Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Minggu, 28 Agustus 2016

BELAS KASIHAN
Apakah Belas Kasihan itu ?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : belas kasihan terdiri dari dua unsur kata yaitu belas dan kasihan. Belas sendiri memiliki arti : rasa iba atau sedih melihat orang lain menderita, dan kasihan adalah renyu, jatuh hati atau iba juga. Sehingga belas kasihan dapat diartikan sebagai rasa iba hati, sedih dan kasihan atau jatuh hati, atau terharu karena melihat penderitaan orang lain.
Menurut Wikipedia.org  Belas kasihan, welas asih, atau kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati.  Perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.
Belas Kasihan, berasal dari kata kerja Ibranira·ra-khamʹ didefinisikan sebagai ”bercahaya, mempunyai perasaan hangat karena emosi yang lembut atau beriba hati”. (A Hebrew and Chaldee Lexicon, diedit oleh B. Davies, 1957, hlm. 590) Menurut seorang leksikograf bernama Gesenius, ”Gagasan utamanya tampaknya terletak pada tindakan menyayangi, menenteramkan, dan pada keadaan emosi yang lembut.” (A Hebrew and English Lexicon of the Old Testament, diterjemahkan oleh E. Robinson, 1836, hlm. 939)
Dalam Alkitab kata Kasih Karunia, disebutkan sebanyak 250 kali. Mengapa kata ini sampai disebut sampai berkali kali?. Karena sesungguhnya itu adalah nurani Allah, yang selalu dipenuhi dengan rasa belas kasihan. Denan dorongan rasa belas kasihan yang begitu kuat, Allah dengan rahmatNya, melimpahkan Kasih KaruniaNya kepada umat manusia, Bahkan Yesus mendomonstrasikan kebesaran kasihNya dengan menyerahkan nyawaNya di Bukit Gorguta, rela mati tergantung di Kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Dalam Lukas  10:30-37 Yesus memberikan ilustrasi kehidupan yang harus dilakoni oleh setiap umat yang mengaku mengenal Allah, agar memiliki, memilihara rasa “Belas Kasihan” kepada sesama manusia, terutama mereka yang dalam penderitaan.
Dikisahkan bahwa ada seorang yang turun dari Yerikho, lalu dirampok oleh penyamun dan bahkan dipukuli sampai tidak berdaya. Lalu ada Iman dan orang Lewi,yang sangat dikenal sebagai pemuka agama. Namun mereka tidak menunjukan BELAS KASIHAN kepada orang yang diserang penyamun tersebut. Malahan, seorang SAMARIA, yang dikenal rendah derajatnya dimata orah Yahudi, karena sudah dicap sebagai orang-orang berdosa, sehingga secara sosial mereka dijauhi. Namun dari Orang Berdosa, yang status sosialnya sangat rendah inilah muncul pertolongan, karena dia memiliki rasa BELAS KASIHAN.
Jelas dari ilstrasi yang telah diberikan oleh Yesus, menunjukan kepada kita bahwa yang menjadi umat yang dekat dengan Allah, bukanlah dilihat dari Agama yang dia miliki atau anut, bukan juga dilihat dari status sosial apakah dia pemuka agama. Namun yang diperluan adalah kita yang mengaku sebagai umat Tuhan, Umat yang mengaku menyembah Allah, haruslah memiliki SIFAT BELAS KASIHAN. Inilah yang utama dan paling utama dalam kehidupan umat manusia sebagai ciptaan Allah, apalagi yang mengaku sebagai umat kesayangan, atau umat pilihan Allah.
Dalam Mark 1:40-42; Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus dan sambil berlutut dihadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya :”Jika Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”
Maka tergeraklah hati-Nya oleh BELAS KASIHAN, lalu ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir”.
Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
Hampir semua tindakan Yesus yang dilakukan untuk menolong orang, didorong oleh rasa BELAS KASIHAN.
Rasa BELAS KASIHAN inilah yang menjadi pusat kekuatan-Nya, sehingga Dia mengeluarkan kekuatan yang luar biasa berupa KASIH KARUNIA, yang diberikan-Nya kepada setiap orang yang MEMINTA TOLONG, yang datang berseru, berdoa dengan sungguh-sungguh, sehingga oleh IMAN manusia dapat meneriman Rahma Allah yang adalah KASIH itu.
Manusia sebagai umat Ciptaan-Nya, yang dibentuk menurut rupa Allah, yang memiliki Karakter Allah, sehingga sepatutnya juga memiliki BELAS KASIHAN itu.
Hendaklah kita sebagai insan yang percaya kepada ALLH, yang sudah menunjukan KASIH KARUNIANYA, dan kepada Yesus Kristus yang telah rela mati di kayu salib, untuk menyelamatkan umat-Nya, hendaknya kita juga harus menghidupakan dan memeliharan sifat BELAS KASIHAN itu dalam hati nurani kita, sehingga kita mudah untuk tergerak hati, ketika melihat penderitaan orang lain.
Sebagai pemimpin, tokoh masyarakat, haruslah memiliki sifat BELAS KASIHAN, dan harus dihidupkan bahkan dipelihara dalam hati nuranimu, sehingga engkau mudah tergerak hati untuk mengasihi, menolong, iba kepada sesama, kepada masyrakat yang engkau pimpin. Bawahan, masyarakat membutuhkan sentuhan kasih sayang, perhatian dari pemimpin agar mereka bisa keluar dari problematika hidup, hehidupan dan penghidupan mereka. Lakukanlah program program yang dapat membantu, menolong masyarakat, agar masyarakat bisa terbantu dan keluar dari problematika hdup, kehidupan dan penghidupan mereka.
Karena BELAS KASIHAN adalah sifat hakiki ALLAH sang pencipta, seharusnyalah kita harus memohon kepada-Nya agar hati kita selalu diberikan, atau dipenuhi oleh RASA BELAS KASIHAN. Dengan demikian kita akan mudah tergerak hati kita, menjadi iba, haru, kasihan, jatuh hati melihat penderitaan orang lain, penderitaan sesama, penderitaan rakyat. RASA BELAS KASIHAN akan mengikis segala kesombongan, rasa dengkit, angkuh, merasa penting.
Marilah kita merendahkan diri dihadapan Tuhan, Allah pencipta alam semesta, Allah yang adalah Kasih, penuh dengan RASA BELAS KASIHAN, bermohon dalam setiap doa kita agar kepada kita dilimpahkan KASIH KARUNIANYA dengan menganugerahkan kepada kita RASA BELAS KASIHAN itu, agar menempati hati nurani kita. Maka keberadaan kita ditengah masyarakat akan menjadi penolong, pendamai, pemersatu dan membawa rasa kebagiaan serta selalu dipenuhi dengan sukacita dan rasa syukur kepada Allah sang Pencipta.
Semoga tulisan singkat ini bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Salam HELLO for SITARO 2018
Selamat hari Minggu, dan selamat benunaikan Ibadah bagi yang menjalankannya

Sabtu, 20 Agustus 2016

IKUTILAH HATI NURANIMU
Randy, adalah anak bungsu dari empat bersaudara yang hidup di Kampung Winangun, Siau Barat Utara.Tidak seperti anak bungsu yang laiN biasanya manja, cengeng, sulit mandiri. Hanya satu ciri anak bungsu yang ada pada Randy, yaitu anak mama sekali. Dia sangat menyayangi Mamanya. Sepulang dari bermain, ataupun dari sekolah, selalu Mamanya yang dicari. Mereka berempat dididik dalam kehidupan Kristen yang baik, walaupuan mereka hidup  dalam kehidupan ekonomi yang boleh dibilang sulit. Maklum  Bapaknya Randy, Om Natu adalah seorang Diakon. Sehingga walaupun dalam hal kehidupan mereka boleh dibilang terkebelakang, namun dalam hal pendidikan moral masih tetap diutamakan.
Setiap hari pekerjaan Om Natu adalah naik pohon kelapa. Walau tidak memiliki pohon kelapa sendiri, namun bekerja sebagai pemanjat kelapa, pendapatannya  boleh dibilang cukup untuk bisa menghidupi kehidupan mereka sehari hari. Bahkan sekolah keempat anaknya, Om Natu selalu utamakan. Dia tidak memperbolehkan mereka berempat ikut ke kebun kelapa kalau jam harus sekolah. “Kalian berempat harus dahulukan pendidikan” Nasihat Om Natu kepada mereka berempat. “Biarjo Papa Cuma jadi tukang panjat kepala, mar kasiang ngoni ampa harus jadi manusia, harus ada pangkat” Nasihat Om Natu ke anak-anaknya. Riko, kakak Randy yang tua sudah tamat SMA, dan harus melanjutkan kuliahnya ke Manado, di Unima.  Sance kakaknya yang nomor dua, baru saja naik ke kelas 3 SMA. Sedangkan Robert, kakanya yang ke tiga baru saja tamat SMP. Randy sendiri masih Kelas 2 SMP.
Berjalannya waktu, Riko kakaknya Randy yang paling tua selesai dari Unima, dan diterima jadi Guru di Jayapura, Papua, dan sudah menikah di sana.  Sance, berhasil menyelesakan pendidikannya di Unsrat di Fakultas Perikanan, dan diterima di Perusahaan Perikananan di Bitung, dan sudah berkeluarga di Bitung. Si Robert masih sedang menyelesaikan pendidikannya di Unima.
Rendy, begitu selesai dari  SMA Ondong, dia berpikir untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Namun kedua orang tuanya tidak setuju Randy tidak melanjutkan pendidikannya. “Randy, walaupun Papa hanya tukan nae kelapa, tapi papa tidak mau anak-anak juga harus mengikuti jejak Papa. Kalian berempat semua harus sekolah, walaupun dengan susah payah Papa bekerja, kalian harus sekolah” Kata Bapaknya. Randypun mengikuti nasihat Papanya.Minggu depan kamu harus ke Manado. Saat Randy sudah mau pamit ke orang tuanya, Mamanya berpesan, “ Randy, kalau terjadi situasi yang sulit untuk mengambil keputusan, Ikutilah Hati Nuranimu”. Randypun berangkat ke Manado, merelakan Papa dan Mamanya di kampung Winagung, tanpa anak-anak lagi.  Pas ada program pertukaran pemuda untuk ke Amerika, Randypun ikut mendaftar. Dan ternyata setelah melalui proses seleksi yang panjang Randy berhasil terpilih sebagai Pemuda Sulawesi Utara yang harus ke Amerika. Entah bagaimana caranya, Randy malah berhasil juga diterima menjadi Mahasiswa di  Pinceton University di New York. Karena Dia sangat menguassai  mata pelajaran IPA dan Matematika, maka di memutuskan untuk mengambil jurusan Mechanical and Aerospace Enginering. Randy sangat berprestasi di Kampus. Banyak mahasiswa menyenanginya, karena kebolehannya dalam menguasai pelajaran Kalkulus dan Fisika.
Sudah menjelang semester Akhir, tiba-tiba ada berita yang masuk di emailnya, kebetulan ada 3 email yang masuk sekaligus, dari ketiga kakanya yang di Indonesia. Isi berita sungguh mengejutkan hatinya Randy.  Tidak jadi dia belajar, pikirannya pecah, kacau.  Karena ternyata isinya adalah Bapak Natu, telah meninggal dunia di Kampung Winangung Kinali, Siau Barat Utara. Pikiran Randy langsung jadi kacau. Terpikir bagaimana jadinya nasib Mamanya yang hanya seorang diri. Dia mengecek rekeningnya, ternyata masih ada cukup saldonya untuk bisa membiayai kepulangannya ke Indonesia. Randy langsung menghubungi travel agent yang ada di Kampus, dan memesan tiket untuk pulang ke Indonesia, ke Manado. Besoknya Randy langsung menemui bagian kemahasiswaan di Kampus, dan langsung meminta izin untuk pulang ke Indonesia. Berangkat dari New York, melalui Los Angeles, ke Tokyo, dan kemudian Jakarta. Di Jakarta dia hanya transit, langsung pindah pesawat Garuda ke Manado. Malamnya dia langsung naik kapal sambar yang malam, terus ke Siau. Sampai di Ulu jam 11.00 malam, sudah ada mobil dari Kinali yang menjemputnya, dan langsung ke Winangun naik Ojek. Maklum tidak ada mobil yang bisa naik ke Winangun. Sampai di Winangun, semua ketiga kakaknya sudah ada, tinggal menunggu Randy. Randy sangat sedih melihat kepergian Papanya. Yang lebih bikin sedih karena Mamanya hanya seorang diri di Kampung. Setelah acara pemakaman selesai, keluarga berunding,membahas  bagaimana mengurus  Mama mereka.
Riko tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya sebagai guru di Jayapura. Sance juga tugasnya berat ditinggal, apalagi mereka sudah ada rumah di Bitung. Robert, baru saja diterima menjadi Dosen di Unima.  Randypun angkat bicara. Ok, dari pada Mama seorang diri, biarlah kita mengalah. Nda apa kita tidak usah kembali ke Amerika. Lagian dari awal sebenarnya kita sudah tidak mau sekolah. Karena waktu itu kita so bapikir, bagaimana kalau suatu waktu terjadi apa apa dengan Papa atau Mama, lalu hanya salah satu dari mereka yang tinggal di rumah ini seorang diri. Kenyataan sekarang Papa sudah dipanggil oleh Tuhan, mendahului Mama. Tune Riko, Ara Sance dan Ari  Obe, tidak mungkin meninggalkan pekerjaan. Biarlah kita mengalah, kita yang bertanggung jawab jaga Mama. Mamanya menangis mendengar ucapan anaknya. “Kenapa kamu harus korbankan pendidikanmu Nak, Mama kan sudah tua, nyanda  apa kalau hidup sendiri di kampung, asal kalian berempat semua bisa meneruskan pendidikan kalian. Lagian itulah cita-cita Papa kalian” Kata Mama mereka. lalu Randy mencoba menjawab Mamanya, “Mama dulu waktu Randy mau berangkat ke Manado, Mama bilang, “Kalau kamu tiba pada keadaan yang sulit untuk memilih, Ikutilah Hati Nuranimu”. Kata itulah yang menguatkan Randy Ma. Itualah kata hati Randy Ma. Dan Randy yakin, Tuhan tidak akan meninggalkan Randy jadi susah di hari tua nanti. Karena Randy sudah memilih untuk lebih mengabdi pada Mama dari pada mengejar keinginan diri, napsu mengejar gelar. Nantilah lihat bagaimana hari esok. Tuhan pasti sudah ada rencana yang indah buat Randy. Kalaupun tidak bisa melanjutkan pendidikan, jadi tukang naik kelapa juga Randy siap juga demi Mama.
Semoga pengabdian Randy bisa menjadi inspirasi bagi kehidupan anak-anak sekarang.

Salam HELLO for SITARO 2018