III.
INVOLVEMENT
A.
Pengertian
dan dasar pemikran untuk fungsi Involvement.
Involvement
means “the act of taking part in an activity, event, or
situation;” Terjemahannya
Involvement berarti “tindakan mengambil bagian dalam suatu kegitan, acara atau
situasi.”
Involvement of:
The problem requires the active involvement of the local government. Terjemahannya “Permasalahan membutuhkan
keterlibatan secara aktif dari pemerintah setempat.”
involvement with:
Our involvement with this project started way back
in 1989.
Terjemanhannya “Keterlibatan kami dalam
proyek ini dimulai jauh sejak tahun 1989.”
involvement in:
There is no evidence of his direct involvement in the
bombing.
Terjemahannya “Tidak ada bukti akan
keterlibatannya secara langsung dalam pengeboman itu.”
Dari
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa “Involvement” dalam bahasa Indonesia berarti “Keterlibatan,”
adalah suatu tindakan untuk ikut mengambil bagian dalam suatu kegiatan, acara
atau situasi.
Mengapa
pada tahapan pertama fungsi SQM – Super Quick Management ini saya lebih
mengedepankan Involvement (Keterlibatan), hal ini berkaca dari pengalaman saya
selama melakukan Performance Evaluasi atau penilaian prestasi kerja atau kadang
juga disebut sebagai evaluasi kenerja, pada bawahan saya. Dari hasil umpan
balik yang telah dilakukan, kebanyakan saya rekam bahwa banyak pegawai yang
tidak dapat meningkatkan kinerjanya karena demotifasi. Mereka merasa tidak pernah mendapat
perhatian, kurang dihargai dan merasa kecewa karena mereka kurang bahkan tidak
pernah dilibatkan dalam penyusunan program kerja di perusahaan.
Banyak
Manager gagal dalam mencapai tujuan perusahaan hanya karena terlalu percaya
diri, sehingga tidak melibatkan bawahan, atau tidak tau bagaimana mempengaruhi
bawahannya untuk ikut terlibat dalam menyusun suatu perencanaan kerja ataupun
program, atau perencanaan dalam membuat proyek bahkan perencanaan induk dari
suatu perusahaan. Perencanaan yang
demikian kurang mendapatkan input, saran atau pemikiran dari subordinate atau
bawahan. Anggapan bahwa manager adalah maha tau, karena sudah memiliki
pendidikan yang cukup tinggi dan berpengalaman sehingga tidak membutuhkan
pemikiran dari subordinate atau bawahan, merupakan suatu pemikiran yang keliru.
Memang
kalau hanya sekedar menyusun Master Plan (Rencana Induk), Action Plan (Rencana
Aksi), dengan mengambil referensi dari Master Plan sebelumnya, Action Plan yang
pernah dibuat atau dari apa yang diperoleh di perkuliahan, sudah bisa kita
menyusun suatu Master Plan, Action Plan yang baik. Kita tentu sudah tau bahwa
dalam menyusun suatu Action Plan maka dibutuhkan; 1. Memiliki Visi dan Misi
serta menetukan suatu tujuan dan sasaran yang akan dicapai. 2. Melakukan infentarisir
atas sumber daya yang dibutuhkan. 3. Mengaplikasikan prinsip W5H, yaitu When, why,
where, who doing what. And How to do it.
Kita juga semua sudah mengerti bahwa dalam menyusun Master Plan, Action
Plan harus specific, measurable, achievable, countable and controlable. Namun
itu barulah pada tataran teknis dan content
atau isi dari perencanaan saja. Kita juga harus sadar bahwa prinsip dari
management adalah “getting things done trough other people”.
Tugas
Manager sesungguhnya lebih banyak berhubungan dengan Manusia, untuk diarahkan
melakukan aktifitas sebagaimana yang telah direncanakan untuk mendukung visi
dan misi serta tujuan dan sasaran dari perusahaan tersebut. Dalam peran
menggerakkan manusia untuk melakukan aktivitasnya, maka seorang Manajer
haruslah memiliki kemampuan dalam beriteraksi dengan manusia. Manajer harus memilki
kemampuan memimpin bukan sekedar mengatur. Manajer harus mampu mempengaruhi,
meyakinkan dan mengarahkan setiap idividu yang terlibat dalam perusahaan. Manajer
harus mempunyai sense of human yang tinggi. Mengerti kebutuhan setiap individu
yang ada dalam kelompoknya. Mengerti apa yang menjadi harapan setiap individu
dalam berinteraksi.
Setelah
melakukan pendekatan dengan baik dengan para karyawan, manajer juga harus mempekerjakan
atau menempatkan karyawan sesuai dengan kompetensinya, agar mampu melakukan
pekerjaan dengan baik. Selain itu karyawan diharapkan dapat melakukan aktivitas
yang selaras dengan visi dan misi serta arah dan tujuan perusahaan. Manajer harus mampu melakukan pengawasan untuk
memastikan suatu rencana agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan
serta sasaran yang ditetapkan. Inti dari kesuksesan dalam melaksanakan rencana
perusahaan, ataupun suatu organisasi adalah “Manpower”. Artinya, Key Driver
(kunci utama) dalam menentukan keberhasilan perusahaan adalah “Manusia”.
Oleh
karena itu sesungguhnya yang perlu dilakukan oleh seorang Manajer adalah bagaimana
memperlakukan manusia terlebih dahulu, barulah memikirkan bagaimana menggunakan
manusia sesuai dengan basis kompetensi yang mereka miliki. Oleh karena itu saya
berpandangan bahwa dalam peran fungsi manajement pada langkah pertama,
hendaklah Manager mengutamakan “Keterlibatan” Manusia (Human Involvement) dalam
penyusunan Rencana Aksi (Action Plan) ataupun perencanaan yang lain, sesuai dengan bidang fungsi masing-masing pada
tingkatan manajement.
Human
Involement yang saya maksudkan adalah pendekatan Manajement berbasis
Kemanusiaan dan Kompetensi. Pengembangan perusahaan tetaplah berintikan
Kemanusiaan terlebih dahulu. Dengan pendekatan yang demikian, tidak akan
terjadi eksploitasi pada manusia hanya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
Manusia tetaplah menjadi objek utama dan hendaknya selalu menjadi tujuan dari
setiap perusahaan.
Suatu
hari waktu saya menjadi Direktur di PT PAM Bitung, Saya mencoba mengevaluasi hasil perusahaan
sebelum saya mejadi Dirut di Perusahaan tersebut. Saya mendapati bahwa
penghasilan perusahaan selalu tidak pernah bisa menutupi operasional
perusahaan. Saya coba bertanya kepada pegawai, bagaimana teknik penyusunan
program kerja di Perusahaan tersebut sebelumnya. Saya dapati dari informasi
pegawai, bahwa mereka hampir tidak pernah dilibatkan dalam menyusun program di
perusahaan air minum tersebut. Dan tidak pernah mendapat pengarahan yang rutin.
Akhirnya saya rubah pola penyusunan program kerja, penyusunan rencana kerja perusahaan.
Saya lebih bayak melibatkan karyawan, dan hasilnya luar biasa. Saya bisa
menaikan tarif harga air minum, dan dapat menertipkan kedisiplinan pelanggan
untuk membayar air. Penghasilan perusahaan naik 150%. Karena semua orang
bekerja, berkreasi dan ikut berperan aktif dalam mengejar target yang telah
disusun secara bersama tersebut.
Sentuhan kemanusian saya gunakan, karena sudah berpengalaman
bertahun-tahun menjadi Manajer di beberapa perusahaan.
Banyak
hal yang manajer tidak lakukan, untuk bisa membantu staf bekerja lebih efektif.
Menyadari akan hal tersebut, Saya mulai mengefektifkan komunikasi dengan
karyawan, meminta ide tau gagasan cemerlang dari mereka, mengajak mereka duduk
sama-sama, membuat rencana. Bahkan saya siapkan waktu untuk masing-masing
kepala bagian, kami duduk, berbicara 4 (empat) mata dalam penyusunan rencana
kerja perorangan. Saya tuntun mereka, minta target yang menurut mereka wajar
dan dapat dicapai. Seminggu kemudian kami duduk dan review kembali target
tersebut. Dan ternyata, dari waktu ke waktu dapat dicapai, bahkan kami bisa
naikan target yang telah mereka tetapkan sebelumnya.
Staf
juga manusia yang membutuhkan perhatian, membutuhkan penghargaan, membutuhkan
dorongan moril supaya mereka lebih bersemangat.
Mereka tidak berprestasi hanya karena belum tau cara merencanakan pekerjaan
mereka, dan belum bisa membangkitkan sprit atau semangat untuk mendorong
kinerja mereka. Hanya butuh sentuhan kecil berupa perhatian dan pengakuan atau
penghargaan saja, maka mereka akan menjadi karyawan yang produktif. Semangat,
gairah kerja mereka akan naik, kreatifitas, inovativitas dan proaktivitas
mereka akan muncul.
Jika
manusia kita perlakukan sebagaimana mestinya, kebutuhan hatinya kita penuhi
dengan memberikan perhatian, kasih sayang, kita councelling dengan mereka
bagaimana mencapai prestasi yang baik, akui setiap prestasi yang mereka capai,
berikan penghargaan, maka mereka akan bersemangat.
Manusia
haruslah ditempatkan pada posisi utama dalam mencapai tujuan perusahaan. Jikalau
kita semua sepakat pada pandangan ini, maka tidak akan ada lagi demo yang
menuntut segala hak, karena manusia telah diletakan sebagai tujuan utama dalam menjalankan
usaha. Segala bentuk kepemimpinan yang eksploitatif dan intimindatif akan
hilang ketika semua elemen dalam kelompok sosial bersepakat untuk menerapkan
prinsip Manajement Berbasis Kemanusiaan di dalam perusahaan. Perusahaan dalam
menjalankan usahanya haruslah terlebih dahulu mengedepankan kepentingan
manusia, barulah memikirkan keuntungan. Manusia tidaklah hanya menjadi subjek
dalam memanjukan perusahaan, tetapi hendaklah manusia menjadi objek utama dalam
menjalankan usaha, barulah berorientasi pada keuntungan.
Ketika
arah pandangan diarahkan untuk mendukung prinsip, ataupun paham seperti itu,
maka seluruh aplikasi manajement akan mengalami pergeseran paradigma, untuk menyesuaikan diri pada pola pandang
tersebut.
Ketika
arah Manajement merujuk kepada pendekatan Kemanusiaan, atau Manajemet yang
berbasis kemanusiaan, maka seluruh kekuatan management diarahkan untuk merangkul,
mempengaruhi, meyakinkan dan mengarahkan setiap individu didalam lingkungan
perusahaan bergerak searah seirama untuk mencapai visi, misi, tujuan dan
sasaran perusahaan. Lalu mengembangkan kompetensi manusia, memenuhi kebubutuhan
manusia, sehngga mereka menjadi lebih professional dalam menjalankan tugasnya.
Menjadi
manajer yang baik harus mampu membangun
kepercayaan dari karyawan kita. Kepercayaan tersebut terbangun dari bagaimana
kita menjaga integritas kita sebagai manajer. Selain itu, manajer harus mampu
menjaga kredibiitas dan kapabilitasnya, sehingga bisa disegani, dihormati, dan
didengar oleh karyawan.
Untuk
menjaga integritas, maka seorang manajer perlu menjaga nilai moral yang ada.
Manajer dituntut harus jujur, tidak melakukan perbuatan korupsi yang merugikan
perusahaan, harus mampu membawa diri ditengah karyawan. Pemimpin yang amoral,
akan mudah melunturkan kepercayaan dari staf atau bawahan, malah hanya akan
menjadi bahan cemohan, ejekan dari bawahan. Bawahan tidak akan menghargai, dan
tidak akan mau mendengar apa yang diperintahkan kepadanya.
Harus
dipahami, bahwa semakin tinggi posisi seseorang, maka godaan akan semakin
banyak. Tahta, Wanita dan Harta,
adalah musuh utama ketika seseorang sedang mencapai puncak karirnya. Ketika
kita tidak memiliki prinsip yang kuat, mudah terpengaruh oleh gemerlapan dunia,
maka ambang kejatuhan terbuka lebar buat kita. Penjara menanti, kehilangan
jabatan, bahkan kehancuran rumah tangga bisa menimpa kita.
Anak
yang tidak berdosa menjadi korban keserakahan, hawa napsu yang tak terkendali,
dan kenikmatan yang sifatnya hanya sesaat. Yang perlu kita ingat adalah,
mengembalikan nama yang hancur akan sangat sulit, karena stempel sosial yang telah
melekat dalam diri kita, tidaklah mudah untuk menghilangkannya. Anak-anak jadi malu
dan jadi korban, jadi sasaran cemohan kawan-kawannya, isteri menjadi tidak
berani keluar karena malu, nama keluarga semua tercoreng.
Itulah
sebabnya, menjaga integritas diri sangat diperlukan, karena semakin tinggi
status sosial seseorang, semakin terkenal seseorang, maka akan semakin banyak
mata yang memperhatikan gerak geriknya. Diatas dari semuanya, kita harus sadar
dan ingat, bahwa di mata Tuhan tidak ada perbuatan, gerak gerik kita yang
tersembunyi. Dialah yang menciptakan
kita, karena Dia kita ada, dari tiada menjadi ada, Dialah yang memberkati, yang
melimpahkan kesehatan, Dialah sumber hikmat dan akal budi. Oleh karena itu, Takut
akan Tuhan adalah suatu keharusan bagi
kita umat ciptaan-Nya. Takut akan
Tuhan adalah permulaan segala hikmat dan pengetahuan.
Kunci
utama untuk dapat menjaga integritas adalah “Takut akan Tuhan”. Dengan selalu
berpegang teguh dan berserah pada tuntunan Tuhan, hidup kita bisa luput dari
segala godaan yang bisa menghancurkan kehidupan kita, menghancurkan karir kita,
menghancurkan keluarga kita, dan yang paling memiluhkan hati adalah anak-anak
yang tiada berdosa menjadi korban dari kecerobohan, keteledoran, keserakahan
dan hawa napsu kita. Morality is the key
of the integrity.
Ketika
integritas diri dapat kita jaga dengan baik, kapabilitas dan kapasitas dapat
ditingkatkan, maka trust dari karyawan kepada manajer atau pemimpin akan
terbangun. Kapabilitas adalah kemampuan ilmu, skill dan pengalaman yang sangat
memadai, sehingga individu dapat menguasai permasalahan pada bidangnya dan juga
dapat mencari solusi atas pemasalahan tersebut. Sedangkan kapasitas adalah
kemampuan maksimun yang dimiliki oleh suatu alat, barang, atau manusia.
Sewaktu
saya bekerja di Total Indonsie selama kurang lebih 6 tahun, mulai tahun 1983
sampai 1989, pada waktu itu komputer belum seperti sekarang sudah mengalami
kemajuan yang begitu pesat. Kami masih menggunakan sistem mainframe, jadi
proses data ada terpusat di satu tempat, yaitu di mainframe tersebut. Karena
CPU, memory ada di mainframe tersebut, sementara komputer di ruangan hanya bersifat
monitor, yang tidak ada CPU unitnya. Pada waktu itu, saya secara proactif telah
mengambil keputusan untuk ikut kursus komputer. Sampai saya bisa membuat
program sendiri. Oleh karena saya memiliki kelebihan tersebut, kapasitas dan
kapabilitas saya menjadi meningkat. Sehingga saya mendapat kepercayaan lebih
dari atasan saya, yaitu penambahan tanggung jawab untuk melakukan tugas yang
lain. Dan sudah tentu berdampak juga pada kenaikan gaji melalui promosi
kenaikan pangkat.
Setiap
karyawan, apakah staf biasa atau manajer level, hendaknya tidak bosan-bosan
untuk menambah kapasitas diri dengan menambah pendidikan, mengikuti seminar,
bahkan mengikuti kursus yang diperlukan, atau dengan membaca buku lebih sering
dan lebih banyak, sehingga kapabilitas kita ikut terdongkrat naik. Kemampuan
penguasaan pekerjaan semakin baik, kepercayaan akan semakin terbangun pada diri
kita.
Bermimpi
mempunyai kedudukan yang tinggi tanpa menambah kapasitas diri, hanya akan menjadikan
kita sebagai “manajer yang salah tempat.”
Manajer yang tidak mengerti untuk apa dia duduk ditempat itu. Karena setiap
posisi atau jabatan mempunyai persyaratan kapasitas, kapabilitas dan integritas
diri.
Kalau
ada keinginan, atau angan-angan menduduki suatu jabatan yang tinggi,
persiapkanlah diri anda mulai sekarang atau sedini mungkin, dengan membekali tambahan
ilmu, skill serta pengalaman sehingga memungkinkan kita untuk bisa menduduki jabatan
tersebut, ketika kesempatanya itu tiba. Kita jangan perprilaku sebagai orang
yang menunggu-nunggu kesempatan, akan tetapi, jadilah orang yang proaktif
menjemput, mencari bahkan menciptakan kesempatan itu.
Sistem
demokrasi yang ada saat ini, dimana masyarakat belum terlalu sadar pentingnya
persyaratan diri yang harus dimiliki seorang pemimpin, hanya karena dipicu oleh
rasa dendam politik, kebencian pada pemerintah, sehingga terjadi subjektifitas
dalam memilih pemimpin. Masyarakat tidak menggunakan mata, telinga dan pikiran
untuk mengetahui dengan jelas siapa yang akan menjadi pemimpinnya. Tuntutan
materialisme sesaat lebih menonjol ketimbang pertimbangan logic dengan
mengedepankan kapasitas, kapabilitas, serta kualitas moral seseorang untuk
dijadikan pertimbangan dalam memilih pempimpinnya. Akhirnya banyak pejabat yang
setelah terpilih, bingung mau bikin apa, bertindak tanpa memahami lingkup
pekerjaan yang harus mereka kerjakan.
Akhirnya
praktek kepemimpinannya hanya didasarkan kepada kekuasaan semata, melakukan
pendekatan intimidatif dan otoriter, dengan memanfaatkan kekuasaan yang ada. Hanya
menjadi pemimpin yang tidak mampu membawa kemajuan dalam pembangunan atau membawa
perubahan atau perbaikan pada nasib rakyatnya. Tindakannya lebih didominasi
oleh orang disekelilingnya yang kadang mempunyai vested interest atau
kepentingan diri yang lebih kuat, ketimbang kepentingan untuk melayani
masyarakat, serta memikirkan kemajuan pembangunan.
Uang
Negara digunakan seenaknya, tanpa berpikir bagaimana mensejahterahkan rakyat,
malahan memanfaatkan jabatannya hanya untuk foya-foya dengan menghambur uang
Negara untuk hal yang tidak berguna atau tidak bermanfaat untuk rakyat.
Tidak
sedikit uang Negara menguap entah kemana rimbanya, ulah para pemimpin pilihan
rakyat yang tidak kapabel dikarenakan tidak memiliki kapasitas diri yang cukup
baik. intelektualitas, kematangan emosional serta standar moral yang
sesungguhnya sangat tidak memenuhi standar untuk menjadi seorang pemimpin. Pemimpin dalam pemerintahan, haruslah mempuyai
kapasitas yang baik dari segi spritualitas, intelektualitas, serta emosionalitas
yang terkontrol dan moralitas yang baik, supaya bisa menggerakkan roda
pemerintahan berjalan dengan baik, mampu mengkoordinasikan kebijakannya dengan
seluruh aparat, dan seluruh institusi Negara yang ada di lingkungan
pemerintahan, serta mampu mengakomodir keinginan rakyat, dan dapat mengimplementasikanya
dalam program pembangunan demi tercapainya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan
yang mereka inginkan.
Mr
Lee Kuan Yew, Perdana Menteri Singapura, Mr Mahathir bin Mohamad, Perdana
Menteri Malaysia, adalah contoh pemimpin yang berhasil memimpin Negaranya oleh
karena mereka mampu menunjukan kemajuan yang sangat besar pada negaranya.
Singapura merdeka 20 tahun setelah Indonesia merdeka. Namun kemajuan
perekonomian mereka jauh melebihi kemajuan perekonomian Indonesia. Soal
kemacetan saja, Singapura Negara yang kecil tersebut, mampu mengaturnya dengan
baik, sehingga lalu lintas di Singapura dapat berjalan dengan lancar dan
teratur.
Ekonomi
apalagi, mata uangnya menjauhi mata uang Negara manapun di asia lainnya. Itu
bukan jadi secara kebetulan. Tetapi muncul dari ide-ide cemerlang sang
pemimpin, Mr Lee Kuan Yew yang sangat proaktif, kreatif dan inovatif, dengan
kapabilitasnya serta keinginan luhur yang tinggi, beliau mempunyai visi dan
misi yang jelas, dan meletakan perencanaan pembangunan yang brilian. Tentu hal
itu karena ditunjang oleh integritas, kapasitas dan kapabilitas yang melekat
pada diri beliau, sehingga mampu memajukan pembangunan di negaranya. Trust dari
publik yang kuat, berdampak pada dukungan yang kuat, kehormatan, ketaatan dan
ketertiban dari masyarakat menjadi tinggi.
Suatu
hari saya belanja di Singapura, dan barang saya tertinggal di suatu counter di
mall. Sudah sekian lama saya keliling, baru sadar kalau belanjaan saya
tertinggal di salah satu mall. Saya
pergi balik ke situ, ternyata barang belanjaan saya masih ada ditempat saya
taruh sebelumnya, dan tidak ada yang sentuh, bahkan tidak ada isinya yang
hilang. Itulah ketertiban masyarakat di Singapura, begitu tinggi. Di Jakarta,
saya pernah ketinggalan 2 hp dalam taxi. Begitu saya telp ke hp tersebut, sopir
taxi tidak mau angkat hp, malahan setelah ditelpon beberapa kali, hpnya
dimatiin sama sopir taxi. Kasihan juga melihat kedisiplinan, kesadaran
masyarakat di bangsa ini. Semua itu terpulang pada pemimpinnya.
Tahun
2001 saya pernah ke Shanghai, salah satu kota yang maju di China atau Tiongkok.
Saya ambil kesempatan jalan-jalan ke kota tua di Sanghai. Pada waktu itu yang
namannya barang palsu namun kualitas bagus, ada di jual di pasar tua tersebut.
Harga jam rolex yang ratusan juta, di kota itu waktu itu ada yang hanya seharga
Rp. 100.000, dan yang KW-1, paling seharga Rp 1.500.000,-. Sulit mau bedakan
mana asli dan bukan asli kalau sudah KW-1.
Tahun
2003, saya balik lagi, semua barang tiruan, barang palsu sudah tidak ada lagi,
semuanya sudah bersih. Polisi menjaga dengan ketat penjualan barang-barang
palsu tersebut. Padahal waktu itu, Presiden Hu Jintao baru beberapa bulan
menjadi Presiden di China. Tidak butuh
waktu lama buat Presiden Hu Jintao untuk membereskan masalah pembajakan di China.
