Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Rabu, 10 Februari 2016

SQM - SUPER QUICK MANAGEMENT - BAB III - INVOLVEMENT

III. INVOLVEMENT
A.       Pengertian dan dasar pemikran untuk fungsi Involvement.
Involvement means “the act of taking part in an activityeventor situation;” Terjemahannya Involvement berarti “tindakan mengambil bagian dalam suatu kegitan, acara atau situasi.”
Involvement of: The problem requires the active involvement of the local government. Terjemahannya “Permasalahan membutuhkan keterlibatan secara aktif dari pemerintah setempat.”
involvement with:  Our involvement with this project started way back in 1989. Terjemanhannya “Keterlibatan kami dalam proyek ini dimulai jauh sejak tahun 1989.”
involvement in:  There is no evidence of his direct involvement in the bombing. Terjemahannya “Tidak ada bukti akan keterlibatannya secara langsung dalam pengeboman itu.”
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa “Involvement”  dalam bahasa Indonesia berarti “Keterlibatan,” adalah suatu tindakan untuk ikut mengambil bagian dalam suatu kegiatan, acara atau situasi.
Mengapa pada tahapan pertama fungsi SQM – Super Quick Management ini saya lebih mengedepankan Involvement (Keterlibatan), hal ini berkaca dari pengalaman saya selama melakukan Performance Evaluasi atau penilaian prestasi kerja atau kadang juga disebut sebagai evaluasi kenerja, pada bawahan saya. Dari hasil umpan balik yang telah dilakukan, kebanyakan saya rekam bahwa banyak pegawai yang tidak dapat meningkatkan kinerjanya karena demotifasi.  Mereka merasa tidak pernah mendapat perhatian, kurang dihargai dan merasa kecewa karena mereka kurang bahkan tidak pernah dilibatkan dalam penyusunan program kerja di perusahaan.
Banyak Manager gagal dalam mencapai tujuan perusahaan hanya karena terlalu percaya diri, sehingga tidak melibatkan bawahan, atau tidak tau bagaimana mempengaruhi bawahannya untuk ikut terlibat dalam menyusun suatu perencanaan kerja ataupun program, atau perencanaan dalam membuat proyek bahkan perencanaan induk dari suatu perusahaan.  Perencanaan yang demikian kurang mendapatkan input, saran atau pemikiran dari subordinate atau bawahan. Anggapan bahwa manager adalah maha tau, karena sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi dan berpengalaman sehingga tidak membutuhkan pemikiran dari subordinate atau bawahan, merupakan suatu pemikiran yang keliru.
Memang kalau hanya sekedar menyusun Master Plan (Rencana Induk), Action Plan (Rencana Aksi), dengan mengambil referensi dari Master Plan sebelumnya, Action Plan yang pernah dibuat atau dari apa yang diperoleh di perkuliahan, sudah bisa kita menyusun suatu Master Plan, Action Plan yang baik. Kita tentu sudah tau bahwa dalam menyusun suatu Action Plan maka dibutuhkan; 1. Memiliki Visi dan Misi serta menetukan suatu tujuan dan sasaran yang akan dicapai. 2. Melakukan infentarisir atas sumber daya yang dibutuhkan. 3. Mengaplikasikan prinsip W5H, yaitu When, why, where, who doing what. And How to do it.  Kita juga semua sudah mengerti bahwa dalam menyusun Master Plan, Action Plan harus specific, measurable, achievable, countable and controlable. Namun itu  barulah pada tataran teknis dan content atau isi dari perencanaan saja. Kita juga harus sadar bahwa prinsip dari management adalah “getting things done trough other people”.
Tugas Manager sesungguhnya lebih banyak berhubungan dengan Manusia, untuk diarahkan melakukan aktifitas sebagaimana yang telah direncanakan untuk mendukung visi dan misi serta tujuan dan sasaran dari perusahaan tersebut. Dalam peran menggerakkan manusia untuk melakukan aktivitasnya, maka seorang Manajer haruslah memiliki kemampuan dalam beriteraksi dengan manusia. Manajer harus memilki kemampuan memimpin bukan sekedar mengatur. Manajer harus mampu mempengaruhi, meyakinkan dan mengarahkan setiap idividu yang terlibat dalam perusahaan. Manajer harus mempunyai sense of human yang tinggi. Mengerti kebutuhan setiap individu yang ada dalam kelompoknya. Mengerti apa yang menjadi harapan setiap individu dalam berinteraksi.
Setelah melakukan pendekatan dengan baik dengan para karyawan, manajer juga harus mempekerjakan atau menempatkan karyawan sesuai dengan kompetensinya, agar mampu melakukan pekerjaan dengan baik. Selain itu karyawan diharapkan dapat melakukan aktivitas yang selaras dengan visi dan misi serta arah dan tujuan perusahaan.  Manajer harus mampu melakukan pengawasan untuk memastikan suatu rencana agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan serta sasaran yang ditetapkan. Inti dari kesuksesan dalam melaksanakan rencana perusahaan, ataupun suatu organisasi adalah “Manpower”. Artinya, Key Driver (kunci utama) dalam menentukan keberhasilan perusahaan adalah “Manusia”. 
Oleh karena itu sesungguhnya yang perlu dilakukan oleh seorang Manajer adalah bagaimana memperlakukan manusia terlebih dahulu, barulah memikirkan bagaimana menggunakan manusia sesuai dengan basis kompetensi yang mereka miliki. Oleh karena itu saya berpandangan bahwa dalam peran fungsi manajement pada langkah pertama, hendaklah Manager mengutamakan “Keterlibatan” Manusia (Human Involvement) dalam penyusunan Rencana Aksi (Action Plan) ataupun perencanaan yang lain,  sesuai dengan bidang fungsi masing-masing pada tingkatan manajement.
Human Involement yang saya maksudkan adalah pendekatan Manajement berbasis Kemanusiaan dan Kompetensi. Pengembangan perusahaan tetaplah berintikan Kemanusiaan terlebih dahulu. Dengan pendekatan yang demikian, tidak akan terjadi eksploitasi pada manusia hanya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Manusia tetaplah menjadi objek utama dan hendaknya selalu menjadi tujuan dari setiap perusahaan.
Suatu hari waktu saya menjadi Direktur di PT PAM Bitung,  Saya mencoba mengevaluasi hasil perusahaan sebelum saya mejadi Dirut di Perusahaan tersebut. Saya mendapati bahwa penghasilan perusahaan selalu tidak pernah bisa menutupi operasional perusahaan. Saya coba bertanya kepada pegawai, bagaimana teknik penyusunan program kerja di Perusahaan tersebut sebelumnya. Saya dapati dari informasi pegawai, bahwa mereka hampir tidak pernah dilibatkan dalam menyusun program di perusahaan air minum tersebut. Dan tidak pernah mendapat pengarahan yang rutin. Akhirnya saya rubah pola penyusunan program kerja, penyusunan rencana kerja perusahaan. Saya lebih bayak melibatkan karyawan, dan hasilnya luar biasa. Saya bisa menaikan tarif harga air minum, dan dapat menertipkan kedisiplinan pelanggan untuk membayar air. Penghasilan perusahaan naik 150%. Karena semua orang bekerja, berkreasi dan ikut berperan aktif dalam mengejar target yang telah disusun secara bersama tersebut.  Sentuhan kemanusian saya gunakan, karena sudah berpengalaman bertahun-tahun menjadi Manajer di beberapa perusahaan.
Banyak hal yang manajer tidak lakukan, untuk bisa membantu staf bekerja lebih efektif. Menyadari akan hal tersebut, Saya mulai mengefektifkan komunikasi dengan karyawan, meminta ide tau gagasan cemerlang dari mereka, mengajak mereka duduk sama-sama, membuat rencana. Bahkan saya siapkan waktu untuk masing-masing kepala bagian, kami duduk, berbicara 4 (empat) mata dalam penyusunan rencana kerja perorangan. Saya tuntun mereka, minta target yang menurut mereka wajar dan dapat dicapai. Seminggu kemudian kami duduk dan review kembali target tersebut. Dan ternyata, dari waktu ke waktu dapat dicapai, bahkan kami bisa naikan target yang telah mereka tetapkan sebelumnya.
Staf juga manusia yang membutuhkan perhatian, membutuhkan penghargaan, membutuhkan dorongan moril supaya mereka lebih bersemangat.  Mereka tidak berprestasi hanya karena belum tau cara merencanakan pekerjaan mereka, dan belum bisa membangkitkan sprit atau semangat untuk mendorong kinerja mereka. Hanya butuh sentuhan kecil berupa perhatian dan pengakuan atau penghargaan saja, maka mereka akan menjadi karyawan yang produktif. Semangat, gairah kerja mereka akan naik, kreatifitas, inovativitas dan proaktivitas mereka akan muncul.
Jika manusia kita perlakukan sebagaimana mestinya, kebutuhan hatinya kita penuhi dengan memberikan perhatian, kasih sayang, kita councelling dengan mereka bagaimana mencapai prestasi yang baik, akui setiap prestasi yang mereka capai, berikan penghargaan, maka mereka akan bersemangat.
Manusia haruslah ditempatkan pada posisi utama dalam mencapai tujuan perusahaan. Jikalau kita semua sepakat pada pandangan ini, maka tidak akan ada lagi demo yang menuntut segala hak, karena manusia telah diletakan sebagai tujuan utama dalam menjalankan usaha. Segala bentuk kepemimpinan yang eksploitatif dan intimindatif akan hilang ketika semua elemen dalam kelompok sosial bersepakat untuk menerapkan prinsip Manajement Berbasis Kemanusiaan di dalam perusahaan. Perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah terlebih dahulu mengedepankan kepentingan manusia, barulah memikirkan keuntungan. Manusia tidaklah hanya menjadi subjek dalam memanjukan perusahaan, tetapi hendaklah manusia menjadi objek utama dalam menjalankan usaha, barulah berorientasi pada keuntungan.
Ketika arah pandangan diarahkan untuk mendukung prinsip, ataupun paham seperti itu, maka seluruh aplikasi manajement akan mengalami pergeseran paradigma,  untuk menyesuaikan diri pada pola pandang tersebut.
Ketika arah Manajement merujuk kepada pendekatan Kemanusiaan, atau Manajemet yang berbasis kemanusiaan, maka seluruh kekuatan management diarahkan untuk merangkul, mempengaruhi, meyakinkan dan mengarahkan setiap individu didalam lingkungan perusahaan bergerak searah seirama untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan. Lalu mengembangkan kompetensi manusia, memenuhi kebubutuhan manusia, sehngga mereka menjadi lebih professional dalam menjalankan tugasnya.
Menjadi manajer yang baik  harus mampu membangun kepercayaan dari karyawan kita. Kepercayaan tersebut terbangun dari bagaimana kita menjaga integritas kita sebagai manajer. Selain itu, manajer harus mampu menjaga kredibiitas dan kapabilitasnya, sehingga bisa disegani, dihormati, dan didengar oleh karyawan.
Untuk menjaga integritas, maka seorang manajer perlu menjaga nilai moral yang ada. Manajer dituntut harus jujur, tidak melakukan perbuatan korupsi yang merugikan perusahaan, harus mampu membawa diri ditengah karyawan. Pemimpin yang amoral, akan mudah melunturkan kepercayaan dari staf atau bawahan, malah hanya akan menjadi bahan cemohan, ejekan dari bawahan. Bawahan tidak akan menghargai, dan tidak akan mau mendengar apa yang diperintahkan kepadanya.
Harus dipahami, bahwa semakin tinggi posisi seseorang, maka godaan akan semakin banyak. Tahta, Wanita dan Harta, adalah musuh utama ketika seseorang sedang mencapai puncak karirnya. Ketika kita tidak memiliki prinsip yang kuat, mudah terpengaruh oleh gemerlapan dunia, maka ambang kejatuhan terbuka lebar buat kita. Penjara menanti, kehilangan jabatan, bahkan kehancuran rumah tangga bisa menimpa kita.
