Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Minggu, 07 Februari 2016

BERBOHONG,salah satu penghambat kemajuan seseorang.


                                                                                                                           BERBOHONG

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Berbohong adalah kata kerja (verb) yang berarti; menyatakan sesuatu yg tidak benar; berbuat bohong; berdusta: jangan coba-coba --, nanti pasti ketahuan.
Alasan mengapa seseorang berbohong adalah ; 1. Takut menerima ejekan, atau kemarahan orang lain, atau atau sangsi sosial, karena telah melakukan sesuatu kesalahan, atau melanggar norma atau aturan yang ada. 2. Malu atas kekurangan diri, sahabat, keluarga, atau orang dalam lingkungan, baik fisik maupun suatu kebiasaan buruk.
1.      Takut menerima ejekan, atau kemarahan orang lain, atau atau sangsi sosial, karena telah melakukan sesuatu kesalahan, atau melanggar norma atau aturan yang ada. Ini adalah suatu kebiasaan buruk yang ditimbulkan oleh kebiasaan buruk yang lain. Awalnya adalah takut, lalu diikuti dengan berbohong. Jadi kita bisa melihat, kalau suatu kebiasaan buruk yang satu tidak kita selesaikan, atau atasi, hanya akan membawa kepada situasi yang lebih buruk lagi, dimana seseorang akan melakukan tindakan atau kebiasaan buruk yang lain.
Kehidupannya akan terperangkap atau terlilit dalam lingkup kebiasaan buruk, sehingga akan sulit untuk maju, karena integritas dirinya kan hancur. Disitulah akibat buruk membiarkan kebiasaan buruk berkembang dalam diri, dan tanpa ada kesadaran bahwa hal itu akan menggiring kehidupan kita kepada situasi yang tidak baik, tidak menguntungkan, dan pada akhirnya merusak reputasi diri sendiri.
Kalau kita sadar bahwa melakukan hal yang tidak baik akan memancing kemarahan orang lain, atau masyarakat, seyogianya kita janganlah melakukan hal tersebut, apalagi kalau itu kita niati dalam hati kita. Sesuatu yang sudah kita niati dan rencanakan dalam hati, berarti kita lakukan kesalahan tersebut secara sadar. Perbuatan demikian memiliki kadar kesalahannya lebih tinggi, karena sudah ada niat dan rencana serta melakukannya dengan sadar. Lain hal kalau kesalahan yang dilakukan karena terdesak, atau tidak sengaja. Walaupun secara akibat tetap merugikan atau mencelakakan orang lain, namun tidak ada niat, dan tidak direncanakan, serta dilakukan tidak dengan sengaja.
Solusi terbaik atas masalah kebohongan yang didorong oleh rasa takut karena telah melakukan kesalahan, atau melanggar norma atau aturan, maka yang perlu kita lakukan adalah;  1. Kita menyadari bahwa kita telah melakukan kesalahan, dan menyesali perbuatan itu. 2. Kita mengakui perbuatan kita dan berjanji untuk tidak akan mengulangi hal tersebut. Paling tidak, kita lakukan pengakuan di hadapan Tuhan, minta pengampunan atas dosa atau kesalahan yang telah kita perbuat, dan berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulangi lagi perbuatan itu. Maka Tuhan Yang Maha Kuasa dan Pengasih, akan mengampuni kesalahan kita.
Dengan menyadari, mengakui dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut, selama kita lakukan dengan tulus, jujur dan benar, maka kita akan mendapatkan pengampunan atau maaf dari orang yang pernah jadi korban perbuatan kita tersebut. Rasa damai di hati akan kita peroleh, perkembangan mental akan mengarah ke perkembangan yang positif. Inilah awal yang baik. Awal kebangkitan dari suatu kejatuhan. Semua orang pasti mengalami kegagalan, kejatuhan dalam hidup ini. Yang penting, kita selalu ada niat untuk memperbaiki, lalu menjalani kehidupan lebih baik. Dengan demikian maka kita akan bisa bangkit dan maju. Itulah semangat pantang menyerah yang akan mendorong kita mencapai keberhasilan, kesuksesan pada suatu saat nanti. Yang dituntut dari manusia adalah berusaha, namun Tuhanlah yang menentukan keberhasilan dan kesuksesan itu.
