BERPIKIR NEGATIF
Berpikir Negatif adalah
sebuah kebiasaan yang terbangun dari kesalahan dalam menginterpretasikan
kehidupan, dan kesalahan dalam membuat kesimpulan pada diri sendiri. Pemikiran
negatif tersebut banyak dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terkebelakang,
sehingga tidak mendapatkan pendidikan cukup, dan ekonominya belum maju, lalu
membandingkan kemajuan ditempat lain, tanpa mempelajari mengapa ditempat lain
mereka bisa sedemikian hebat, langsung berkesimpulan bahwa kelompok mereka
tidak mampu, tidak bisa seperti daerah, atau Negara lain.
Kebiasaan
Berpikir Negatif atau 'Negativitis' merupakan kebiasaan yang dapat melumpuhkan
semangat manusia, oleh karena itu, memelihara kebiasaan yang buruk tersebut
hanyalah membuat diri kita terperosok ke dalam jurang kehancuran, jurang
ketidak berdayaan dalam menjalani kehidupan ini.
Para
Negativitis ini selalu saja ‘MENGELUH’ dan merasa tidak memiliki ‘WAKTU’ yang
cukup untuk menjadi mendapatkan kebahagiaan. Anehnya, mereka memiliki cukup
waktu untuk bersedih, bermurung, memikirkan keburukan orang lain, kelemahan
orang lian. Hampir seluruh waktunya digunakan mencari pemaafan (Excuse) atau
alasan pembenaran atas cara berpikir negatifnya tersebut. Mereka tidak berusaha
untuk mencari cara atau solusi atas kegagalan, ketidak berhasilan mereka.
Memandang bahwa ketidakberhasilan,kegagalan, ketidaksuksesan adalah akibat
kelemahan diri, ketidak mampuan diri. Mereka langsung berhenti pada kesimpulan
itu, tidak menjadikan pemahaman itu sebagai sarana pendorong untuk mencari cara,
usaha, agar dapat memperbaiki kesalahan, dan menambah ilmu atau keahlian
sehingga tujuannya bisa tercapai.
Hanya
mereka yang semangatnya tidak pernah padam, penuh percaya diri, serta selalu
berpengharapan dan percaya kepada kekuasaan Tuhan, Allah, Pencipta Alam Semesta
ini, yang akan selalu berusaha dengan tiada mengenal lelah, bekerja mencapai
cita-cita mereka, dan akhirnya menuntun mereka kepada pintu gerbang kesuksesan
itu.
Kesimpulan
yang keliru atas kondisi yang ada, akan membawa pengaruh pada sikap mental
seseorang. Mereka akan tumbuh menjadi orang yang tidak percaya diri, hidup
mengisolasi dan selalu menaruh rasa curiga, mudah tersinggung, dan mudah marah
atas sikap orang lain. Dari perasaan negative tersebut, timbul pikiran negatif,
yang pada akhirnya tibulah suatu kebiasaan yang negatif seperti curiga, kesal,
dengki, marah, bahkan bisa meningkat sampai timbul rencana jahat dalam pikiran
seseorang.
Ada
beberapa kebiasaan berpikir negatif yang selalu berkembang pada setiap individu
seperti : 1. Merasa minder. 2. Merasa bahwa dirinya tidak punya arti dan tidak berharga.
3. Merasa kurang percaya diri. 4. Merasa kurang bahagia dan tidak menikmati
hidup.5. Merasa tidak mampu dan gagal dalam setiap melakukan segala sesuatu. 6.
Malu bergaul atau tidak mampu berhadapan dengan orang lain. 7 Merasa tidak
dipercaya, dan tidak disenangi. 8 Tidak mempercayai, dan selalu menaruh rasa
curiga yang berlebihan. 9. Berpikir kurang jernih, dan tidak analitis dalam
bertindak. 10. Merasa kecewa, sakit hati, cemburu yang berlebihan, sedih,
marah, benci, dendan, stress dan depresi ketika tidak berhasil mencapai apa
yang telah mereka usahakan, atau gagal dalam menjalankan suatu misi atau
pekerjaan.
Semua
bentuk pikiran yang negatif di atas, merupakan kesimpulan pribadi yang
dilakukan atas fakta yang tidak benar. Namun hanya dilakukan atas pertimbangan
subjectif, terbangun dari sebuah kecurigaan dan kekurang mampuan dalam
nemperoleh data dan menganalisa suatu data.
Untuk
menghindari berkembangnya kebiasaan buruk tersebut, maka perlu kita memahami
beberapa hal sbb :
1.
Setiap manusia diciptakan oleh Tuhan
dengan maksud yang berbeda. Oleh karena itu, bakat, minat dan kemampuan setiap
orang tidaklah sama.
2.
Nasib manusia berawal dari dalam
pikirannya. Kalau kita berpikir bahwa kita tidak mampu, berarti kita sudah
membatasi diri kita. Kita tidak sadar sudah mengafirmasi dan mengkonfirmasi
akan ketidak mampuannya tersebut melalui keyakinan, kemudian keyakinan tersebut
terlempar ke alam semesta dan tanpa sadar kita telah menjadikan diri kita
sebagai orang tidak mampu.
3.
Kemampuan, keberhasilan, kesuksesan dan
kebahagiaan adalah sebuah hasil dari proses usaha yang berkelanjutan dan
bersifat komprehensif dari kehendak hati, imajinasi, keyakinan diri, dan akal
sehat, pengetahuan, pengalaman, kecakapan, kerja keras serta pertolongan dari Tuhan
Yang Maha Kuasa, yang adalah sumber dari hidup, kehidupan dan penghidupan.
4.
Hanya dengan berpikir postif, maka semua
pemikiran negatif akan menjauh dari dalam pikiran kita, sehingga kebiasaan yang
muncul adalah kebiasaan berpikir positf. Yakinlah bahwa kamu tidak sendiri di
dunia ini. Ada tangan yang tak kelihatan, yang selalu dengan setia menuntun dan
selalu menolongmu dalam setiap kesulitan, yaitu Tuhan, Allah, Pencipta Alam
Semesta ini, yang merupakan sumber Kasih dan Pertolongan bagi setiap orang yang
mempercayai-Nya.
Untuk
lebih membuka pemahaman kita betapa buruknya memelihara kebiasaan berpikir
negatif tersebut, maka saya mencoba untuk menunjukan beberapa pandangan
terhadap kenyataan dan solusi atas efek negativitis atau berpikir negatif tersebut.
1.
Ketika kita mengeluh, maka akan semakin
menjerumuskan kita kedalam jurang ketidak berdayaan dalam menghadapi kehidupan
ini. Kita harus segara bangkit dari keterpurukan mental tersebut dengan
berusaha berpikir positif tentang kehidupan ini. Dengan selalu menanggapi
setiap stimulus, setiap masalah dengan sikap positif maka kebiasaan buruk,
berpikir negatif akan hilang dari pikiran kita.
2.
Seberapa besar hasil yang anda peroleh
dari upaya sendiri, hendaklah disyukuri. Dengan mensyukuri setiap hasil yang diterima,
dengan tanpa memandang jumlahnya, maka kita telah mengakui penyertaan dan
pemeliharaan Tuhan dalam setiap usaha kita. Sikap bersyukur akan menyenangkan
hati Tuhan, karena menunjukan keikhlasan, kerelaan, dan penyerahan sepenuhnya
pada tuntunan dan pemeliharaan Tuhan dalam setiap upaya, usaha yang dilakukan.
3.
Kecewa, frustrasi, marah, stress dalam
setiap menanggapi kegagalan, adalah tindakan yang keliru dan merugikan diri
sendiri. Semakin kita terpuruk dalam rasa kecewa, frustrasi, marah atau stress,
maka akan semakin merusak sistim saraf, kekebalan tubuh, dan bahkan mengganggu
ketenangan batin kita. Tanpa kita sadari, kita semakin terperangkap dalam ketidak
berdayaan, ketidak mampuan, karena lumpuhnya sitem saraf dan kemampuan berpikir
logis. Diri kita semakin dikuasai oleh emosi, rasa curiga, marah, kesal,
sehingga menyulitkan kita untuk bangkit dari keterpurukan mental tersebut. Oleh
karena itu, ketika perasaan kecewa, frustrasi, marah, stress mulai menghampiri
suasana hati kita, cepatlah kita usir dengan berpikir lebih postif. Masih ada
kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Kegagalan kita jadikan sebagai sarana
membangkitkan kesadaran untuk lebih belajar, lebih hati-hati dan lebih
semangat. Tetaplah kita berharap dan beriman, bahwa suatu saat Tuhan pasti akan
berkati usaha dan kerja keras kita.
4.
Janganlan kita membiarkan hati dan
pikiran kita dikuasai oleh pikiran negatif, karena hanya akan menghambat kita
untuk maju. Banyak orang terperangkap dalam situasi pikiran seperti itu, tanpa
menyadari waktu mereka telah tersita, terbuang untuk berpikir hal-hal yang
tidak berguna, yang hanya menghalangi kreativitas, inovativitas dan
proaktivitas mereka.
5.
Egosentris adalah salah satu pandangan
para negativities (pemikir negatif). Mereka menjadi sulit melihat kemajuan
orang lain. Tidak mau tersaingi, dan berpikir hanya merekalah yang penting,
sehingga sulit menerima pandangan orang lain yang mungkin saja lebih baik dari
pandangan mereka. Mereka hanya baik, ketika memerlukan orang tersebut, namaun
setelah tidak dibutuhkan, mereka dengan mudah melupakan, bahkan dengan mudah
mencampakan orang lain, tanpa mengingat jasa mereka lagi.
6.
Kebiasaan negatif berawal dari dalam
pikiran, dari persepsi, dari cara kita memandang sesuatu. Oleh karena itu,
jauhkanlah pikiran negatif, belajarlah memandang segala sesuatu dari cara
pandang yang positif, maka prilaku kita akn menjadi positif. Ketika hati kita
berpaut dengan sumber kehidupan, sumber cinta kasih, maka hati kita akan selalu
bahagia, dan angan-angan hati kita akan memantulkan kebaikan, memancarkan cinta
kasih kepada dunia. Cara pandang kita melihat dunia akan menjadi sangat
dipengaruhi oleh spirit cinta kasih, spirit kedamaian dan suka cita. Kita akan
memandang bahwa kita semua adalah sama, karena dari satu pencipta, yaitu Tuhan
Yang Maha Esa.
7.
Trauma pada kejadian masa lalu, tekanan
sosial, kekurangan fisik, tidaklah menjadi alasan untuk kita menjadi orang yang
penakut ataupun pemalu dalam menjalani kehidupan ini. Meyakini bahwa hidup ini
sudah ada yang mengatur, dan meyakini bahwa Pencipta kita pasti tidak akan
meninggalkan kita sengsara, akan membesarkan pengharapan kita, serta menguatkan
iman dan percaya kita. Sehingga tidak perlu kita harus menjadi pesimis, takut
atau malu dalam menjalani kehidupan ini. Believing is a power.
8.
Berharap segala sesuatu bisa datang
dengan cepat, dan bisa diperoleh dengan mudah, adalah sebuah pendangan yang
konyol, dan hanya akan membawa kita pada kekecewaan. Kita harus melengkapi diri
kita untuk masuk ke dalam medan laga. Membekali diri dengan Ilmu dan keahlian,
serta sikap mental yang positif sehingga memampukan kita untuk menjemput peluang
yang diperoleh, dan bisa menarik hati mereka yang membutuhkan kita, itulah
persiapan yang perlu harus kita lakukan dalam hidup ini.
9.
Dengan berpegang pada prinsip yang baik
dan benar, tidak terpengaruh oleh sikap negatif dari para negativitis, fokus
pada tujuan, percaya diri, semangat dan bekerja keras, adalah kebiasaan
berpikir postif yang patut selalu dipelihara dan ditumbuh kembangkan dalam diri
kita.
10. Fakta
telah menunjukan bahwa mereka yang tidak mampu keluar dari jeratan
negativities, akan mengalami frustrasi, stress, dan mengalami depresi mental
dan keputusasaan yang semakin buruk.
11. Kebiasaan
berpikir negatif tidak hanya akan merugikan diri mereka sendiri. Namun mereka
akan merugikan orang lain, lingkungan dan bahkan dunia. Dengan mempertontonkan
kebiasaan yang buruk tersebut, mereka telah mempengaruhi kebiasaan orang lain,
dan telah mempromosikan serta menyebar luaskan kebiasaan buruk tersebut kepada
orang lain di lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar