Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Minggu, 07 Februari 2016

BERPIKIR NEGATIF, salah satu penghambat kemajuan seseorang.


                                                                                                                        BERPIKIR NEGATIF

Berpikir Negatif adalah sebuah kebiasaan yang terbangun dari kesalahan dalam menginterpretasikan kehidupan, dan kesalahan dalam membuat kesimpulan pada diri sendiri. Pemikiran negatif tersebut banyak dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terkebelakang, sehingga tidak mendapatkan pendidikan cukup, dan ekonominya belum maju, lalu membandingkan kemajuan ditempat lain, tanpa mempelajari mengapa ditempat lain mereka bisa sedemikian hebat, langsung berkesimpulan bahwa kelompok mereka tidak mampu, tidak bisa seperti daerah, atau Negara lain.
Kebiasaan Berpikir Negatif atau 'Negativitis' merupakan kebiasaan yang dapat melumpuhkan semangat manusia, oleh karena itu, memelihara kebiasaan yang buruk tersebut hanyalah membuat diri kita terperosok ke dalam jurang kehancuran, jurang ketidak berdayaan dalam menjalani kehidupan ini.
Para Negativitis ini selalu saja ‘MENGELUH’ dan merasa tidak memiliki ‘WAKTU’ yang cukup untuk menjadi mendapatkan kebahagiaan. Anehnya, mereka memiliki cukup waktu untuk bersedih, bermurung, memikirkan keburukan orang lain, kelemahan orang lian. Hampir seluruh waktunya digunakan mencari pemaafan (Excuse) atau alasan pembenaran atas cara berpikir negatifnya tersebut. Mereka tidak berusaha untuk mencari cara atau solusi atas kegagalan, ketidak berhasilan mereka. Memandang bahwa ketidakberhasilan,kegagalan, ketidaksuksesan adalah akibat kelemahan diri, ketidak mampuan diri. Mereka langsung berhenti pada kesimpulan itu, tidak menjadikan pemahaman itu sebagai sarana pendorong untuk mencari cara, usaha, agar dapat memperbaiki kesalahan, dan menambah ilmu atau keahlian sehingga tujuannya bisa tercapai.
Hanya mereka yang semangatnya tidak pernah padam, penuh percaya diri, serta selalu berpengharapan dan percaya kepada kekuasaan Tuhan, Allah, Pencipta Alam Semesta ini, yang akan selalu berusaha dengan tiada mengenal lelah, bekerja mencapai cita-cita mereka, dan akhirnya menuntun mereka kepada pintu gerbang kesuksesan itu.
Kesimpulan yang keliru atas kondisi yang ada, akan membawa pengaruh pada sikap mental seseorang. Mereka akan tumbuh menjadi orang yang tidak percaya diri, hidup mengisolasi dan selalu menaruh rasa curiga, mudah tersinggung, dan mudah marah atas sikap orang lain. Dari perasaan negative tersebut, timbul pikiran negatif, yang pada akhirnya tibulah suatu kebiasaan yang negatif seperti curiga, kesal, dengki, marah, bahkan bisa meningkat sampai timbul rencana jahat dalam pikiran seseorang.
Ada beberapa kebiasaan berpikir negatif yang selalu berkembang pada setiap individu seperti : 1. Merasa minder. 2. Merasa bahwa dirinya tidak punya arti dan tidak berharga. 3. Merasa kurang percaya diri. 4. Merasa kurang bahagia dan tidak menikmati hidup.5. Merasa tidak mampu dan gagal dalam setiap melakukan segala sesuatu. 6. Malu bergaul atau tidak mampu berhadapan dengan orang lain. 7 Merasa tidak dipercaya, dan tidak disenangi. 8 Tidak mempercayai, dan selalu menaruh rasa curiga yang berlebihan. 9. Berpikir kurang jernih, dan tidak analitis dalam bertindak. 10. Merasa kecewa, sakit hati, cemburu yang berlebihan, sedih, marah, benci, dendan, stress dan depresi ketika tidak berhasil mencapai apa yang telah mereka usahakan, atau gagal dalam menjalankan suatu misi atau pekerjaan.
Semua bentuk pikiran yang negatif di atas, merupakan kesimpulan pribadi yang dilakukan atas fakta yang tidak benar. Namun hanya dilakukan atas pertimbangan subjectif, terbangun dari sebuah kecurigaan dan kekurang mampuan dalam nemperoleh data dan menganalisa suatu data.
Untuk menghindari berkembangnya kebiasaan buruk tersebut, maka perlu kita memahami beberapa hal sbb :
1.         Setiap manusia diciptakan oleh Tuhan dengan maksud yang berbeda. Oleh karena itu, bakat, minat dan kemampuan setiap orang tidaklah sama.
2.         Nasib manusia berawal dari dalam pikirannya. Kalau kita berpikir bahwa kita tidak mampu, berarti kita sudah membatasi diri kita. Kita tidak sadar sudah mengafirmasi dan mengkonfirmasi akan ketidak mampuannya tersebut melalui keyakinan, kemudian keyakinan tersebut terlempar ke alam semesta dan tanpa sadar kita telah menjadikan diri kita sebagai orang tidak mampu.
3.         Kemampuan, keberhasilan, kesuksesan dan kebahagiaan adalah sebuah hasil dari proses usaha yang berkelanjutan dan bersifat komprehensif dari kehendak hati, imajinasi, keyakinan diri, dan akal sehat, pengetahuan, pengalaman, kecakapan, kerja keras serta pertolongan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, yang adalah sumber dari hidup, kehidupan dan penghidupan.
4.         Hanya dengan berpikir postif, maka semua pemikiran negatif akan menjauh dari dalam pikiran kita, sehingga kebiasaan yang muncul adalah kebiasaan berpikir positf. Yakinlah bahwa kamu tidak sendiri di dunia ini. Ada tangan yang tak kelihatan, yang selalu dengan setia menuntun dan selalu menolongmu dalam setiap kesulitan, yaitu Tuhan, Allah, Pencipta Alam Semesta ini, yang merupakan sumber Kasih dan Pertolongan bagi setiap orang yang mempercayai-Nya.
Untuk lebih membuka pemahaman kita betapa buruknya memelihara kebiasaan berpikir negatif tersebut, maka saya mencoba untuk menunjukan beberapa pandangan terhadap kenyataan dan solusi atas efek negativitis atau berpikir negatif tersebut.
1.         Ketika kita mengeluh, maka akan semakin menjerumuskan kita kedalam jurang ketidak berdayaan dalam menghadapi kehidupan ini. Kita harus segara bangkit dari keterpurukan mental tersebut dengan berusaha berpikir positif tentang kehidupan ini. Dengan selalu menanggapi setiap stimulus, setiap masalah dengan sikap positif maka kebiasaan buruk, berpikir negatif akan hilang dari pikiran kita.