Anak yang tidak berdosa menjadi korban keserakahan, hawa napsu yang tak terkendali, dan kenikmatan yang sifatnya hanya sesaat. Yang perlu kita ingat adalah, mengembalikan nama yang hancur akan sangat sulit, karena stempel sosial yang telah melekat dalam diri kita, tidaklah mudah untuk menghilangkannya. Anak-anak jadi malu dan jadi korban, jadi sasaran cemohan kawan-kawannya, isteri menjadi tidak berani keluar karena malu, nama keluarga semua tercoreng.
Itulah sebabnya, menjaga integritas diri sangat diperlukan, karena semakin tinggi status sosial seseorang, semakin terkenal seseorang, maka akan semakin banyak mata yang memperhatikan gerak geriknya. Diatas dari semuanya, kita harus sadar dan ingat, bahwa di mata Tuhan tidak ada perbuatan, gerak gerik kita yang tersembunyi.  Dialah yang menciptakan kita, karena Dia kita ada, dari tiada menjadi ada, Dialah yang memberkati, yang melimpahkan kesehatan, Dialah sumber hikmat dan akal budi. Oleh karena itu, Takut akan Tuhan adalah suatu keharusan bagi  kita umat ciptaan-Nya.  Takut akan Tuhan adalah permulaan segala hikmat dan pengetahuan.
Kunci utama untuk dapat menjaga integritas adalah “Takut akan Tuhan”. Dengan selalu berpegang teguh dan berserah pada tuntunan Tuhan, hidup kita bisa luput dari segala godaan yang bisa menghancurkan kehidupan kita, menghancurkan karir kita, menghancurkan keluarga kita, dan yang paling memiluhkan hati adalah anak-anak yang tiada berdosa menjadi korban dari kecerobohan, keteledoran, keserakahan dan hawa napsu kita. Morality is the key of the integrity.
Ketika integritas diri dapat kita jaga dengan baik, kapabilitas dan kapasitas dapat ditingkatkan, maka trust dari karyawan kepada manajer atau pemimpin akan terbangun. Kapabilitas adalah kemampuan ilmu, skill dan pengalaman yang sangat memadai, sehingga individu dapat menguasai permasalahan pada bidangnya dan juga dapat mencari solusi atas pemasalahan tersebut. Sedangkan kapasitas adalah kemampuan maksimun yang dimiliki oleh suatu alat, barang, atau manusia. 
Sewaktu saya bekerja di Total Indonsie selama kurang lebih 6 tahun, mulai tahun 1983 sampai 1989, pada waktu itu komputer belum seperti sekarang sudah mengalami kemajuan yang begitu pesat. Kami masih menggunakan sistem mainframe, jadi proses data ada terpusat di satu tempat, yaitu di mainframe tersebut. Karena CPU, memory ada di mainframe tersebut, sementara komputer di ruangan hanya bersifat monitor, yang tidak ada CPU unitnya. Pada waktu itu, saya secara proactif telah mengambil keputusan untuk ikut kursus komputer. Sampai saya bisa membuat program sendiri. Oleh karena saya memiliki kelebihan tersebut, kapasitas dan kapabilitas saya menjadi meningkat. Sehingga saya mendapat kepercayaan lebih dari atasan saya, yaitu penambahan tanggung jawab untuk melakukan tugas yang lain. Dan sudah tentu berdampak juga pada kenaikan gaji melalui promosi kenaikan pangkat.
Setiap karyawan, apakah staf biasa atau manajer level, hendaknya tidak bosan-bosan untuk menambah kapasitas diri dengan menambah pendidikan, mengikuti seminar, bahkan mengikuti kursus yang diperlukan, atau dengan membaca buku lebih sering dan lebih banyak, sehingga kapabilitas kita ikut terdongkrat naik. Kemampuan penguasaan pekerjaan semakin baik, kepercayaan akan semakin terbangun pada diri kita.
Bermimpi mempunyai kedudukan yang tinggi tanpa menambah kapasitas diri, hanya akan menjadikan kita sebagai “manajer yang salah tempat.” Manajer yang tidak mengerti untuk apa dia duduk ditempat itu. Karena setiap posisi atau jabatan mempunyai persyaratan kapasitas, kapabilitas dan integritas diri.
Kalau ada keinginan, atau angan-angan menduduki suatu jabatan yang tinggi, persiapkanlah diri anda mulai sekarang atau sedini mungkin, dengan membekali tambahan ilmu, skill serta pengalaman sehingga  memungkinkan kita untuk bisa menduduki jabatan tersebut, ketika kesempatanya itu tiba. Kita jangan perprilaku sebagai orang yang menunggu-nunggu kesempatan, akan tetapi, jadilah orang yang proaktif menjemput, mencari bahkan menciptakan kesempatan itu.
Sistem demokrasi yang ada saat ini, dimana masyarakat belum terlalu sadar pentingnya persyaratan diri yang harus dimiliki seorang pemimpin, hanya karena dipicu oleh rasa dendam politik, kebencian pada pemerintah, sehingga terjadi subjektifitas dalam memilih pemimpin. Masyarakat tidak menggunakan mata, telinga dan pikiran untuk mengetahui dengan jelas siapa yang akan menjadi pemimpinnya. Tuntutan materialisme sesaat lebih menonjol ketimbang pertimbangan logic dengan mengedepankan kapasitas, kapabilitas, serta kualitas moral seseorang untuk dijadikan pertimbangan dalam memilih pempimpinnya. Akhirnya banyak pejabat yang setelah terpilih, bingung mau bikin apa, bertindak tanpa memahami lingkup pekerjaan yang harus mereka kerjakan.
Akhirnya praktek kepemimpinannya hanya didasarkan kepada kekuasaan semata, melakukan pendekatan intimidatif dan otoriter, dengan memanfaatkan kekuasaan yang ada. Hanya menjadi pemimpin yang tidak mampu membawa kemajuan dalam pembangunan atau membawa perubahan atau perbaikan pada nasib rakyatnya. Tindakannya lebih didominasi oleh orang disekelilingnya yang kadang mempunyai vested interest atau kepentingan diri yang lebih kuat, ketimbang kepentingan untuk melayani masyarakat, serta memikirkan kemajuan pembangunan.
Uang Negara digunakan seenaknya, tanpa berpikir bagaimana mensejahterahkan rakyat, malahan memanfaatkan jabatannya hanya untuk foya-foya dengan menghambur uang Negara untuk hal yang tidak berguna atau tidak bermanfaat untuk rakyat.
Tidak sedikit uang Negara menguap entah kemana rimbanya, ulah para pemimpin pilihan rakyat yang tidak kapabel dikarenakan tidak memiliki kapasitas diri yang cukup baik.  intelektualitas,  kematangan emosional serta standar moral yang sesungguhnya sangat tidak memenuhi standar untuk menjadi seorang pemimpin.  Pemimpin dalam pemerintahan, haruslah mempuyai kapasitas yang baik dari segi spritualitas, intelektualitas, serta emosionalitas yang terkontrol dan moralitas yang baik, supaya bisa menggerakkan roda pemerintahan berjalan dengan baik, mampu mengkoordinasikan kebijakannya dengan seluruh aparat, dan seluruh institusi Negara yang ada di lingkungan pemerintahan, serta mampu mengakomodir keinginan rakyat, dan dapat mengimplementasikanya dalam program pembangunan demi tercapainya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang mereka inginkan.
Mr Lee Kuan Yew, Perdana Menteri Singapura, Mr Mahathir bin Mohamad, Perdana Menteri Malaysia, adalah contoh pemimpin yang berhasil memimpin Negaranya oleh karena mereka mampu menunjukan kemajuan yang sangat besar pada negaranya. Singapura merdeka 20 tahun setelah Indonesia merdeka. Namun kemajuan perekonomian mereka jauh melebihi kemajuan perekonomian Indonesia. Soal kemacetan saja, Singapura Negara yang kecil tersebut, mampu mengaturnya dengan baik, sehingga lalu lintas di Singapura dapat berjalan dengan lancar dan teratur.
Ekonomi apalagi, mata uangnya menjauhi mata uang Negara manapun di asia lainnya. Itu bukan jadi secara kebetulan. Tetapi muncul dari ide-ide cemerlang sang pemimpin, Mr Lee Kuan Yew yang sangat proaktif, kreatif dan inovatif, dengan kapabilitasnya serta keinginan luhur yang tinggi, beliau mempunyai visi dan misi yang jelas, dan meletakan perencanaan pembangunan yang brilian. Tentu hal itu karena ditunjang oleh integritas, kapasitas dan kapabilitas yang melekat pada diri beliau, sehingga mampu memajukan pembangunan di negaranya. Trust dari publik yang kuat, berdampak pada dukungan yang kuat, kehormatan, ketaatan dan ketertiban dari masyarakat menjadi tinggi.
Suatu hari saya belanja di Singapura, dan barang saya tertinggal di suatu counter di mall. Sudah sekian lama saya keliling, baru sadar kalau belanjaan saya tertinggal di salah satu mall.  Saya pergi balik ke situ, ternyata barang belanjaan saya masih ada ditempat saya taruh sebelumnya, dan tidak ada yang sentuh, bahkan tidak ada isinya yang hilang. Itulah ketertiban masyarakat di Singapura, begitu tinggi. Di Jakarta, saya pernah ketinggalan 2 hp dalam taxi. Begitu saya telp ke hp tersebut, sopir taxi tidak mau angkat hp, malahan setelah ditelpon beberapa kali, hpnya dimatiin sama sopir taxi. Kasihan juga melihat kedisiplinan, kesadaran masyarakat di bangsa ini. Semua itu terpulang pada pemimpinnya.
Tahun 2001 saya pernah ke Shanghai, salah satu kota yang maju di China atau Tiongkok. Saya ambil kesempatan jalan-jalan ke kota tua di Sanghai. Pada waktu itu yang namannya barang palsu namun kualitas bagus, ada di jual di pasar tua tersebut. Harga jam rolex yang ratusan juta, di kota itu waktu itu ada yang hanya seharga Rp. 100.000, dan yang KW-1, paling seharga Rp 1.500.000,-. Sulit mau bedakan mana asli dan bukan asli kalau sudah KW-1.
Tahun 2003, saya balik lagi, semua barang tiruan, barang palsu sudah tidak ada lagi, semuanya sudah bersih. Polisi menjaga dengan ketat penjualan barang-barang palsu tersebut. Padahal waktu itu, Presiden Hu Jintao baru beberapa bulan menjadi Presiden di China. Tidak  butuh waktu lama buat Presiden Hu Jintao untuk membereskan masalah pembajakan di China. Padahal negaranya begitu besar. Penduduknya 1.3 milyar. Tetapi rakyatnya sangat menghormati pemerintahnya. Presiden Hu Jintao, dengan kewibawaannya, mampu merubah China hanya dalam kurung waktu 5 tahun. Dari sistem perekonomian tertutup, ke sistem perekonomian liberal, walaupun dominasi ekonominya dikuasai oleh konglomerasi BUMN.
Ketika trust dari karyawan, atau anggota kelompok, bahkan kepercayaan publik sudah terbentuk, maka akan mudah bagi manajer ataupun pemimpin untuk mempengaruhi, meyakinakan bahkan mengarahkan karyawan atau anggota mereka. Bagi manajer, akan mudah mengajak karyawan untuk bekerja sama. Dengan trust, maka dukungan karyawan akan penuh, sehingga terjadilah kerjasama dalam lingkungan kerja. Dengan terjadinya dukungan, kerjasama, maka kecepatan dalam mencapai suatu sasaran akan semakin tinggi.
Dengan integritas, kapabilitas dan kredibilitas yang baik, ditunjang lagi dengan spiritualitas yang baik, pengendalian emosi yang baik, serta standar moral yang tinggi, kepemimpinan dari manajer atau seorang pemimpin akan berjalan dengan baik. Karyawan atau masyarakat akan mudah diajak bekerjasama, dan mudah melakukan komunikasi yang efektif.  Penyusunan rencana kerja, atau rencana yang akan dicapai oleh perusahaan ataupun pemerintah akan mendapat support dan diterima dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya tidak akan mengalami hambatan.
Bagi seorang manajer atau pemimpin yang diperlukan adalah kemampunnya untuk bisa meyakinkan, mempengaruhi dan mengarahkan karyawan, atau aparat dilingkungan kerjanya. Manajer atau pemimpin membutuhkan ide cemerlang dari karyawan atau dari aparat dilingkungannya supaya penyusunan program, penetapan visi dan misi, tujuan serta sasaran dari perusahaan atau institusi yang dipimpinnya menjadi lebih baik, lebih akomodatif terhadap aspirasi ataupun pemikiran yang baik.