John dan Dony, lahir sebagai anak kembar. Manun si John terlahir lebih dahulu dari si Dony. Secara waktu, John tetap dinyatakan anak yang lebih tua, walaupun mereka lahir pada hari yang sama. Orang tua John dan Dony hidup dalam budaya dimana anak yang tua harus meneruskan kekuasaan sebagai kepala suku kalau suatu saat Ayah mereka meninggal. Namun untuk bisa menjabat sebagai Kepala suku yang baru, harus mendapat restu secara tertulis terlebih dahulu dari seorang Ayah. Restu yang pernah diberikan, bersifat final dan mengikat, oleh karena itu tidak dapat dicabut atau dibatalkan lagi. Demikianlah tradisi di daerah terpencil tersebut.
John adalah anak kesangan Ayahnya, lahir lebih dulu, walaupun dia lahir kembar dengan Dony. Sementara Dony adalah anak kesayangan Ibunya. Pada suatu waktu, Ayah John dan Dony karena sudah tua, akhirnya menderita Glaukoma, sehingga matanya semakin rabun, dan bahkan sudah tidak bisa mengenal orang yang di dekatnya.
Isterinya karena begitu sayang kepada Dony, ketika John sedang tidak ada di rumah karena pergi ke kebun, Isterinya membujuk suaminya untuk memberikan restu kepada anaknya. Isterinya telah membuat sendiri Surat Restu tersebut, dan menulis nama Dony sebagai pengganti Ayahnya menjadi kepala suku di perkampungan tersebut. Dengan bujuk rayu dari Isteri, tanpa dia sadar, bahwa Isterinya telah menipu dia, karena nama yang ditulis sebagai penerus Kepala Suku adalah Dony, bukannya si John anak kesayangan Ayahnya tersebut.
Suatu saat, si John menyadari bahwa kondisi Ayahnya sudah semakin tua, dan juga sudah tidak bisa melihat lagi, maka John bertanya kepada Ayahnya, kapan dia menerima Surat Restu dari Ayahnya untuk menjadi Kepala Suku, menggantikan Ayahnya. Ayahnya menjawab, bukankah sudah lama Ayah tanda tangani Surat Restu tersebut, dan sekarang surat tersebut ada di tangan Ibumu.
Mendengar penjelasan Ayahnya, John pergi bertanya kepada Ibunya tentang Surat Restu dari Ayahnya tersebut. Ibunya bingung harus mejawab apa, dan juga takut menunjukan surat tersebut, karena dalam surat tersebut bukan nama John sebagai pengganti Ayahnya, tetapi si Dony. Ibunya katakan Ibu masih sibuk, nanti besok saja Ibu akan kasih tunjuk ke kamu.
Malamnya, Ibunya telah membuat rencana jahat. Dia telah berencana untuk meracuni si John, karena dia tidak mau kalau John nanti memarahi si Dony kalau dia tau bahwa yang mendapat restu adalah si Dony. Sore itu, Ibunya menyuruh si Dony untuk pergi ke rumah Pamannya yang jaraknya cukup jauh dari rumah mereka. Sehingga si Dony harus menginap di rumah Pamannya malam itu. Malamnya, ketika si John meminta makan, Ibunya sudah mencapur racun di makanan si John, dan malam itu juga John mengalam nasib yang naas. Dia meninggal karena keracunan makanan yang secara sengaja disajikan oleh Ibunya, demi memuluskan niat jahatnya yaitu merebut hak kesulungan, dan jabatan Kepala Suku dari si John.
Niat jahat yang telah merasuki pikiran Ibunya si John, telah membawa dia berbuat jahat. Dari satu kejahatan, berlanjut kepada kejahatan yang lain. Dari menipu, berbohong lalu berlanjut kepada membunuh anaknya sendiri. Itulah buah kecurangan dan keserakahan, telah menghasilkan, kebohongan, penipuan dan bahkan lebih sadis lagi demi menutupi aibnya, dan takut jangan nanti si John memarahi adiknya atau memberontak, maka terpaksa Ibunya membunuh anak kandungnya sendiri.
Pelajaran penting yang kita ambil adalah, janganlah kita membiarkan satupun kebiasaan buruk berkembang dan mendiami lubuk hati kita, karena hanya akan melahirkan kebiasaan buruk yang lain, dan bahkan tanpa kita sadari, mental kita akan semakin menjadi jahat.

2.      Malu atas kekurangan diri, atau kekurangan sahabat, atau kekurangan keluarga, atau kekurangan orang dalam satu lingkungan, karena kekurangan fisik atau karena memiliki kebiasaan buruk. Melakukan kebiasaan berbohong karena menutupi rasa malu, sama saja dengan melakukanan kebiasaan berbohong karena didorong oleh rasa takut.  Pola perkembangannya sama saja. Karena suatu kebiasaan yang lain tidak di atasi, akhirnya, berkembang kepada kebiasaan yang lain. Itulah yang menjadi masalah yang sering tidak disadari oleh kita.
Kekurangan diri, untuk apa harus kita tutupi dan harus malu menerimanya. Tidak ada manusia yang bisa melawan kodrat. Dan tidak ada manusia yang mau lahir tidak sempurna. Namun ada hal yang kita tidak mampu pahami di alam semesta ini. Hanya Tuhanlah yang mengetahui semua itu, karena Dialah yang menciptakan kita, dan Diahlah yang mengetahui untuk apa kita dilahirkan ke dunia ini. Apa yang kita anggap baik atau tidak baik, belum tentu sama dengan pandangan dan rencana Tuhan. Oleh karena itu, sebagai orang yang percaya bahwa alam semesta ini ada yang menciptakannya, hendaknya kita menenerima apapun yang Tuhan lakukan dalam hidup, kehidupan dan penghidupan kita.
Karena pasti Tuhan ada rencana yang baik untuk kita atas segala keadaan yang ada. Saya punya teman kerja waktu bekerja di EasyCall. Beliau cacat secara fisik, katanya karena penyakit polio yang dideritanya sejak kecil, sehingga berjalan harus pakai tongkat, karena kedua kakinya cacat, tidak kuat untuk berdiri. Namun saya salut atas semangat teman saya tersebut. Dia berhasil menamatkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi dari Universitas Indonesia. Otaknya sangat brilian, pekerja keras, dan tidak pernah merasa minder sedikitpun dengan keberadaan fisiknya yang cacat tersebut.
Kehidupannya dia jalani seperti orang normal. Yang saya salut, dia mampuh menaklukan hati wanita, dan akhirnya punya pacar yang cantik. Bahkan hubungan mereka berlanjut samapai mereka menikah, dan dikarunia anak yang luar biasa. Sungguh luar biasa percaya diri yang ada pada teman saya tersebut. Saya tanya, bagaimana sampai dia bisa punya percaya diri yang begitu kuat. Dia katakan, janganlah kita melawan kodrat, atau kenyataan hidup. Sebagai orang muslim, saya percaya ada Allah, ada pencipta alam semesta ini, Yang Maha Tau. Saya seperti ini sudah atas kehendak Allah, dan saya harus menerima apapun yang Allah berikan dan kehendaki dalam hidup saya. Saya selalu mensyukuri setiap pemberian yang Allah berikan pada diri saya. Disitulah saya mengakui kebesaran Iman kepada Allah yang dimiliki oleh teman saya tersebut. Sungguh luar biasa. Jawabanya telah memberikan suatu enlightment (pencerahan) pada diri saya. Bahwa ternyata kalau kita hidup percaya ada Allah, dan menerima semua kenyataan hidup yang ada, serta selalu hidup bersyukur kepada Dia, Yang adalah sumber segala berkat, maka hidup, kehidupan, dan penghidupan kita akan berjalan dengan baik.
Hati kita akan selalu tenteran, pikiran kita akan selalu berpikir secara positif, tidak akan pernah kecewa, minder, marah, malu ataupun takut menghadapi kehidupan ini. Karena kalau kita sudah yakin ada Tuhan, Allah, Yang Maha Kuasa, yang selalu menaungi, melindungi, dan mengatur kehidupan umat manusia sebagai ciptaan-Nya, maka kita akan mampu menerima semua kenyataan yang terjadi dalam hidup, kehidupan dan penghidupan kita.
Yang membedakan manusia adalah cara pendangnya. Mereka yang tumbuh menjadi orang hebat, orang sukses dan bahagia, selalu memandang kehidupan dengan positif. Meraka percaya ada Yang Maha Kuasa di Alam semesta ini, yang merencanakan, menciptakan dan mengendalikan alam semesta ini. Kehidupan mereka selalu berserah, serta patuh mengikuti segala pernintah-Nya. Setiap kejadian, musibah, atau apapun yang terjadi dalam kehidupannya, mereka selalu mampu menerimanya dengan ikhlas, dan selalu mereka syukuri. Karena mereka tau itulah yang terbaik bagi Tuhan. Mereka percaya bahwa keberadaannya di dunia ini adalah atas rencana dan kehendak Yang Maha Kuasa, sehingga menjalani kehidupan ini sebagai penatalayan (stewardship), dan sebagai alat Tuhan di dunia ini. Kehidupanya sepenuhnya dijalani untuk melayani orang lain, menyenangkan hati orang lain. Mereka menjalani kehidupan mereka untuk bermafaat sebesar-besarnya untuk orang lain dan untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan, Allah, Sang Pencipta Yang Agung. Berkat, berupa kekayaan, kesehatan, kerhormatan dan kekuasaan dan kebahagiaan bagi mereka adalah reward dari Tuhan, bukanlah tujuan yang mereka kejar.

Sedangkan mereka yang hidup yang dikendalikan oleh egoisme, materi dan ketenaran, cenderung hanya mengandalkan diri sendiri. Mereka merasa bahwa hanya diri mereka yang penting. Karena merasa sanggup mandiri, kecenderungan tidak percaya ada Tuhan. Melakukan segala sesuatu atas dorongan napsu diri untuk mengejar tujuan kemewahan, kekayaan, dan ketenaran, sehingga menghalalkan segala cara untuk dapat mengejar ambisi pribadi mereka. Orang lain hanyalah alat untuk mencapai tujuan mereka. Ketika mereka merasa orang lain sudah tidak ada manfaatnya maka akan dijauhi, dibuang dan tidak diperlukan lagi. Cara pandang mereka, perilaku mereka sering mengundang ketidak senangan, kebencian, yang akhirnya menutup jalan mereka sendiri. Tuntutan jiwanya adalah kepuasan napsu, baik itu harta ataupun keglamoran hidup, kesenagan dan kehormatan. Tanpa mereka sadari bahwa kehidupan mereka semakin menciptakan ketidak harmonisan dalam sosial, yang akhirnya berbalik kepada diri sendiri berupa ditidak puasan dan kegoncangan batin serta rasa sakit hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar