Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Minggu, 27 Maret 2016

PEJABAT KORUPSI, SIAPA YANG SALAH?

PEJABAT KORUPSI, SIAPA YANG SALAH

KORUPSI, bagaikan penyakit KANKER yang menggerogoti tubuh kita dari dalam yang pada akhirnya bisa membawa kepada kematian. Penghambat pembangunan yang paling tinggi kontribusinya adalah KORUPSI. Itulah sebabnya seluruh dunia tidak ada yang membiarkan penyakit tersebut berkembang baik di perusahaan swasat maupun perusahaan pemerintah dan terlebih dalam institusi pemerintahan.
Siapapun yang melakukan korupsi merupakan musuh negara, yang harus diberi hukuman seberat-beratnya.  Betapa tidak, karena mereka bersenang-senang, berfoy-foya di atas penderitaan rakyat. Rakyat kebanyakan hidup dalam keterpurukan dan terperosok ke dalam lembah penderitaan, sementara ada segelintir manusia yang berleha-leha, berpesta pora siang malam dengan menghamburkan uang rakyat.
Atas alasan itulah, perbuatan tersebut tidak dapat ditolerir dan harus diberantas. Semua pihak harus bekerjasama untuk memberantas perbuatan terkutuk tersebut.
Namun ada pertanyaan mendasar yang harus kita cerna, “Mengapa mereka korupsi”. Pertanyaan inilah yang harus kita jawab sehingga kita bisa mengetahui apa sesungguhnya penyebab seseorang harus KORUPI. Dengan demikian kita bisa dilakukan upaya untuk menanggkal ataupun menghentikan seseorang dari perbuatan terkutuk tersebut.
Kebutuhan mendasar yang didorong oleh impuls sel dalam tubuh yang memaksa kita merasakan lapar dan haus yang akirnya mendorong individu tegiur untuk ingin makan, sampai akhirnya timbul kebutuhan akan makanan dan minuman tersebut.  Sehingga sangat alamiah dan manusiawi ketika manusia butuh makan, butuh minum untuk memenuhi tuntutan tubuh yang ditimbulkan oleh impuls tubuh berupa insting. Hanya saja lambat laun pengaruh kebutuhan tersebut telah mendorong manusia untuk mulai mengumpul, mengoleksi benda-benda penghilang lapar dan dahaga tersebut dengan harapan pada saat dibutuhkan sudah tersedia. Kehendak untuk memiliki dan mengoleksi lebih banyak lambat laun mestimulasi rasa gridi(serakah), rakus, golojo kata orang Manado,  mulai muncul dalam batin setiap individu. Dorangan yang kuat yang tidak sepadan dengan kondisi ekonomi seseorang memicu akal setiap individu untuk berpikir strategis, taktis, hanya sayang terkadang dibungkus halus oleh rasa rakus, serakah, golojo yang menjerumuskan orang untuk memperoleh benda-benda pemenuh kebutuhan tersebut dengan tidak halal, yaitu dengan mencuri, maling, korupsi. Apalah namanya, intinya memperoleh semua materi tersebut dengan tidak dengan cara yang halal atau tidak layak, melanggar hukum bahkan melanggar 10 hukum Taurat.
Perkembangan selanjutnya jiwa materialisme mulai terbentuk, dan mengakar, dan berkembang menjadi suatu kebiasaan buruk. Anehnya lagi kebiasaan buruk ini telah menyebar luas dan seakan diterima sebagai perbuatan membanggakan, sampai sipelaku sudah tidak merasa malu, takut atau ada rasa bersalah ketika melakukan perbuatan tersebut. Karena pertarungan untuk mendapatkan predikat orang kaya, banyak uang, menjadi ajang sangat menarik dan membanggakan.
Pada setiap ajang Pilkada, selain masyarakat berpikir bahwa ini kesempatan, dan juga sebagai upaya balas dendam kepada perilaku pejabat yang cuek bebek kalau sudah jadi pejabat, sehingga masyarakat melakukan praktek memeras para calon. Pemikiran ini muncul dengan dilatarbelakangi seperti saya sebutkan yaitu; dendam terhadap sikap pejabat yang cuek bebek dan sulit ditemui, mengambil kesempatan siapa butuh siapa, dan juga evoria pemilihan dimana waktu yang tepat untuk mendapatkan uang.
Namun setelah pemimpin terpilih, tentu tidak bisa dipersalahkan kalau mereka harus mencari cara untuk mengembalikan modal yang mereka keluarkan ketika pilkada atau pemilu. Sangat manusiawi ketika mereka berpkiri seperti itu.  Yang sayangnya tindakan tersebut tidak dibenarkan oleh hukum. Maka banyaklah pejabat yang hidupnya berakir di penjara, hanya karena tidak mampu mengendalikan dorongan materialisme yang diboncengi oleh rasa serakah, rakus sehingga mereka menghalalkan cara tidak terpuji untuk mengumpul harta, dengan menggeroti dan menguras uang milik Negara.
Dorongan materialisme, dan tuntutan sosial yang memaksa mereka merogo kocek waktu pemilu atau pilkada telah memaksa atau mendesak mereka untuk KORUPSI.
Sekarang pertanyaan besar KORUPSI SIAPA YANG SALAH.?
Tidak bisa mengelak, masyarakat juga telah ikut mendorong para pemimpin di daerah ataupun dipusat melakukan KORUPSI. Dengan cara apa? Ya dengan cara kita memloroti dana para calon sebagai upaya balas dendam atas sikap cuek-bebek dari para pejabat, ataupun para calon sengaja juga melakukan cara ini dengan mengambil kesepatan pada situasi masyarakat yang memang mengharapkan ada pemberikan dari para calon. Kedua kebutuhan tersebut dimana satu masyarakat berharap memanfaatkan kesempatan momentum pilkada, dan sang calon berharap bisa memenangi kontestasi dengan cara licik, sehingga terciptalah perbuatan tidak terpuji yang sama-sama jahatnya tersebut. Dengan menerima uang dari para calon, kita sudah berkontribusi dalam hal mendorong Para Pemimpin melakukan KORUPSI.
Sekarang telah muncul  kesadaran masal yang terjadi dimasyarakat. Ternyata dengan menerima MONEY POLITIK  adalah sebuah kesalahan besar. Karena telah membuat Pejabat korupsi, selain itu ternyata yang dikorupsi adalah uang rakyat. Uang untuk pembangunan. Untuk jalah, jembatan, tanggul penahan longsor dan abrasi kali atau pantai, untuk bantuan sosial, Dana untuk kepentingan pembangunan itulah yang telah DIKORUPSI oleh para pejabat ini. Yang akhirnya yang mendertia adalah  rakyat sendiri.
Jadi dengan menyadari hal tersebut, “MASIHKAN KITA MEMAKSA PARA CALON BERBUAT MONEY POLITIC”.
Disisi lain  sikap masyarakat yang menghendaki uang ini, dimanfaatkan oleh para pemimpin yang tidak memilki kemampuan, yang hanya mengandalkan uang untuk memenangkan pertarungan pada even pilkada tersebut. Akrirnya Daerah harus dipimpin oleh mereka yang sebenarnya tidak memiliki kempampun , tidak kompeten,  tidak kredibel,  tidak kapabel untuk memimpin suatu Daerah.  Para pemimpin dadakan yang lahir dari MONEY POLITIC ini pada akhirnya hanya mengandalkan kekuasaan dalam memimpin. Salah sedikit lengserkan para pejabat dibawahnya, geser, rolling pejabat yang akhirnya merusak tatanan dalam penyelenggaraan pemerintahan.  Pada akhirnya  berakibat pada kemunduran pembangunan pada suatu Daerah.
SOLUSI. TINGGALKANLAH CARA MEMILIH PEMIMPIN YANG HANYA MENGANDALKAN UANG. Pilihlah Pemimpin dengan mempertimbangkan kualitas, kompetensi, kredibilias, kapabilitas atau singkatnya pilihlah yang berkemampuan.  Dan jangan lagi kita tergiur dengan uang semata, beras dan cocacola.  Karena pemimpin yang tidak berkualitas dan meracuni masyarakat dengan uang, beras atau cocacola pasti akan merusak tatanan dalam jajaran pemerintahan, dan mematikan kreatifitas, inovatifitas, dan produktifitas pegawai, dan lebih parah lagi adalah menghambat kemajuan pembangunan di daerah.
Dan yang sudah pasti adalah “MEREKA AKAN KURUSPI”
Demikian wajangan singkat ini. Semoga dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat dan memberikan petunjuk singkat dalam memilih Pemimpin di Daerah.