B.       Langkah-langkah dalam Involvement.
1.      Perlu dilakukan brainstorming.
Brainstorming diperluakan untuk mendapatkan gagasan, ide ataupun input dari karyawan guna memperkaya suatu program, atau perencanaan yang akan disusun. Pada proses brainstorming, perlu dimunculkan pertanyaan untuk mengetahui posisi, situasi, dan kondisi perusahaan pada saat itu dengan pertanyaan Where are we now ? dimana posisi perusahaan pada saat ini ? How is the company look like ? bagaimana keadaan, situasi dan kondisi perusahaan sekarang ? Dan kemudian dilanjutkan dengan pertanya Where are we heading to ? kemana arah perusahaan ini mau dibawah kedepan? Dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang demikian, akan muncul berbagai pandangan, ide, bahkan gagasan yang cemerlang sebelum disusunnya suatu master plan atau action plan. Biasanya juga dalam menyusun suatu program atau perencanaan, yang paling dipikirkan terlebih dahulu adalah apa yang menjadi visi dan misi dari perusahaan kedepan. Menyusun vision dan mission statement menjadi sangat diperlukan untuk memberikan arah kemana perusahaan harus melangkah. Vision and mission statement merupakan guide line bagi management pelaksana untuk menyusun strategi dan taktik dari perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dan sasaran perusahaan haruslah dijabarkan secara jelas, lebih konkrit. Tujuan dan sasaran hendaknya lebih specifik, terukur, dapat dijangkau, fleksibel sehingga mudah untuk dilakukan penyesuaian kalau terjadi hal-hal yang diluar kendali atau tidak terdeteksi sebelumnya.

2.      Menyusun Perencanaan.
Kalau Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran sudah ada, barulah kita merangkai perencanaan tersebut dalam suatu konsep yang tersusun secara sistematis dan spesifik, reasonable dan flexible, sehingga memungkinkan untuk dieksekusi, serta mempermudah untuk pengawasan.
Perencanaan haruslah dibuat dengan memperhatikan kondisi yang ada, lalu mau diarahkan kemana kedepan suatu perusahaan. Setelah itu barulah disusun dalam dalam kerangka W5H, yaitu What, Why, Where, When and How. Tim yang menyusun rencana harus dapat menjawab pertanyaan sbb :
a.    What are we going to do next ? apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Pertanyaan ini untuk menentukan program apa yang akan dilakukan. Kalau sudah tau program apa yang kita lakukan, pertanyaan berikut adalah;
b.    Why we have to do this ? Pertanyaan ini untuk menggali apa alasan program tersebut dilakukan, bagaimana prioritasnya apakah mendesak, atau belum mendesak. Pertanyaan tersebut menyangkut prinsip first thing first dalam menentukan prioritas, dan menentukan apakah program tersebut dapat dimasukan atau tidak. Karena dalam melaksanakan suatu program perlu ada analisa yang dibuat secara holistik dan komprehensif. Yang paling pokok adalah analisa cost and benefit. Adalah analisa tentang manfaat dan biaya. Selama manfaat dan biaya yang dikeluarkan paling tidak berimbang, maka program tersebut dapat dilaksanakan. Lalu pertanyaan berikut yang akan diajukan adalah;
c.    Who is going to responsible on the program, or who is the person in charge to the program? Siapa yang bertanggung jawab atas program tersebut? Pertanyaan ini menyangkut perencanaan SDM untuk menjalankan program tersebut. Kemudian pertanyaan berikut adalah ;
d.   Where is the project should be done ? Dimana proyek akan dilaksanakan ? pertanyaan ini menyangkut pemilihan tempat atau lokasi, untuk menentukan dimana suatu proyek dibangaun atau acara akan dilaksanakan. 
e.    When the program should be executed ? Kapan program tersebut akan di eksekusi ? pertanyaan ini menyangkut jadwal dari pekerjaan tersebut. Dan yang paling terakir adalah;
f.     How much does itu cost? And how is the process ? Berapa besar biaya dan bagaimana proses kerjanya. Pertanyaan ini menyangkut biaya. Semua program, proyek atau perencanaan akan berujung pada berapa besar dana yang akan dikeluarkan? Apakan akan berimbang dengan keuntungan yang diharapkan? Atau apakah manfaatnya akan berimbang ketika proyek  tersebut dilaksanakan? Dan bagaimana proses kerjanya, hal ini menyangkut sistem dan prosedur serta manual petunjuk kerja yang yang harus dipersiapkan, agar dalam pengoperasian suatu proyek tidak akan mengalami kesulitan, karena ada standar procedures dan juga manual petunjuk untuk menjalankan atau mengerjakan.
Setelah perencanaan, suatu proyek, suatu program atau rencana kerja perusahaan sudah tersusun dan sudah mendapat persetujuan dari pimpinan, maka yang perlu dilakukan berikut adalah pengorganisasian dan pengisian staf atau karyawan yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek atau pekerjaan yang telah direncanakan.

3.      Pengorganisasian (organizing) dan Staffing.
Dalam kegiatan pengorganisasian yang diperlukan adalah pemilihan bentuk organisasi yang cocok untuk suatu proyek, perusahaan atau organisasi. Ada berbagai macan bentuk organisasi, mulai dari bentuk line, line and staf, komando, fungsional dan structural. Seperti apa pilihannya tergantung untuk apa organisasi itu, dan apa tujuan, serta sebesar apa nantinya organisasi yang hendak didirikan.
Setelah pilihan struktur organisasi sudah ada, maka tentu diperlukan staffing, yaitu kegiatan  utuk mengisi pos-pos yang telah disiapkan. Maka diperlukan rektrutmen, training, penempatan pegawai, perencanaan remunerasi, dan rencana pengembangan karir serta rencana pension dan lain-lain yang sehubungan dengan karyawan baik di perusahaan swaswa ataupun pemerintah, maupun dalam institusi pemerintahan.
Prinsip utama dalam staffing adalah “Hire the right person to fill the open position” “karyawan berbasis kompetensi” merupakan keharusan dalam merekrut karyawan. Ini harus dilakukan agar kita mendapatkan karyawan yang prefesional dalam bidangnya. Seleksi harus dilakukan se objektif mungkin. Hindari semua pertimbangan yang subjektif, karena akan mengganggu jalannya operasi perusahaan ketika salah melakukan perekrutan.
Sebelum ada penempatan, maka sebaiknya dilakukan pengarahan bagi karyawan yang akan diperkerjakan. Lakukan orientasi bagi karyawan, agar mereka mempunyai gambaran tentang perusahaan, dan mengenal siapa saja yang ada dilingkungan kerjanya, apa saja bisnis dari perusahaan tersebut, berapa department yang ada, bagaimana hubungannya satu dengan yang lain, siapa kepala devisi dan department dalam perusahaan tersebut.
Dengan memiliki gambaran tentang perusahaan, akan memberikan rasa aman bagi karyawan yang baru bergabung tersebut. Ingat, bahwa kewibawaan, terbangun dari kepercayaan karyawan kepada manajernya, ataupun kepercayaan masyarakat kepada pemimpinnya. Kepercayaan terbangun karena Integritas, kapasitas diri, serta kredibilitas dari seorang manajer, atau seorang pemimpin. Dari kepercayaan atau Trust, terbangunlah komunikasi yang baik antara manajer dan karyawan, antara masyarakat dengan pemimpinnya.
Karyawan butuh guidance (tuntunan), butuh direction (arahan), butuh conviction (keyakinan), dan butuh influencing (pengaruh) untuk dapat bergerak. Mereka membutuhkan support moril dari pemimpin. Namun pemimpin yang tidak dipercaya hanyalah menyebabkan chaos (kekacauan) dalam perusahaan, dalam suatu organisasi, bahkan dalam Negara.
Karyawan, atau rakyat, membutuhkan perhatian, membutuhkan sentuhan batin, membutuhkan kasih sayang, membutuhkan dorongan semangat, butuh motivasi untuk bisa lebih giat, lebih bergairah dalam bekerja. Mereka butuh diarahkan, dipengaruhi dan diyakinkan untuk melakukan aktivitasnya. Dengan pendekatan kemanusian, maka pola hubungan dalam lingkungan perusahaan akan berjalan dengan baik.
Untuk memberikan pemahaman kepada pembaca apa yang dimaksud dengan Kompetensi dan Kemanusiaan, maka saya mencoba mengutip pengertian menurut Kamus Bahasa Indonesia Online dan pandangan beberapa ahli sbb :

a.       Arti Kemanusiaan.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Onine, refensi : http://kamusbahasaindonesia.org/kemanusiaan/miripKamusBahasaIndonesia.org
Kemanusiaan     ke.ma.nu.si.a.an
                                  [n] (1) sifat-sifat manusia;(2) secara manusia;sbg manusia:
                                  Perasaan—kita senaniasa mencegah kita melakukan tindakan
                                Terkutuk itu
Ilmu                         ilmu tentang hasil pikiran manusia serta hubungan
Kemanusiaan      antarmanusia, terutama yang tercantum dalam kesusastraan dan
                              Yang diekpresikan oleh kesenian