2.         Seberapa besar hasil yang anda peroleh dari upaya sendiri, hendaklah disyukuri. Dengan mensyukuri setiap hasil yang diterima, dengan tanpa memandang jumlahnya, maka kita telah mengakui penyertaan dan pemeliharaan Tuhan dalam setiap usaha kita. Sikap bersyukur akan menyenangkan hati Tuhan, karena menunjukan keikhlasan, kerelaan, dan penyerahan sepenuhnya pada tuntunan dan pemeliharaan Tuhan dalam setiap upaya, usaha yang dilakukan.

3.         Kecewa, frustrasi, marah, stress dalam setiap menanggapi kegagalan, adalah tindakan yang keliru dan merugikan diri sendiri. Semakin kita terpuruk dalam rasa kecewa, frustrasi, marah atau stress, maka akan semakin merusak sistim saraf, kekebalan tubuh, dan bahkan mengganggu ketenangan batin kita. Tanpa kita sadari, kita semakin terperangkap dalam ketidak berdayaan, ketidak mampuan, karena lumpuhnya sitem saraf dan kemampuan berpikir logis. Diri kita semakin dikuasai oleh emosi, rasa curiga, marah, kesal, sehingga menyulitkan kita untuk bangkit dari keterpurukan mental tersebut. Oleh karena itu, ketika perasaan kecewa, frustrasi, marah, stress mulai menghampiri suasana hati kita, cepatlah kita usir dengan berpikir lebih postif. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Kegagalan kita jadikan sebagai sarana membangkitkan kesadaran untuk lebih belajar, lebih hati-hati dan lebih semangat. Tetaplah kita berharap dan beriman, bahwa suatu saat Tuhan pasti akan berkati usaha dan kerja keras kita.

4.         Janganlan kita membiarkan hati dan pikiran kita dikuasai oleh pikiran negatif, karena hanya akan menghambat kita untuk maju. Banyak orang terperangkap dalam situasi pikiran seperti itu, tanpa menyadari waktu mereka telah tersita, terbuang untuk berpikir hal-hal yang tidak berguna, yang hanya menghalangi kreativitas, inovativitas dan proaktivitas mereka.

5.         Egosentris adalah salah satu pandangan para negativities (pemikir negatif). Mereka menjadi sulit melihat kemajuan orang lain. Tidak mau tersaingi, dan berpikir hanya merekalah yang penting, sehingga sulit menerima pandangan orang lain yang mungkin saja lebih baik dari pandangan mereka. Mereka hanya baik, ketika memerlukan orang tersebut, namaun setelah tidak dibutuhkan, mereka dengan mudah melupakan, bahkan dengan mudah mencampakan orang lain, tanpa mengingat jasa mereka lagi.

6.         Kebiasaan negatif berawal dari dalam pikiran, dari persepsi, dari cara kita memandang sesuatu. Oleh karena itu, jauhkanlah pikiran negatif, belajarlah memandang segala sesuatu dari cara pandang yang positif, maka prilaku kita akn menjadi positif. Ketika hati kita berpaut dengan sumber kehidupan, sumber cinta kasih, maka hati kita akan selalu bahagia, dan angan-angan hati kita akan memantulkan kebaikan, memancarkan cinta kasih kepada dunia. Cara pandang kita melihat dunia akan menjadi sangat dipengaruhi oleh spirit cinta kasih, spirit kedamaian dan suka cita. Kita akan memandang bahwa kita semua adalah sama, karena dari satu pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

7.         Trauma pada kejadian masa lalu, tekanan sosial, kekurangan fisik, tidaklah menjadi alasan untuk kita menjadi orang yang penakut ataupun pemalu dalam menjalani kehidupan ini. Meyakini bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur, dan meyakini bahwa Pencipta kita pasti tidak akan meninggalkan kita sengsara, akan membesarkan pengharapan kita, serta menguatkan iman dan percaya kita. Sehingga tidak perlu kita harus menjadi pesimis, takut atau malu dalam menjalani kehidupan ini. Believing is a power.

8.         Berharap segala sesuatu bisa datang dengan cepat, dan bisa diperoleh dengan mudah, adalah sebuah pendangan yang konyol, dan hanya akan membawa kita pada kekecewaan. Kita harus melengkapi diri kita untuk masuk ke dalam medan laga. Membekali diri dengan Ilmu dan keahlian, serta sikap mental yang positif sehingga memampukan kita untuk menjemput peluang yang diperoleh, dan bisa menarik hati mereka yang membutuhkan kita, itulah persiapan yang perlu harus kita lakukan dalam hidup ini.

9.         Dengan berpegang pada prinsip yang baik dan benar, tidak terpengaruh oleh sikap negatif dari para negativitis, fokus pada tujuan, percaya diri, semangat dan bekerja keras, adalah kebiasaan berpikir postif yang patut selalu dipelihara dan ditumbuh kembangkan dalam diri kita.

10.     Fakta telah menunjukan bahwa mereka yang tidak mampu keluar dari jeratan negativities, akan mengalami frustrasi, stress, dan mengalami depresi mental dan keputusasaan yang semakin buruk.


11.     Kebiasaan berpikir negatif tidak hanya akan merugikan diri mereka sendiri. Namun mereka akan merugikan orang lain, lingkungan dan bahkan dunia. Dengan mempertontonkan kebiasaan yang buruk tersebut, mereka telah mempengaruhi kebiasaan orang lain, dan telah mempromosikan serta menyebar luaskan kebiasaan buruk tersebut kepada orang lain di lingkungannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar