Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Rabu, 10 Februari 2016

SQM - SUPER QUICK MANAGEMENT - BAB I - LATAR BELAKAR PENULISAN SQM

SQM - SUPER QUICK  MANAGEMENT

I.              LATAR BELAKANG.
1.      Pendahuluan.
         QSM – Super Quick Managent adalah suatu panduan praktis dan sederhana dalam menangani tugas manajement. Dengan tingkat kesibukan dari para Manajer atau Pemimpin yang super sibuk, membuat saya mencoba melakukan pendekatan yang praktis dalam menyajikan materi manajement untuk para manajer atau pimpinan perusahaan ataupun organisasi ataupun institusi pemerintah. Perkembangan dunia yang demikian pesat sebagai akibat kemujuan teknologi terutama teknologi telekomunikasi, komputer yang telah dimerger dengan perkembangan media, sehingga perkembangan penyebaran informasi menjadi demikian pesat dan berimbas pada pesatnya pengaruh globalisasi. Penyebaran suatu konsep, gagasan baru juga ikut mendunia. Seperti gagasan tentang mega trend, new era, new thoughts, human potentials movement, new ages, yang telah menggeser paradigma berpikir dunia. 
Perubahan yang bergitu drastis menuntut dunia manajemen harus berbenah diri untuk menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang telah mengalami perubahan paradigma berpikir, yang ikut mempengaruhi prilaku sosial saat ini. Dalam kesibukan apapun para Manajer dan Pemimpin dituntut untuk tetap mengembangkan diri guna mengikuti perkembangan dalam dunia Manajement. Untuk mencoba beradaptasi dengan situasi dan kondisi para Manajer dan Pimpinan, maka buku ini disusun sesederhana mungkin, namun kontennya disesuiakan dengan kebutuhan manajemet saat ini. Saya mencoba menampilkan buku ini dengan menonjokan kepraktisan serta lebih melakukan pendekatan pragmatis dalam penyajiannya.
Kalau bisa mudah, kenapa harus dibuat susah. If it can be easy, why should be made so difficult. Kalau bisa lebih praktis, kenapa harus dibuat rumit. If it can be more practical, why should be made complicated. Dunia praktisi, menghendaki kecepatan bertindak, kecepatan menyesuaikan diri, kecepatan bergerak, serta kecepatan dalam membuat keputusan. Karena alasan itulah memaksa saya untuk menyajikan buku ini sesingkat dan sesederhana mungkin namun tetap menonjolkan prinsip-prinsip yang efektif dalam menjalankan management.
Pengalaman bekarir baik sebagai karyawan biasa selama 11 tahun maupun sebagai  manajer dan direksi selama 22 tahun  di berbagai perusahaan baik swasta maupun perusahaan pemerintah telah menyisahkan pengalaman  yang cukup banyak dalam menempatkan diri sebagai karyawan yang dapat memenuhi harapan perusahaan, dan bagaimana mengatur dan memimpin karyawanma untuk bekerja lebih efektif dan efisien, sehingga tujuan  perusahaan dapat dicapai.
Dari pengalaman panjang tersebut, saya dapat menggunakan cara pandang sebagai karyawan atau pegawai biasa, dan juga cara pandang dari sisi management. Dengan menggunakan sudut padang dari karyawan atau pegawai biasa, atau bawahan, maka saya dapat berkontemplasi sebagai seorang karyawan atau pegawai biasa atau bawahan. Dan jika saya menggunakan sudut pandang manajer ataupun direksi, saya dapat berkotontemplasi sebagai seorang pimpinan perusahaan.
Dari sudut pandang karyawan atau pegawai, saya bisa memahami apa yang dibutuhkan oleh seorang karyawan atau pegawai selama dia bekerja. Saya juga memahami apa yang diperlukan oleh karyawan atau pegawai untuk mencapai performance atau kenerja yang optimal. Saya memahami apa yang menjadi penilaian untuk menentukan seorang karyawan atau pegawai dapat dipromosikan, atau mendapat merit increase (kenaikan gaji karena prestasi kerja).