Salam HELLO FOR SITARO MANTAP.

Helfried Lombo


Phone : 081385893809

Senin, 21 Maret 2016

MENEROPONG KECENDERUNGN MASYARAKAT DUNIA MAYA MELALUI KAJIAN STATIK PEMBACA.

MENCOBA MENEROPONG KECENDERUNGAN MASYARAKAT DI DUNIA MAYA DENGAN MELAKUKAN KAJIAN ATAS DATA STATISTIK PEMBACA ARTIKEL YANG DIMUAT DALAM BLOG
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Statistik penduduk dunia saat ini (http://informasipedia.com/kependudukan/jumlah-penduduk-dunia/582-20-negara-berpenduduk-terbanyak-di-dunia-tahun-2015.html)
No
Negara
Jumlah Penduduk
%
1
Tiongkok
1,401,586,609
19.13%
2
India
1,282,390,303
17.51%
3
Amerika Serikat
325,127,634
4.44%
4
Indonesia
255,708,785
3.49%
5
Brasil
203,657,210
2.78%
6
Pakistan
188,144,040
2.57%
7
Nigeria
183,523,432
2.51%
8
Bangladesh
160,411,249
2.19%
9
Rusia
142,098,141
1.94%
10
Jepang
126,818,019
1.73%
11
Meksiko
125,235,587
1.71%
12
Filipina
101,802,706
1.39%
13
Ethiopia
98,942,102
1.35%
14
Vietnam
93,386,630
1.27%
15
Mesir
84,705,681
1.16%
16
Jerman
82,562,004
1.13%
17
Iran
79,476,308
1.09%
18
Turki
76,690,509
1.05%
19
Kongo
71,246,355
0.97%
20
Thailand
67,400,746
0.92%

Lainnya
2,173,868,175
29.68%

Total
7,324,782,225
100.00%

Pengguna sosial Media di dunia saat ini :
1.       Geogle                                 = 1.600.000.000 pengguna
2.       Facebook            = 1.250.000.000 pengguna
3.       Twitter                 =    900.000.000 pengguna
4.       Path                       =    450.000.000 pengguna
Statisti pembaca topic di Blog Pengembangan Diri:
Topic New Era - Cyberspace siapa yang mengendalikan, menempati urutan jauh paling atas,
diikuti oleh topic mengenai Jadilah Agen Perubahan, lalu yang ketiga adalah topic “ Sinopsis buku SQM (Super Quick Management), dan yang keempat adalah Konsep Pembangunan Ekonomi dan kemudian Revolusi Mental.
Dari data tersebut terlihat bahwa minat masyarakat dalam membaca topik tentang dunia maya atau Cyberspace telah menempati urutan tertinggi. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat dunia sangat menggenderungi pembahasan tentang perkembangan dunia maya dan kekuatan yang mengendalikan dunia maya tersebut.
Dari penduduk dunia yang mencapai 7.3 milyar jiwa, ternyata pengguna internet mencapai 4.2 milyar pengguna, atau sekitar 56% penduduk dunia. Penduduk dunia 56% inilah yang telah berkomunikasi dengan lancar setiap hari di dunia maya, yang menyebabkan penyebaran informasi menjadi begitu cepat dan telah menyatu dalam satu kumunitas dunia baru. Komunitas inilah yang sekarang telah berpengaruhi perubahan perilaku masyarakat diseluruh belahan dunia saat ini.
Dari statistic pembaca telah menunjukan bahwa minat dunia sedang terfokus pada perkembangan dan kemajuan dunia maya atau cyberspace.
Dari gejala ini telah membuktikan bahwa ternyata dunia sedang dilanda oleh suatu evoria dunia maya. Dan akhirnya sangat berdampak dalam peradaban dunia saat ini.
Perubahan yang demikian cepat dan massif ini telah merepotkan para pakar di bidang apapun di dunia, karena tidak dapat memperediksi perubahan apa yang akan terjadi kedepan.
Para ahli politik tidak dapat lagi memprediksi gerakan politik apa lagi yang akan terjadi besok, bulan depat, karena pengaruh kekuatan yang besar ini. Sebut saja hancurnya kekuatan Rusia, Runtuhnya dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan dunia, bahkan terporak porandanya perekonomia Amerika, Eropa, Indonesia bahkan pernah kena imbas.
Dalam politik dengan tampilnya pak Jokowi dan AHOK yang sempat membuat pusing koalisi partai politik, tidak lain adalah karena mengguritanya kekuatan cyberspace ini.
Fenomena lain, saat ini, perusahaan taxi di Jakarta bahkan di Asia, dibuat kerepotan dengan hadirnya Ojek online, taxi online, yang mungkin dalam waktu dekat perusahaan taxi tersebut bisa terancam bangkrut. Rahasianya adalah karena mereka tidak mampu bersaing dengan system online yang bekerja melalui jaringan Cyber Net tersebut.
Suka tidak suka, setuju atau tidak setuju, dunia sedang mengalami perubahan yang cepat baik dalam sendi kehidupan berpolitik, ekonomi, sosial budaya, ideologi, kesemuanya akan mengalami degradasi ataupun kemunduran karena terjadi gelombang perubahan prilaku manusia di seluruh dunia sebaga pengaruh dari dunia maya yang menggurita diseluruh dunia, dan tidak dapat lagi dibendung oleh kebijakan apapun yang dibuat dalam suatu negara.
Saya yakin kekuatan inilah yang sedang bertiup, atau merambah dengan begitu cepat, tidak terdeteksi oleh siapapun termasuk merubah perilaku dari pemilih di seluruh daerah, yang membuat pandangan-pandangan politik lama atau paham pragmatis tidak akan mampu bertahan dan sulit lagi memenangkan kontestasi dalam pilkada kedepan.
Masyarakat telah menjadi pintar, dan cepat sadar bahwa ternya diperlukan ketelitian dalam memilih calon pemimpin disetiap daerah. Masyarakat tidak lagi terpikat dengan rayuan yang menyesatkan dari mereka yang tidak berkemampuan dalam memimpin namun hanya dengan mengandalkan kekuatan uang semata dan maju bertarung dalam perhelatan politik di daerah. Pemimpin haruslah orang yang berkemampuan baik spiritualis, emosional dan intelektualitas. Harus memiliki pengetahuan yang cukup, pengalaman dan wawasan, serta kematangan dalam berpir. Sudah tidak bisa lagi kita mempercayakan pemimpin yang hanya mengandalkan uang namun tidak memiliki kemampuan sebagai pemimpin yang berkualitas.
Dengan memiliki pemimpin yang berkualitaslah maka daerah akan maju. Penempatan birokrasi akan dilakukan sesuai kompetensi, bukan atas dasar like or dislike. Bukan atas bisikan orang tertentu, dan hanya berdasarkan pertimbangan yang subjective.
Semua pendangan-pandangan ini sekarang sedang bertiup dengan kencang ke seluruh pelosok di daerah dan menjadi suatu kekuatan baru untuk menentukan pemimpin bagi daerahnya masing-masing.
Semoga uraian singkat ini dapat lebih menambah wawasan para pembaca di media sosial atau di dunia maya yang tergabung melalui jaringan Cyber Net.
Selamat membaca dan merenungkannya.