b.      Arti Kompetensi.
b.1. Kompetensi menurut Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi, mengemukakan, “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam menjalankan tugasnya dibidang pekerjaan tertentu”
b.2. Association K.U. Leuven, mendefinisikan bahwa pengertian kompetensi adalah “pengintegrasian pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memungkin untuk melaksanakan suatu cara efektif.”
b.3. Robert A. Roe (2001) mengemukakan definisi kompetensi yaitu : “Compitence difine as ability to adequately perform at task, duty or role. Compitense integrates knowledge, skills, personal values  and attitudes. Compitence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doing.” Terjemahan bebasnya “Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan secara memadai suatu tugas, kewajiban atau peran. Kompetensi mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap pribadi. Kompetensi dibangun atas pengetahuan dan keterampilan dan diperoleh melalui pengalaman kerja dan belajar melalui praktek.”
Dengan melihat pengertian yang disampaikan di atas maka saya dapat memberikan difinisi bahwa kompetensi merupakan kemampuan melakukan suatu tugas dan tanggungjawab secara efektif dengan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan yang diperoleh melalui suatu pegalaman dan praktek kerja, serta nilai dan sikap pribadi.
Kalau kita menyadari bahwa “Manusia” adalah kunci utama dalam menentukan keberhasilan, seyogianyalah “Manusia” perlu mendapat perhatian utama dalam menjalankan suatu rencana. Seorang Manager harus mengerti tentang manusia. Oleh karena itu, seorang Manager, Pemimpin seharuslah memahami Psychology, khususnya Industrial Psychology dan juga Sosiologi. Dengan dukungan kedua ilmu tersebut, saya percaya akan memudahkan seorang Manager atau Pemimpin untuk berintaksi dengan setiap individu dalam lingkungan perusahaan sebagai lingkungan sosial, dan mampu memanfaatkan dan memberdayakan setiap individu tersebut.
Dengan kemampuan itu, maka seorang Manager atau Pemimpin akan mampu mengelola karwayan/pegawai/bawahan/anggota kelompok sosial dengan menyelaraskan kebutuhan tenaga kerja pada setiap jenis pekerjaan dengan penempatan karyawan berbasis kompetensi, serta mengelola karyawan dengan pendekatan kemanusiaan atau humanism.
Setiap manajer atau pemimpin haruslah mampu untuk Memanusiakan Manusia yang lain. Doktor Sam Ratulangi dalam mottonya Si Tou Tumou, Tumou Tou artinya Manusia hidup haruslah menghidupkan manusia yang lain. Si Tou Tumou, Tumou Tou, kini telah menjadi motto dari masyarakat Sulawesi Utara. Suatu moto yang mengandung nilai filosofis yang dalam, yang saya yakini sebagai filsafat ketimuran, dan bahkan itulah sesungguhnya budaya luhur, budaya asli dari masyarakat Indonesia pada umumnya.
Mengapa pandangan “Manusia hidup haruslah menghidupkan orang lain” saya yakini sebagai filsafat ketimuran. Karena dalam pengamatan saya, masyarakat Melayu, atau masyarakat Indonesia ini pada dasarnya suka menolong, suka bergotong royong, suka melindungi. Itulah sesungguhnya sejati masyarakat Indonesia. Corak hidup seperti itu, masih terlihat jelas di masyarakat pedesaan, masyarakat pesisir pantai di seluruh tanah air dan masyarakat pedalaman di Papua.  Hanya saja, karena pengaruh perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, perilaku manusia mulai didominasi oleh logika, oleh akal, bukan lagi didominasi oleh perasaan, sehingga menggeser nilai-nilai yang terbangun dari kedekatan emosional tersebut.  Namun saya masih berkeyanan, bahwa hakekat batin mempunyai arti yang sangat penting dalam kehiduan ini.
Melalui batin, seseorang dapat merasakan, tergugah, dapat menghayati, apakah sesuatu itu pantas atau tidak pantas, wajar atau tidak wajar, benar atau salah. Dari rasa batinlah akal kita, logika kita bisa dikendalikan, sehingga kita dapat mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu sejalan dengan pertimbangan batin kita.
Manusia menghidupkan orang lain, adalah lahir dari kesadaran batin, sehingga manusia bisa merasa ibah, rasa empati, rasa sayang, rasa kasihan, yang akhirnya melahirkan tanggung jawab untuk kita bergerak menolong, membantu atau menghidupkan orang lain. Dalam banyak kasus, usaha yang dilandasi motif menolong orang lain, akhirnya berkembang menjadi usaha yang besar. Karena Tuhan yang adalah sumber rejeki selalu memperhitungkan setiap perbuatan, tindakan yang dilandasi oleh niat baik yang didorong oleh rasa Cinta Kasih kepada sesama manusia.
Firmat Tuhan mengatakan “Kalau engkau mengasihi Aku, kasihilah sesamamu manusia dan turutlah segalah perintah-Ku dan hukum-hukum-Ku”. Untuk bisa melaksanakan perintah Tuhan sebagai Pencipta Alam Semesta ini, maka Tuhan telah menganugerahkan kepada kita rasa Cinta Kasih, sehingga kita bisa merasa kasihan, merasa empati, merasa simpati, dan menggugah pikiran kita untuk bersikap dan bertindak untuk menolong, membantu, dan menghidupakan orang lain.
 Kalau Manager atau Pemimpin sudah gagal dalam mengelola “Manusia”, sudah dapat dipastikan bahwa Manager atau Pemimpin tersebut tidak akan berhasil mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran dari Perusahaan ataupun organisasi yang mereka pimpin.
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia. Diciptakan berbeda dari makluk hidup yang lain. Manusia diberi akal, hati nurani, perasaan batin, ingin dihargai, ingin diperlakukan selayaknya manusia, punya keinginan luhur, ada ego dan rasa sosial, memilki tujuan dalam hidupnya, memiliki kebutuhan mulai dari kebutuhan Fisiologis, keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, harga diri (self esteem) dan yang paling tinggi adalah aktualisasi diri (self actualization).
Oleh karena itu, membutuhkan pemahaman yang kuat, keperdulian yang kuat akan “Manusia” untuk menjadi seorang manager yang berhasil. Karena kita akan berhadapan dengan ‘Manusia” yang dinamis secara Psikologis, Fisiologis serta Manusia sebagai makluk sosial dengan kebutuhannya yang selalu bertambah dan berkembang, belum lagi nilai-nilai yang dianut oleh setiap individu yang kita sebut “Manusia”.
Dalam konteks itulah seorang Manager atau Pemimpin hendaklah mempunyai kemampuan untuk mengakselerasikan antara tujuan Manusia sebagai Individu dengan tujuan perusahaan atau organisasi agar bisa terjadi suatu pola hubungan mutual benefit relationship (hubungan yang saling menguntungkan), bukan membangun suatu hubungan yang win-Lost relationship (hubungan yang menang kalah).
Pola hubungan yang hanya mau menang sendiri, You Lost I Win (Kamu Kalah, Saya Menang), adalah suatu pola hubungan yang pincang, dan tidak akan bertahan lama. Kalau sampai kita menerapkan pola hubungan yang demikian, orang Jakarta bilang “Enak di Lo, Ngga enak di Gue”, maka sudah dapat dipastikan hubungan yang demikian tidak akan bertahan lama. Sudah pasti orang yang selalu merasa dirugikan akan meninggalkan mereka yang hanya mau memikirkan diri sendiri dan hanya mau menang sendiri.
Dari pengalaman yang dialami selama 33 tahun bekerja baik sebagai staf biasa maupun sebagai aggota tim Manajemen, maka dalam setiap menyusun perencanaan saya selalu melibatkan staf (to involve the staf). Saya menggunakan istilah “INVOLVEMENT” dalam siklus awal dalam fungsi manajement, dikarenakan dalam fungsi awal tersebut saya lebih mengutamakan keterlibatan (involvement) dari staf.
Tujuan utama dari Involvement of the staf adalah; Pertama, untuk menjalin hubungan yang baik antara pimpinan dan bawahan dengan mengedepankan Pelayanan dan sentuhan Cinta Kasih. Kedua, adalah memberikan kesempatan kepada pimpinan untuk lebih mengenal bawahan, serta dapat mengevaluasi kemampuan staf seberapa mampu mereka dalam menguasai bidang pekerjaan yang mereka geluti. Ketiga, membangkitkan rasa percaya diri dan kebanggan diri bagi staf. Keempat, merangsang staf untuk lebih kreatif, lebih inovatif, dan lebih proaktif, diharapkan mereka menjadi lebih produktif. Kelima, meningkatkan rasa tanggung jawab pada staf dalam mengeksekusi rencana yang baru disusun bersama.
Dengan terbangunnya hubungan yang baik antara pimpinan dan karyawan, diharapkan. 1. Akan tumbuh percaya diri pada karyawan atau bawahan, 2. Semakin terciptanya lingkungan kerja yang aman, nyaman dan harmonis, sehingga menyenangkan bagi karyawan, diharapkan turn over pegawai akan menjadi rendah. 3. Terbangun pola hubungan saling menguntungkan (mutual benefit relationship) antara pimpinan dan pegawai. 4. Rasa tanggung jawab dan komitment bawahan atau karyawan akan meningkat. 5. Last but not least, tidak kalah pentingnya, yaitu  tujuan perusahaan akan tercapai, kenerja karyawan atau bawahan akan meningkat.
Sewaktu saya menjadi Manager Billing & Collection di EasyCall dan Skytel, pada awalnya saya sempat dibuat pusing, karena prestasi anak-anak Collector tidak memuaskan, karena belum menunjukan hasil sebagaimana yang perusahaan harapkan. Saya mencoba merenung dan bepikir, apa yang belum saya buat sampai prestasi anak buah ini belum seperti yang saya harapkan. Apapun prestasi saya juga dipertaruhkan untuk memenuhi ekspektasi dari perusahaan.
Saya panggil mereka meeting, lalu saya mencoba untuk membangun komunikasi yang efektif, dengan mencoba banyak mendengar apa sesungguhnya yang belum saya lakukan sehingga prestasi dari bawahan ini tidak maksimal. Saya mencoba untuk lebih meng-encourage, trying to be more prompting, influencing and dirececting, untuk mendorong, mempengaruhi dan mengarahkan mereka lebih aktif dalam memberikan pendapat, memberikan kesempatan kepada mereka lebih terbuka, dengan tidak mencoba mendominasi dalam pertemuan, atau bahkan terlalu banyak menggurui. Saya coba lebih banyak mendengar, lebih banyak merendah, dan lebih banyak meng-apresiasi pendapat mereka, barulah terkuak, bahwa mereka telah menyimpan unek-unek dalam diri mereka masing-masing. Mereka mulai terbuka dan menyampaikan isi hati mereka, bahwa saya kurang melibatkan mereka dalam suatu penyusunan rencana, dan yang menyakitkan, mereka katakan saya kurang membangun komunikasi dengan mereka, dan bahkan kurang memperhatikan, serta tidak pernah memberikan suatu umpan balik kepada mereka.
Umpan balik adalah suatu informasi yang diterima oleh karyawan, yang membuat karyawan sadar, tau, mengerti bahwa tindakannya, performance-nya baik atau buruk, benar atau salah, kurang atau cukup, menyenangkan atau mengecewakan. Setiap individu ingin mendapatkan informasi tentang apa yang telah dikerjakannya, dan tentu yang paling diharapkan adalah pengakuan, pujian, penghargaan ataupun hadiah atas suatu prestasi yang telah di capainya.
Suatu saat saya pernah melakukan kesalahan besar pada anak saya, si Vany. Saya waktu itu telah menjajikan untuk membelikan sepeda kalau dia berhasil menjadi juara. Dia termotivasi dengan janji terebut, karena dia memang sangat menginginkan sepeda. Dia belajar, dan berhasil menjadi juara. Setelah penerimaan raport, dia mengingatkan saya akan hadiah yang saya janjikan. Karena kesibukan yang tinggi waktu itu, saya akhirnya tidak sempat menepati janji tersebut, dan saya benar-benar lupa sehingga tidak sempat membelikan sepeda tersebut. Pengaruhnya adalah pada semester berikut, prestasi belajarnya turun.  Setelah saya tanya kenapa nilai rapornya kok anjelok begitu. Dia menjawab, “ah percuma belajar. Papa bohong.” Saya benar-benar terpukul, dan sadar bahwa saya sudah melakukan kesalahan besar. Saya minta maaf pada anak saya, dan kami pergi cari apa yang pernah saya janji. Dia senang, sakit hatinya terobati, dan mulai semangat belajar lagi.
Anak membutuhkan feedback (umpan balik) atas apa yang telah mereka lakukan. Atas kebutuhan itu, pemimpin harus mampu mengelolanya dengan baik, apakah dalam posisi karyawan berprestasi atau tidak, semuanya kita manfaatkan untuk mengarahkan pikiran mereka, kesadaran mereka agar tumbuh lebih baik. Umpan balik (feedback), berjalan seirama dengan motivasi yang kita lakukan.
Walaupun ada rasa sakit karena dikritik oleh bawahan, namun saya belajar banyak waktu itu, terlebih lagi saya telah disadarkan, bahwa mereka ini juga adalah manusia yang membutuhkan perhatian, membutuhkan pengakuan. Mulailah saya membangun suatu hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka. Bahkan muncul ide saya untuk duduk bergantian dengan mereka satu persatu, dalam menyusun rencana kerja mereka, sambil pada waktu itu saya juga memberikan umpan balik atas prestasi mereka. Setiap orang paling lama 10 menit, saya siapkan waktu untuk bertatap muka, namun saya sudah menyiapkan daftar apa yang akan saya bicarakan dengan mereka, karena dalam keadaan apapun,  efisensi waktu adalah penting buat saya. Saya mulai lebih banyak mengarahkan, meyakinkan dan mempengaruhi, namun tetap mendengarkan apa yang mereka inginkan, dan memberikan keleluasan kepada mereka untuk menentukan target mereka sendiri.
Dari waktu ke waktu saya evaluasi, beri umpan balik, hasilnya luar biasa. Surprisingly, the concept works properly.  Mulai saat itu setiap minggu saya terapkan konsep itu, melibatkan staf dalam menyusun rencana mereka, evaluasi, beri umpan balik, mendengar imput dari mereka, ternyata cara itu sangat efektif.
Setiap 3 (tiga) bulan kami buat rencana untuk rekreasi kalau sampai target kami berhasil, dan ternyata semakin memacu prestasi kerja mereka. Dari apa yang telah kami lakukan sangat membangun hubungan kami.  Hubungan saya dengan mereka menjadi semakin baik, mereka mulai lebih menghargai saya, dan tentu saya juga mulai terbiasa mendengarkan saran-saran mereka, dan sudah tidak merasa tersinggung ketika mereka berdebat dengan saya dalam suatu meeting. Semakin saya bisa menerima situasi semacam itu, semakin terbangun komunikasi kami, dan lebih dari itu, saya semakin banyak mendengarkan ide cemerlang yang keluar dari mereka. Mereka semakin kreatif dan semakin inovatif serta proaktif dalam menjalankan tugas mereka. Itulah yang saya alami selama bekerja memimpin Billing & Collection Department di EasyCall.
Dari pengalaman itu, saya menjadi mengerti bahwa ketika pemimpin menyadari bahwa dalam suatu lingkugan kerja, dimana di dalamnya ada sekelompok orang yang berinteraksi dalam suatu kelompok sosial, maka pemimpin dalam kelompok sosial tersebut perlu membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan para anggota kelompok.
Setiap anggota kelompok selaku individu memiliki kebutuhan masing-masing, memiliki tujuan hidupnya masing-masing yang perlu seorang pemimpin memahaminya, dan bila perlu mengambil waktu memikirkan, bahkan perlu menyisihkan waktu untuk mendiskusikan bagaimana mencapai tujuan hidup mereka tersebut. Pemimpin juga harus menyadari bahwa setiap individu dalam kelompok itu adalah manusia yang mempunyai perasaan, harga diri (self esteem), butuh pengakuan, butuh feedback atau umpan balik, butuh pengakuan atas prestasi, butuh kenyamanan dan keamanan kerja, butuh lingkungan yang baik dan menyenangkan dan yang harus kita pahami dan hayati, mereka sangat membutuhkan sentuhan kasih sayang dan perhatian dari pemimpin mereka.
Sentuhan perhatian, kasih sayang adalah pendingin dalam jiwa. Sama seperti mobil membutuhkan air untuk mendinginkan mesin, tumbuhan membutuhkan air untuk tumbuh, manusia membutuhkan perhatian, sentuhan kasih sayang untuk menyejukkan hati.  Cinta Kasih adalah sifat hakiki dari Pencipta yang telah dikaruniakan kepada umat-Nya, sebagai suatu enegi pengikat alam semesta ini. Dengan Cinta Kasih, manusia bisa bersatu dengan makluk hidup manapun di dunia ini, bahkan dengan perasaan Cinta Kasih, tetanaman yang kita tanam bisa tumbuh dengan subur. Itulah sebabnya kebutuhan manusia yang paling besar adalah kebutuhan untuk dikasihi. Dengan kita memberikan perhatian, kasih sayang atau cinta kasih kepada karyawan kita maka lingkungan dimana kita bekerja akan menjadi sejuk, rasa saling menghormati tercipta, keharmonisan dalam lingkungan terasa bagitu menyejukkan dan menimbulkan rasa aman dan nyaman.
Ketika pempimpin mampu menghayati dan memahami semua itu, maka pemimpin tidak lagi berpikir hanya akan memanfaatkan tenaga dari anggota kelompok, atau pegawai untuk memenuhi tujuan perusahaan saja, lantas melupakan mereka, cuek bebek, bahkan menjaga jarak dengan bawahan. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan self esteem (harga dir) maka saya mencoba megungutip apa yang disampaikan oleh Haryanto S.Pd dalam postingannya pada bulan Januari, 28,  2010.
Self Esteem (harga diri) yang saya maksudkan adalah, penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya Stuart dan Sundeen (1991). Harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Gilmore mengemukakan bahwa: “self esteem is a personal judgement of worthiness that is a personal that is expressed in attitude the individual holds toward himself dalam terjemanan bebasnya, harga diri adalah penilaian individu terhadap kehormatan dirinya yang dinyatakan dalam sikap yang dipertahankan dalam dirinya sendiri. Sementara itu, Buss (1973) memberikan pengertian harga diri (self esteem) sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan.
Dari pendapat beberapa ahli  tersebut, maka saya berkesimpulan bahwa harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. http://belajarpsikologi.com/pengertian-harga-diri/ -  Posted by' Haryanto, S.Pd on January 28, 2010.
Saya merasa sangat senang ketika bekerja di Total Indonesie, pimpinan di perusahaan tersebut tidak melakukan pembedaan atas staff dan non staff untuk ruang makan. Saya sangat kagum dengan kebijakan pimpinan Total Indonesie waktu itu dengan tidak melakukan pembedaan pada tempat makan tersebut. Sehingga Staff dan Non Staff, atau pegawai biasa dengan pegawai yang sudah duduk di level manajement, semua dilayani sama ketika waktu makan.
Saya pernah berjualan buku di salah satu perusahaan minyak yang terkenal di Sorong, sewaktu masih mahasiswa di Universitas Klabat, saya menyaksikan dining room dari pegawai biasa (Non Staff) dan pegawai level manajement dilakukan pemisahan. Tidak hanya sekadar dipisah, tetapi menu makannya juga berbeda. Saya juga agak terenyuh menyaksikan perlakuan perusahaan seperti itu. Dalam pikiran saya apakah kebutuhan gizi seorang manager berbeda dengan kebutuhan gizi dari karyawan biasa. Mungkin ada perbedaan pola pandang dari manajement di perusahaan tersebut dan manajement di Total Indonesie, karena perlakuan kedua perusahaan tersebut sangat berbeda dalam hal memperlakukan pegawai dalam hal kualitas makanan dan ruangan makan. Seorang Manager atau Pemimpin, perlu memahami apa sesungguhnya yang diperlukan oleh stafnya dan bagaimana memberdayakan mereka (how to empower the staf).
Untuk dapat memajukan pegawai atau staf kita, maka kita perlu melakukan beberapa langkah sbb :
c.            Membangunkan kesadaran.
Salah satu karunia yang dimiliki oleh Manusia dari Pencipta adalah adanya Kesadaran dalam diri manusia itu sendiri. Manusia menyadari akan keberadaan dan keadaan sesuatu setelah menerima rangsangan dari panca indra ataupun melalui impuls dari dalam diri, yang kemudian melalui saraf sensoris menyentuh rasa batin dan fisik, lalu membangunkan kesadaran di otaknya. Dari kesadaranlah, maka manusia melakukan pengamatan, analisa, sehingga manusia dapat mengenal, mengetahui, bahkan dapat menyimpulkan tentang kebenaran, keberadaan serta keadaan objek, bahkan mengetahui tentang situasi maupun kondisi. Dari pengenalan akan objek, atau suatu kejadian, atau suatu situasi yang ada disekitarnya,  maka manusia dengan pertimbangan akal sehat, hati nurani, kehendak bebas dan imajinasi, akan mengambil sikap untuk bertindak.
Dilihat dari lingkupnya kesadaran, maka ada 3 (tiga) jenis kesadaran yaitu; kesadaran diri, kesaaran lingkungan, dan kesadaran akan adanya pencipta. Sedangkan pada kesadaran diri, terbagi menjadi 5 (lima) jenis kesadaran akan kemampuan diri, yaitu; kesadaran akan kemampuan naluri, kesadaran kemampuan logika, kesadaran kemampuan batin, kesadaran kemampuan imajinasi, dan kesadaran kemampuan iman.

1.        Kesadaran Kemampuan Naluri, adalah kesadaran yang ditimbulkan oleh adanya impuls dari dalam diri yang bekerja secara naluri untuk menggerakan motorik untuk bereaksi.  Atau melalui impus dari dalam diri yang bekerja secara naluri, menyadarkan pikiran. Contoh dari kesadaran naluri ini adalah; merasa lapar, rasa dahaga, rasa buang air kecil dan air besar, serta timbulnya kebutuhan seks.

2.        Kesadaran Kemampuan Logika, adalah kesadaran yang dirangsang oleh panca indera kemudian diteruskan oleh saraf sensoris ke otak, yang membuat organisme atau individu dapat mengobservasi, menyelidik, meneliti, sehingga mengenal, memahami dan dapat menyimpulkan, merumuskan sesuatu. Manusia dapat menganalogikan sesuatu sehingga bisa mempunyai susunan, hubungan, himpunan, yang saling berkatian yang dapat dipahami dalam pemahaman empiris maupun pragmatis.

3.        Kesadaran Kemampuan Batin, adalah kesadaran yang dirangsang oleh intuisi atau impuls batin yang kemudian merangsang sensitifitas batin atau perasaan batin, sehingga manusia bisa merasa ibah, kasihan, simpati, empati bahkan bisa timbul perasaan tidak enak atau tidak nyaman dalam diri, sehingga mendorong organisme atau individu untuk menolong, membantu, mengasihani, merangkul, mengayomi, mencitai, bahkan individu bisa melakukan sesuatu yang secara tidak sengaja membuat individu terhindar dari suatu musibah, atau bertemu dengan orang yang muncul dalam pikiran. Contoh :  kematian dari Olga Saputra telah menyisahkan rasa haru yang tinggi bagi hampir seluruh masyarakat Indonesia, karena selama masa hidupnya Olga telah banyak menghibur masyarakat melalu lawakan ataupun gaya bicaranya yang selalu saja membuat orang terpingkal-pingkal tertawa.
Banyak masyarakat berusaha menyempatkan diri untuk menyaksikan kedatangan mayatnya, ketika di doakan di masjid dan bahkan ketika acara pemakamannya. Saya yakin pada hari itu tidak sedikit air mata yang mengalir karena haru.  Apalagi Olga semasa hidupnya banyak membantu orang kekurangan. Perbuatan baiknya telah membekas di hati sanubari masyarakat, sehingga peristiwa kematiannya membangunkan rasa piluh dan haru dihati kebanyakan masyarakat Indonesia.
Kesadaran batin lebih mudah tersentuh dengan perubuatan, bukan dengan kata-kata. Sentuhan yang kecil jauh lebih berarti dari janji besar yang tidak diwujudkan. Bantuan kecil diberikan saat mereka membutuhkan akan sangat dikenang oleh mereka yang menerimanya. Keikhlasan berkorban, keikhlasan membantu, keikhlasan mendengar, keikhlasan menolong, akan sangat membekas dihati mereka yang merasakannya.
Namun perbuatan yang dilakukan dengan maksud tertentu, sebaliknya akan menyisahkan kebencian bagi mereka yang mengalami dan menyaksikannya. Banyak tokoh dunia menjadi sangat terkenal karena kebaikan mereka. Kebaikan mereka telah membuahkan rasa simpati dan penurutan serta rasa hormat. Dengan kesadaran batin, seseorang mengenal apa yang dia inginkan, yang menjadi kerinduan hatinya. Individu jadi menyadari akan kelebihan yang dia miliki, pekerjaan apa yang dia kehendaki, yang dikenal dengan passion. Individu mengenal akan passionnya sehingga mereka dapat berkarir mengikuti kata hatinya, mengikuti bisikan hati nuraninya.
Dengan sensitifitas batin, seseorang tiba-tiba membatalkan perjalannya, dan tindakan itu tidak disangka-sangka telah menyelamatkannya dari kejadian yang mengancam dirinya. Dengan sensitifitas batin, seseorang dapat dituntun kesuatu tempat, dan tiba-tiba bisa berjumpa dengan orang yang dia harapkan bisa bertemu. Dengan sensitifitas batin, kadang seseorang bertemu dengan seorang yang tidak disangka menjadi partner bisnisnya.
Dunia batin adalah dunia roh, dunia yang penuh dengan misteri, yang tak dapat diselami oleh logika. Dunia yang hanya dapat diselami dengan pengharapan dan iman atau keyakinan. Dunia yang hanya dapat dipahami dengan penghayatan yang dalam dan sensitifitas batin atau kehalusan batin. Dunia dimana misteri alam banyak terjadi, dunia dimana Rahasia Allah banyak terungkap.
Dunia batin tidak lain dari dunia spiritual, dunia Rohua, tempatnya Roh Allah berdiam. Oleh karena itu perlu dipelihara kesuciannya. Dalam dunia batinlah kita bisa menghayati keberadaan Pencipta, dan juga kita bisa merasakan hadirat Ilahi dalam diri kita. Seluruh keseimbangan manusia dijaga dari batin. Tuhan berfirman “Aku adalah Roh, karena itu sembahlah aku di dalam Roh”.
Ketika kita berbohong, menyembunyikan suatu perbuatan tidak baik, pasti batin kita akan guncang. Batin  menjadi tidak tenang, menjadi gelisah. Pada saat itulah Tuhan sedang menegur kita untuk kembali lagi kejalan hidup yang benar.  Batin adalah hakim yang adil, yang selalu menjaga jalan kita agar kembali ke jalan yang benar.
Namun kalau sekali kita lawan perasaan tersebut, lama kelamaan kita tidak lagi merasa bersalah, atau tidak lagi merasa takut, atau gelisah ketika kita berbuat sesuatu yang tidak benar yang bertentangan dengan hati nurani atau batin kita. Hati kita menjadi kebal, tidak lagi merasakan signal batin, tidak lagi memiliki sensitifitas batin. Itulah kondisi dimana Roh Tuhan sudah tidak lagi mendiami hati kita. Pada saat itu pertobatan sudah tidak ada lagi dalam diri kita. Sampai ada keinginan untuk bertobat, dan berjanji di hadapan Tuhan untuk meninggalkan semua perubuatan yang dilarang oleh Tuhan, barulah Roh Tuhan kembali mendiami hati sanuari kita, mendiami batin kita, dan hidup kita mulai ada rasa takut lagi berbuat dosa atau pelanggaran pada perintah Tuhan.
Semakin banyak kita berbuat kasih, menolong orang lain, membangun hubungan yang baik dengan orang lain, mengikuti perintah Tuhan, maka batin kita akan semakin senang, tenang. Itulah kebahagiaan batin, sebagai imbal balik dari segala perbuatan baik, perbuatan yang selaras dengan hati nurani, selaras dengan perasaan batin. Itulah disebut hidup diberkati. Hidup diberkati adalah hidup yang dipenuhi oleh suasana batin yang enak, nyaman, tentram dan bahagia.
Takut akan Tuhan dan menuruti segala perintahnya, mengasihi sesama manusia adalah rahasia dari kekuatan batin kita. Dengan melakukan itu, hadirat Tuhan akan selalu terasa dalam batin kita. Intuisi kita akan menjadi kuat, sensitivitas batin kita semakin peka, berkat yang mengalir dalam kehidupan kita akan semakin melimpah. Kesehatan, kelancaran dalam menjalankan tugas, kemudahan menghadapi segala perjuangan, bahkan dukungan moral dari banyak pihak, merupakan berkat-berkat yang kita terima ketika kita menjaga hubungan yang baik dengan Pencipta, yaitu takut akan Tuhan, menuruti segala perintah-Nya, dan mengasihi sesama manusia. Berkat terbasar dari Tuhan yang akan kita terima adalah kebagiaan batin. Itulah berkat tertinggi yang kita bisa terima di dunia ini.
4.        Kesadaraan Kemampuan Imaginasi, adalah kesadaran yang dirangsang oleh kemampuan menghayati dan mengingat serta mem-visualisasikan dalam bayangan imaginir.  Suatu kemampuan yang luar bisa, kemampuan yang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Itulah karunia dari Pencipta yang paling besar dan luar biasa yang dianugerahkan kepada umat manusia. Ruang yang hanya sebesar buah semangka, tetapi dapat menggambarkan seluruh jagat raya ini, dan dapat menembusi ruang dan waktu dengan kecepatan yang tak terukur. Sesungguhnya kalau manusia menyadari bahwa kita memiliki anugerah tak terbatas ini, tidak ada alasan manusia akan kekurangan kerja, kehabisan akal, atau kehabisan ide.
Setiap insane manusia seharusnya menyadari kelebihan yang luar biasa ini yaitu kesadaran imajinasinya. Dengan kesadara imajinasi manusia bisa menjadi lebih kreatif, lebih inovatif. Apa yang sudah ditemukan oleh para ahli saat ini mungkin hanyalah 0.0000000000000000000000001 dari rahasaia alam semesta ini. Dengan daya imajinasi, dipadukan dengan kemampuan analogi serta kekuatan batin yang ada pada setiap individu, sesungguhnya masih banyak lagi misteri yang dapat diungkap. Kemampuan imajinasi adalah satu-satunya kemampuan yang paling luar biasa, kemampuan tanpa batas, yang mampu menembusi segala ruang dan waktu, bahkan tidak mengenal norma, etika dan hukum.
Ruang imajinasi adalah ruang bebas yang tak tersentuh oleh apapun dan siapapun, karena tidak ada orang lain yang dapat menyelami jalan pikiran kita. Hanya kita sendirilah yang mampu berkelana, bertamasya, berlalang buana di ruang yang tak terbas tersebut. Dengan imajinasi, kita dapat mem-visualisasikan masa kecil kita, bahkan kita dapat mem-visualisasikan masa depan kita yang belum kita jalani.
Dengan kemampuan imajinasi, kita dapat mem-visualisasikan keberadaan masa depan kita, seperti apa kira-kira diri kita kedepan. Seperti apa diri kita 1 tahun akan datang, 5 tahun, 10 tahun bahkan kita dapat mem-visualisasikan kematian kita. Dengan visualisasi akan masa depan tersebut, kita akan mengambil langkah untuk mempersiapkan diri dari masa sekarang. Visualisasi bahwa kita sedang menjadi orang kaya, akan menuntun langkah kita mempersiapkan diri untuk menjadi orang kaya. Visualisasi kita menjadi dokter, akan menuntun kita belajar ilmu biologi dan kimia dengan kuat. Segala sesuatu dalam kehidupan kita berawal dari dalam visualisasi kita. That’s the secret of life.
Imajinasi, mendorong angan-angan. Angan angan yang dikomfimasi dengan keyakinan, atau kita imani, maka Tuhan akan memperitungkannya. Ibu Susi Pujiastuti, dari seorang yang tidak lulus SMA, bisa menjadi seorang Menteri, saya yakin semua itu adalah hasil dari sebuah Visualisasi yang luar biasa. Dari orang biasa, tumbuh dari pedagang ikan, menjadi pengusaha udang yang sukses, kemudian menjadi pengusaha penerbangan, lalu mengantarnya menjadi seorang Menteri, semua itu bukanlah jadi dengan sendirinya. Sudah dapat dipastikan itu karena beliau mampu mengeksploitasi ruang imajinasinya, untuk membangun angan-angan hati, yang kemudian beliau konfirmasikan dengan keyakinan iman yang luar biasa, sehingga mengantarkan beliau ke singgasana kekuasaan seperti ini.
Pak Lim Sui Liong, Pak William Suryajaya, Pak Ciputra, Pak Eka Cipta, Pak Budi Hartono dan Pak Michael Hartono, Pak Susilo Wonowidjojo, Pak Chairul Tanjung, Pak Boenjamin Setiawan, Pak Mochtar Riady, Pak Peter Sondakh, Pak Sukanto Tanoto Tahir, Pak Bachtiar Karim, Pak Putra Sampoerna, Pak Theodore Rahmant, Pak Ciputra dan Pak Martua Sitorus, mereka telah berhasil memanfaatkan kemampuan imajinasi mereka yang dikonfirmasi dengan sebuah keyakinan yang kuat, yang disebut iman, telah mengantarkan mereka menjadi orang-orang sukses di Indonesia ini.

5.   Kesadaran Kemampuan Iman, adalah kesadaran yang dirangsang oleh keyakinan diri, yang menjadikan manusia mempunyai kepercayaan dan keteguhan hati dalam melakukan segala sesuatu. Kesadaran Iman, adalah rahasia kekuatan manusia. Dengan Iman, kita dapat dihubungkan dengan sumber kekuatan di alam semesta ini. Kekuatan yang luar biasa, tak tertandingi dengan kekuatan apapun. Suatu kekuatan yang luar biasa yang merupakan pusat dari segala kekuatan di alam semesta ini, yang mempunyai daya yang Maha Besar, Omniscient dan Omnipotent. Yang dapat mengendalikan alam semesta ini, itu yang oleh aliran agama disebut Tuhan,  Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta alam semesta, Maha Pengasih dan Penyayang. Yang mengatur segala rahasia alam ini. Seorang pemikir hebat sesungguhnya teruhubung pada kekuatan ini. Hanya dalam pandangan mereka itu adalah super energy, atau mereka menyebutnya Omniscient, Intelegensia tak terbatas (infinite intelligence), dan Omnipotent, Maha Dahsyat, Maha Kuasa.  Itulah sebabnya mereka bisa mengungkap misteri-misteri alam yang tak terhingga banyaknya ini.
Itulah sebabnya dalam situasi dan keadaan sesulit apapun, orang yang percaya kepada kekuatan besar itu, dan selalu mengimaninya maka akan selalu muncul ide atau gagasan, pendapat yang cemerlang yang menjadi solusi, ataupun pemecahan atas masalah yang mereka hadapi. Itulah kuasa iman.  Orang sakit dapat disembuhkan, bahkan dalam kasus tertentu, orang mati juga masih dapat dihidupkan, semua hanya karena kekuatan iman.  Believing is a power.
Dengan kekuatan iman, kepercayaan, keyakinan, akan menggerakan kekuatan supranatural, kekuatan intelegensia tak terbatas, kekuatan Ilahi, kekuatan Omnisient, dan Omnipotent, kekuatan Allah, pencipta alam semesta ini, bekerja untuk memenuhi keinginan, permintaan, dan pengharapan setiap orang yang percaya kepada-Nya.

d.      Memotovasi karyawan atau pegawai.
Untuk dapat memotivasi karyawan, maka perlu disadari bahwa manusia mempunyai kelebihan, keinginan, harapan yang ingin dicapai. Oleh karena itu perlu kita lakukan pendekatan yang dapat memicu, memacu semangat kerja, membangun sprit, membangun entusiasme agar dapat mendorong kinerja mereka. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sbb :

d.1. Setiap individu memiliki impian dalam hidupnya.
Seorang Manager atau Pemimpin harus mampu mengola karunia yang mulia tersebut untuk memotivasi para karyawan atau pegawai dengan menimbulkan harapan untuk dapat mencapai apa yang mereka impikan.  Saya waktu kecil pernah berminat sekali mau jadi Nangkoda Kapal. Lalu bertanya kepada Ayah saya, “bagaimana sih caranya supaya bisa kerja di Kapal? Ayah saya menjawab, “gampang, kamu harus lulus SMA jurusan IPA.” Saya bertanya lagi sama ayah. “Apa itu SMA IPA?” Kata ayah saya, “kamu harus kuat berhitung. Tau pelajaran Aljabar.”  “Oh, gitu,” sahut saya.  Penjelasan yang sederhana dari Ayah telah berubah menjadi daya dorong yang kuat dalam diri saya. Saya telah mengalami proses metamorphosis yang kuat dalam diri saya. Mulai saat itu minat saya pada pelajaran hitung-menghitung tumbuh begitu kuat.
Mengarahkan pikiran anak saya untuk mau sekolah dengan serius dan mau belajar, saya menunjukan kepada mereka rumah bagus dan mobil bagus. Lalu saya tanya mau punya rumah seperti itu atau mobil seperti itu kalau sudah besar? Anak-anak menjawab mau dong papa. Cukup menyuntik kalimat pendek, namun efektif membangkitkan minat sekolah dan minat belajar. Saya hanya katakan, “itu gampang. Kamu harus sekolah tinggi sampai jadi Sarjana, dan harus rajin belajar, maka pasti kamu besar dapat mobil dan rumah.” Motivasi sederhana tapi sangat efektif bagi anak.
Kalau untuk karyawan atau pegawai, tentu kita harus mengiming imingkan sesuatu yang membangkitkan harapan mereka, sehingga mereka mau bekerja keras, berusaha menunjukan prestasi untuk menggapai harapan mereka. Kita harus mampu membuka kemampuan dirinya dalam berimajinasi, dan mengkonfirmasikan dengan iman mereka, itu sudah merupakan langkah yang luar biasa untuk menolong mereka bisa maju dan sukses.
Karena impian hiduplah yang membawa saya sampai bisa menyelesaikan pendidikan ketingkat yang paling tinggi, bahkan mencapai karir yang luar biasa. Dipelihara dalam kondisi ekonomi yang susah, hidup di daerah terpencil di Nusa Utara, persisnya di Kampung Kinali di Pulau Siau Kabupaten Sitoro, Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Sangihe, tidak lantas membuat saya kecil hati. Ditinggal Ayah karena meninggal dunia saat baru 2 (dua) minggu saya menyelesaikan SMA, dan kemudian disusul oleh Ibu juga meniggal satu tahun kemudian saat saya sedang menjalani kuliah di Universitas Klabat, berjuang tanpa mendapatkan bantuan dari keluarga, namun saya percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan saya, itulah yang menjadi kekuatan dalam diri saya. Walaupun harus keluar dari Universitas Klabat pada semester VII, karena sudah tergiur oleh tawan kerja di Koperasi KUD Tombulu di Tomohon, kemudian pindah bekerja di Total Indonesie, mulai dari pegawai yang paling rendah, karena dianggap hanya tamatan SMA, namun tidak sedikitpun menciutkan semangat saya.
Dengan  bermodalkan kerja keras, rajin, kreatif, rendah hati, dan tulus membantu teman dalam bekerja, membuat saya tidak pernah luput dari promosi dari tahun ke tahun. Meneruskan kuliah di Universitas Tridharma Balikpapan, lalu melanjutkan kuliah lagi di Amerika di California di San Bernardino Valley Collage, Kembali ke Indonesia berkarir di berbagai perusahaan mulai dari PT. Union Pacific Foods menjabat Finance and Accouting Manager, perusahaan pengalengan ikan di Bitung, anak perusahaan dari Astra Group, lalu bergabung dengan EasyCall perusahaan telekomuikasi, menjabat Billing & Collection Manager, kemudian pindah menjadi Sales & Marketing Manager. Dari EasyCall, pindah ke SkyTel, juga masih perusahaan telekomunikasi, kembali menjabat Billing & Collection Manager. Lalu pindah ke Mobisel, perusahaan Selluler Phone, menjadi Customer Account Manager.
Membukan Yayasan Triganesha Nusantara, bekerja sama dengan West Coast Institute of Management and Tenchnology, membuka Offshore Campus di Manado membuka program Master di bidang Management  bekerjasama  dengan Dr. Daniel Kambey dan Dr. Ellen Kambey. Mereka adalah orang yang sangat berjasa membantu saya ketika kuliah di Universitas Klabat. Lalu diangkat menjadi Staff Ahli Walikota Bitung, Pak Milton Kansil. Berhasil meng-advokasi Pak Milton ketika di-impeach oleh DPRD Kota Bitung, mengantar saya bekernalan lebih jauh dengan pengurus DPP PDI Perjuangan. Pada jaman Ibu Mega masih menjabat menjadi wakil bahkan sampai Ibu Mega diangkat menjadi Presiden Indonesia pada pereode 2001- 2004, saya dipercaya menjadi Staff khuss yang menangani kasus pilkada seluruh Indonesia, membuat saya memahami persoalan politik dan penyelenggaraan pemerintahan.
Selain itu saya juga diangkat menjadi Direktur Utama Perusahaan Air Minum di Kota Bitung. Selesai dari Pak Milton dan DPP PDI Perjuangan, saya merantau ke Papua, dan bekenalan dengan Pak Aminadab Yumame, yang kebetulah beliau baru saja terpilih menjadi Bupati di Kabupaten Mappi, daerah pemekaran dari Kabupaten Merauke. Saya kebali diangkat menjadi Staff Ahli, dan bekerja selama 1 tahun. Selama bekerja dengan Bupati Mappi, saya sempat bekerja sama dengan Ibu Susi Pujiastuti, yang kini sudah menjadi Menteri, kami bekerja sama dalam pengoperasian pesawat SusyAir, yang pada waktu thn 1997, baru ada 2 (dua) armada. Dan sekarang sudah berkembang menjadi 40 armada. Saya sangat mengenal Ibu Susi, seorang wanita pekerja keras. Itulah yang membuat sukses beliau yang mengantarkan beliau ke Kursi Menteri saat ini.
Setelah satu tahun bekerja di tengah hutan Papua, dengan tuntunan Tuhan, berkat pertemananku dengan Pak Yan Mandari, telah menghantar saya sampai ke Beijing, bekerja di Asia International Finance yang bergerak di Asset Management dan Forestry Management, sebagai Financial Analyst. Lalu kembali ke Papua bekerja dengan masyarakat lokal sebagai pemilik lahan, bekerja sama dengan beberapa investor, kami membuka beberapa perusahaan mengelola emas di Kabupaten Nabire dan Kabupaten Paniai.
Perjalanan panjang yang telah dilalui baik susah dan senang telah dirasahkan, dan menyisahkan banyak pengalaman hidup yang pahit, sulit namun akirnya karena ketekunan, keyakinan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa telah menghantar saya mencapai puncak karir dan pengalaman yang begitu banyak. Dari semua cerita tentang perjalanan panjang itu, satu hal yang saya yakini, bahwa dengan kemampuan mengelola imajinasi dengan baik, dengan kemampuan visualisasi, maka semua yang menjadi impian di masa depan, apa yang menjadi angan-angan hati, dengan kekuatan iman kita, maka semuanya pasti akan menjadi kenyataan.