Sedangkan dari sudut pandang owner yang direpsentasikan oleh dewan direksi dan manajer, yang dituntut oleh perusahaan adalah bagaimana kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Agar aktifitas dalam perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh perusahaan, maka haruslah ada titik temu antara dua kepentingan tersebut.  Harus ada konsolidasi antara kedua kepentingan tersebut, sehingga terjadilah suatu akselerasi gerakan yang harmonis dalam mencapai tujuan perusahaan. Kedua keinginan, harapan ataupun kepentingan tersebut baik kepentingan pegawai maupun kepentingan  perusahaan dapat bersinergi. Hasil sinergi dari kedua kepentingan itulah yang akan menjadi suatu kekuatan yang luar biasa, kekuatan yang sangat powerful untuk mencapai tujuan perusahaan. Membutuhkan suatu keterbukaan, kesepahaman, ataupun kesepakatan yang dalam untuk menjaga keharmonisan dalam lingkungan perusahaan, membina hubungan yang saling menguntungkan bukan saling merusak, menghargai hak masing-masing pihak, serta berkomitment untuk melakukan kewajiban dari masing-masing pihak juga.
Dibutuhkan suatu perjanjian kerja yang jelas, standar, sistem dan prosedur yang jelas, bahkan aturan main yang jelas agar bisa terjalin interaksi yang baik dalam lingkungan perusahaan. Sehingga tidak terjadi suatu bias dalam pelaksanaan suatu tugas dan tanggung jawab.   Deskripsi jabatan, serta beberapa elemen penilaian yang harus diikuti untuk menjadi dasar penilaian bagi karyawan seperti; penetapan standar hasil dan mutu kerja, kedisiplinan, kejujuran, loyalitas, kreatifitas, inovativitas, team work, kepribadian, leadership, kecakapan dan tanggung jawab haruslah dibicarakan dan disepakati bersama, kemudian dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja ataupun pengaturan kerja yang nantinya dipakai sebagai suatu dasar untuk penilaian prestasi kerja bagi karyawan atau pegawai.
Manajement dalam penerapannya selalu berkembang, dari waktu ke waktu.  Sedangkan untuk implementasinya sangat tergantung pada situasi, kondisi dan budaya pada masing-masing perusahaan. Oleh karena itu, dengan melakukan pengamatan, bahkan dalam praktek pelaksanaan selama bekerja dalam kurung waktu kurang lebih 33 tahun sebagai karyawan, 11 tahun sebagai pegawai biasa, dan 22 tahun dalam jabatan sebagai Manger dan Direksi, belum lagi pengalaman di pemerintahan dan partai politik kurang lebih 5 tahun, maka saya telah menemukan, bahwa dari semua prinsip manajement yang ada, sesungguhnya dapat saya polakan menjadi begitu sederhana, yang saya hanya kelompokkan kedalam 3 (tiga) fungsi utama yaitu ; Involvement, Action dan Appraisement.
Ketiga fungsi ini saya telah rangkum dalam suatu fungsi management yang penyajian materinya berpedoman pada ; Simplified, penyajian materinya diperumudah, sehingga mudah untuk dipahami dan diterapkan. Practical in implementation atau praktis dalam penerapannya, efektif dan efisen dalam pencapaian tujuan dan sasarannya.
Sedangkan prinsip yang dianut dalam pendekantan Manajemen yang saya sajikan adalah ; Pertama, menempatkan “Manusia” sebagai kekuatan inti dalam mencapai tujuan perusahaan dengan mengutamakan “Kesamaan Derajat” dan “Menjaga Pola Hubungan Yang Seimbang”, sehingga tercipta suatu situasi dan kondisi yang aman, nyaman dan harmonis dalam lingkungan persahaan atau lingkungan sosial yang ada. Kedua, mengedepankan profesionalisme, oleh karena itu menekankan pemanfaatan tenaga yang “Berbasis Kompetensi”. Ketiga, menggunakan “Standar Pengawasan (Supervision) dan Penilaian Yang Jelas”. Keempat, memberikan “Umpan Balik (Feedback) dengan teknik komunikasi yang efektif.  Kelima, penerapan “Punishment and Reward” yang “Cepat”, “Tepat” dan “Tegas”.
Dengan mengacu pada prinsip tersebut maka fungsi management yang saya gagas, saya sebut sebagai SQM – Super Quick Management. SQM – Super Quick Management suatu pola management yang mendasari prinsip sebagaimana saya ungkapkan di atas, yaitu menjalankan interaksi dalam lingkungan perusahaan yang menonjolkan Kesetaraan dan Keseimbangan untuk mencapai Keharmonisan dalam lingkungan perusahaan atau lingkungan sosial, menonjolkan Profesionalisme, oleh karena itu menerapkan pemanfaatan SDM berbasis Kompetensi, mengedepankan Profesionalisme dalam Pengawasan dan Evaluasi atau penilaian, serta penerapan Punishment and Reward yang Cepat, Tepat dan Tegas.
Dengan pola manajement yang demikian, diharapkan pola interaksi dalam perusahaan menjadi Setara dan Seimbang sehingga tercipta lingkungan yang aman, nyaman dan harmonis, sejuk dan menyenangkan bagi semua pihak, namun ketertiban, kedisiplinan juga tetap terjaga dan prestasi karyawan akan terkontrol dengan baik.
Dari semua fungsi manajemen dengan berbagai macam bentuk dan coraknya, sesungguhnya dapat disederhanakan atau dirangkum kedalam 3 (tiga) langkah atau tahapan saja, yaitu; Tahapan Pertama adalah “Involvement”, yaitu kegiatan melakukan brain storming untuk mendapatkan suatu gagasan, ide dasar, dan collecting info yang nantinya dituangkan dalam suatu konsep atau pola perencanaan untuk suatu kegiata, lalu dilanjutkan dengan infentarisasi kekuatan sumber daya yang ada. Setelah itu dilakukanlah suatu perencanaan yang memuat visi dan misi, tujuan, sasaran, tindakan, jadwal dan anggaran untuk melakukan suatu kegiatan, apakah kegiatan untuk mendirikan perusahaan, mengerjakan suatu proyek, atau suatu tindakan aksi dalam organisasi. Lalu dilanjutkan dengan proses meyakinkan, mempengaruhi dan mengarahkan semua pihak yang ada untuk dapat menyusun suatu struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, serta melakukan perektrutan staf yang berbasis kompetensi, agar pelaksanaan suatu rencana dapat berjalan dengan baik.
Tahapan  Kedua, adalah “Action”, yaitu  tahapan untuk melakukan kegiatan Implimentasi atau kegiatan Eksekusi dan juga keiatan Supervision (Pengawasan) yang menyangkut kegiatan Inspection (Inspeksi), Monitoring (Pemantauan), dan Controlling (Pengendalian).
Tahapan Ketiga, adalah “Appraisement”, yaitu tahapan untuk melakukan kegiatan Evaluation (Evaluasi atau pemeriksaan), Feedback (Umpan balik), serta ketegasan dalam penerapan Punishment dan Reward dengan Cepat, Tepat dan Tegas.
Agar penerapan dalam pola management SQM – Super Quick Management ini dapat berjalan dengan baik, seorang Manajer dituntut harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Kemampuan Manajer, tidak cukup hanya untuk bisa mengatur saja, namun dituntut juga kemampuan memimpin. Dibutuhkan jiwa kepempinan yang kuat, ada kewibawaan. Demikian juga sebaliknya, Pempin tidak hanya sekedar bisa memimpin, namun tetap dapat melakukan tugas Manajemen, dalam pengertian harus mampu juga mengatur. Harus memiliki pemahaman dalam pengaturan kerja, know how juga dibutuhkan, selain memiliki leadership yang kuat.
Di era dimana setiap individu, setiap masyarakat sudah semakin menuntut pelayanan yang cepat, pemimpin tidak bisa lagi hanya duduk dibelakang meja. Perlu juga harus turun untuk melihat situasi dan kondisi lapangan, sehingga ketika memberikan pengarahan atau meyakinkan bawahan, seorang pemimpin akan menguasai persoalan teknis dan situasi di lapangan.
Tuntutan kebutuhan psikologis manusia menjadi semakin bertumbuh dan berkembang seirama dengan kecepatan arus informasi. Itulah sebabnya, Manajer dituntut utuk lebih mengembangkan diri, oleh karena itu harus dibekali dengan kemampuan leadership, selain kemampuan teknis dalam penguasaan pekerjaan.  Dengan demikian, selain dapat mengawasi, manajer juga harus bisa mengarahkan dan menggerakan setiap individu dalam kelompok organisasi atau kelompok perusahaan untuk bergerak searah dengan rencana yang telah ditetapkan, agar visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan dapat dicapai.
Cara pandang manajer harus bergeser dari sekedar pelaksana bertumbuh menjadi manajer yang bisa juga memimpin, manajer yang memiliki leadership yang baik, manajer yang mampu membina hubungan yang baik dengan karyawan, tidak sekedar menjadi eksekutor yang baik.  Era memperlakukan manusia hanya sebagai subjek dalam memenuhi kepentingan perusahaan, hendaknya digeser kepada pandangan manusia juga merupakan objek yang ditempatkan dalam kesetaraan dan keseimbangan, lalu dikembangkan menjadi subjek yang mendukung kemanjuan perusahaan.
Manajer harus mampu melibatkan karyawan (to involve the staf) untuk melakukan langkah pertama dalam SQM – Super Quick Management dengan melakukan brain storming guna mendapatkan gagasan, ide, serta input yang baik untuk menyusunan perencanaan, mampu mengornanisir karyawan, menempatkan karyawan dengan mempertimbangkan kompetensi, bahkan berkemampuan untuk menyakinkan, mempengaruhi dan mengarahkan karyawan.
Pada langkah kedua, manajer harus mampu meng-eksekusi suatur rencana yang telah disusun, melakukan pengawasan (supervision) dengan melakukan kegiatan Inpeksi (Inspection), pemantauan (Monitoring), dan pengendalian (Controlling) secara profesioanal. Dan pada langkah terakir, langkah ketiga manajer harus mampu melakukan Appraisement, dengan melakukan langkah Evaluasi atau penilaian (Evaluation), Feedback dan mampu menerapkan Punishment and Reward kepada karyawan secara Cepat, Tepat dan Tegas.
Itulah keseluruhan siklus manajemen (Management Cycle) dalam SQM – Super Quick Management. Diharapkan dengan diterapkannya SQM – Super Quick Management akan tercipta interaksi dalam lingkungan perusahaan berjalan setara, seimbang, untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan harmonis namun tetap menjunjung tinggi keteraturan, kepatuhan pada aturan serta kesepakatan yang telah dibuat, sehingga selain tercipta pola hubungan yang seimbang, serasi dan harmonis, namun penegakan kedisiplinan dalam lingkungan kerja dapat dipertahankan dan dibudayakan. Dengan demikian tujuan perusahaan dapat tercapai.
2.      Tujuan dari SQM – Super Quick Management.
Dunia yang cepat berubah, sebagai akibat pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi, komputer dan hand phone multy media yang semakin canggih, berintegrasi dengan kemajuan media. Penyebaran informasi menjadi demikian pesat dan massif berimplikasi pada meng-globalnya cara pandang, gagasan, ide dari masyarakat.  Sehingga sikap, perilaku bahkan budaya masyarakat mudah diperngaruhi. Segala pemikiran yang menyentuh batin, keinginan dan kebutuhan  masyarakat,  dapat tersosialisasi dan bahkan mudah untuk dimobilisasi menjadi sebuah kekuatan sosial yang dapat membawa perubahan dalam gaya, pola bahkan struktur sosial.
Dalam situasi seperti sekarang ini, menuntut para Manajer atau pemimpin cepat menyesuaikan dengan perubahan yang demikian cepat agar selalu adaptif pada situasi dan kondisi sosial yang cenderung cepat berubah tersebut. Manajer dan pemimpin dituntut lebih cepat dan efektif dalam bertindak. Manajer dan pimpinan harus mampu membaca, memahami keinginan dan kebutuhan anggota kelompoknya, lalu diolah menjadi sebuah kekuatan untuk mencapai tujuan perusahaan. Hubungan perusahaan dengan karyawan hendaknya diwujudkan dalam pola hubungan yang setara, seimbang dan saling menghargai, yang akhirnya terjadi harmonisasi dalam lingkungan sosial tersebut.
Pola SQM – Super Quick Management didesain, dengan tujuan untuk mencari sebuah format manajemen yang lebih mampu menyesuaikan dengan kecepatan perubahan masyarakat yang condong meng-blobal tersebut, dengan menonjolkan kesetaraan dan keseimbangan dalam interaksi serta kecepatan, ketepan dan ketegasan, dalam mengambil sikap, membuat keputusan dan bertindak, agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat dicapai dengan baik.
Kemampuan manajemen perlu ditingkatkan, paradigma dalam kepempinan perlu mengalami penyesuaian. Kebutuhan psikologis masyarakat semakin meningkat, sehingga ekspektasi masyarakat dalam semua lingkingannya mengalami pergeseran. Itulah sebabnya yang menjadi tujuan dari SQM – Super Quick Management adalah memberikan kemampuan bagi para manajer atau pemimpin untuk mampu mengintegrasikan keinginan dan kebutuhan setiap individu dalam lingkungan perusahaan dengan kepentingan perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

3.      Sasaran dari SQM – Super Quick Management. 
Adapun yang menjadi sasaran dari SQM – Super Quick Management adalah sbb :

a.      Adaptif pada perubahan yang cepat.
Lingkungan sosial selalu mengalami perubahan dengan kecepatan penyebaran informasi. Oleh karena itu, manajement perlu meningkatkan kemampuan dalam menyesuikan diri dengan dengan kecepatan perubahan tersebut. Pola kepemimpinan selalu ada penyesuaian dengan lingkungan yang selalu berubah tersebut. Manusia selalu dipandang sebagai inti kekuatan dalam manajement. Pola hubungan sosial dilingkungan perusahaan haruslah dibangun pada prinsip kesetaraan dan keseimbangan untuk mecapai keharmonisan, sehingga lingkungan yang nyaman, menyejukan dapat tercipta.

b.    Profesionalisme haruslah menjadi keutamaan dalam menjalankan perusahaan.
Dengan menonjolkan profesionalisme, maka akan menghindari segala bias dalam pengabilan keputusan. Standar menjadi jelas, ukuran prestasi haruslah ditentukan, tujuan dan sasaran perusahaan disusun lebih specific, measurable, achievable dan measurable. Segala sesuatu dibuat secara transparan, dan dijalankan dengan penuh kejujuran dan bertanggung jawab.


c.     Karyawan yang tertip, kreatif, inovatif, proaktif akhirnya menjadi produktif.
Karyawan diarahkan untuk bekerja lebih kreatif, inovatif dan proaktif agar dapat meningkatkan performancenya, atau menjadi lebih produktif dalam bekerja.

d.    Menegakkan kedisiplinan dengan mengedepankan “Kecepatan”, “Ketepatan” dan “Ketegasan” dalam menerapkan aturan perusahaan.
Walaupun pola hubungan dibangun pada prinsip kesetaraan dan keseimbangan, namun tidak lantas melonggarkan ketertiban dalam lingkungan perusahaan. Menghargai manusia sebagai inti kekuatan dalam perusahaan, tidak berarti kita menjadi toleran dan kompromi terhadap kejahatan atau sikap tidak professional serta kinerja yang merugikan perusahaan. Kesepakatan yang telah dibuat, segala bentuk aturan, standar, sistem dan prosedur  yang telah ditetapkan, hendaklah dijadikan sebagai dasar menjalankan roda perusahaan, yang harus dipatuhi dan ditegakkan. Penyimpangan pada kesepakatan dan aturan merupakan pelanggaran yang tidak dapat ditolerir. Kecepatan, ketepatan dan ketegasan adalah kunci dalam menegakkan disiplin dalam lingkungan perusahaan. Tidak ada sejengkalpun tolereansi, kompromi, maaf yang dapat diberikan terhadap setiap pelanggaran. Selama itu dapat dibuktikan, sengaja atau tidak tetap harus ada sangsinya. Dengan ketegasan yang kuat, maka ketertiban, aturan perusahaan dapat ditegakkan.

e.     Feed back yang baik
Hasil evaluasi yang objektif hendaknya dikomunikasikan kepada karyawan dalam pola komunikasi yang efektif, yang membangun yang pada akhirnya meningkatkan kenirja dan rasa tanggung jawab dari setiap karyawan.

f.     Menyentuh semua level manajemen.
Setiap melakukan kegiatan tentu selain memiliki tujuan yang jelas, namun memiliki sasaran yang jelas juga. Penerapan SQM – Super Quick Management diarahkan  untuk menjangkau para pelaksana tugas di perusahaan yang sudah menduduki jabatan manajer pada semua level dan pada semua bagian, baik diperusahaan swasta maupun di perusahaan pemerintah, para pimpinan organisasi sosial serta para penyelenggara Negara yang duduk di level pimpinan.
Diharapkan para manajer dan pimpinan di organisasi sosial selain bisa menjadi pemimpin yang cepat, tepat dan tegas dalam mengambil keputusan, juga dapat menjadi agen perubahan dilingkungannya masing-masing. Manusia dengan segalah kelebihannya dianugerahi hikmat dan akal budi dan imajinasi, serta selalu memiliki pengharapan dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa selalu sumber segala sesuatu, sehingga memungkinkan manusia untuk selalu berkembang dengan pemikiran yang cemerlang. Dari pemikirannya yang cemerlang selalu keluar ide, gagasan bahkan teori baru sehingga manusia selalu bergerak dinamis dalam kehidupannya. Dalam kedinamisannya itulah  selalu terjadi perubahan dan perubahan. 
Menghadapi kehidupan sosial yang penuh dinamika sehinga selalu terjadi perubahan-perubahan, oleh karena itu penerapan manajemen perlu dilakukan penyesuaian. Para Manajer dan pimpinan juga dintuntut selalu memperkaya pengetahuannya untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat yang berimplikasi pada perubahan pada sistem manajement.
Kunci dalam SQM – Super Quick Management adalah menjaga keseimbangan antara penerapan prinsip universal, yaitu cinta kasih, perhatian, empati, dan objetivitas dalam penilaian serta ketegasan dalam menegakan aturan yang telah disepakati bersama.
SQM – Super Quick Management selain menjaga keseimbangan, juga harus menjaga hubungan yang harmonis dalam lingkungan sosial, sehingga dapat menciptakan kerukunan, dukungan, dan hubungan yang saling menghormati antara karyawan atau anggota kelompok dengan manajer atau pemimpin.
Dengan terjaganya keseimbangan dan keharmonisan dalam lingkungan sosial maka akan tercipta kerukunan, kedamaian, keamanan di dalam setiap kelompok sosial dalam segala lapisan. Itulah yang menjadi tujuan dan sasaran dari penerapan SQM – Super Quick Management, yaitu menyajikan suatu prinsip manajemen yang mengutamakan manusia dalam pola hubungan sosial industri atau perusahaan, penempatan karyawan berdasarkan kompetensi dan ketegasan dalam menegakkan kedisiplinan dalam lingkungan usaha.

Inilah pemikiran yang melatarbelakangi munculnya gagasan dalam penyusunan pola manajement SQM – Super Quick Management ini. Dengan harapan akan dapat memperluas wawasan dari para Manajer dan Pimpinan dimanapun berada. 

                                                                         OLEH

                                                                HELFIED LOMBO

                                                     email: lombohelfried@gmail.com
                                                            Phone :  081293766633

Tidak ada komentar:

Posting Komentar