Padahal negaranya begitu besar. Penduduknya 1.3 milyar. Tetapi rakyatnya sangat
menghormati pemerintahnya. Presiden Hu Jintao, dengan kewibawaannya, mampu
merubah China hanya dalam kurung waktu 5 tahun. Dari sistem perekonomian
tertutup, ke sistem perekonomian liberal, walaupun dominasi ekonominya dikuasai
oleh konglomerasi BUMN.
Ketika
trust dari karyawan, atau anggota kelompok, bahkan kepercayaan publik sudah
terbentuk, maka akan mudah bagi manajer ataupun pemimpin untuk mempengaruhi,
meyakinakan bahkan mengarahkan karyawan atau anggota mereka. Bagi manajer, akan
mudah mengajak karyawan untuk bekerja sama. Dengan trust, maka dukungan
karyawan akan penuh, sehingga terjadilah kerjasama dalam lingkungan kerja.
Dengan terjadinya dukungan, kerjasama, maka kecepatan dalam mencapai suatu
sasaran akan semakin tinggi.
Dengan
integritas, kapabilitas dan kredibilitas yang baik, ditunjang lagi dengan spiritualitas
yang baik, pengendalian emosi yang baik, serta standar moral yang tinggi,
kepemimpinan dari manajer atau seorang pemimpin akan berjalan dengan baik.
Karyawan atau masyarakat akan mudah diajak bekerjasama, dan mudah melakukan
komunikasi yang efektif. Penyusunan
rencana kerja, atau rencana yang akan dicapai oleh perusahaan ataupun
pemerintah akan mendapat support dan diterima dengan baik, sehingga dalam
pelaksanaannya tidak akan mengalami hambatan.
Bagi
seorang manajer atau pemimpin yang diperlukan adalah kemampunnya untuk bisa
meyakinkan, mempengaruhi dan mengarahkan karyawan, atau aparat dilingkungan kerjanya.
Manajer atau pemimpin membutuhkan ide cemerlang dari karyawan atau dari aparat
dilingkungannya supaya penyusunan program, penetapan visi dan misi, tujuan
serta sasaran dari perusahaan atau institusi yang dipimpinnya menjadi lebih
baik, lebih akomodatif terhadap aspirasi ataupun pemikiran yang baik.
B. Langkah-langkah dalam Involvement.
1.
Perlu
dilakukan brainstorming.
Brainstorming
diperluakan untuk mendapatkan gagasan, ide ataupun input dari karyawan guna
memperkaya suatu program, atau perencanaan yang akan disusun. Pada proses
brainstorming, perlu dimunculkan pertanyaan untuk mengetahui posisi, situasi,
dan kondisi perusahaan pada saat itu dengan pertanyaan Where are we now ?
dimana posisi perusahaan pada saat ini ? How is the company look like ?
bagaimana keadaan, situasi dan kondisi perusahaan sekarang ? Dan kemudian dilanjutkan
dengan pertanya Where are we heading to ? kemana arah perusahaan ini mau
dibawah kedepan? Dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang demikian, akan
muncul berbagai pandangan, ide, bahkan gagasan yang cemerlang sebelum disusunnya
suatu master plan atau action plan. Biasanya juga dalam menyusun suatu program
atau perencanaan, yang paling dipikirkan terlebih dahulu adalah apa yang
menjadi visi dan misi dari perusahaan kedepan. Menyusun vision dan mission
statement menjadi sangat diperlukan untuk memberikan arah kemana perusahaan
harus melangkah. Vision and mission statement merupakan guide line bagi
management pelaksana untuk menyusun strategi dan taktik dari perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dan sasaran perusahaan haruslah dijabarkan
secara jelas, lebih konkrit. Tujuan dan sasaran hendaknya lebih specifik,
terukur, dapat dijangkau, fleksibel sehingga mudah untuk dilakukan penyesuaian
kalau terjadi hal-hal yang diluar kendali atau tidak terdeteksi sebelumnya.
2.
Menyusun
Perencanaan.
Kalau
Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran sudah ada, barulah kita merangkai perencanaan
tersebut dalam suatu konsep yang tersusun secara sistematis dan spesifik, reasonable
dan flexible, sehingga memungkinkan untuk dieksekusi, serta mempermudah untuk
pengawasan.
Perencanaan
haruslah dibuat dengan memperhatikan kondisi yang ada, lalu mau diarahkan
kemana kedepan suatu perusahaan. Setelah itu barulah disusun dalam dalam
kerangka W5H, yaitu What, Why, Where, When and How. Tim yang menyusun rencana
harus dapat menjawab pertanyaan sbb :
a. What are we going to do next ?
apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Pertanyaan ini untuk menentukan program
apa yang akan dilakukan. Kalau sudah tau program apa yang kita lakukan,
pertanyaan berikut adalah;
b. Why we have to do this ?
Pertanyaan ini untuk menggali apa alasan program tersebut dilakukan, bagaimana
prioritasnya apakah mendesak, atau belum mendesak. Pertanyaan tersebut
menyangkut prinsip first thing first dalam menentukan prioritas, dan menentukan
apakah program tersebut dapat dimasukan atau tidak. Karena dalam melaksanakan
suatu program perlu ada analisa yang dibuat secara holistik dan komprehensif.
Yang paling pokok adalah analisa cost and benefit. Adalah analisa tentang
manfaat dan biaya. Selama manfaat dan biaya yang dikeluarkan paling tidak
berimbang, maka program tersebut dapat dilaksanakan. Lalu pertanyaan berikut
yang akan diajukan adalah;
c. Who is going to responsible on the
program, or who is the person in charge to the program? Siapa
yang bertanggung jawab atas program tersebut? Pertanyaan ini menyangkut
perencanaan SDM untuk menjalankan program tersebut. Kemudian pertanyaan berikut
adalah ;
d. Where is the project should be done
? Dimana
proyek akan dilaksanakan ? pertanyaan ini menyangkut pemilihan tempat atau
lokasi, untuk menentukan dimana suatu proyek dibangaun atau acara akan
dilaksanakan.
e. When the program should be executed
?
Kapan program tersebut akan di eksekusi ? pertanyaan ini menyangkut jadwal dari
pekerjaan tersebut. Dan yang paling terakir adalah;
f. How much does itu cost? And how is the
process ? Berapa besar biaya dan bagaimana proses kerjanya.
Pertanyaan ini menyangkut biaya. Semua program, proyek atau perencanaan akan
berujung pada berapa besar dana yang akan dikeluarkan? Apakan akan berimbang
dengan keuntungan yang diharapkan? Atau apakah manfaatnya akan berimbang ketika
proyek tersebut dilaksanakan? Dan
bagaimana proses kerjanya, hal ini menyangkut sistem dan prosedur serta manual
petunjuk kerja yang yang harus dipersiapkan, agar dalam pengoperasian suatu
proyek tidak akan mengalami kesulitan, karena ada standar procedures dan juga
manual petunjuk untuk menjalankan atau mengerjakan.
Setelah
perencanaan, suatu proyek, suatu program atau rencana kerja perusahaan sudah
tersusun dan sudah mendapat persetujuan dari pimpinan, maka yang perlu
dilakukan berikut adalah pengorganisasian dan pengisian staf atau karyawan yang
dibutuhkan untuk menjalankan proyek atau pekerjaan yang telah direncanakan.
3.
Pengorganisasian
(organizing) dan Staffing.
Dalam
kegiatan pengorganisasian yang
diperlukan adalah pemilihan bentuk organisasi yang cocok untuk suatu proyek,
perusahaan atau organisasi. Ada berbagai macan bentuk organisasi, mulai dari
bentuk line, line and staf, komando, fungsional dan structural. Seperti apa
pilihannya tergantung untuk apa organisasi itu, dan apa tujuan, serta sebesar
apa nantinya organisasi yang hendak didirikan.
Setelah
pilihan struktur organisasi sudah ada, maka tentu diperlukan staffing, yaitu
kegiatan utuk mengisi pos-pos yang telah
disiapkan. Maka diperlukan rektrutmen, training, penempatan pegawai,
perencanaan remunerasi, dan rencana pengembangan karir serta rencana pension
dan lain-lain yang sehubungan dengan karyawan baik di perusahaan swaswa ataupun
pemerintah, maupun dalam institusi pemerintahan.
Prinsip
utama dalam staffing adalah “Hire the right person to fill the open position”
“karyawan berbasis kompetensi” merupakan keharusan dalam merekrut karyawan. Ini
harus dilakukan agar kita mendapatkan karyawan yang prefesional dalam
bidangnya. Seleksi harus dilakukan se objektif mungkin. Hindari semua
pertimbangan yang subjektif, karena akan mengganggu jalannya operasi perusahaan
ketika salah melakukan perekrutan.
Sebelum
ada penempatan, maka sebaiknya dilakukan
pengarahan bagi karyawan yang akan diperkerjakan. Lakukan orientasi bagi
karyawan, agar mereka mempunyai gambaran tentang perusahaan, dan mengenal siapa
saja yang ada dilingkungan kerjanya, apa saja bisnis dari perusahaan tersebut,
berapa department yang ada, bagaimana hubungannya satu dengan yang lain, siapa
kepala devisi dan department dalam perusahaan tersebut.
Dengan
memiliki gambaran tentang perusahaan, akan memberikan rasa aman bagi karyawan
yang baru bergabung tersebut. Ingat, bahwa kewibawaan, terbangun dari
kepercayaan karyawan kepada manajernya, ataupun kepercayaan masyarakat kepada
pemimpinnya. Kepercayaan terbangun karena Integritas, kapasitas diri, serta
kredibilitas dari seorang manajer, atau seorang pemimpin. Dari kepercayaan atau
Trust, terbangunlah komunikasi yang baik antara manajer dan karyawan, antara
masyarakat dengan pemimpinnya.
Karyawan
butuh guidance (tuntunan), butuh direction (arahan), butuh conviction
(keyakinan), dan butuh influencing (pengaruh) untuk dapat bergerak. Mereka
membutuhkan support moril dari pemimpin. Namun pemimpin yang tidak dipercaya
hanyalah menyebabkan chaos (kekacauan) dalam perusahaan, dalam suatu
organisasi, bahkan dalam Negara.
Karyawan,
atau rakyat, membutuhkan perhatian, membutuhkan sentuhan batin, membutuhkan
kasih sayang, membutuhkan dorongan semangat, butuh motivasi untuk bisa lebih
giat, lebih bergairah dalam bekerja. Mereka butuh diarahkan, dipengaruhi dan
diyakinkan untuk melakukan aktivitasnya. Dengan pendekatan kemanusian, maka
pola hubungan dalam lingkungan perusahaan akan berjalan dengan baik.
Untuk
memberikan pemahaman kepada pembaca apa yang dimaksud dengan Kompetensi dan
Kemanusiaan, maka saya mencoba mengutip pengertian menurut Kamus Bahasa
Indonesia Online dan pandangan beberapa ahli sbb :
a.
Arti
Kemanusiaan.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Onine,
refensi : http://kamusbahasaindonesia.org/kemanusiaan/miripKamusBahasaIndonesia.org
Kemanusiaan ke.ma.nu.si.a.an
[n] (1) sifat-sifat manusia;(2) secara
manusia;sbg manusia:
Perasaan—kita senaniasa mencegah kita
melakukan tindakan
Terkutuk itu
Ilmu ilmu tentang hasil pikiran manusia serta
hubungan
Kemanusiaan antarmanusia, terutama yang tercantum
dalam kesusastraan dan
Yang diekpresikan
oleh kesenian
b.
Arti
Kompetensi.
b.1. Kompetensi menurut Keputusan Mendiknas
nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi, mengemukakan,
“Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
menjalankan tugasnya dibidang pekerjaan tertentu”
b.2. Association K.U. Leuven, mendefinisikan
bahwa pengertian kompetensi adalah “pengintegrasian pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang memungkin untuk melaksanakan suatu cara efektif.”
b.3. Robert A. Roe (2001) mengemukakan
definisi kompetensi yaitu : “Compitence difine as ability to adequately perform
at task, duty or role. Compitense integrates knowledge, skills, personal
values and attitudes. Compitence builds
on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by
doing.” Terjemahan bebasnya “Kompetensi
diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan secara memadai suatu tugas,
kewajiban atau peran. Kompetensi mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap pribadi. Kompetensi dibangun atas pengetahuan dan keterampilan
dan diperoleh melalui pengalaman kerja dan belajar melalui praktek.”
Dengan
melihat pengertian yang disampaikan di atas maka saya dapat memberikan difinisi
bahwa kompetensi merupakan kemampuan melakukan suatu tugas dan tanggungjawab
secara efektif dengan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan yang diperoleh
melalui suatu pegalaman dan praktek kerja, serta nilai dan sikap pribadi.
Kalau kita menyadari bahwa “Manusia”
adalah kunci utama dalam menentukan keberhasilan, seyogianyalah “Manusia” perlu
mendapat perhatian utama dalam menjalankan suatu rencana. Seorang Manager harus
mengerti tentang manusia. Oleh karena itu, seorang Manager, Pemimpin seharuslah
memahami Psychology, khususnya Industrial Psychology dan juga Sosiologi. Dengan
dukungan kedua ilmu tersebut, saya percaya akan memudahkan seorang Manager atau
Pemimpin untuk berintaksi dengan setiap individu dalam lingkungan perusahaan
sebagai lingkungan sosial, dan mampu memanfaatkan dan memberdayakan setiap
individu tersebut.
Dengan kemampuan itu, maka seorang
Manager atau Pemimpin akan mampu mengelola karwayan/pegawai/bawahan/anggota
kelompok sosial dengan menyelaraskan kebutuhan tenaga kerja pada setiap jenis
pekerjaan dengan penempatan karyawan berbasis kompetensi, serta mengelola
karyawan dengan pendekatan kemanusiaan atau humanism.
Setiap manajer atau pemimpin haruslah
mampu untuk Memanusiakan Manusia yang lain. Doktor Sam Ratulangi dalam mottonya
Si Tou Tumou, Tumou Tou artinya Manusia hidup haruslah menghidupkan manusia
yang lain. Si Tou Tumou, Tumou Tou, kini telah menjadi motto dari masyarakat
Sulawesi Utara. Suatu moto yang mengandung nilai filosofis yang dalam, yang saya
yakini sebagai filsafat ketimuran, dan bahkan itulah sesungguhnya budaya luhur,
budaya asli dari masyarakat Indonesia pada umumnya.
Mengapa pandangan “Manusia hidup haruslah
menghidupkan orang lain” saya yakini sebagai filsafat ketimuran. Karena dalam
pengamatan saya, masyarakat Melayu, atau masyarakat Indonesia ini pada dasarnya
suka menolong, suka bergotong royong, suka melindungi. Itulah sesungguhnya
sejati masyarakat Indonesia. Corak hidup seperti itu, masih terlihat jelas di
masyarakat pedesaan, masyarakat pesisir pantai di seluruh tanah air dan
masyarakat pedalaman di Papua. Hanya
saja, karena pengaruh perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, perilaku
manusia mulai didominasi oleh logika, oleh akal, bukan lagi didominasi oleh
perasaan, sehingga menggeser nilai-nilai yang terbangun dari kedekatan
emosional tersebut. Namun saya masih
berkeyanan, bahwa hakekat batin mempunyai arti yang sangat penting dalam
kehiduan ini.
Melalui batin, seseorang dapat
merasakan, tergugah, dapat menghayati, apakah sesuatu itu pantas atau tidak
pantas, wajar atau tidak wajar, benar atau salah. Dari rasa batinlah akal kita,
logika kita bisa dikendalikan, sehingga kita dapat mempertimbangkan dan memutuskan
sesuatu sejalan dengan pertimbangan batin kita.
Manusia menghidupkan orang lain, adalah lahir
dari kesadaran batin, sehingga manusia bisa merasa ibah, rasa empati, rasa
sayang, rasa kasihan, yang akhirnya melahirkan tanggung jawab untuk kita
bergerak menolong, membantu atau menghidupkan orang lain. Dalam banyak kasus,
usaha yang dilandasi motif menolong orang lain, akhirnya berkembang menjadi
usaha yang besar. Karena Tuhan yang adalah sumber rejeki selalu memperhitungkan
setiap perbuatan, tindakan yang dilandasi oleh niat baik yang didorong oleh
rasa Cinta Kasih kepada sesama manusia.
Firmat Tuhan mengatakan “Kalau engkau
mengasihi Aku, kasihilah sesamamu manusia dan turutlah segalah perintah-Ku dan
hukum-hukum-Ku”. Untuk bisa melaksanakan perintah Tuhan sebagai Pencipta Alam
Semesta ini, maka Tuhan telah menganugerahkan kepada kita rasa Cinta Kasih,
sehingga kita bisa merasa kasihan, merasa empati, merasa simpati, dan menggugah
pikiran kita untuk bersikap dan bertindak untuk menolong, membantu, dan
menghidupakan orang lain.
Kalau
Manager atau Pemimpin sudah gagal dalam mengelola “Manusia”, sudah dapat
dipastikan bahwa Manager atau Pemimpin tersebut tidak akan berhasil mencapai
apa yang menjadi tujuan dan sasaran dari Perusahaan ataupun organisasi yang
mereka pimpin.
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling
mulia. Diciptakan berbeda dari makluk hidup yang lain. Manusia diberi akal,
hati nurani, perasaan batin, ingin dihargai, ingin diperlakukan selayaknya
manusia, punya keinginan luhur, ada ego dan rasa sosial, memilki tujuan dalam
hidupnya, memiliki kebutuhan mulai dari kebutuhan Fisiologis, keamanan dan
keselamatan, kebutuhan sosial, harga diri (self esteem) dan yang paling tinggi
adalah aktualisasi diri (self actualization).
Oleh karena itu, membutuhkan pemahaman
yang kuat, keperdulian yang kuat akan “Manusia” untuk menjadi seorang manager
yang berhasil. Karena kita akan berhadapan dengan ‘Manusia” yang dinamis secara
Psikologis, Fisiologis serta Manusia sebagai makluk sosial dengan kebutuhannya
yang selalu bertambah dan berkembang, belum lagi nilai-nilai yang dianut oleh
setiap individu yang kita sebut “Manusia”.
Dalam konteks itulah seorang Manager
atau Pemimpin hendaklah mempunyai kemampuan untuk mengakselerasikan antara
tujuan Manusia sebagai Individu dengan tujuan perusahaan atau organisasi agar
bisa terjadi suatu pola hubungan mutual benefit relationship (hubungan yang
saling menguntungkan), bukan membangun suatu hubungan yang win-Lost
relationship (hubungan yang menang kalah).
Pola hubungan yang hanya mau menang
sendiri, You Lost I Win (Kamu Kalah, Saya Menang), adalah suatu pola hubungan
yang pincang, dan tidak akan bertahan lama. Kalau sampai kita menerapkan pola
hubungan yang demikian, orang Jakarta bilang “Enak di Lo, Ngga enak di Gue”,
maka sudah dapat dipastikan hubungan yang demikian tidak akan bertahan lama.
Sudah pasti orang yang selalu merasa dirugikan akan meninggalkan mereka yang
hanya mau memikirkan diri sendiri dan hanya mau menang sendiri.
Dari pengalaman yang dialami selama 33
tahun bekerja baik sebagai staf biasa maupun sebagai aggota tim Manajemen, maka
dalam setiap menyusun perencanaan saya selalu melibatkan staf (to involve the
staf). Saya menggunakan istilah “INVOLVEMENT” dalam siklus awal dalam fungsi
manajement, dikarenakan dalam fungsi awal tersebut saya lebih mengutamakan
keterlibatan (involvement) dari staf.
Tujuan utama dari Involvement of the staf
adalah; Pertama, untuk menjalin
hubungan yang baik antara pimpinan dan bawahan dengan mengedepankan Pelayanan
dan sentuhan Cinta Kasih. Kedua,
adalah memberikan kesempatan kepada pimpinan untuk lebih mengenal bawahan,
serta dapat mengevaluasi kemampuan staf seberapa mampu mereka dalam menguasai
bidang pekerjaan yang mereka geluti. Ketiga,
membangkitkan rasa percaya diri dan kebanggan diri bagi staf. Keempat, merangsang staf untuk lebih
kreatif, lebih inovatif, dan lebih proaktif, diharapkan mereka menjadi lebih
produktif. Kelima, meningkatkan rasa
tanggung jawab pada staf dalam mengeksekusi rencana yang baru disusun bersama.
Dengan terbangunnya hubungan yang baik
antara pimpinan dan karyawan, diharapkan. 1. Akan tumbuh percaya diri pada
karyawan atau bawahan, 2. Semakin terciptanya lingkungan kerja yang aman,
nyaman dan harmonis, sehingga menyenangkan bagi karyawan, diharapkan turn over
pegawai akan menjadi rendah. 3. Terbangun pola hubungan saling menguntungkan
(mutual benefit relationship) antara pimpinan dan pegawai. 4. Rasa tanggung
jawab dan komitment bawahan atau karyawan akan meningkat. 5. Last but not
least, tidak kalah pentingnya, yaitu tujuan
perusahaan akan tercapai, kenerja karyawan atau bawahan akan meningkat.
Sewaktu saya menjadi Manager Billing
& Collection di EasyCall dan Skytel, pada awalnya saya sempat dibuat
pusing, karena prestasi anak-anak Collector tidak memuaskan, karena belum
menunjukan hasil sebagaimana yang perusahaan harapkan. Saya mencoba merenung
dan bepikir, apa yang belum saya buat sampai prestasi anak buah ini belum
seperti yang saya harapkan. Apapun prestasi saya juga dipertaruhkan untuk memenuhi
ekspektasi dari perusahaan.
Saya panggil mereka meeting, lalu saya
mencoba untuk membangun komunikasi yang efektif, dengan mencoba banyak
mendengar apa sesungguhnya yang belum saya lakukan sehingga prestasi dari
bawahan ini tidak maksimal. Saya mencoba untuk lebih meng-encourage, trying to be more prompting, influencing and dirececting, untuk
mendorong, mempengaruhi dan mengarahkan mereka lebih aktif dalam memberikan
pendapat, memberikan kesempatan kepada mereka lebih terbuka, dengan tidak
mencoba mendominasi dalam pertemuan, atau bahkan terlalu banyak menggurui. Saya
coba lebih banyak mendengar, lebih banyak merendah, dan lebih banyak
meng-apresiasi pendapat mereka, barulah terkuak, bahwa mereka telah menyimpan
unek-unek dalam diri mereka masing-masing. Mereka mulai terbuka dan
menyampaikan isi hati mereka, bahwa saya kurang melibatkan mereka dalam suatu
penyusunan rencana, dan yang menyakitkan, mereka katakan saya kurang membangun
komunikasi dengan mereka, dan bahkan kurang memperhatikan, serta tidak pernah
memberikan suatu umpan balik kepada mereka.
Umpan balik adalah suatu informasi yang
diterima oleh karyawan, yang membuat karyawan sadar, tau, mengerti bahwa
tindakannya, performance-nya baik atau buruk, benar atau salah, kurang atau
cukup, menyenangkan atau mengecewakan. Setiap individu ingin mendapatkan
informasi tentang apa yang telah dikerjakannya, dan tentu yang paling
diharapkan adalah pengakuan, pujian, penghargaan ataupun hadiah atas suatu
prestasi yang telah di capainya.
Suatu saat saya pernah melakukan
kesalahan besar pada anak saya, si Vany. Saya waktu itu telah menjajikan untuk
membelikan sepeda kalau dia berhasil menjadi juara. Dia termotivasi dengan
janji terebut, karena dia memang sangat menginginkan sepeda. Dia belajar, dan
berhasil menjadi juara. Setelah penerimaan raport, dia mengingatkan saya akan
hadiah yang saya janjikan. Karena kesibukan yang tinggi waktu itu, saya
akhirnya tidak sempat menepati janji tersebut, dan saya benar-benar lupa
sehingga tidak sempat membelikan sepeda tersebut. Pengaruhnya adalah pada
semester berikut, prestasi belajarnya turun. Setelah saya tanya kenapa nilai rapornya kok
anjelok begitu. Dia menjawab, “ah percuma belajar. Papa bohong.” Saya
benar-benar terpukul, dan sadar bahwa saya sudah melakukan kesalahan besar. Saya
minta maaf pada anak saya, dan kami pergi cari apa yang pernah saya janji. Dia
senang, sakit hatinya terobati, dan mulai semangat belajar lagi.
Anak membutuhkan feedback (umpan balik)
atas apa yang telah mereka lakukan. Atas kebutuhan itu, pemimpin harus mampu
mengelolanya dengan baik, apakah dalam posisi karyawan berprestasi atau tidak,
semuanya kita manfaatkan untuk mengarahkan pikiran mereka, kesadaran mereka
agar tumbuh lebih baik. Umpan balik (feedback), berjalan seirama dengan
motivasi yang kita lakukan.
Walaupun ada rasa sakit karena dikritik
oleh bawahan, namun saya belajar banyak waktu itu, terlebih lagi saya telah
disadarkan, bahwa mereka ini juga adalah manusia yang membutuhkan perhatian,
membutuhkan pengakuan. Mulailah saya membangun suatu hubungan dan komunikasi
yang baik dengan mereka. Bahkan muncul ide saya untuk duduk bergantian dengan
mereka satu persatu, dalam menyusun rencana kerja mereka, sambil pada waktu itu
saya juga memberikan umpan balik atas prestasi mereka. Setiap orang paling lama
10 menit, saya siapkan waktu untuk bertatap muka, namun saya sudah menyiapkan
daftar apa yang akan saya bicarakan dengan mereka, karena dalam keadaan apapun,
efisensi waktu adalah penting buat saya.
Saya mulai lebih banyak mengarahkan, meyakinkan dan mempengaruhi, namun tetap
mendengarkan apa yang mereka inginkan, dan memberikan keleluasan kepada mereka
untuk menentukan target mereka sendiri.
Dari waktu ke waktu saya evaluasi, beri
umpan balik, hasilnya luar biasa. Surprisingly,
the concept works properly. Mulai
saat itu setiap minggu saya terapkan konsep itu, melibatkan staf dalam menyusun
rencana mereka, evaluasi, beri umpan balik, mendengar imput dari mereka,
ternyata cara itu sangat efektif.
Setiap 3 (tiga) bulan kami buat rencana
untuk rekreasi kalau sampai target kami berhasil, dan ternyata semakin memacu
prestasi kerja mereka. Dari apa yang telah kami lakukan sangat membangun hubungan
kami. Hubungan saya dengan mereka
menjadi semakin baik, mereka mulai lebih menghargai saya, dan tentu saya juga
mulai terbiasa mendengarkan saran-saran mereka, dan sudah tidak merasa
tersinggung ketika mereka berdebat dengan saya dalam suatu meeting. Semakin saya
bisa menerima situasi semacam itu, semakin terbangun komunikasi kami, dan lebih
dari itu, saya semakin banyak mendengarkan ide cemerlang yang keluar dari
mereka. Mereka semakin kreatif dan semakin inovatif serta proaktif dalam menjalankan
tugas mereka. Itulah yang saya alami selama bekerja memimpin Billing &
Collection Department di EasyCall.
Dari pengalaman itu, saya menjadi
mengerti bahwa ketika pemimpin menyadari bahwa dalam suatu lingkugan kerja,
dimana di dalamnya ada sekelompok orang yang berinteraksi dalam suatu kelompok
sosial, maka pemimpin dalam kelompok sosial tersebut perlu membangun hubungan
yang saling menguntungkan dengan para anggota kelompok.
Setiap anggota kelompok selaku individu
memiliki kebutuhan masing-masing, memiliki tujuan hidupnya masing-masing yang
perlu seorang pemimpin memahaminya, dan bila perlu mengambil waktu memikirkan,
bahkan perlu menyisihkan waktu untuk mendiskusikan bagaimana mencapai tujuan
hidup mereka tersebut. Pemimpin juga harus menyadari bahwa setiap individu
dalam kelompok itu adalah manusia yang mempunyai perasaan, harga diri (self
esteem), butuh pengakuan, butuh feedback atau umpan balik, butuh pengakuan atas
prestasi, butuh kenyamanan dan keamanan kerja, butuh lingkungan yang baik dan
menyenangkan dan yang harus kita pahami dan hayati, mereka sangat membutuhkan
sentuhan kasih sayang dan perhatian dari pemimpin mereka.
Sentuhan perhatian, kasih sayang adalah
pendingin dalam jiwa. Sama seperti mobil membutuhkan air untuk mendinginkan
mesin, tumbuhan membutuhkan air untuk tumbuh, manusia membutuhkan perhatian,
sentuhan kasih sayang untuk menyejukkan hati.
Cinta Kasih adalah sifat hakiki dari Pencipta yang telah dikaruniakan
kepada umat-Nya, sebagai suatu enegi pengikat alam semesta ini. Dengan Cinta
Kasih, manusia bisa bersatu dengan makluk hidup manapun di dunia ini, bahkan
dengan perasaan Cinta Kasih, tetanaman yang kita tanam bisa tumbuh dengan
subur. Itulah sebabnya kebutuhan manusia yang paling besar adalah kebutuhan
untuk dikasihi. Dengan kita memberikan perhatian, kasih sayang atau cinta kasih
kepada karyawan kita maka lingkungan dimana kita bekerja akan menjadi sejuk,
rasa saling menghormati tercipta, keharmonisan dalam lingkungan terasa bagitu
menyejukkan dan menimbulkan rasa aman dan nyaman.
Ketika pempimpin mampu menghayati dan
memahami semua itu, maka pemimpin tidak lagi berpikir hanya akan memanfaatkan
tenaga dari anggota kelompok, atau pegawai untuk memenuhi tujuan perusahaan
saja, lantas melupakan mereka, cuek bebek, bahkan menjaga jarak dengan bawahan.
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan self esteem (harga dir) maka saya
mencoba megungutip apa yang disampaikan oleh Haryanto S.Pd dalam postingannya
pada bulan Januari, 28, 2010.
Self Esteem (harga diri) yang saya
maksudkan adalah, penilaian individu
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi
ideal dirinya Stuart dan Sundeen (1991).
Harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai
orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Gilmore mengemukakan
bahwa: “self esteem is a personal
judgement of worthiness that is a personal that is expressed in attitude the
individual holds toward himself dalam terjemanan bebasnya, harga diri adalah penilaian individu
terhadap kehormatan dirinya yang dinyatakan dalam sikap yang dipertahankan
dalam dirinya sendiri. Sementara itu, Buss (1973) memberikan
pengertian harga diri (self
esteem) sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri,
yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan.
Dari pendapat beberapa
ahli tersebut, maka saya berkesimpulan bahwa harga diri (self
esteem) adalah penilaian
individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang
sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan menggambarkan sejauh mana
individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. http://belajarpsikologi.com/pengertian-harga-diri/ - Posted by' Haryanto, S.Pd on January 28, 2010.
Saya merasa sangat senang ketika bekerja
di Total Indonesie, pimpinan di perusahaan tersebut tidak melakukan pembedaan
atas staff dan non staff untuk ruang makan. Saya sangat kagum dengan kebijakan
pimpinan Total Indonesie waktu itu dengan tidak melakukan pembedaan pada tempat
makan tersebut. Sehingga Staff dan Non Staff, atau pegawai biasa dengan pegawai
yang sudah duduk di level manajement, semua dilayani sama ketika waktu makan.
Saya pernah berjualan buku di salah satu
perusahaan minyak yang terkenal di Sorong, sewaktu masih mahasiswa di
Universitas Klabat, saya menyaksikan dining room dari pegawai biasa (Non Staff)
dan pegawai level manajement dilakukan pemisahan. Tidak hanya sekadar dipisah,
tetapi menu makannya juga berbeda. Saya juga agak terenyuh menyaksikan
perlakuan perusahaan seperti itu. Dalam pikiran saya apakah kebutuhan gizi
seorang manager berbeda dengan kebutuhan gizi dari karyawan biasa. Mungkin ada
perbedaan pola pandang dari manajement di perusahaan tersebut dan manajement di
Total Indonesie, karena perlakuan kedua perusahaan tersebut sangat berbeda
dalam hal memperlakukan pegawai dalam hal kualitas makanan dan ruangan makan. Seorang
Manager atau Pemimpin, perlu memahami apa sesungguhnya yang diperlukan oleh
stafnya dan bagaimana memberdayakan mereka (how to empower the staf).
Untuk dapat memajukan pegawai atau staf
kita, maka kita perlu melakukan beberapa langkah sbb :
c.
Membangunkan
kesadaran.
Salah
satu karunia yang dimiliki oleh Manusia dari Pencipta adalah adanya Kesadaran
dalam diri manusia itu sendiri. Manusia menyadari akan keberadaan dan keadaan sesuatu
setelah menerima rangsangan dari panca indra ataupun melalui impuls dari dalam
diri, yang kemudian melalui saraf sensoris menyentuh rasa batin dan fisik, lalu
membangunkan kesadaran di otaknya. Dari kesadaranlah, maka manusia melakukan
pengamatan, analisa, sehingga manusia dapat mengenal, mengetahui, bahkan dapat
menyimpulkan tentang kebenaran, keberadaan serta keadaan objek, bahkan
mengetahui tentang situasi maupun kondisi. Dari pengenalan akan objek, atau
suatu kejadian, atau suatu situasi yang ada disekitarnya, maka manusia dengan pertimbangan akal sehat, hati
nurani, kehendak bebas dan imajinasi, akan mengambil sikap untuk bertindak.
Dilihat
dari lingkupnya kesadaran, maka ada 3 (tiga) jenis kesadaran yaitu; kesadaran diri, kesaaran lingkungan,
dan kesadaran akan adanya pencipta. Sedangkan pada kesadaran diri, terbagi
menjadi 5 (lima) jenis kesadaran akan kemampuan diri, yaitu; kesadaran akan
kemampuan naluri, kesadaran kemampuan logika, kesadaran kemampuan batin,
kesadaran kemampuan imajinasi, dan kesadaran kemampuan iman.
1.