d.2.Tumbuhkan sense of important pada karyawan atau pegawai atau bawahan.
Pegawai atau karyawan atau bawahan, harus menyadari bahwa perusahaan memilih mereka, karena perusahaan telah menemukan ada sesuatu yang hebat pada diri mereka. Banyak orang yang melamar, namun dia yang terpilih. Itu adalah suatu penghormatan yang luas biasa, suatu penghargaan yang luar biasa yang ditunjukan oleh perusahaan dengan memilih dia bergabung dalam perusahaan. Perusahaan telah mengakui bahwa anda adalah orang penting, dengan memilih anda. So you are an important person.

d.3. Menjadi pribadi yang mandiri itu tujuan utama dari setiap individu.
Segala potensi, kemampuan, dan kesempatan, dimanfaatkan untuk mencapai kemandirian. Dengan diterima di perusahaan, berarti kesempatan untuk menjadi pribadi yang mandiri sudah tiba. Oleh karena itu kesempatan itu jangan dilewatkan dengan sia-sia. Kesempatan untuk keluar dari kungkungan ketergantungan kepada orang lain, menuju pribadi yang merdeka, berdaulat sudah terbuka luas. Manfaatkanlah kesempatan emas tersebut. Tunjukan segala kemampuan, gunakan akal dan hati nurani serta kemampuan daya imajinasi kita untuk berkreasi, mengeluarkan ide, berinovasi dan bertindak lebih proaktif untuk menjadi pribadi yang mandiri.

d.4. Always be the best.
Kalau perusahaan sudah menilai anda adalah orang yang penting, dan terpilih dari antara sekian banyak pelamar, berarti anda adalah orang hebat. Sebagai orang hebat, hendaknya punya kemampuan menjadi terbaik. Kalau anda menyadari betapa hebatnya anda telah menjadi juara sejak masih dalam rahim ibu. Dari sekitar 300 juta sel sperma yang berlomba menembusi indung telur, hanya satu sel telur yang menjadi pemenang. Dari perjuangan yang luar biasa, akhirnya 1 sel sperma yang ulet, lincah, berhasil menembusi sel telur sehingga terjadilah zigot pada saat dibuahi. Kemudia dalam waktu 4 hari membentuk blastosis. Dan dalam waktu 2 sampai 4 minggu membentuk embrio, dan itulah diri anda. Bayangkan 300.000.000 sel sperma yang berlomba dan andalah jadi pemenangnya. Dari sejak dalam kandungan, anda sudah menjadi pemenang. Mengapa ketika lahir di bumi menjadi orang cengeng, seakan tak berdaya. From ever best should be always be the best. From ever winner sould be always be the winner. Semangat menjadi juara perlu dimiliki oleh semua orang yang berambisi untuk maju. Tidak salah kita punya ambisi. Ada ungkapan, gantungkanlah cita-citamu setinggi langit, ungkapan usang yang sudah lama kita dengar, namun masih bermanfaat untuk mengajarkan kita agar selalu memiliki angan-angat menggapai masa depan yang lebih baik.
Para atlet tidak pernah merasa puas untuk mengejar ambisi mereka menjadi pemenang. Kalah bukanlah kiamat bagi mereka, tetapi hanyalah sukses yang tertunda. Mendengar kesaksian dari para sahabat Olga Saputra, hampir semua memberikan kesaksian yang luar biasa. Bertrand, sahabat Olga yang paling dekat, mengenal olga dari belum apa-apa, telah memberikan kesaksian bahwa jauh sebelum dia menjadi sukses menjadi komedian papan atas di Indonesia, ternyata Olga sudah mem-visualisasikan dalam imajinasinya, seperti apa nantinya dia suatu saat. Dengan iman yang kuat, kerja keras tiada mengenal lelah, akhirnya berbuahkan kesuksesan yang luar biasa baginya. Dalam kesuksesannya, dia tidak pernah lupa sumber dari pemberi berkat. Dia selalu sisihkan penghasilannya untuk membantu orang yang membutuhkan, sebagai rasa syukurnya kepada Allah yang adalah sumber dari segala berkat itu.


d.5. Cobalah untuk lebih boros sedikit.
Berboros sedikit untuk menumbuhkan loyalitas bagi karyawan sangatlah penting. Ketika perusahaan lagi untung atau lagi mendapat rejeki lebih dari Tuhan, apa salahnya berbagi kepada karyawan untuk menikmatinya. Kalau perusahaan memikirkan hal sperti itu. Maka semangat, loyalitas karyawan kepada perusahaan akan tumbuh. Karyawan akan enggan untuk berpindah atau keluar dari perusahaan. Buatlah standar gaji yang lebih kompetitif. Kalau standar gaji baik, lingkungan baik, jaminan masa depan ada, maka perusahaan telah berhasil menciptakan Comforth Zone bagi karyawannya. Ketika Comforth Zone telah tercipta, kecuali untuk alasan yang sangat mendasar dan prinsipil, barulah karyawan akan keluar dari perusahaan tersebut.

Perencanaan dengan menerapkan management berbasis kemanusiaan, lalu memadukan kompetensi individu disinergikan dengan kepentingan perusahaan akan menjadi perusahaan yang langgeng dan aman selama beroperasi. Gejolak diperusahaan akan terkendali dengan sendirinya, turn over karyawan menjadi rendah, kinerja pegawai akan menjadi tinggi. Perusahaan puas, pegawai juga puas. Hubungan antara pemilik dan karyawan terbangun dalam pola hubungan yang saling menguntungkan (beneficiary relationship) serta saling menghargai (respect each other).
Kecepatan, ketepatan dan ketegasan dalam merespon segala prilaku, kenerja dari karyawan akan membangun budaya disiplin yang tinggi ditengah karyawan. Jangan pernah toleran terhadap tindakan yang tidak baik. Menunda memberikan sangsi, dan mencoba toleran atau kompromi dengan karyawan hanya akan melumpuhkan kewibawaan dan pada akhirnya kedisplinan dalam lingkungan kerja akan menurun, dan akan mebuat kekacauan dalam perusahaan.
Janganlah memberi kesempatan sejengkal saja pada kesalahan. Sifat, sikap, perilaku dapat kita bentuk asalkan kita memiliki rasa kasih sayang yang tinggi, namun juga memiliki ketegasan yang tinggi. Hampir semua anak saya hanya merasakan sekali pukulan di telapak tangan mereka dari saya. Setelah itu mereka tumbuh berkembang menjadi anak yang disiplin, dan jauh dari perbuatan yang mengecewakan kami sebagai orang tua.
Saya masih ingat ketika Febry, anak saya yang paling tua, ketika usia 4 tahun, mengambil uang dari dompet ibunya, begitu ketahuan, saya langsung pukul telapak tangannya, lalu diingatkan untuk tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut, dan saya minta dia berjanji. Dengan tindakan tegas itu, maka anak-anak saya tidak ada satupun punya tabiat mencuri. Karena dari kecil sifat itu sebelum berkembang lebih, langsung dimatikan dengan sikap tegas.
Sewaktu anak buah saya ketika masih bekerja di Billing & Collection, waktu diterima, sudah dibuat kesepakatan bahwa tidak dibenarkan untuk menahan uang perusahaan melebihi waktu 24 jam. Dengan sistem yang ada waktu itu, saya bisa dengan mudah mengetahui bahwa ada uang yang belum masuk di perusahaan. Begitu saya mendapatkan alat bukti, saya panggil tenaga Collector. Saya interogasi, mereka langsung mengaku. Dan biasanya saya amankan dulu uang perusahaan, setelah itu, saya melakukan komunikasi dengan baik, saya bertanya kepada mereka siapa yang salah dalam hal mereka menahan asset atau uang milik perusahaan. Mereka selalu mengakui mereka yang salah. Dan saya dorong sampai mereka harus membuat surat permohonan pengundurang diri. Selama saya bekerja, dan sudah memberhentikan beberapa orang, namun tidak ada dampak sedikitpun. Tidak ada sekalipun berhadapan dengan pengadilan atau depnaker. Itu semua karena kemampuan meyakinkan dan menyadarkan mereka.

4.             Rangkuman atas topik pembahasan tentang “Involvement”;

1.              Perencanaan tanpa melibatkan bawahan, pada saat implementasi akan menimbulkan banyak masalah, seperti tidak mendapat dukungan moril dari bawahan, dan condong membuat bawahan bingung, kesal dan tidak bersemangat untuk menjalankannya.
2.             Cinta kasih adalah prinsip dasar dalam melibatkan manusia. Cinta Kasih adalah sifat hakiki Ilahi yang teah dikaruniakan kepada Manusia sejak penciptaan. Cinta Kasih adalah energi pengikat alam semesta. Degan Cinta Kasih, manusia dapat berinteraksi dengan baik. Dengan Cinta Kasih, manusia bisa mencintai lingkungannya, bisa menyatu dengan alam, dengan makluk hidup lain disekitarnya. Dengan Cinta Kasih hubungan antar manusia akan menjadi setara, seimbang dan harmonis.
3.             Perlakukanlah karyawan dengan wajar, dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, hargailah mereka, berikanlah mereka perhatian, dengarkanlah apa keluhan, saran atau ide dan gagasan mereka. Tampunglah semua itu selama itu membawa pengaruh yang baik bagi perusahaan atau organisasi. Bangunlah komunikasi yang efektif dengan karyawan maka akan menciptakan hubungan kerja yang baik, harmonis di lingkungan perusahaan, organisasi atau suatu instusi.
4.             Manager yang baik adalah manajer yang mempunyai kemampuan memimpin bukan hanya sekedar kemampuan untuk mengatur. Manager yang bejiwa pemimpin harus memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan karyawan dengan baik. Selain itu, harus memiliki kemampuan  untuk meyakinkan karyawan, serta memiliki kemampuan mempengaruhi dan kemampuan untuk mengarahkan. Mempunyai kemampuan mendengar dan ber-empati yang baik, dan mampu menjadi solusi atas persoalan karyawan baik yang berhubungan dengan perusahaan, maupun masalah pribadi.
5.             Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dipercaya karena memiliki integritas diri, kapasitas diri dan kredibilitas diri yang kuat. Kepercayaan, atau trust akan membangkitkan kewibawaan, kehormatan dan dukungan dari bawahan, bahkan dari masyarakat.
6.             Manajer yang efektif mampu mengorganisir suatu perusahaan, mempu merencanakan sturuktur organisasi yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau organisasi.
7.             Manajer yang efektif, harus mampu membuat seleksi atas karyawan dengan baik. Harus mempu melihat kompetensi setiap individu, dan mampu men-seleksi dan menempatkan karyawan sesuai dengan kompetensi mereka.
8.             Manajer yang efektif, harus mampu memberikan tindakan tegas kepada setiap karyawan yang bertindak ceroboh dan merugikan perusahaan.
9.             Manajer yang efektif, harus mampu membangun kesadaran  setiap karyawan agar mereka bisa bekerja lebih kreatif, inovatif dan proaktif yang pada gilirannya menaikan produktifitas kerja mereka.
10.         Manajer yang efektif, harus mampu memotivasi  setiap karyawan agar mereka bisa bekerja lebih kreatif, inovatif dan proaktif yang pada gilirannya menaikan produktifitas kerja mereka.

Demikianlah rangkuman pada tahapan pertama dari SQM – Super Quick Management yaitu “Involvement”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar