedia cukup, sehingga menyebabkan ketidak puasa pada salah satu pihak, maka terjadilah konflik dalam suatu kelompok atau ditengah masyaraka.

4.      Persaingan
Persaingan merupakan bagian dari konflik di mana individu atau kelompok membatasi konflik mereka dalam sebuah auran yang telah disepkatai.  Sumber : http://www.slideshare.net/MEEvans/chapter-5social-interaction

Dengan memahami betapa pentingnya interaksi dalam kehidupan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya, serta akibat yang terjadi sebagai hasil dari interaksi tersebut dalam perilaku dan tatanan sosial, maka dalam penyusunan pola SQM – Super Quick Management, saya telah mengadopsi pandangan sosiloli kedalam pola SQM – Super Quick Management tersebut.  Pendekatan “Punishment and Reward” sebagai strategi untuk meningkatkan kedisiplinan dan memacu kinerja dari karyawan atau pegawai, telah saya masukan sebagai salah satu prinsip dalam SQM – Super Quick Management. Karena Reward sudah menjadi harapan manusia dalam melakukan suatu interaksi, maka saya pandang perlu dimasukan sebagai salah satu prinsip yang dalam SQM – Super Quick Management.

D.  Prinsip dalam SQM – Super Quick Management.
SQM – Super Quick Management menganut beberapa prinsip sbb :
Selain 14 prinsip manajemen yang telah ditonjolkan oleh Hendry Fayol yang sudah saya sampaikan di Teori Manajemen di atas, saya mencoba prinsip manajemen sesuai dengan apa yang saya alami dan pahami sebagai keutaman dalam menjalankan manajemen yang efektif yang saya jadikan sebagai prinsip dalam SQM – Super Quick Management ini.

a.       Keutamaan dalam Manajement adalah “Manusia”. Manusia tidaklah hanya dijadikan sebagai alat yang diekploitasi untuk memenuhi tujuan dan sararan perusahaan. Manusia hendaklah ditempatkan pada posisi yang sangat penting. Manusia adalah makluk termulia yang diciptakan oleh Tuhan,  mempunyai hakekat, harga diri, perasaan, keinginan, kemauan, ego, kebutuhan akan cinta kasih atau kasih sayang serhingga derarajatnya haruslah diletakan setara dengan siapapun. Dalam pandangan Henry Fayol dikenal dengan  asas kesetaraan (equaity). Karena manusia dihadapan Tuhan adalah sama. Merendahkan manusia sama saja dengan merendahkan Pencipta Yang Agung.
Manusia haruslah ditempatkan pada kesetaraan. Oleh karena itu perlu diperlakuan yang adil dan harus ada niat yang tulus dan jujur dalam mengelola Sumber Daya Manusia. Setiap manusia pasti mempunyai keinginan, kebutuhan dan tujuan dalam hidupnya. Management hendaknya mampu menjadi fasilitator, mentor yang baik dalam perusahaan agar setiap individu yang tergabung dalam perusahaan, dimana perusahaan merupakan kelompok sosial, dapat memenuhi harapanya.
Kesadaran adanya Pencipta, merupakan landasan utama dari kesadaran manusia. Hidup takut akan Tuhan, berusaha melatih diri untuk mengedepankan Cinta Kasih dalam interaksinya, akan menjadi sumber kekuatan spritual. Karena Cinta Kasih bukanlah sekedar sifat, namun merupakan wujud dari energy terpenting di alam semesta ini. Itu adalah wujud dari energi Rohua, energi Ilahi, yang telah dikaruniakan oleh Allah, Sang Pencipta agar umat manusia bisa saling terikat dalam kesatuan Alam Semesta, dimana Allah menjadi pusat dari semua itu. Allah sebagai Omniscient (Maha Tau) dan Omnipotent (Maha Dahsyat) adalah sumber pengetahuan dan kekuatan manusia. Dengan intelegensia tak terbatas dan kemahakuasaannya yang sungguh Dahsyat, Dia menciptakan dan mengendalikan akan alam semesta ini. Oleh karena itu, patutlah kita sembah dan puja dalam kehidupan kita. Takut akan Tuhan adalah permulaan segala pengetahuan dan hikmat. Tuhan berfirman “Kalau engkau mengasihi-Ku, kasihilah sesamamu manusia dan turutlah akan hukum-hukum-Ku.” Mencintai sesama manusia, mengasihi sesama manusia, menolong sesama manusia, adalah perintah Tuhan, Allah, Pencipta Alam Semesta ini. Itulah sebabnya manusia dianugerahi dengan energi utama dalam dirinya sebagai karunia utama dalam penciptaan-Nya, yaitu energi Cinta Kasih. Dengan energi Cinta Kasih, manusia bisa saling mengasihi, saling mencintai, saling menolong, saling menghormati, saling menghargai. Bahkan dengan energi Cinta Kasih, manusia dapat menyatu dengan seluruh makluk hidup di dunia ini. Mengasihi umat manusia sebagai sesama adalah wujud dari mengasihi Allah Sang Pencipta itu. Itulah sesungguhnya yang mendasari peletakan prinsip utama  dalam SQM – Super Quick Management yaitu mengutamakan “Manusia”.
Pola hubungan dalam perusahaan hendaklah dibangun dalam suatu pola yang saling menguntungkan ( Win-win relationship), pola hubungan yang disasari rasa Cinta Kasih, bukan pola hubungan yang tidak berimbang, yang pada akhirnya akan menimbulkan konflik yang bisa saling merugikan satu dengan yang lain. Hubungan hendaknya dibangun dengan dasar saling menghormati, saling menghargai, sehingga terjadi keharmonisan dalam lingkungan perusahaan. Karyawan tidak hanya memerlukan gaji semata, mereka memerlukan lingkungan yang nyaman dan aman serta harmonis untuk bisa menentramkan hati mereka. Dengan lingkungan seperti itu, loyalitas karyawan akan menjadi tinggi, kreatifitas, inovativitas dan proaktivitas karyawan akan meningkat, dan  pada akhirnya perusahan akan diuntungkan.
b.      Penempatan karyawan berbasis kompetensi merupakan keharusan dalam perusahaan. Penempatan karyawan hanya karena suatu kedekatan dengan menggunakan koneksi, atau karena penilaian yang subektif, tidak akan menguntungan perusahaan. Pola penempatan karyawan haruslah berpegang pada prinsip the right man on the right place.
Kompensi yang dipahami selama ini adalah mencakup penguasaan terhadap 3 jenis kemampuan, yaitu: pengetahuan (knowledge, science), keterampilan teknis (skill, teknologi) serta sikap dan perilaku (attitude and behaviour). Sekarang ini banyak buku yang mengulas kompetensi dilihat dari tiga aspek kecerdasan manusia yang harus dikembangkan secara utuh dan seimbang, yaitu: kecerdasan intelek/kecerdasan rasional (Intellectual Quotient/IQ), kecerdasan emosional (Emotional Quotient/EQ) dan kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient/SQ) dimana  SQ ditempatkan pada posisi yang sangat penting, menjadi pondasi dari kecerdasan tersebut.
Kompetensi hedaklah dilihat secara utuh, tidak semata dilihat dari aspek knowledge, skill dan experience saja, akan tetapi harus dilihat dari kematangan spiritualnya juga. Manusia yang mempunyai kematangan spiritual akan mampu melakukan interaksi dengan baik dalam suatu lingkungan sosial. Merekalah yang diharapkan menjadi pelopor dalam membangun hubungan yang baik dalam lingkungan perusahaan. Kematangan spritual terbangun ketika kita menjalin hubungan yang erat dengan Tuhan, Allah, Pencipta Alam Semesta ini. Sebagaimana telah saya sampaikan di atas bahwa “Takut akan Tuhan adalah permulaan segala pengetahuan dan hikmat. Kepintaran adalah hasil perpaduan dari kematangan Batin dan Akal Sehat. Itulah sebabnya disebut Akal Budi. Kematangan intelektual tercipta oleh karena kematangan Spitirual. Oleh karena itu, SQ mendasari akan kematangan emosinal dan kematangan intelektual. Dan inti dari kematangan spiritual terletak pada 2 (dua) hal. Pertama adalah Takut akan Tuhan, dan yang Kedua adalah mengaplikasikan Cinta Kasih dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Allah berfirman “Kalau engkau mengasihi-Ku, kasihilah sesamamu manusia, dan turutilah hukum-hukum-Ku.” Kasih sesama manusia, dan menurut hukum-Nya adalah dasar dari kekuatan spiritual, yang merupakan dasar dari kematangan emosi dan kekuatan intelektualitas.
c.       Tanggapan yang super cepat, tepat dan tegas.  Kecepatan, ketepatan dan ketegasan dalam menanggapi perilaku karyawan berdasarkan suatu fakta yang otentik, dan dapat dipercaya, serta menanggapi hasil evaluasi dari performance karyawan merupakan keutamaan, dan menjadi prinsip utama dalam SQM – Super Quick Management ini. Menunda memberikan tanggapan atas kekeliruan atau motif yang tidak baik dalam berperilaku, yang dapat merugikan perusahaan dan memberikan dampak buruk dalam lingkungan perusahaan,  merupakan suatu kekeliruan besar dalam manajement. Oleh karena itu kecepatan, ketepatan, dan ketegasan dalam memberikan sangsi atas kekeliruan, kesalahan, haruslah menjadi keutamaan dan dijadikan prinsip utama dalam SQM –Super Quick Manajement ini.


E.  Konsep dasar  SQM – Super Quick Management.
Dengan berpedoman pada prinsip yang ditonjolan dalam SQM – Super Quick Management di atas, maka saya telah melakukan pengelompokan fungsi manajemen berdasarkan keutamaan dalam prinsip tersembut. Dari semua fungsi management berdasarkan pandangan para ahli dalam teori Management, saya kelompokan mengikuti  prinsip yang mendasari pola SQM – Super Quick Managemetn ini. Maka disusunlah fungsi management SQM – Super Quick Magement ini dalam tiga tahapan yaitu ; Tahap pertama adalah “Involvement”. Tahapan kedua adalah “Action”. Dan tahapan ketiga adalah “Appraisement.
   Pada tahapan Involvement menekankan pelibatan karyawan dalam penyusunan suatu rencana dengan mengedepankan prinsip mengutamakan “Mansusia”. Oleh karena itu seorang manajer dituntut memiliki kemampuan mengarahkan, meyakinkan dan mempengaruhi karyawan dengan disadari prinsip melayani, mencintai dan mengasihi, untuk dapat bekerja sama dalam penyusunan suatu rencana. Setiap individu yang telah mendapat perhatian, pelayanan, penghargaan, akan bekerja dengan semangat, dengan senang hati, dengan tulus dan akan melibatkan diri mendukung upaya untuk memajukan perusahaan. Rencana yang disusun dengan melibatkan karyawan akan membawa pengaruh yang baik kepada karyawan. Karyawan akan merasa diperhatikan dan merasa dihargai. Karena dengan terpenuhinya kebutuhan akan perasaan-perasaan tersebut, akan berpengaruh pada kinerja karyawan. Ketika perusahaan memberikan pemenuhan batin yang paling mendasar tersebut akan membuahkan hasil yang baik berupa dukungan yang baik dari karyawan, tumbuhnya tanggung jawab yang tinggi, serta kreatifitas, inovativitas dan proaktifitas yang tinggi juga.
   Pada tahapan Action, menekankan pada pada keterlaksanaan suatu perencanaan  (planning). Sebaik apapun suatu perencanaan dibuat tetapi  tidak di tindak lanjuti dengan pelaksanaan pada perencanaan tersebut, maka tidak akan membawa manfaat bagi perusahaan. Plan your work, and work your plan, itulah prinsip dalam membuat suatu perencanaan. Itulah sebabnya tindakan eksekusi dan supervision yang saya rangkum dalam fungsi Action, menjadi sangatlah menentukan keberhasilan bagi perusahaan.
   Beban Management sebernarnya terkonsentasi di pekerjaan Eksekusi dan Supervisi. Disitulah bobot paling berat dari pekerjaan manajer, direksi, atau Pimpinan. Pada tahapan eksekusi dan supervisi (pengawasan), tanggung jawab mulai dari implementasi diikuti dengan pengawasan yang efektif, yang menyangkut kegiatan inspection, monitoring dan controlling, sehingga apa yang menjadi tujuan perusahan sebagaimana tertuang dalam perencanaan tersebut, dapat dicapai. Kegiatan berjalan sesuai dengan rencana, target yang ditetapkan dapat dicapai. Suksesnya seorang manajer hendaknya dievaluasi dari seberapa sukses seorang manajer, pimpinan melakukan tugas eksekusi dan supervisi. Kesuksesan tersebut dinilai dari seberapa sukses dan cepat suatu rencana di implementasikan atau dieksekusi, atau mulai dikerjakan, apakah pekerjaannya dilaksanakan sesuai dengan rencana, apakah tujuan dan sasaran yang dikehendaki tercapai. Sedangkan pada tahapan awal yaitu tahapan penyusunan rencana atau tahapan Involvement, penilaiannya lebih kepada hasil kerja kolektif antara bawahan dan manajer. 
   Tahapan  ke tiga, yaitu “Appraisement,” yang ditonjolkan adalah upaya evaluasi, feedback dan penerapaan punishment and reward secara cepat, tepat dan tegas kepada karyawan atau pegawai sebagai pelaksana tugas dalam kegiatan tersebut, setelah memperhatikan performance dan perilaku dari para pelaksana tugas tersebut. Dengan mempehatikan performance berdasarkan penilaian dengan mengacu kepada Management by objective dan Performance by objective, maka manajer dapat memberikan feedbacl atau suatu umpan balik kepada karyawan atau pegawai selaku pelaksana tugas dalam kegiatan tersebut. Pada saat feedback diberikan tersebut maka seorang manajer haruslah dapat menerapkan secara cepat, tepat dan tegas punishment and reward kepada karyawan.
   Dengan mengaplikasikan prinsip management yang mendahulukan Manusia sebagai faktor utama dalam manajement, lalu mengutamakan penempatan pegawai yang berbasis kompetensi, serta selalu menonjolkan kecepatan, ketepatan dan ketegasan dalam menanggapi hasil evaluasi atas performance karyawan dan tak lupa mengamati setiap gerak gerik atau perilaku dari setiap karyawan, maka penegakkan kedisiplinan dalam lingkungan perusahaan akan berjalan dengan baik.
Kecepatan merespon atas hasil yang baik ditunjukan oleh karyawan akan membangunkan rasa puas, rasa senang dan rasa dihargai dalam setiap aktifitasnya. Sikap manajement yang seperti itu akan mendorong karyawan lebih proaktif, lebih kreatif dan lebih inovatif dalam melakukan pekerjaannya.
   Sedangkan pemberian teguran secara lisan ataupun teguran secara tertulis sebagai suatu konsekuensi (Consequenses) atas prestasi buruk akan membangun kesadaran untuk bangkit dan berprestasi. Namun kalau sampai beberapa kali diberikan peringatan secara tertulis belum juga ada perubahan, maka perusahaan tidak perlu membuang waktu lagi bekerja sama dengan karyawan yang demikian, karena dengan upaya apapun, kalau sudah motif atau perilakunya yang demikian, sudah seharusnyalah diambil sikap untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan tersebut.
Dari hasil evaluas akan didapatkan 2 (dua) jenis penialaian.  Pada tahapan Action dimana ada dua kegiatan manajemen, yaitu eksekusi dan supervisi atas pelaksanaan tugas, dimana hasilnya akan menunjukan nilai berhasil atau tidak berhasil, baik atau tidak baik. Kalau sampai hasil penilaiannya adalah berhasil, atau baik, maka perlu dilakukan tindakan dengan sesegera mungkin (Super Quick Action), berupa pemberian Reward. Inilah yang menjadi inti dari SQM – Super Quick Management, yaitu suatu tindakan super cepat dalam mengambil tindakan ketika merespond hasil evaluasi yang dilakukan pada tahapan management yang ketiga yaitu Appraisement. Salah satu prinsip yang ditonjokan dalam SQM – Super Quick Management adalah pemberian Punishment dan Reward secara cepat, tepat dan tegas. Dengan tindakan manajent yang demikian, maka lambat laun budaya disiplin, kemauan kerja yang tinggi akan tertanam dilingkungan perusahaan dan dapat dikembangkan serta dipelihara sebagai budaya yang baik dalam lingkungan perusahaan.
SQM – Super Quick Management ini tidak hanya dibudayakan dalam perusahaan, namun dapat juga diterapkan dan dibudayakan pada lingkungan sosial yang lain seperti rumah tangga, organisasi sosial, bahkan juga pada institusi Pemerintah. Dengan respons manajement yang super cepat, tepat dan tegas, dimana setiap prestasi baik yang dicapai oleh karyawan atau pegawai secara cepat mendapat penghargaan berupa pujian, tanda jasa, atau pemberian sejumlah uang menjadi tambahan pendapatan, akan memberikan pengaruh kepada karyawan atau pegawai yang menerimanya berupa kepuasan batin dan kebanggaan bagi karyawan tersebut. Dan sebagai akibat rasa puas, rasa senang, dan rasa bangga yang ditimbulkan oleh karena pemberian reward tersebut, maka akan berimplikasi kepada terbangunnya semangat, tingginya rasa tanggung jawab, serta akan menimbulkan kreatifitas, inovativitas, dan proactivititas bagi karyawan atau pegawai, yang pada akhirnya kinerja atau pruduktivitas dari karyawan atau pegawai akan semakin meningkat atau minimal dapat dipertahankan.
   Bagi karyawan atau pegawai yang performance-nya tidak baik, atau kurang berprestasi, kurang memberikan manfaat bagi perusahaan, maka perlu dipelajari lebih jauh lagi; pertama, apakah ketidak berhasilannya, atau kurang performance dikarenakan oleh kurang menguasai pekerjaan, atau ataukan karena kurang skillnya, atau mungkin karena salah penempatan atau bukan the right man on the right place. Jika terjadi seperti itu, maka yang harus dilakukan oleh manajement adalah memberikan training untuk kasus kurang paham pada pekerjaan, atau belum tau cara melakukan pekerjaan tersebut. Atau bisa juga dipindahkan ke tempat kerja yang lain, kalau memang terjadi kesalahan dalam penempatan kerja.
Sedangkan kalau sampai karyawan atau pegawai benar-benar niatnya tidak baik, behaviour dan attitude-nya memang tidak baik, maka harus dengan sesegera mungking dilakukan tindakan. Tindakan yang harus disesuaikan dengan tinggkat kesalahannya, mulai dari teguran lisan, teguran tertulis, atau pemecatan, atau sangsi lain menurut pertimbangan manajement yang pantas diberikan. Pada dasarnya harus ada tindakan yang cepat, tepat dan tegas yang harus dilakukan sesegera mungking.
Tindakan harus diberikan dengan memperhatikan hasil evaluasi yang objective, sebagai implementasi dari Management by objective serta performance by objective. Jangan lupa, dalam memberikan sangsi baik berupa warning lisan ataupun tertulis, bahkan lebih berat lagi sampai harus dilakukan pemecatatan, maka yang perlu diingat adalah dilakukan atas pertimbangan prestasi atau performance karyawan atau pegawai. Prinsipnya yang kita perangi adalah kinerjanya bukan menyerang pribadinya. Dengan maksud untuk mendorong perbaikan prestasi karyawan.
Hendaklah selalu dijelaskan bahwa tidak ada maksud untuk memusuhi atau mendiskriminasikan, tetapi untuk mendorong supaya bisa maju. Lakukan feedback atau umpan balik yang baik, bicarakan secara rahasia dan empat mata. Tunjukan bahwa kita sangat memperhatikan mereka, menyayangi mereka. Tujukan rasa empati, rasa terharu melihat prestasi mereka yang buruk.
Yang harus diingat bahwa semua individu memiliki harga diri (self esteem), privasi. Diskusikan upaya perbaikan, dan sampaikan bahwa kita hanya membacakan hasil evaluasi. Tapi yang membuat semua tindakan, motif itu adalah pegawai atau pelaku tugas tersebut.
Dengan cara yang demikian, maka hubungan kemanusiaan tidak akan terganggu, dan karyawan yang mendapat sangsi berupa teguran atau peringatan tertulis bahkan pemecatan, tidak sampai akan marah atau menyimpan dendam kepada kita. Jelaskan bahwa kita hanyalah menjalankan kesepakatan. Namum yang memilih melakukan semua perilaku dan motif tersebut adalah karyawan sendiri.
Ketegasan, tidak berarti kita harus merusak hubungan kemanusiaan. Namun kedekatan hubungan juga tidak bisa menjadi alasan untuk kita tidak memberikan sanksi. Disinilah seni kepemimpinan bermain. Dan disinilah pemimpin melayani, pemimpin yang punya hati nurani, pemimpin yang memperhatikan kepentingan anggota kelompok sosial harus diperankan dengan baik.
Sesungguhnya inti dari SQM – Super Quick Management adalah 3 (tiga) langka tersebut, yaitu ; 1. Mengutamakan “Manusia” sebagai inti kekuatan dalam manajemen. 2. Penempatan karyawan berbasis kompetensi. 3. Penerapan punishment and Reward secara cepat, tepat dan tegas berdasarkan hasil evaluasi performance dan mengamati sikap dan perilaku karyawan. Sekiranya pembaca mampu menjabarkan akan ketiga prinsip tersebut dengan mengimplimentasikan 3 tahanpan dalam management SQM – Super Quick Management yaitu ; 1 Involvement. 2. Action. 3. Appraisement, kalau sudah tidak ingin membaca lagi lanjutan dari buku inipun sudah cukup dibaca sampai disini. 
Namun kalau ingin mengikuti lebih jauh silahkan dibaca terus, karena ada beberapa prinsip yang baik, yang harus diketahui agar penerapan SQM – Super Quick Management ini dapat diimplementasikan dengan baik di lingkungan sosial pembaca, apakah dirumah, di perusahaan, organisasi ataupun di Pemerintahan.
Untuk dapat menerapkan  SQM – Super Quck Management, maka pembaca harus    mengerti terlebih dahulu lingkungan sosial yang ada, baik rumah tangga, perusahaan, organisasi kelompok masyarakat, bahkan sampai kepada lingkungan Negara.
Lingkungan sosial adalah suatu lingkungan dimana terdapat 2 (dua) orang atau lebih yang melakukan suatu interaksi. Lingkungan sosial yang paling kecil adalah        rumah tangga. Lalu yang lebih besar dari rumah tangga adalah perusahaan, organisasi sosial. Perkumpulan sosial yang paling besar adalah Negara. Itulah sebabnya mengurus Negara tidaklah mudah karena menyangkut agrigat dari masyarakat yang sudah mempunyai perkumpulan sosialnya masing-masing. Di dalam Negara sudah ada kepentingan individu yang beraneka ragam macamnya, lalu keinginan kelompok sosial berupa tujuan kelompok sosial yang telah mereka dirikan, sehingga tidaklah mudah mengakomodir segala kepentingan tersebut.
Hebatnya manajement, adalah terletak kepada fleksibilitasnya, sehingga dapat disesuaikan dengan skope atau lingkup dari organisasi tersebut. Namun secara prinsip dalam penerapan prinsip dan fungsi tetaplah sama. Jadi saya dapat katakana bahwa prinsip  SQM – Super Quick Management, dapat diberlakukan pada seluruh ragam lingkungan sosial manapun.
Lingkungan sosial perusahaan adalah lingkungan yang lebih besar dari rumah tangga, dimana didalamnya ada manusia dengan segala kebutuhannya berinteraksi. Hanya saja interaksi dalam lingkungan perusahaan adalah interaksi dalam hubungan timbal balik, dimana dari pihak pegawai adalah mendapatkan penghasilan dalam bentuk gaji, sementara dari pihak perusahaan yang direpresentasikan oleh para direksi dan manager adalah untuk mencapai keuntungan.
Sedangkan intraksi anggota kelompok sosial pada lingkungan organisasi sosial, yang sifatnya non profit oriented, anggota kelompoknya mengharapkan mendapatkan jasa pelayanan, yang bentuknya tergantung kepada tujuan didirikanya organisasi tersebut.
Pada kelompok sosial yang lingkupnya lebih besar, cakupannya adalah nasional, seperti kelompok organisasi Partai Politik, maka yang diharapkan dari anggota kelompoknya adalah harapan adanya perubahan pada kepemimpinan nasional, penyaluran aspirasi, serta ingin melibatkan diri dalam memperjuangkan ideologi sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partainya.
Pada skope atau lingkup lingkungan sosial yang paling besar adalah Negara, maka anggota kelompok dalam hal ini masyarakat mengharapkan adanya pelayanan dari Pemerintah yang dapat menyentuh rakyat, pemerataan pembangunan, serta perilaku pemeritah yang memperhatikan dan mengutamakan kepentingan rakyat, bukan mengutamakan kepentingan kelompoknya atau kepentingang partainya semata.
Yang paling mendasar dalam interaksi manusia dalam lingkungan sosial adalah hubungan yang didasari pada prinsip saling menang (Win – Win relationship), atau hubungan yang saling menguntungkan (mutually beneficial relationship) bukan didasari pada hubungan yang saling merugikan (adverse relationship) atau prejudicial relationship.
Hubungan yang saling menang (Win-Win relationship), atau hubungan yang saling menguntungkan (Mutually Beneficial Relationship) hanya dapat terbangun dengan mengikuti prinsip Universal, dimana setiap manusia ingin dihargai, ingin diperhatikan, ingin diakui, serta yang paling untama adalah ingin dicintai, disanyang atau dikasihi.
Profesionalisme tidak harus menghilangkan atau mengabaikan nila-nilai universal tersebut. Tidak sedikit pemimpin gagal dalam kepemimpinannya hanya karena mengabaikan prinsip universal tersebut. Hampir semua tokoh dunia, berhasil mengukirkan namanya sebagai toko kemanusian, toko pembela kebenaran, semuanya hannya karena mereka mampu mengimplementasikan prinsip  universal tersebut dalam kepemimpinan mereka.
Ketika pemimpin mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip universal tersebut, maka dapat dipastikan, dia akan berhasil mendapat simpati, dukungan, rasa respect dari pengikutnya, bahkan dari masyarakat, dibelahan bumi manapun berada.
Prinsip Universal adalah prinsip yang didasari pada prinsip penciptaan. Dimana manusia diciptakan oleh Pencipta, mempunyai perasaan yang sama, mempunyai struktur saraf yang sama, otak yang sama. Oleh karena itu ketika pemimpin menerapkan prinsip yang demikian maka sudah pasti akan dapat dipahami dan diterima dibelahan bumi manapun. Pemimpin yang menerapkan prinsip universal akan dihargai, dihormati, disegani. Karen dasar dari prinip universal hanyalah satu, yaitu semua manusia adalah sama dihadapan Tuhan, karena tercipta dari satu Pencipta, yaitu Tuhan, Allah pencipta alam semesta ini.
Hanya saja, dalam suatu kelompok sosial, baik rumah tangga, perusahaan, organisasi sosial dan Negara sudah pasti ada aturan yang dibuat. Kalau dimasyarakat ada etika, norma, aturan dan perundang-undangan. Semua dilakukan untuk mengatur hubungan antar umat manusia agar pegawai, anggota organsisasi sosial yang non profit, dan masyarakat, tidak berjalan dan berlaku semena-mena. Itulah pola dalam suatu masyarakat atau dalam suatu perikatan sosial agar tercipta ketertiban, kerukunan dan kedisiplinan dalam sebuah lingkungan sosial tersebut.
Untuk menegakan suatu norma, aturan dan perundang-undangan maka diperlukanlah kecepatan, ketepatan dan ketegasan dalam menegakkan aturan, norma dan undang-undang tersebut. Tanpa sebuah ketegasan maka akan sulit tercipta ketertiban, kedisiplinan dalam kelompok sosial apapun, rumah tangga, lingkungan kerja, organisasi sosial, organisasi politik atau dalam batas yang paling luas adalah Negara.
SQM – Super Quick Management adalah suatu konsep manajemen yang mengadopsi prinsip universal dalam pola hubungan sosial, namun menuntut ketegasan sikap dalam menegakan suatu aturan yang telah disepakati dalam setiap lingkungan sosial tersebut.
Dengan diterapkannya SQM – Super Quick Management dalam setiap lingkungan sosial maka akan tercipta suatu pola hubungan yang harmonis, rukun dan damai dalam hubungan yang saling menghargai dan saling menghormati, terbangun suatu hubungan timbal balik yang selaras dan seimbang dan harmonis antar anggota kelompok sosial dan antara kelompok sosial dengan pemimpinnya dalam kelompok sosial tersebut.
Hubungan timbal balik antara anggota kelompok (pegawai, anak dalam rumah tangga, anggota organisasi atau masyaakat) dengan pimpinan kelompok (Direksi/Manager, Orang tua dalam rumah tangga, Pimpinan organisasi dan Pemerintah) akan berjalan dalam hubungan yang saling menghargai (respect each other), saling menghormati (honor each other), saling percaya (trust each other) saling bertanggung jawab (responsible each other), dan saling memenggang komitment (commited each other).
Ketika hubungan timbal balik sudah tercipta dengan baik dalam kelompok masyarakat, maka pada saat membuat aturan untuk mengatur pola hubungan dalam suatu kelompok masyarakat maka akan mendapat dukungan dari anggota kelompoknya. Paling tidak dalam membuat suatu aturan, perlu melibatkan anggota kelompok, dan perlu mendapatkan input dari masyarakat. Kemudian disosialisasikan dengan baik kepada anggota kelompok sosial sebelum ditetapkan sebagai panduan, aturan, atau undang-undang. Dengan mengikuti pola penyusunan suatu sistem dan prosedur, aturan, dan perundang-undangan yang baik, yang dapat diterima oleh anggota kelompok, ketika diterapkan sudah pasti tidak ada penolakan atau tidak akan mengecewakan, dan tidak akan  terjadi gejolak di kolompok sosial, baik rumah tangga, perusahaan, organisasi terlebih dalam suatu Negara.
Setelah  suatu aturan main, berupa jadwal, anggaran, program, peraturan bahkan perundang-undangan telah disepakati berasama dan diterbitkan lalu dikukuhkan dengan penanda tanganan sebagai sebuah pernyataan komitmen dan tanggung jawab, maka dalam implementasinya belum tentu akan berjalan dengan mulus. Oleh karena itu, diperlukanlah langkah pengawasan atau Supervision, untuk  memastikan, bahwa jadwal, anggaran, program, peraturan, atau suatu produk hukum dapat berjalan dengan baik.
Pada tahapan Supervisi ini yang perlu dilakuka adalah kegiatan;  inspection, monitoring, controlling. Dan yang menjadi objek dari supervision atau pengawasan adalah sikap (attitude) perilaku (behavior) dari anggota kelompok, dan harus dilakukan dengan prinsip Managemet by objective atau manajement yang dilaksanakan secara objectif, buka subjektif dan Performance by objective.
Manajement by objective yang dimaksud adalah segala kebijakan, keputusan yang diambil berdasarkan pada penilaian yang objektif. Standar penilaiannya harus benar-benar objectif. Contoh, kalau kita menilai pegawai yang dinilai adalah kinerja sesuai job description atau diskripsi jabatan/pekerjaan. Oleh karena itu elemen dalam standar penilaian haruslah dibuat sedemikian detail, dengan sistem dan patokan penilaian yang jelas dan standar pengukuran yang jelas. Sehingga tidak menimbulkan interprestasi yang lain yang condong menggiring kepada pertimbangan subjektif.
F.   Rangkuman dari pendekatan dalam SQM – Super Quick Management.
1.      SQM – Super Quick Management adalah pola management yang diangkat dari pengalaman selama 33 tahun berkarya baik sebagai staf biasa, serta menjadi pimpinan dengan menduduki berbagai level kepemimpinan mulai dari Supervisor sampai ke Direksi, dengan mengadopsi beberapa prinsip yang diambil dari pandangan para ahli dalam teori Manajement, Psikologi dan Sosiologi serta prinsip kemanusian yang berlaku secara universal.
2.      Dari tinjauan pragmatis, dipadukan dengan teori manajement, teori psikologi dan teori sosiologi, maka saya telah mengambil 3 (tiga) prinsip utama yang mendasari SQM – Super Quick Management, yaitu ;
a.       Manusia sebagai keutamaan dalam manajement dengan penekanan utama pada pendekatan Cinta Kasih. Penerapan hubungan yang setara, seimbang dan harmonis dalam setiap lingkungan sosial, baik rumah tangga, perusahaan, organisasi sosial bahkan dalam lingkungan Negara.
b.      Penempatan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi, merupakan keharusan, agar dalam pelaksanaan tugas dapat mengedepankan profesionalisme, serta kreatifitas, inovativitas dan proaktivitas dari para karyawan atau anggota kelompok dalam masing-masing lingkungan sosial. Kompetensi terbangun dari kekuatan spiritual. Kunci kekuatan spiritual ada pada kepatuhan, kesetiaan serta rasa takut akan Tuhan, yang implementasinya adalah kasih kepada sesame manusia, dan penurutan pada perintah Allah Sang Pencipta Alam Semesta.
c.       Penerapan punishment and reward secara cepat, tepat dan tegas dalam penegakkan aturan dan disiplin serta menjaga performance karyawan atau anggota kelompok dalam masing-masing kelompok sosial.
3.      Dari semua fungsi manajement yang ada, maka saya telah susun dalam 3 (tiga) tahapan saja, yaitu;
a.       Involvement, yaitu tahapan pertama dari fungsi manajement yang lebih menekankan pada pelibatan karyawan dengan penekanan pada pendekatan kemanusiaan dengan pendekatan Cinta Kasih. Sehingga terjadi hubungan yang setara, seimbang dan hormonis, dalam koridor saling menghormati, serta saling menjaga tanggung jawab masing-masing. SQM – Super Quick Management lebih mengedepankan Trust dari karyawan, atau anggota kelompok, yang terbangun dari pemimpin yang memiliki integritas,  kapabiltas dan kasitas yang baik.
Dengan pola hubungan yang demikian, perencanaan akan disusun secara besama, dalam tanggun jawab bersama, sehingga pelaksanaannya akan mudah dilaksanakan, target yang ditetapkan lebih mudah dicapai.
b.      Action, yaitu tahapan yang berforkus pada 2 (dua) kegiatan, yaitu eksekusi dan Supervision atau pengawasan. Perencanaa tanpa eksekusi yang baik akan percuma karena hanya akan menyebabkan hilangnya peluang yang baik. Sedangkan pengawasan merupakan kekuatan dari semua fungsi manajement. Karena tanpa pengawasan yang baik, maka pelaksanaan tidak akan mungkin berjalan sebagaimana rencana yang telah dibuat, sehingga tujuan perusahaan sulit dicapai.
c.       Appraisement, yaitu pentahapan yang menitik beratkan pada ketigatan; evaluasi, feedback serta penerapan punishment and reward secara cepat, tepat dan tegas. Kecepatan, ketepatan dan ketegasan merupakan inti dari SQM – Super Quick Management. SQM – Super Quick Management merupakan aplikasi manajement dengan memadukan pendekantan kemanusiaan yang menerapkan prinsip Cinta Kasih dalam pola hubungan manusia, dipadukan dengan kecepatan, ketepatan dan ketegasan dalam menerapkan suatu punishment and reward atas perilaku merugikan atau motif yang bisa merugikan perusahaan, serta prestasi karyawan atau anggota kelompok masing-masing kelompok yang kurang produktif.

Itulah rangkuman dari pendekatan dari SQM – Super Quick Management yang dapat saya sampaikan, untuk membantu mempermudah pemahaman dalam konsep SQM – Super Quick Management ini.

1 komentar:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    www.arenakartu.cc
    100% Memuaskan ^-^

    BalasHapus