Kesadaran
Kemampuan Naluri, adalah kesadaran yang ditimbulkan oleh
adanya impuls dari dalam diri yang bekerja secara naluri untuk menggerakan
motorik untuk bereaksi. Atau melalui
impus dari dalam diri yang bekerja secara naluri, menyadarkan pikiran. Contoh
dari kesadaran naluri ini adalah; merasa lapar, rasa dahaga, rasa buang air
kecil dan air besar, serta timbulnya kebutuhan seks.
2.
Kesadaran
Kemampuan Logika, adalah kesadaran yang dirangsang oleh
panca indera kemudian diteruskan oleh saraf sensoris ke otak, yang membuat
organisme atau individu dapat mengobservasi, menyelidik, meneliti, sehingga
mengenal, memahami dan dapat menyimpulkan, merumuskan sesuatu. Manusia dapat
menganalogikan sesuatu sehingga bisa mempunyai susunan, hubungan, himpunan,
yang saling berkatian yang dapat dipahami dalam pemahaman empiris maupun
pragmatis.
3.
Kesadaran
Kemampuan Batin, adalah kesadaran yang dirangsang oleh intuisi
atau impuls batin yang kemudian merangsang sensitifitas batin atau perasaan
batin, sehingga manusia bisa merasa ibah, kasihan, simpati, empati bahkan bisa
timbul perasaan tidak enak atau tidak nyaman dalam diri, sehingga mendorong
organisme atau individu untuk menolong, membantu, mengasihani, merangkul,
mengayomi, mencitai, bahkan individu bisa melakukan sesuatu yang secara tidak
sengaja membuat individu terhindar dari suatu musibah, atau bertemu dengan
orang yang muncul dalam pikiran. Contoh :
kematian dari Olga Saputra telah menyisahkan rasa haru yang tinggi bagi
hampir seluruh masyarakat Indonesia, karena selama masa hidupnya Olga telah
banyak menghibur masyarakat melalu lawakan ataupun gaya bicaranya yang selalu
saja membuat orang terpingkal-pingkal tertawa.
Banyak
masyarakat berusaha menyempatkan diri untuk menyaksikan kedatangan mayatnya,
ketika di doakan di masjid dan bahkan ketika acara pemakamannya. Saya yakin
pada hari itu tidak sedikit air mata yang mengalir karena haru. Apalagi Olga semasa hidupnya banyak membantu
orang kekurangan. Perbuatan baiknya telah membekas di hati sanubari masyarakat,
sehingga peristiwa kematiannya membangunkan rasa piluh dan haru dihati
kebanyakan masyarakat Indonesia.
Kesadaran
batin lebih mudah tersentuh dengan perubuatan, bukan dengan kata-kata. Sentuhan
yang kecil jauh lebih berarti dari janji besar yang tidak diwujudkan. Bantuan
kecil diberikan saat mereka membutuhkan akan sangat dikenang oleh mereka yang
menerimanya. Keikhlasan berkorban, keikhlasan membantu, keikhlasan mendengar,
keikhlasan menolong, akan sangat membekas dihati mereka yang merasakannya.
Namun
perbuatan yang dilakukan dengan maksud tertentu, sebaliknya akan menyisahkan
kebencian bagi mereka yang mengalami dan menyaksikannya. Banyak tokoh dunia
menjadi sangat terkenal karena kebaikan mereka. Kebaikan mereka telah membuahkan
rasa simpati dan penurutan serta rasa hormat. Dengan kesadaran batin, seseorang
mengenal apa yang dia inginkan, yang menjadi kerinduan hatinya. Individu jadi
menyadari akan kelebihan yang dia miliki, pekerjaan apa yang dia kehendaki,
yang dikenal dengan passion. Individu mengenal akan passionnya sehingga mereka
dapat berkarir mengikuti kata hatinya, mengikuti bisikan hati nuraninya.
Dengan
sensitifitas batin, seseorang tiba-tiba membatalkan perjalannya, dan tindakan
itu tidak disangka-sangka telah menyelamatkannya dari kejadian yang mengancam
dirinya. Dengan sensitifitas batin, seseorang dapat dituntun kesuatu tempat,
dan tiba-tiba bisa berjumpa dengan orang yang dia harapkan bisa bertemu. Dengan
sensitifitas batin, kadang seseorang bertemu dengan seorang yang tidak disangka
menjadi partner bisnisnya.
Dunia
batin adalah dunia roh, dunia yang penuh dengan misteri, yang tak dapat
diselami oleh logika. Dunia yang hanya dapat diselami dengan pengharapan dan
iman atau keyakinan. Dunia yang hanya dapat dipahami dengan penghayatan yang
dalam dan sensitifitas batin atau kehalusan batin. Dunia dimana misteri alam
banyak terjadi, dunia dimana Rahasia Allah banyak terungkap.
Dunia
batin tidak lain dari dunia spiritual, dunia Rohua, tempatnya Roh Allah
berdiam. Oleh karena itu perlu dipelihara kesuciannya. Dalam dunia batinlah
kita bisa menghayati keberadaan Pencipta, dan juga kita bisa merasakan hadirat
Ilahi dalam diri kita. Seluruh keseimbangan manusia dijaga dari batin. Tuhan
berfirman “Aku adalah Roh, karena itu sembahlah aku di dalam Roh”.
Ketika
kita berbohong, menyembunyikan suatu perbuatan tidak baik, pasti batin kita
akan guncang. Batin menjadi tidak tenang,
menjadi gelisah. Pada saat itulah Tuhan sedang menegur kita untuk kembali lagi
kejalan hidup yang benar. Batin adalah
hakim yang adil, yang selalu menjaga jalan kita agar kembali ke jalan yang
benar.
Namun
kalau sekali kita lawan perasaan tersebut, lama kelamaan kita tidak lagi merasa
bersalah, atau tidak lagi merasa takut, atau gelisah ketika kita berbuat
sesuatu yang tidak benar yang bertentangan dengan hati nurani atau batin kita. Hati
kita menjadi kebal, tidak lagi merasakan signal batin, tidak lagi memiliki
sensitifitas batin. Itulah kondisi dimana Roh Tuhan sudah tidak lagi mendiami
hati kita. Pada saat itu pertobatan sudah tidak ada lagi dalam diri kita.
Sampai ada keinginan untuk bertobat, dan berjanji di hadapan Tuhan untuk
meninggalkan semua perubuatan yang dilarang oleh Tuhan, barulah Roh Tuhan
kembali mendiami hati sanuari kita, mendiami batin kita, dan hidup kita mulai
ada rasa takut lagi berbuat dosa atau pelanggaran pada perintah Tuhan.
Semakin
banyak kita berbuat kasih, menolong orang lain, membangun hubungan yang baik
dengan orang lain, mengikuti perintah Tuhan, maka batin kita akan semakin
senang, tenang. Itulah kebahagiaan batin, sebagai imbal balik dari segala
perbuatan baik, perbuatan yang selaras dengan hati nurani, selaras dengan
perasaan batin. Itulah disebut hidup diberkati. Hidup diberkati adalah hidup
yang dipenuhi oleh suasana batin yang enak, nyaman, tentram dan bahagia.
Takut
akan Tuhan dan menuruti segala perintahnya, mengasihi sesama manusia adalah
rahasia dari kekuatan batin kita. Dengan melakukan itu, hadirat Tuhan akan
selalu terasa dalam batin kita. Intuisi kita akan menjadi kuat, sensitivitas
batin kita semakin peka, berkat yang mengalir dalam kehidupan kita akan semakin
melimpah. Kesehatan, kelancaran dalam menjalankan tugas, kemudahan menghadapi
segala perjuangan, bahkan dukungan moral dari banyak pihak, merupakan
berkat-berkat yang kita terima ketika kita menjaga hubungan yang baik dengan Pencipta,
yaitu takut akan Tuhan, menuruti segala perintah-Nya, dan mengasihi sesama
manusia. Berkat terbasar dari Tuhan yang akan kita terima adalah kebagiaan
batin. Itulah berkat tertinggi yang kita bisa terima di dunia ini.
4.
Kesadaraan
Kemampuan Imaginasi, adalah kesadaran yang dirangsang oleh
kemampuan menghayati dan mengingat serta mem-visualisasikan dalam bayangan
imaginir. Suatu kemampuan yang luar
bisa, kemampuan yang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Itulah karunia
dari Pencipta yang paling besar dan luar biasa yang dianugerahkan kepada umat manusia.
Ruang yang hanya sebesar buah semangka, tetapi dapat menggambarkan seluruh
jagat raya ini, dan dapat menembusi ruang dan waktu dengan kecepatan yang tak
terukur. Sesungguhnya kalau manusia menyadari bahwa kita memiliki anugerah tak
terbatas ini, tidak ada alasan manusia akan kekurangan kerja, kehabisan akal,
atau kehabisan ide.
Setiap
insane manusia seharusnya menyadari kelebihan yang luar biasa ini yaitu kesadaran
imajinasinya. Dengan kesadara imajinasi manusia bisa menjadi lebih kreatif,
lebih inovatif. Apa yang sudah ditemukan oleh para ahli saat ini mungkin
hanyalah 0.0000000000000000000000001 dari rahasaia alam semesta ini. Dengan
daya imajinasi, dipadukan dengan kemampuan analogi serta kekuatan batin yang
ada pada setiap individu, sesungguhnya masih banyak lagi misteri yang dapat diungkap.
Kemampuan imajinasi adalah satu-satunya kemampuan yang paling luar biasa,
kemampuan tanpa batas, yang mampu menembusi segala ruang dan waktu, bahkan
tidak mengenal norma, etika dan hukum.
Ruang
imajinasi adalah ruang bebas yang tak tersentuh oleh apapun dan siapapun,
karena tidak ada orang lain yang dapat menyelami jalan pikiran kita. Hanya kita
sendirilah yang mampu berkelana, bertamasya, berlalang buana di ruang yang tak
terbas tersebut. Dengan imajinasi, kita dapat mem-visualisasikan masa kecil
kita, bahkan kita dapat mem-visualisasikan masa depan kita yang belum kita
jalani.
Dengan
kemampuan imajinasi, kita dapat mem-visualisasikan keberadaan masa depan kita,
seperti apa kira-kira diri kita kedepan. Seperti apa diri kita 1 tahun akan
datang, 5 tahun, 10 tahun bahkan kita dapat mem-visualisasikan kematian kita.
Dengan visualisasi akan masa depan tersebut, kita akan mengambil langkah untuk
mempersiapkan diri dari masa sekarang. Visualisasi bahwa kita sedang menjadi
orang kaya, akan menuntun langkah kita mempersiapkan diri untuk menjadi orang
kaya. Visualisasi kita menjadi dokter, akan menuntun kita belajar ilmu biologi
dan kimia dengan kuat. Segala sesuatu dalam kehidupan kita berawal dari dalam
visualisasi kita. That’s the secret of life.
Imajinasi,
mendorong angan-angan. Angan angan yang dikomfimasi dengan keyakinan, atau kita
imani, maka Tuhan akan memperitungkannya. Ibu Susi Pujiastuti, dari seorang
yang tidak lulus SMA, bisa menjadi seorang Menteri, saya yakin semua itu adalah
hasil dari sebuah Visualisasi yang luar biasa. Dari orang biasa, tumbuh dari
pedagang ikan, menjadi pengusaha udang yang sukses, kemudian menjadi pengusaha
penerbangan, lalu mengantarnya menjadi seorang Menteri, semua itu bukanlah jadi
dengan sendirinya. Sudah dapat dipastikan itu karena beliau mampu
mengeksploitasi ruang imajinasinya, untuk membangun angan-angan hati, yang
kemudian beliau konfirmasikan dengan keyakinan iman yang luar biasa, sehingga
mengantarkan beliau ke singgasana kekuasaan seperti ini.
Pak
Lim Sui Liong, Pak William Suryajaya, Pak Ciputra, Pak Eka Cipta, Pak Budi
Hartono dan Pak Michael Hartono, Pak Susilo Wonowidjojo,
Pak Chairul Tanjung, Pak Boenjamin Setiawan, Pak Mochtar Riady, Pak Peter
Sondakh, Pak Sukanto Tanoto Tahir, Pak Bachtiar Karim, Pak Putra Sampoerna, Pak
Theodore Rahmant, Pak Ciputra dan Pak Martua Sitorus, mereka telah berhasil
memanfaatkan kemampuan imajinasi mereka yang dikonfirmasi dengan sebuah
keyakinan yang kuat, yang disebut iman, telah mengantarkan mereka menjadi
orang-orang sukses di Indonesia ini.
5. Kesadaran Kemampuan Iman,
adalah kesadaran yang dirangsang oleh keyakinan diri, yang menjadikan manusia
mempunyai kepercayaan dan keteguhan hati dalam melakukan segala sesuatu. Kesadaran Iman, adalah rahasia kekuatan manusia. Dengan Iman, kita dapat
dihubungkan dengan sumber kekuatan di alam semesta ini. Kekuatan yang luar
biasa, tak tertandingi dengan kekuatan apapun. Suatu kekuatan yang luar biasa
yang merupakan pusat dari segala kekuatan di alam semesta ini, yang mempunyai
daya yang Maha Besar, Omniscient dan Omnipotent. Yang dapat mengendalikan alam
semesta ini, itu yang oleh aliran agama disebut Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta alam semesta,
Maha Pengasih dan Penyayang. Yang mengatur segala rahasia alam ini. Seorang
pemikir hebat sesungguhnya teruhubung pada kekuatan ini. Hanya dalam pandangan
mereka itu adalah super energy, atau mereka menyebutnya Omniscient, Intelegensia
tak terbatas (infinite intelligence), dan Omnipotent, Maha Dahsyat, Maha Kuasa.
Itulah sebabnya mereka bisa mengungkap
misteri-misteri alam yang tak terhingga banyaknya ini.
Itulah
sebabnya dalam situasi dan keadaan sesulit apapun, orang yang percaya kepada
kekuatan besar itu, dan selalu mengimaninya maka akan selalu muncul ide atau
gagasan, pendapat yang cemerlang yang menjadi solusi, ataupun pemecahan atas
masalah yang mereka hadapi. Itulah kuasa iman.
Orang sakit dapat disembuhkan, bahkan dalam kasus tertentu, orang mati
juga masih dapat dihidupkan, semua hanya karena kekuatan iman. Believing
is a power.
Dengan
kekuatan iman, kepercayaan, keyakinan, akan menggerakan kekuatan supranatural,
kekuatan intelegensia tak terbatas, kekuatan Ilahi, kekuatan Omnisient, dan
Omnipotent, kekuatan Allah, pencipta alam semesta ini, bekerja untuk memenuhi keinginan,
permintaan, dan pengharapan setiap orang yang percaya kepada-Nya.
d.
Memotovasi
karyawan atau pegawai.
Untuk dapat memotivasi
karyawan, maka perlu disadari bahwa manusia mempunyai kelebihan, keinginan,
harapan yang ingin dicapai. Oleh karena itu perlu kita lakukan pendekatan yang
dapat memicu, memacu semangat kerja, membangun sprit, membangun entusiasme agar
dapat mendorong kinerja mereka. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sbb :
d.1.
Setiap individu memiliki impian dalam hidupnya.
Seorang
Manager atau Pemimpin harus mampu mengola karunia yang mulia tersebut untuk
memotivasi para karyawan atau pegawai dengan menimbulkan harapan untuk dapat
mencapai apa yang mereka impikan. Saya waktu kecil pernah berminat sekali
mau jadi Nangkoda Kapal. Lalu bertanya kepada Ayah saya, “bagaimana sih caranya
supaya bisa kerja di Kapal? Ayah saya menjawab, “gampang, kamu harus lulus SMA
jurusan IPA.” Saya bertanya lagi sama ayah. “Apa itu SMA IPA?” Kata ayah saya,
“kamu harus kuat berhitung. Tau pelajaran Aljabar.” “Oh, gitu,” sahut saya. Penjelasan yang sederhana dari Ayah telah
berubah menjadi daya dorong yang kuat dalam diri saya. Saya telah mengalami
proses metamorphosis yang kuat dalam diri saya. Mulai saat itu minat saya pada
pelajaran hitung-menghitung tumbuh begitu kuat.
Mengarahkan
pikiran anak saya untuk mau sekolah dengan serius dan mau belajar, saya
menunjukan kepada mereka rumah bagus dan mobil bagus. Lalu saya tanya mau punya
rumah seperti itu atau mobil seperti itu kalau sudah besar? Anak-anak menjawab
mau dong papa. Cukup menyuntik kalimat pendek, namun efektif membangkitkan
minat sekolah dan minat belajar. Saya hanya katakan, “itu gampang. Kamu harus sekolah
tinggi sampai jadi Sarjana, dan harus rajin belajar, maka pasti kamu besar
dapat mobil dan rumah.” Motivasi sederhana tapi sangat efektif bagi anak.
Kalau
untuk karyawan atau pegawai, tentu kita harus mengiming imingkan sesuatu yang
membangkitkan harapan mereka, sehingga mereka mau bekerja keras, berusaha
menunjukan prestasi untuk menggapai harapan mereka. Kita harus mampu membuka
kemampuan dirinya dalam berimajinasi, dan mengkonfirmasikan dengan iman mereka,
itu sudah merupakan langkah yang luar biasa untuk menolong mereka bisa maju dan
sukses.
Karena
impian hiduplah yang membawa saya sampai bisa menyelesaikan pendidikan
ketingkat yang paling tinggi, bahkan mencapai karir yang luar biasa. Dipelihara
dalam kondisi ekonomi yang susah, hidup di daerah terpencil di Nusa Utara,
persisnya di Kampung Kinali di Pulau Siau Kabupaten Sitoro, Kabupaten pemekaran
dari Kabupaten Sangihe, tidak lantas membuat saya kecil hati. Ditinggal Ayah
karena meninggal dunia saat baru 2 (dua) minggu saya menyelesaikan SMA, dan
kemudian disusul oleh Ibu juga meniggal satu tahun kemudian saat saya sedang
menjalani kuliah di Universitas Klabat, berjuang tanpa mendapatkan bantuan dari
keluarga, namun saya percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan saya, itulah
yang menjadi kekuatan dalam diri saya. Walaupun harus keluar dari Universitas
Klabat pada semester VII, karena sudah tergiur oleh tawan kerja di Koperasi KUD
Tombulu di Tomohon, kemudian pindah bekerja di Total Indonesie, mulai dari
pegawai yang paling rendah, karena dianggap hanya tamatan SMA, namun tidak
sedikitpun menciutkan semangat saya.
Dengan
bermodalkan kerja keras, rajin, kreatif,
rendah hati, dan tulus membantu teman dalam bekerja, membuat saya tidak pernah
luput dari promosi dari tahun ke tahun. Meneruskan kuliah di Universitas
Tridharma Balikpapan, lalu melanjutkan kuliah lagi di Amerika di California di
San Bernardino Valley Collage, Kembali ke Indonesia berkarir di berbagai
perusahaan mulai dari PT. Union Pacific Foods menjabat Finance and Accouting
Manager, perusahaan pengalengan ikan di Bitung, anak perusahaan dari Astra
Group, lalu bergabung dengan EasyCall perusahaan telekomuikasi, menjabat
Billing & Collection Manager, kemudian pindah menjadi Sales & Marketing
Manager. Dari EasyCall, pindah ke SkyTel, juga masih perusahaan telekomunikasi,
kembali menjabat Billing & Collection Manager. Lalu pindah ke Mobisel,
perusahaan Selluler Phone, menjadi Customer Account Manager.
Membukan
Yayasan Triganesha Nusantara, bekerja sama dengan West Coast Institute of Management
and Tenchnology, membuka Offshore Campus di Manado membuka program Master di bidang
Management bekerjasama dengan Dr. Daniel Kambey dan Dr. Ellen Kambey.
Mereka adalah orang yang sangat berjasa membantu saya ketika kuliah di
Universitas Klabat. Lalu diangkat menjadi Staff Ahli Walikota Bitung, Pak
Milton Kansil. Berhasil meng-advokasi Pak Milton ketika di-impeach oleh DPRD
Kota Bitung, mengantar saya bekernalan lebih jauh dengan pengurus DPP PDI
Perjuangan. Pada jaman Ibu Mega masih menjabat menjadi wakil bahkan sampai Ibu
Mega diangkat menjadi Presiden Indonesia pada pereode 2001- 2004, saya
dipercaya menjadi Staff khuss yang menangani kasus pilkada seluruh Indonesia,
membuat saya memahami persoalan politik dan penyelenggaraan pemerintahan.
Selain
itu saya juga diangkat menjadi Direktur Utama Perusahaan Air Minum di Kota
Bitung. Selesai dari Pak Milton dan DPP PDI Perjuangan, saya merantau ke Papua,
dan bekenalan dengan Pak Aminadab Yumame, yang kebetulah beliau baru saja
terpilih menjadi Bupati di Kabupaten Mappi, daerah pemekaran dari Kabupaten
Merauke. Saya kebali diangkat menjadi Staff Ahli, dan bekerja selama 1 tahun.
Selama bekerja dengan Bupati Mappi, saya sempat bekerja sama dengan Ibu Susi
Pujiastuti, yang kini sudah menjadi Menteri, kami bekerja sama dalam
pengoperasian pesawat SusyAir, yang pada waktu thn 1997, baru ada 2 (dua)
armada. Dan sekarang sudah berkembang menjadi 40 armada. Saya sangat mengenal
Ibu Susi, seorang wanita pekerja keras. Itulah yang membuat sukses beliau yang
mengantarkan beliau ke Kursi Menteri saat ini.
Setelah
satu tahun bekerja di tengah hutan Papua, dengan tuntunan Tuhan, berkat
pertemananku dengan Pak Yan Mandari, telah menghantar saya sampai ke Beijing,
bekerja di Asia International Finance yang bergerak di Asset Management dan
Forestry Management, sebagai Financial Analyst. Lalu kembali ke Papua bekerja
dengan masyarakat lokal sebagai pemilik lahan, bekerja sama dengan beberapa
investor, kami membuka beberapa perusahaan mengelola emas di Kabupaten Nabire
dan Kabupaten Paniai.
Perjalanan
panjang yang telah dilalui baik susah dan senang telah dirasahkan, dan
menyisahkan banyak pengalaman hidup yang pahit, sulit namun akirnya karena
ketekunan, keyakinan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa telah menghantar saya
mencapai puncak karir dan pengalaman yang begitu banyak. Dari semua cerita
tentang perjalanan panjang itu, satu hal yang saya yakini, bahwa dengan
kemampuan mengelola imajinasi dengan baik, dengan kemampuan visualisasi, maka semua
yang menjadi impian di masa depan, apa yang menjadi angan-angan hati, dengan
kekuatan iman kita, maka semuanya pasti akan menjadi kenyataan.
d.2.Tumbuhkan sense of important
pada karyawan atau pegawai atau bawahan.