By

Helfried Lombo

Salah HELLO FOR SITARO.


Phone : 081385893809

Minggu, 20 Maret 2016

ADA LIMA SIFAT MENDASAR YANG HARUS DIMILIKI PEMIMPIN.

ADA LIMA SIFAT MENDASAR YANG HARUS DIMILIKI OLEH PEMIMPIN

Sejarah perkembangan kekuasaan mula i dari Theocracy, Monarki dengan Autoriteriannya, Kemudian Demokrasi baik sosialis maupun kaptitalis yang memunculkan berbagai ragam kepempimpinan Negara dengan segala latar bekalakang teori kepemimpinan yang telah berkembang mulai dari Teori Genetik (Genetic Theory), Teori Sifat (Trait Theory), Teori Perilaku (Behaviorial Theory), yang kemudian telah melahirkan Situational Leadership dan Transformational Leadership. 
Dari teori-teori tersebut saya coba memberikan penjelasan ringkas tentang masing-masing teory kepempimpinan tersebut :

Teori Genetik (Genetic Theory).
Penjelasan kepemimpinan yang paling lama adalah teori kepemimpinan “genetic” dengan ungkapan yang sangat populer waktu itu yakni “a leader is born, not made”. Seorang dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat-sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.
Teori Sifat (Trait Theory).
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa efektivitas kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin. “Trait” atau sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik dan kemampuan social. Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan karakter di atas, maka seseorang akan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan dapat menjadi pemimpin yang efektif. Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang menurut Judith R. Gordon mencakup kemampuan yang istimewa dalam (1) Kemampuan Intelektual (2) Kematangan Pribadi (3) Pendidikan (4) Status Sosial dan Ekonomi (5) “Human Relations” (6) Motivasi Intrinsik dan (7) Dorongan untuk maju (achievement drive).
Teori Perilaku (The Behavioral Theory).
Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui teori “trait”, para peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di awal tahun 1950-an mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti “behavior” atau perilaku seorang pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Fokus pembahasan teori kepemimpinan pada periode ini beralih dari siapa yang memiliki kemampuan memimpin ke bagaimana perilaku seseorang untuk memimpin secara efektif.

Situasional Leadership.
Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan kekurangan teori-teori sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling efektif. Dalam “situational leadership” pemimpin yang efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya secara tepat. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada. Empat dimensi situasi yakni kemampuan manajerial, karakter organisasi, karakter pekerjaan dan karakter pekerja. Keempatnya secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan seseorang
Transformational Leadership.
Pemikiran terakhir mengenai kepemimpinan yang efektif disampaikan oleh sekelompok ahli yang mencoba “menghidupkan” kembali teori “trait” atau sifat-sifat utama yang dimiliki seseorang agar dia bisa menjadi pemimpin. Robert House menyampaikan teori kepemimpinan dengan menyarankan bahwa kepemimpinan yang efektif mempergunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas yang tinggi untuk meningkatkan kadar kharismatiknya (Ivancevich, dkk, 2008:213)
Dengan mengandalkan kharisma, seorang pemimpin yang “transformational” selalu menantang bawahannya untuk melahirkan karya-karya yang istimewa. Langkah yang dilaksanakan pada umumnya adalah dengan membicarakan dengan pengikutnya, bagaimana sangat pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok dan bagaimana istimewanya kelompok sehingga dapat menghasilkan karya yang inovatif serta luar biasa.
Menurut pencetus teori ini, pemimpin “transformational” adalah sangat efektif karena memadukan dua teori yakni teori “behavioral” dan “situational” dengan kelebihan masing-masing. Atau, memadukan pola perilaku yang berorientasi pada manusia atau pada produksi (employee or production-oriented) dengan penelaahan situasi ditambah dengan kekuatan kharismatik yang dimilikinya. Tipe pemimpin transformational ini sesuai untuk organisasi yang dinamis, yang mementingkan perubahan dan inovasi serta bersaing ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dalam ruang lingkup internasional. Syarat utama keberhasilannya adalah adanya seorang pemimpin yang memiliki kharisma. (Ivancevich, 2008:214). https://teorionline.wordpress.com/tag/perkembangan-teori-kepemimpinan/
Dengan merujuk pada Trait Theory dan Behaviorial Theory maka saya mencoba mengangkat 5 sifat dasar yang diperlukan bagi seorang pemimpin saat ini agar mampu mengayomi dan memotivasi bawahan dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan guna mencapai kesejahteraan bersama.
Adapun sifat-sifat pemimpin yang saya maksud adalah;  Berani, Berintegritas, Tegas, Bertanggungjawab dan Mencintai Pekerjaan, bawahan dan masyarakat.
Dengan memiliki 5 (lima) sifat dasar tersebut maka pemimpin akan berhasil memimpin bawahan, anggota kelompok atau masyarakatnya yang dipimpinnya.
BERANI :
Seorang pemimpin harus memiliki keberanian dalam menghadapi segalah situasi. Pemimpin yang berani akan memiliki ketenangan dalam menghadapi suatu situasi dalam keadaan bagaimanapun dan apapun. Tugas pemimpin yang paling berat adalah mengambil keputusan. Oleh karena itu dibutuhkan keberanian dalam mengambil suatu keputusan. Karena dalam setiap keputusan yang diambil sudah pasti akan berhadapan dengan resiko, baik ringan maupun berat. Menghadapi protes, penolakan, bahkan demo dari masyarakat yang tidak setuju dengan keputusan yang diambil. Tidak semua keputusan yang diambil akan menyenangkan banyak pihak. Oleh karena itulah, dibutuhkan keberanian untuk mengambil keputusan tersebut.
Ketika mendapat penolakan, pemimpin harus mampu menghadapi pihak yang tidak setuju, berani menerima mereka untuk berdiskusi, bahkan duduk mendengar lalu melakukan tindakan dan keputusan cepat dan tepat untuk perbaikan.
Dan yang paling penting juga pemimpin harus berani meminta maaf kepada masyarakat ketika melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, sifat Berani mutlak harus dimiliki oleh Pemimpin.
 BERINTEGRITAS :
Berintegritas mengandung dua makna didalamnya yaitu Jujur dan Komitment.
Materialisme sudah masuk pada setiap individu, melalu pemenuhan kebutuhan. Tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan, namun kini materialisme telah menjelma menjadi subuah tolok ukur sosial. Yang kaya dianggap manusia diberkati, sukses dan hebat. Hal inilah yang mengusik setiap individu ingin memiliki harta yang melimpah. Kalau hal ini diperoleh dengan jalan yang benar tentu akan menjadi suatu prestasi yang luar biasa.
Tapi sayang saat ini cara mengumpul harta sudah dilakukan dengan tidak benar. Para penyelenggara negara sudah tidak merasa bersalah, tidak merasa berdosa menguras kekayaan Negara, digunakan untuk memperkaya diri sendiri. Tuhan Yesus dalam doa Bapak Kami mengajarkan “Berilah kami pada hari makanan kami yang secukupnya”. Cukup saja untuk sehari. Kekuatiran sehari, cukuplah untuk sehari. Namun manusia menjadi serakah dan menguras harta negara yang bukan hak dan bukan miliknya. Dengan kekuasaan yang diberikan padanya, mereka gunakan untuk hal yang tidak benar. Mereka tidak malu dan tidak takut menggerogoti harta milik negara, dan dengat semangat  serta tekat yang kuat mau melakukan korupsi baik secara sendiri-sendiri bahkan secara bersama.
Ketika saya mendapat kepercayaan untuk menjabat jabatan Manajer bahkan Direksi di beberapa perusahaan, saya tidak  pernah melakukan hal tersebut. Saya tau bahwa Tuhan telah memberikan banyak berkat dalam hidup saya, kenapa saya harus menyakiti hati Tuhan dengan perbuatan tidak terpuji tersebut Malah saya sangat tegas kepada bawahan yang mencoba salah menggunakan kewenangannya dan digunakan untuk memperkaya diri sendiri. Walaupun karyawan tersebut memiliki hubungan baik dengan saya,namun saya tidak segan-segan akan mengambil tindakan tegas, yaitu pecat, dan harus mengembalikan seluruh uang perusahaan. Ketika medapat kepercayaan menjadi Direktur Utama PT PAM Bitung, saya telah banyak memecat karyawan yang kedapatan mencuri uang perusahaan. Sifat jujur harus dimiliki oleh pemimpin, barulah dia bisa memberantas korumpsi yang merajalela di lingkungannya.
Selain Jujur harus Komitmen. Nilai manusia dilihat dari bagaimana dia memegang komintmennya. Komitmen berarti perkataan dan perbuatan sajalan. Jangan orang sudah janji, lalu tidak menepati janjinya. Pemimpin yang tidak memiliki komitmen yang kuat sulit dipercaya. Pemipin harus berani memenuhi apa yang telah dijandikan dan diucapkan. 
TEGAS :
Salah satu sifat yang perlu dimiliki oleh Pemimpin adalah ketegasan. Setiap pelanggaran haruslah ditindak dengan cepat dan tegas agar tidak berkembang dan merembet ke seluruh karyawan, anggota ataupun ke masyakat. Tugas pemimpin adalah meyarkinkan, mempengaruhi, sambil juga terlibat dalam pembuatan rencana, melakukan eksekusi, mengawasi, menilai, memberikan feedback dan paling penting adalah memberikan reward dan punishment (memberikan hadiah atau pujian dan sangsi atau hukuman) secara cepat dan tepat.
Kalau pemipin dapat melakukan itu dengan tepat konsisten dan baik, maka sudah dapat dipastikan, dia akan berhasil dalam menjalankan tugasnya.
BERTANGGUNJAWAB :
Pemimpin yang baik dilihat dari tanggung jawabnya dalam melakukan tugasnya. Sehebat-hebatnya pemimpin tidak juga akan luput dari kesalahan. Yang menjadi pertanyaan bagaimana sikapnya ketika melakukan kesalahan tersebut. Apakah dia akan bertanggungjawab atas kesalahan tersebut. Jiwa kesatria diperlukan. Keberanian menghadapi suatu tanggung jawab sangat dituntut. Dari situlah nilai seseorang diukur. Penakut, pengkianat, munafik, lari dari tanggunjawab adalah sifat dari para pecundang, pengecut yang hanya mau menerima enaknya saja, dan melempar tanggunjawab kepada orang lain ketika kena masalah.
Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang berani mengambil tanggunjawab ketika bawahan melakukan kesalahan. Meminta maaf adalah suatu sifat terpuji yang bisa melunakan hati para pemburu kebenaran.
MENCINTAI PEKERJAAN, BAWAHAN DAN MASYARAKAT.
Seseorang yang mencintai pekerjaannya akan melakukannya dengan senang hati, jujur, iklas dan dengan sepenuh hati. Oleh karena itu memeiliki sifat mencintai pekerjaan, mencintai bawahan dan masyarakat sangat diperlukan bagi pemimpin. Pemimpin harus mampu mengayomo, merangkul, meyakinkan, bawahan dan masyarakat. Bawahan, dan Masyarakat tidah hanya butuh materi semata. Tapi sebagai manusia mereka sangat membutuhkan perhatian, sentuhan kasih sayang, penghargaan sebagai manusia. Bawahan mempunyai perasaan, batin, emosi yang memerlukan sentuhan kasih sayang, perhatian dan pengayoman. Ketika pemimpin mendasari kepemimpinannya dengan jiwa melayani, mengasihi, memberi perhatian, maka saya yakin pemimpin itu akan disenangi, dan didukung oleh bawahan dan masyarakatnya.
Demianlah yang dapat saya bagikan, semoga dapat menginspirasikan bagi kaum mudah yang bakal menjadi calon pemimpin kedepan

Salam HELLO FOR SITARO

DARI HELFRIED LOMBO
Email:lombohelfried@gmail.com
Blog :helfriedlombo.blogspot.com

Phone : 081385893809
MENGULAS SEJARAH , ARTI DAN MAKNA PASKAH

ASAL MUASAL PASKAH :
Matzo, pengganti tradisional untuk roti yang dimakan pada saat hari raya Pesakh.
Festival Pesakh umat Yahudi, atau Paskah Yahudi (Ibrani,dan Yiddish: פֶּסַח, Tiberias:  pɛsaħ,  Ibrani:  Pesach,  Pesah,  Pesakh; bahasa Inggris: Passover), adalah perayaan yang dirayakan pada hari ke-14 dalam bulan yang disebut Nisan (Imamat 23:4; Bilangan 9:3-5Bilangan 28:16), bulan pertama kalender Ibrani selama delapan hari. Festival ini berakhir pada hari ke-21 Nisan diIsrael, dan hari ke-22 Nisan di luar Israel dan dirayakan untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Selama seminggu itu hanya roti yang tidak beragi (bahasa Inggris: unleavened bread) yang boleh dimakan, sehingga hari-hari itu juga disebut Hari Raya Roti Tidak Beragi
Ada tiga mitzvah yang biasanya dihubungkan dengan peringatan ini, yaitu: memakan matzoh, atau roti tidak beragi; larangan memakan makanan apapun yang mengandung ragi pada hari raya ini; dan penyampaian kembali peristiwa Keluaran (Mitzrayim). Di zaman dahulu (dan bahkan sampai sekarang di antara orang Samaria, ada peristiwa keempat yang dilakukan yaitu: persembahan kurban anak domba pada malam tanggal 14 Nisan (juga dikenal sebagai Aviv) dan memakan kurban Paskah pada malam itu. Perintah untuk mengisahkan kembali peristiwa pembebasan ini dilakukan melalui sebuah upacara komunal yang disebut seder, yang dirayakan pada dua malam pertama dari hari raya ini (di Israel, hanya pada malam pertama). Kebiasaan lainnya yang terkait dengan Paskah Yahudi ini adalah memakan sejenis tanaman pahit dan makanan-makanan lain yang khas untuk makan malam seder. Sementara ada banyak alasan diberikan untuk memakan matzoh, Kitab Keluaran menjelaskan bahwa hal ini memperingati roti yang dimakan bangsa Israel pada peristiwa Keluaran: karena tergesa-gesa meninggalkan Mesir, mereka tidak mempunyai waktu untuk menunggu adonan rotinya naik.
Asal usul perayaan paskah
Istilah Paskah berasal dari Alkitab Ibrani, yang pertama kali disebutkan dalam Kitab Keluaran. Dalam bahasa Inggris, istilahnya diterjemahkan menjadi Passover, yang berarti melewatkan.
Perayaan ini diduga sebenarnya berasal dari perayaan Keni yang diberi makna baru oleh Israel. Bagi Israel, perayaan ini adalah hari peringatan akan terlepasnya mereka dari perbudakan bangsa Mesir.
Wabah terakhir dari wabah di Mesir, yaitu pembunuhan atas semua anak sulung, seperti halnya wabah-wabah lainnya, tidak melanda bangsa Israel. 
Torah menyatakan bahwa ketika melihat percikan darah anak domba di pintu-pintu rumah orang Israel, Allah melewatkan rumah-rumah mereka. Kata kerja aslinya dalam Torah adalah posach. Bentuk kata bendanya, pesach, juga muncul pada pasal yang sama, dalam acuan kepada anak domba itu (kadang-kadang juga diacu sebagai anak domba Paskah) yang dikurbankan sebelumnya hari itu dan kemudian dimakan pada malam itu: "buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagiTUHAN."(Keluaran 12:11). https://id.wikipedia.org/wiki/Paskah_Yahudi

PENGGUNAAH ISTILAH PASKAH SETELAH KEMATIAN YESUS
Paskah (bahasa Latin: Páscha, bahasa Yunani: Πάσχα, Paskha; bahasa Aram: פַּסחא‎ Pasḥa; dari bahasa Ibrani: פֶּסַח Pesaḥ adalah perayaan terpenting dalam tahun liturgi gerejawi Kristen. Bagi umat Kristen, Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai "anak domba Paskah"; jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan dan pada hari yang ketiga bangkit dari antara orang mati. Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus, seperti yang tercatat di dalam keempat Injil di Perjanjian Baru. Perayaan ini juga dinamakan Minggu Paskah, Hari Kebangkitan, atau Minggu Kebangkitan.
Paskah juga merujuk pada masa di dalam kalender gereja yang disebut masa Paskah, yaitu masa yang dirayakan dulu selama empat puluh hari sejak Minggu Paskah (puncak dari Pekan Suci) hingga hari Kenaikan Yesus namun sekarang masa tersebut diperpanjang hingga lima puluh hari, yaitu sampai dengan hari Pentakosta (yang artinya "hari kelima puluh" - hari ke-50 setelah Paskah, terjadi peristiwa turunnya Roh Kudus). Minggu pertama di dalam masa Paskah dinamakan Oktaf Paskaholeh Gereja Katolik Roma. Hari Paskah juga mengakhiri perayaan Pra-Paskah yang dimulai sejak empat puluh hari sebelum Kamis Putih, yaitu masa-masa berdoa, penyesalan, dan persiapan berkabung.
Paskah merupakan salah satu hari raya yang berubah-ubah tanggalnya (dalam kekristenan disebut dengan perayaan yang berpindah karena disesuaikan dengan hari tertentu (dalam hal ini hari Minggu), bukan tanggal tertentu di dalam kalender sipil. Hari raya-hari raya Kristen lainnya tanggalnya disesuaikan dengan hari Paskah tersebut dengan menggunakan sebuah formula kompleks. Paskah biasanya dirayakan antara akhir bulan Maret hingga akhir bulan April (kekristenan ritus Barat) atau awal bulan April hingga awal bulan Mei (kekristenan ritus Timur) setiap tahunnya, tergantung kepada siklus bulan. Setelah ratusan tahun gereja-gereja tidak mencapai suatu kesepakatan, saat ini semua gereja telah menerima perhitungan Gereja Aleksandria (sekarang disebut Gereja Koptik) yang menentukan bahwa hari Paskah jatuh pada hari Minggu pertama setelah Bulan Purnama Paskah, yaitu bulan purnama pertama yang hari keempat belasnya ("bulan purnama" gerejawi) jatuh pada atau setelah 21 Maret (titik Musim Semi Matahari/vernal equinox gerejawi)
Minggu Paskah bukan perayaan yang sama (namun masih berhubungan) dengan Paskah Yahudi (bahasa Ibrani: פסח atauPesakh dalam hal simbolisme dan juga penanggalannya. Bahasa Indonesia tidak memiliki istilah yang berbeda untuk Paskah Pesakh (Yahudi) dan Paskah Paskha (Kristen) sebagaimana beberapa bahasa Eropa yang mempunyai dua istilah yang berbeda, oleh sebab itu kata Paskah dapat memiliki dua arti yang berbeda di dalam bahasa Indonesia.
Banyak elemen budaya, termasuk kelinci Paskahtelur Paskah, dan mengirim kartu Paskah telah menjadi bagian dari perayaan Paskah modern, dan elemen-elemen tersebut biasa dirayakan oleh umat Kristen maupun non-Kristen.

PASKAH DALAM KEKTRISTENAN

Paskah merupakan perayaan tertua di dalam gereja Kristen, penghubung antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Paus Leo Agung (440-461) menekankan pentingnya Paskah dan menyebutnya festum festorum - perayaan dari semua perayaan, dan berkata bahwa Natal hanya dirayakan untuk mempersiapkan perayaan Paskah.
Menurut tradisi Sinoptik, Paskah menunjuk pada Perjamuan Kudus, yang didasari dari Perjamuan Malam, perjamuan perpisahan antara Yesus dan murid-murid Yesus. Pada malam itu sebelum Yesus dihukum mati, Yesus memberikan makna baru bagi Paskah Yahudi. Roti dilambangkan sebagai tubuh Yesus dan anggur dilambangkan sebagai darah Yesus, yaitu perlambangan diri Yesus sebagai korban Paskah. Rasul Yohanes dan Pauluslah yang mengaitkan kematian Yesus sebagai penggenapan Paskah Perjanjian Lama (Yesus wafat pada saat domba-domba Paskah Yahudi dikorbankan di kenisah atau Bait Allah). Kematian dan kebangkitan Yesus inilah yang kemudian diasosiasikan dengan istilah Paskah dalam kekristenan.
Karena Paskah dirayakan oleh gereja-gereja Kristen dengan suatu sakramen Ekaristi/Perjamuan Kudus, maka sakramen tersebut dapat pula disebut sebagai Perjamuan Paskah Kristen, atau Perjamuan Kudus Jumat Agung, yang berbeda dari Perjamuan Paskah Yahudi. Banyak gereja Kristen saat ini merayakan perjamuan tersebut lebih dari setahun sekali agar jemaat gereja selalu diingatkan akan peristiwa Paskah.
Di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kata Paskah disebutkan sebanyak 80 kali dalam 72 ayat.
Gereja mula-mula memperingati peristiwa kebangkitan Yesus dengan perjamuan sederhana dan berdoa. Kemudian dalam perjalanan misinya, Paulus terus mengingatkan jemaat gereja mula-mula akan pentingnya peristiwa kebangkitan Yesus dan perkataan Yesus pada waktu Perjamuan Malam Terakhir. Sumber yang paling awal yang menulis tentang Paskah adalah Melito dari Sardis yang menulis homili berjudul Peri Pascha (Tentang Paskah). Orang-orang Kristen pada zaman tersebut menapak tilas jalan salib (Via Dolorosa) yang dilalui oleh Tuhan Yesus. Kematiannya diperingati sebagai korban keselamatan dalam tradisi Yahudi (bahasa Ibrani: Zerah Syelamin).
Orang Kristen Yahudi terus merayakan Paskah Yahudi, namun mereka tidak lagi mengorbankan domba Paskah karena Kristus dianggap sebagai korban Paskah yang sejati. Perayaan ini diawali dengan berpuasa hingga Jumat jam 3 sore (ada yang melanjutkan hingga pagi Paskah). Perbedaan timbul di seputar tanggal Paskah. Orang Kristen Yahudi dan jemaat provinsi Asia merayakannya pada hari yang bersamaan dengan Paskah Yahudi, yaitu sehari setelah tanggal 14 Nisan (bulan pertama) menurut kalender mereka - kematian Yesus pada 15 Nisan dan kebangkitan Yesus pada 17 Nisan - tanpa mempedulikan harinya; namun orang Kristen non-Yahudi yang tinggal di Kekaisaran Romawi dan juga gereja di Roma dan Aleksandria merayakannya pada hari pertama, yaitu hari Minggu - hari kebangkitan Yesus, tanpa mempedulikan tanggalnya. Metode yang kedua inilah yang akhirnya lebih banyak digunakan di gereja, dan penganut metode yang pertama perlahan-lahan mulai tergusur. Uskup Viktor dari Roma pada akhir abad ke-2 menyatakan perayaan menurut tanggal 14 Nisan adalah bidat dan mengucilkan semua pengikutnya. Beberapa metode penghitungan yang lain di antaranya oleh beberapa uskup di Galia yang menghitung Paskah berdasarkan tanggal tertentu sesuai kalender Romawi, yaitu 25 Maret memperingati kematian Yesus dan 27 Maret memperingati kebangkitan Yesus karena sejak abad ke-3 tanggal 25 Maret dianggap sebagai tanggal penyaliban. Namun metode yang terakhir ini tidak digunakan lama. Banyak kalender pada Abad Pertengahan yang mencatat tanggal perayaan ini (25 dan 27 Maret) untuk alasan historis, bukan liturgis]. Kaum Montanis di Asia Minor merayakan Paskah pada hari Minggu pertama setelah 6 April. Berbagai variasi perhitungan tanggal Paskah tersebut terus berlangsung hingga abad ke-4.
Perselisihan seputar penghitungan hari Minggu Paskah yang tepat tersebut akhirnya dibahas secara resmi pada Konsili Nicea I pada tahun 325 yang memutuskan bahwa hari Paskah adalah hari Minggu, namun tidak mematok hari Minggu tertentu. Kelompok yang merayakan Paskah dengan perhitungan Yahudi dinamakan "Quartodeciman" (bahasa Latin untuk 14) (Nisan) dan dikucilkan dari gereja. Uskup Aleksandria kemudian ditugaskan untuk mencari cara menghitung tanggal Paskah, karena kota itu dianggap sebagai otoritas tertinggi untuk hal-hal yang berhubungan dengan astronomi, dan sang uskup diharapkan dapat memutuskan hasilnya untuk diikuti keuskupan-keuskupan yang lain. Namun hasil yang diperoleh tidak memuaskan, terutama untuk gereja-gereja Latin. Banyak gereja masih memakai cara mereka sendiri-sendiri, termasuk gereja di Roma. Akhirnya baru pada abad ke-7 gereja-gereja berhasil mencapai kesepakatan mengenai perhitungan tanggal Minggu Paskah. (lebih lanjut lihat#Tanggal Paskah)

 

Paskah menurut kalender liturgi

Pada kekristenan ritus Latin (Barat), Paskah menandai berakhirnya masa Pra-Paskah, yaitu 40 hari (tidak termasuk hari Minggu) menjelang Minggu Paskah. Sepekan sebelum Minggu Paskah disebut sebagai Pekan Suci. Hari Minggu sebelum Minggu Paskah, yaitu hari pertama Pekan Suci, adalah hari Minggu Palma yang memperingati masuknya Yesus ke kota Yerusalem menaiki seekor keledai. Tiga hari terakhir sebelum Minggu Paskah disebut sebagai Kamis Putih atau Kamis Suci, Jumat Agung, dan Sabtu Suci atau Sabtu Sunyi, yang ketiganya sering disebut sebagai Trihari Suci atau Triduum Paskah; Kamis Putih memperingati Perjamuan Malam terakhir Yesus, Jumat Agung memperingati kematian Yesus, dan Sabtu Suci memperingati hari pada saat Yesus di dalam kuburan.
Banyak gereja yang mulai merayakan Paskah semalam sebelumnya, yaitu dengan kebaktian Malam Paskah. Pada beberapa negara, Minggu Paskah dirayakan selama dua hari hingga Senin Paskah, dan hari-hari dalam sepekan setelah Minggu Paskah, yang disebut dengan Pekan Paskah, masing-masing diberi akhiran Paskah, seperti "Selasa Paskah", "Rabu Paskah", hingga Oktaf Paskah, yaitu hari Minggu setelah Minggu Paskah. 40 hari (yang kemudian diperpanjang menjadi 50 hari atau 7 minggu) setelah Paskah biasa disebut dengan masa Paskah yang diakhiri dengan hari Pentakosta (hari ke-50).
Pada kekristenan ritus Oriental (Timur), masa persiapan Paskah dikenal dengan nama masa Puasa Besar dan dimulai sejak Senin Bersihselama 40 hari (termasuk hari Minggu). Pekan terakhir dalam masa persiapan itu disebut dengan Pekan Palma, yang berakhir dengan hariSabtu Lazarus. Sehari setelah itu adalah Minggu Palma, Pekan Suci, lalu Minggu Paskah. Pada Sabtu tengah malam menjelang Minggu Paskah perayaan Paskah resmi dimulai, yang terdiri atas Matins, Jam-jam Paskah, dan Liturgi Surgawi Paskah; dengan demikian liturgi tersebut dijamin merupakan liturgi pertama Minggu Paskah, sesuai gelarnya sebagai festum festorum - perayaan dari semua perayaan. Pekan setelah Minggu Paskah disebut sebagai Pekan Terang, sedangkan masa setelah Minggu Paskah hingga Minggu Para Kudus (hari Minggu setelah Pentakosta) disebut sebagai Pentakostarion.

 

PASKAH DI GEREJA MODEREN.

Di dalam gereja-gereja Kristen, terutama Ritus Latin, perayaan dimulai pada hari Jumat Agung. Gereja-gereja biasanya menyelenggarakan kebaktian pada hari tersebut, umat Katolik Roma biasanya juga berpuasa pada hari ini. Misanya diliputi dengan perasaan duka karena memperingati sengsara penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib. Gereja-gereja Protestan biasanya melanjutkan kebaktian dengan sakramen Perjamuan Paskah untuk memperingati Perjamuan Malam Terakhir Yesus; lagu-lagu sendu seperti "Jangan Lupa Getsemani juga dinyanyikan. Sang pastor atau pendeta kadang-kadang memberikan kotbah singkat. Gereja Katolik Roma tidak merayakan Sakramen Ekaristi pada hari ini, dalam situasi normal juga tidak dilayankan Sakramen Pengakuan Dosa dan Pengurapan Orang Sakit. (lebih lengkapnya lihat Jumat Agung)
Pada hari Sabtunya gereja-gereja Katolik dan beberapa gereja Anglikan dan Lutheran juga menyelenggarakan kebaktian malam Paskah. Dalam kebaktian itu sebuah lilin Paskah dinyalakan untuk melambangkan Kristus yang bangkit; Exultet atau proklamasi Paskah dinyanyikan; ayat-ayat Alkitab dari Perjanjian Lama yang menceritakan keluarnya bangsa Israel dari Mesir dan nubuatan tentang Mesias dibacakan. Bagian kebaktian ini mencapai puncaknya dengan menyanyikan Gloria dan Alleluia, dan Injil tentang kisah kebangkitan dibacakan. Sama seperti kebaktian Jumat Agung, sang pastor atau pendeta kadang-kadang juga menyampaikan kotbah sesudah pembacaan Alkitab. Bagi gereja Katolik Roma, malam ini biasanya juga digunakan untuk sakramen baptisan kudus, malam penerimaan anggota jemaat gereja yang baru. Untuk anggota jemaat yang lain, mereka juga menerima percikan air suci sebagai lambang perbaruan iman kepercayaan mereka. Kebaktian pada gereja-gereja Katolik Roma kemudian dilanjutkan dengan sakramen Konfirmasi. Kebaktian kemudian diakhiri dengan sakramen Ekaristi. Kebaktian malam Paskah ini memiliki bermacam-macam variasi. Beberapa gereja mengadakannya pada
Umat Protestan biasanya menggabungkan kebaktian malam Paskah dengan kebaktian Minggu pagi, yaitu mengikuti kisah di Injil yang menceritakan para wanita yang datang ke kubur Yesus pada pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu. Ada gereja yang menyelenggarakannya pada sekitar subuh (kebaktian subuh), dan biasanya dilangsungkan di luar ruangan seperti halaman gereja atau taman di dekat gereja, namun banyak pula yang merayakannya setelah matahari terbit. Kebaktian Minggu untuk memperingati kebangkitan Yesus ini (baik bersama-sama atau berbeda dari kebaktian subuh tersebut) dirayakan dengan sikap penuh sukacita, termasuk lagu-lagu yang dinyanyikan juga lagu yang bernuansa kemenangan. Gereja-gereja yang cukup besar ada yang menggunakan instrumen-instrumen tiup (trompet, dll) untuk melengkapi instrumen-instrumen yang biasa digunakan. Kebanyakan gereja juga mendekorasi ruang ibadah dengan hiasan-hiasan dan bunga-bungaan (contohnya Bakung Paskah)

ETIMOLOGI
Istilah Paskah dalam bahasa-bahasa Latin biasanya diturunkan dari salah satu dari dua sumber: Paskha atau Pesakh danEstre/Eostre atau Easter. Dalam bahasa-bahasa Slavia, biasanya istilah yang digunakan memiliki arti "Hari Agung".

 

Bahasa-bahasa Semitik, Roman, Keltik, Jermanik, dan Indonesia

Istilah Yunani untuk Paskah, paskha/pascha, tidak ada hubungannya dengan kata kerja paschein, "menderita", meskipun para penulis simbolis sering menghubungkan keduanya; kata tersebut berasal dari bentuk bahasa Aram untuk kata dalam bahasa Ibrani pesach. Orang Yunani menyebut Paskah pascha anastasimon; Jumat Agung pascha staurosimon. Kata setara yang digunakan di dalam bahasa Latin adalah Pascha resurrectionis dan Pascha crucifixionis. Di dalam buku liturgi Katolik Romawi perayaannya diberi nama Dominica Resurrectionis; di buku liturgi Mozarabik In Lætatione Diei Pasch Resurrectionis; di buku liturgi Ambrosius In Die Sancto Paschæ.. Bahasa-bahasa Romans telah mengambil istilah Ibrani-Yunani tersebut: Latin, Pascha; Italia, Pasqua; Spanyol, Pascua;Perancis, Pâques. Beberapa negara-negara Keltik dan Teutonik juga menggunakannya: Skotlandia, Pask; Belanda, Paschen (kata dalam bahasa Belanda yang betul sebenarnya adalah Pasen); Denmark dan Norwegia, Påske; Swedia: Påsk (Huruf å merupakan huruf 'a' berganda dan dieja /o/, ejaan alternatifnya adalah Paaske atau Paask.);  Islandia: Páskar; Faroe:  Páskir; bahkan di beberapa provinsi Jerman di Rhein Hulu menggunakan istilah  Paisken, bukan Ostern. Istilah tersebut, terutama di Spanyol dan Italia, mengalami perluasan makna dan memiliki makna tambahan "keheningan" dan digunakan untuk perayaan-perayaan lainnya, Pascua florida(Minggu Palma); Pascua de Pentecostes (Pentakosta); Pascua de la Natividad (Natal); Pascua de Epifania (Epifani) di Spanyol; Pasko(Natal); Pasko ng Pagkabuhay (Paskah Kebangkitan) di Filipina.  Di beberapa wilayah di Perancis kebaktian Komuni Pertama juga disebut dengan Pâques, tidak peduli kapan dilangsungkannya.
Orang-orang Kristen berbahasa Arab atau bahasa Semitik lainnya kebanyakan menggunakan istilah Pesaḥ. Istilah bahasa Arab untuk perayaan ini: عيد الفصح ʿĪd al-Fiṣḥ,[ʕiːd ælfisˤħ] memiliki akar kata F-Ṣ-Ḥ, yang masih kognasi dengan Ibrani P-S-Ḥ. Bahasa Arab juga menggunakan istilah عيد القيامة ʿĪd al-Qiyāmah, [ʕiːd ælqiyæːmæh], yang berarti "perayaan kebangkitan",  walaupun istilah ini lebih jarang digunakan.
Bahasa Indonesia menggunakan istilah Paskah. Demikian juga bahasa Melayu, bahasa Jawa, dan bahasa-bahasa Nusantara lainnya.

 

Bahasa-bahasa Anglo-Saxon

Dalam bahasa Inggris, istilah Easter (Paskah) menurut Bede berasal dari bahasa Saxon, yaitu kata Ēastre atau Ēostre (Templat:IPA-ang) yang masih berhubungan dengan Estre, seorang dewi bangsa Teutonik, dewi cahaya fajar dan musim semi, yang perayaannya berdekatan dengan perayaan Paskah, yang sudah tidak dikenal lagi pada zaman Bede, bahkan di "Edda"; bahasa Anglo-Saxon, termasuk Inggris: eâster, eâstron Jerman Kono: ôstra, ôstrara, ôstrarûn; Jerman: Ostern. April disebut easter-monadh. Bentuk plural eâstron digunakan, karena perayaannya berlangsung selama tujuh hari. Seperti bentuk plural dalam bahasa Perancis Pâques, istilah tersebut diterjemahkan dari bahasa Latin Festa Paschalia, seluruh Oktaf Paskah.

Bahasa-bahasa Slavia

Di dalam bahasa-bahasa Slavia istilah yang digunakan biasanya berarti "Hari Agung" atau "Malam Agung". Polandia dan Ceko, Wielkanoc dan Velikonoce yang berarti "Malam(-malam) Agung"; Ukrainia, Великдень (Velykden); Bulgaria, Великден (Velikden); Belarusia, Вялікдзень (Vyalikdzyen) yang berarti "Hari Agung".
Serbia, Bosnia, dan Kroasia menggunakan istilah Uskrs yang berarti "Kebangkitan". (Tiga istilah yang digunakan dalam aksara Sirilik dan Latin: Ускрс->Uskrs, Васкрс->Vaskrs, Вeликден->Velikden)
Rusia adalah perkecualian; ia menggunakan istilah Пасха (Paskha) yang meminjam dari bentuk Yunani melalui bahasa Gereja Slavonia Lama.
Paskah (dan perayaan lain yang berhubungan) yang merupakan hari terpenting dalam kalender gerejawi disebut sebagai perayaan yang berpindah, yang berarti perayaannya tidak terpaku pada tanggal tertentu di dalam kalender Gregorian maupun Julian (yang sama-sama mengikuti perputaran matahari dan keempat musim) melainkan dihitung menurut kalender suryacandra seperti kalender Ibrani. Hal inilah yang mendasari ilmuwan-ilmuwan mempelajari astronomi secara sistematis.
Di dalam kalender Gregorian, Paskah selalu jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret dan 25 April (inklusif). Hari berikutnya, Senin Paskah, merupakan hari libur di banyak negara dengan tradisi Kristen yang kuat. Untuk negara-negara yang mengikuti kalender Julian untuk perayaan-perayaan keagamaan, Paskah juga jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret (KJ) dan 25 April (KJ), yang dalam kalender Gregorian adalah 4 April-8 Mei (inklusif).
Tanggal Paskah yang tepat pernah menjadi pokok perdebatan. Di dalam Konsili Nicaea I pada 325 diputuskan bahwa seluruh umat Kristen akan merayakan Paskah pada hari yang sama, yang akan dihitung secara berbeda dari perhitungan umat Yahudi untuk menentukan tanggal Paskah Yahudi. Karena tidak adanya catatan keputusan konsili yang selamat hingga zaman modern, ada kemungkinan bahwa konsili tersebut tidak memutuskan cara tertentu untuk menghitung tanggal Paskah. Epifanius dari Salamis menulis pada pertengahan abad ke-4: Pada tahun berikutnya, cara perhitungan yang dikerjakan oleh gereja Aleksandria menjadi standar perhitungan. Secara perlahan sistem tersebut mulai tersebar ke gereja-gereja Kristen di Eropa. Gereja Roma meneruskan penggunaan siklus kalender suryacandra yang berusia 84 tahun sejak akhir abad ke-3 hingga 457. Gereja Roma terus menggunakan caranya sendiri hingga abad ke-6 saat metode Aleksandria telah dikonversikan ke kalender Julian oleh Dionysius Exiguus. Gereja mula-mula di Britania dan Irlandia juga menggunakan metode Roma yang lama tersebut hingga Sinode Whitby tahun 664 saat mereka mulai menggunakan metode Aleksandria. Gereja-gereja di belahan barat Eropa menggunakan metode Roma hingga akhir abad ke-8 pada masa pemerintahan Karel yang Agung, lalu mereka menggunakan metode Aleksandria. Namun, sejak Gereja Katolik mulai menggunakan kalender Gregorian menggantikan kalender Julian sejak 1582 dan Gereja Ortodoks Timur tetap berpegang pada kalender Julian, maka perayaan Paskah kembali dirayakan secara berbeda, dan perbedaan itu tetap ada hingga saat ini. https://id.wikipedia.org/wiki/Paskah#Hubungan_dengan_penanggalan_Paskah_Yahudi

Dari uraian serjarah dan etimologi terlihat bahwa paskah yang dahulunya dirayakan oleh bangsa Yahudi sebagai peringatan kebebasan atas pembunuhan anak sulung dalam balah di Mesir yang dilakukan oleh Malaikat dengan mengoles darah anak domba di pintu rumah umat Israel, yang akhirnya setelah kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus upacara tersebut telah dihilangkan, karena darah anak domba adalah lambang dari Yesus Kristus sang juruslamat yang telah menyerahkan nyawanya di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia. Dan setiap orang berhak menerima memperoleh keselamatan itu hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus.
Demikianlah uraian tentang sejarah, arti dan makna dari perayaan paskah. Semoga dapat mnolong umat kristiani lebih memahami akan sejarah, arti dan makna perayaan paskah ini dan dapat menguatkan iman kristiani kita.

By Helfried Lombo

SALAM HELLO FOR SITARO.

Phone : 081385893809