Pegawai
atau karyawan atau bawahan, harus menyadari bahwa perusahaan memilih mereka,
karena perusahaan telah menemukan ada sesuatu yang hebat pada diri mereka.
Banyak orang yang melamar, namun dia yang terpilih. Itu adalah suatu
penghormatan yang luas biasa, suatu penghargaan yang luar biasa yang ditunjukan
oleh perusahaan dengan memilih dia bergabung dalam perusahaan. Perusahaan telah
mengakui bahwa anda adalah orang penting, dengan memilih anda. So you are an important person.
d.3. Menjadi pribadi yang mandiri
itu tujuan utama dari setiap individu.
Segala
potensi, kemampuan, dan kesempatan, dimanfaatkan untuk mencapai kemandirian.
Dengan diterima di perusahaan, berarti kesempatan untuk menjadi pribadi yang
mandiri sudah tiba. Oleh karena itu kesempatan itu jangan dilewatkan dengan
sia-sia. Kesempatan untuk keluar dari kungkungan ketergantungan kepada orang
lain, menuju pribadi yang merdeka, berdaulat sudah terbuka luas. Manfaatkanlah
kesempatan emas tersebut. Tunjukan segala kemampuan, gunakan akal dan hati
nurani serta kemampuan daya imajinasi kita untuk berkreasi, mengeluarkan ide,
berinovasi dan bertindak lebih proaktif untuk menjadi pribadi yang mandiri.
d.4. Always be the best.
Kalau
perusahaan sudah menilai anda adalah orang yang penting, dan terpilih dari
antara sekian banyak pelamar, berarti anda adalah orang hebat. Sebagai orang
hebat, hendaknya punya kemampuan menjadi terbaik. Kalau anda menyadari betapa
hebatnya anda telah menjadi juara sejak masih dalam rahim ibu. Dari sekitar 300
juta sel sperma yang berlomba menembusi indung telur, hanya satu sel telur yang
menjadi pemenang. Dari perjuangan yang luar biasa, akhirnya 1 sel sperma yang
ulet, lincah, berhasil menembusi sel telur sehingga terjadilah zigot pada saat dibuahi. Kemudia dalam
waktu 4 hari membentuk blastosis. Dan dalam waktu 2 sampai 4 minggu membentuk
embrio, dan itulah diri anda. Bayangkan 300.000.000 sel sperma yang berlomba
dan andalah jadi pemenangnya. Dari sejak dalam kandungan, anda sudah menjadi
pemenang. Mengapa ketika lahir di bumi menjadi orang cengeng, seakan tak
berdaya. From ever best should be always
be the best. From ever winner sould be always be the winner. Semangat
menjadi juara perlu dimiliki oleh semua orang yang berambisi untuk maju. Tidak
salah kita punya ambisi. Ada ungkapan, gantungkanlah cita-citamu setinggi
langit, ungkapan usang yang sudah lama kita dengar, namun masih bermanfaat
untuk mengajarkan kita agar selalu memiliki angan-angat menggapai masa depan
yang lebih baik.
Para
atlet tidak pernah merasa puas untuk mengejar ambisi mereka menjadi pemenang.
Kalah bukanlah kiamat bagi mereka, tetapi hanyalah sukses yang tertunda.
Mendengar kesaksian dari para sahabat Olga Saputra, hampir semua memberikan
kesaksian yang luar biasa. Bertrand, sahabat Olga yang paling dekat, mengenal
olga dari belum apa-apa, telah memberikan kesaksian bahwa jauh sebelum dia menjadi
sukses menjadi komedian papan atas di Indonesia, ternyata Olga sudah mem-visualisasikan
dalam imajinasinya, seperti apa nantinya dia suatu saat. Dengan iman yang kuat,
kerja keras tiada mengenal lelah, akhirnya berbuahkan kesuksesan yang luar
biasa baginya. Dalam kesuksesannya, dia tidak pernah lupa sumber dari pemberi
berkat. Dia selalu sisihkan penghasilannya untuk membantu orang yang
membutuhkan, sebagai rasa syukurnya kepada Allah yang adalah sumber dari segala
berkat itu.
d.5. Cobalah untuk lebih boros
sedikit.
Berboros
sedikit untuk menumbuhkan loyalitas bagi karyawan sangatlah penting. Ketika
perusahaan lagi untung atau lagi mendapat rejeki lebih dari Tuhan, apa salahnya
berbagi kepada karyawan untuk menikmatinya. Kalau perusahaan memikirkan hal
sperti itu. Maka semangat, loyalitas karyawan kepada perusahaan akan tumbuh.
Karyawan akan enggan untuk berpindah atau keluar dari perusahaan. Buatlah
standar gaji yang lebih kompetitif. Kalau standar gaji baik, lingkungan baik, jaminan
masa depan ada, maka perusahaan telah berhasil menciptakan Comforth Zone bagi
karyawannya. Ketika Comforth Zone telah tercipta, kecuali untuk alasan yang
sangat mendasar dan prinsipil, barulah karyawan akan keluar dari perusahaan
tersebut.
Perencanaan
dengan menerapkan management berbasis kemanusiaan, lalu memadukan kompetensi
individu disinergikan dengan kepentingan perusahaan akan menjadi perusahaan yang
langgeng dan aman selama beroperasi. Gejolak diperusahaan akan terkendali
dengan sendirinya, turn over karyawan menjadi rendah, kinerja pegawai akan
menjadi tinggi. Perusahaan puas, pegawai juga puas. Hubungan antara pemilik dan
karyawan terbangun dalam pola hubungan yang saling menguntungkan (beneficiary
relationship) serta saling menghargai (respect each other).
Kecepatan,
ketepatan dan ketegasan dalam merespon segala prilaku, kenerja dari karyawan akan membangun budaya disiplin yang
tinggi ditengah karyawan. Jangan pernah toleran terhadap tindakan yang tidak
baik. Menunda memberikan sangsi, dan mencoba toleran atau kompromi dengan
karyawan hanya akan melumpuhkan kewibawaan dan pada akhirnya kedisplinan dalam
lingkungan kerja akan menurun, dan akan mebuat kekacauan dalam perusahaan.
Janganlah
memberi kesempatan sejengkal saja pada kesalahan. Sifat, sikap, perilaku dapat
kita bentuk asalkan kita memiliki rasa kasih sayang yang tinggi, namun juga
memiliki ketegasan yang tinggi. Hampir semua anak saya hanya merasakan sekali
pukulan di telapak tangan mereka dari saya. Setelah itu mereka tumbuh
berkembang menjadi anak yang disiplin, dan jauh dari perbuatan yang mengecewakan
kami sebagai orang tua.
Saya
masih ingat ketika Febry, anak saya yang paling tua, ketika usia 4 tahun,
mengambil uang dari dompet ibunya, begitu ketahuan, saya langsung pukul telapak
tangannya, lalu diingatkan untuk tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut, dan saya
minta dia berjanji. Dengan tindakan tegas itu, maka anak-anak saya tidak ada
satupun punya tabiat mencuri. Karena dari kecil sifat itu sebelum berkembang
lebih, langsung dimatikan dengan sikap tegas.
Sewaktu
anak buah saya ketika masih bekerja di Billing & Collection, waktu
diterima, sudah dibuat kesepakatan bahwa tidak dibenarkan untuk menahan uang
perusahaan melebihi waktu 24 jam. Dengan sistem yang ada waktu itu, saya bisa
dengan mudah mengetahui bahwa ada uang yang belum masuk di perusahaan. Begitu saya
mendapatkan alat bukti, saya panggil tenaga Collector. Saya interogasi, mereka
langsung mengaku. Dan biasanya saya amankan dulu uang perusahaan, setelah itu, saya
melakukan komunikasi dengan baik, saya bertanya kepada mereka siapa yang salah
dalam hal mereka menahan asset atau uang milik perusahaan. Mereka selalu
mengakui mereka yang salah. Dan saya dorong sampai mereka harus membuat surat
permohonan pengundurang diri. Selama saya bekerja, dan sudah memberhentikan
beberapa orang, namun tidak ada dampak sedikitpun. Tidak ada sekalipun
berhadapan dengan pengadilan atau depnaker. Itu semua karena kemampuan
meyakinkan dan menyadarkan mereka.
4.
Rangkuman
atas topik pembahasan tentang “Involvement”;
1.
Perencanaan
tanpa melibatkan bawahan, pada saat implementasi akan menimbulkan banyak
masalah, seperti tidak mendapat dukungan moril dari bawahan, dan condong
membuat bawahan bingung, kesal dan tidak bersemangat untuk menjalankannya.
2.
Cinta kasih adalah prinsip dasar dalam
melibatkan manusia. Cinta Kasih adalah sifat hakiki Ilahi yang teah
dikaruniakan kepada Manusia sejak penciptaan. Cinta Kasih adalah energi
pengikat alam semesta. Degan Cinta Kasih, manusia dapat berinteraksi dengan
baik. Dengan Cinta Kasih, manusia bisa mencintai lingkungannya, bisa menyatu
dengan alam, dengan makluk hidup lain disekitarnya. Dengan Cinta Kasih hubungan
antar manusia akan menjadi setara, seimbang dan harmonis.
3.
Perlakukanlah karyawan dengan wajar,
dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, hargailah mereka, berikanlah mereka
perhatian, dengarkanlah apa keluhan, saran atau ide dan gagasan mereka. Tampunglah
semua itu selama itu membawa pengaruh yang baik bagi perusahaan atau organisasi.
Bangunlah komunikasi yang efektif dengan karyawan maka akan menciptakan
hubungan kerja yang baik, harmonis di lingkungan perusahaan, organisasi atau
suatu instusi.
4.
Manager yang baik adalah manajer yang
mempunyai kemampuan memimpin bukan hanya sekedar kemampuan untuk mengatur.
Manager yang bejiwa pemimpin harus memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan
karyawan dengan baik. Selain itu, harus memiliki kemampuan untuk meyakinkan karyawan, serta memiliki
kemampuan mempengaruhi dan kemampuan untuk mengarahkan. Mempunyai kemampuan
mendengar dan ber-empati yang baik, dan mampu menjadi solusi atas persoalan
karyawan baik yang berhubungan dengan perusahaan, maupun masalah pribadi.
5.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
dipercaya karena memiliki integritas diri, kapasitas diri dan kredibilitas diri
yang kuat. Kepercayaan, atau trust akan membangkitkan kewibawaan, kehormatan
dan dukungan dari bawahan, bahkan dari masyarakat.
6.
Manajer yang efektif mampu mengorganisir
suatu perusahaan, mempu merencanakan sturuktur organisasi yang cocok dan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan atau organisasi.
7.
Manajer yang efektif, harus mampu
membuat seleksi atas karyawan dengan baik. Harus mempu melihat kompetensi
setiap individu, dan mampu men-seleksi dan menempatkan karyawan sesuai dengan
kompetensi mereka.
8.
Manajer yang efektif, harus mampu
memberikan tindakan tegas kepada setiap karyawan yang bertindak ceroboh dan
merugikan perusahaan.
9.
Manajer yang efektif, harus mampu
membangun kesadaran setiap karyawan agar
mereka bisa bekerja lebih kreatif, inovatif dan proaktif yang pada gilirannya
menaikan produktifitas kerja mereka.
10.
Manajer yang efektif, harus mampu
memotivasi setiap karyawan agar mereka
bisa bekerja lebih kreatif, inovatif dan proaktif yang pada gilirannya menaikan
produktifitas kerja mereka.
Demikianlah
rangkuman pada tahapan pertama dari SQM – Super Quick Management yaitu
“Involvement”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar