Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Minggu, 07 Februari 2016

SERAKAH, salah satu penghambat kemajuan seseorang.


                                                                               SERAKAH

Serakah menurut kamus bahasa Indonesia berarti : selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki; loba; tamak; rakus: meskipun sudah kaya, ia masih – juga hendak mengangkangi harta saudaranya.
Serakah, loba, tamak atau rakus adalah kebiasaan yang tidak baik, bahkan disenangi oleh kebanyakan orang. Ketika kita berlaku serakah, tidak ada orang yang menyenangi, dan bahkan kita dijauhi atau dimusuhi oleh rekan-rekan atau orang-orang disekitar kita karena kebiasaan buruk tersebut.
Serakah, loba, tamak atau rakus berkembang sejak anak mulai mengenal benda, dan menyenangi benda tersebut. Ketertarikan tersebut membuat seorang anak berhasrat untuk memiliki benda tersebut. Terlalu berhasrat untuk memiliki, cenderung mendorong seseorang menjadi serakah atau tamak.  
Kebiasaan serakah haruslah kita hindari, karena kalau tidak bisa kita hindari, tanpa kita sadari akan menggiring kita ke hal-hal yang negatif.  Keserakahan akan menggiring seseorang bisa menjadi tidak jujur, dan bahkan bisa mencuri atau melakukan perbuatan tidak terpuji lainnya seperti korupsi. Oleh karena itu, kebiasaan serakah harus kita matikan dengan berusaha menguasai diri kita untuk tidak melakukan kebiasaan buruk tersebut.
Setiap individu pada dasarnya telah dibekali ego untuk bisa survive untuk memenuhi kebutuhannya. Dorongan ego yang berlebihan, akan menggiring individu menjadi terlalu egois atau terlalu mementingkan dirinya sendiri. Untuk menghindari perkembangan yang mengarah ke egois, maka orang tua hendaknya mendidik anak untuk saling berbagi. Anak harus diberi pemahaman yang baik bahwa ada orang lain juga yang membutuhkan akan barang, benda atau mainan tersebut.
Butuh kehati-hatian mendidik anak pada usia dini, karena harus dipertimbangkan jangan sampai menghilangkan semangat juang, kreativitas, inovativitas dan proaktivitas dari anak. Dan yang harus kita jaga adalah jangan sampai terlalu kita bersemangat mematikan kebiasaan egois lalu kita menyebabkan anak menjadi apatis, dan kehilangan kepercayaan diri. Karena ego pada dasarnya diperlukan untuk menjadi daya dorong, penyemangat, penggerak bagi setiap individu agar bisa memenuhi kebutuhannya, bahkan untuk mencapai kemandirian dirinya.
Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita bisa menuntun anak kita agar bisa berbagi dengan orang lain atas kesadarannya, bukan dengan cara paksa, apalagi dengan cara intimidasi. Ini membutuhkan kesabaran, ketelatenan untuk mendidik anak-anak kita agar semakin dewasa, mereka sadar bahwa ada orang lain juga yang membutuhkan benda, barang atau materi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Anak-anak haruslah diajari untuk bersosialisasi dengan baik, bermain dengan teman-temannya, sehingga mereka bisa belajar hidup saling berbagi, saling mengasihi, saling menolong, saling perduli, saling membantu. Mereka harus belajar bagaimana bersimpati dan berempati. Kesemuanya itu bisa mereka pelajari dari pertemanan atau pergaulan. Pengalaman selama mereka bermain bersama akan menolong mereka untuk belajar bersosialisasi, dan mengerti kebutuhan orang lain.
Tuntunan, didikan dalam rumah akan sangat menolong perkembangan kepribadian anak untuk tumbuh menjadi anak yang bisa mengerti perlunya hidup saling menolong, saling membantu, saling mengasihi. Bagaimana perilaku orang tua, akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak, karena anak-anak mudah sekali terpengaruh oleh perilaku dari lingkungan yang mereka saksikan setiap hari.
Dengan selalu memberikan perhatian, kasih sayang kepada anak, maka anak-anak kita akan mengerti bagaimana hidup saling mengasihi. Perhatian dan kasih sayang yang kita tunjukan akan terpantul juga pada kehidupan mereka kepada orang lain. Mereka bisa merasakan enaknya diperhatikan dan disayangi. Apa yang mereka alami, rasakan, akan mereka pantulkan kepada orang lain.
Kita dapat menghilangkan kebiasaan serakah dengan cara; 1. Mendisiplinkan diri untuk tidak mengambil apa yang bukan milik dan hak kita. 2. Mengendalikan keinginan kita yang berlebihan. 3. Menyadari bahwa ada orang lain juga yang berhak atas barang, benda, materi untuk memenuhi kebutuhan mereka. 4. Kita harus sadar bahwa di dunia ini kita tidak hidup sendirian. Masih ada orang lain yang juga perlu hidup dan butuh penghidupan. 5. Kita harus sadari bahwa ketika kita meninggal, kita tidak akan membawa semua materi yang kita kumpulkan dengan susah payah tersebut. 6. Harta yang kita miliki adalah berkat dari Tuhan, yang harus kita manfaatkan dengan baik, dan perlu kita sisihkan sebagian untuk menolong, membantu mereka yang membutuhkannya, sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan atas berkat yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita.

Banyak sekali pengusaha yang sukses, memanfaatkan harta yang mereka peroleh untuk menolong orang yang membutuhkannya dengan memberikan donasi, atau melalu kegiatan sosial yang mereka lakukan melalui Yayasan yang mereka telah dirikan. Mereka menyadari betul bahwa apa yang mereka peroleh, harus digunakan untuk membantu orang-orang yang kesusahan, kesulitan dan tidak berdaya. Mereka telah mendedikasikah hidup mereka agar lebih berarti buat orang lain. Dari keluhuran hati mereka, Tuhan semakin memberkati setiap upaya, usaha, kerja keras yang mereka lakukan.

MUNAFIK, adalah salah satu sifat jelek yang menghambat kemajuan seseorang


                                                                   Munafik (Hipokrit)

Munafik menurut www.artikata.com mengandung arti : berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak; suka (selalu) mengatakan sesuatu yg tidak sesuai dengan perbuatannya; bermuka dua.
Dalam http://dictionary.reference.com/browse/hypocrite dijelaskan bahwa munafik (hypocrite) is : 1. a person who pretends to have virtues, moral or religious beliefs, principles, etc., that he or she does not actually possess, especially a person whose actions belie stated beliefs. 2. a person who feigns some desirable or publicly approved attitude, especially one whose private life, opinions, or statements belie his or her public statements. Terjemahannya : 1. Seseorang yang berpura-pura memiliki kebajikan, keyakinan moral atau agama, prinsip-prinsip, dll, dimana ia tidak benar-benar memiliki, terutama orang yang tindakannya yang bertentangan dengan keyakinannya. 2. orang yang berpura-pura berprilaku sebagai sesuatu yang dikehendakinya atau sikap yang diterima oleh publik, terutama kehidupan pribadi, opini-opini, atau pernyataan publik yang membohongi.
Dari pengertian di atas, seseorang dikatakan munafik adalah ketika dia melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan keyakinan atau prinsip hidupnya. Contoh : Si John sebenarnya tidak suka dengan sifatnya Hendri. Tetapi di depan Hendri, John selalu memujinya. Munafik adalah melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan hati nurani, keyakinan, prinsip atau apa yang sebenarnya terkandaung dalam pikiranya. Atau munafik juga bisa dikatakan sebagai sikap bermuka dua, atau hidup bersandiwara.
Ada banyak alasan seseorang berlaku munafik atau hipokrit. Adapun alasan seseorang berlaku munafik adalah; 1. Untuk mencoba mengambil hati orang lain. 2. Tidak mau mengecewakan orang lain. 3. Menjaga kewibawaan atau harga diri.
Keburukan dari sifat munafik adalah ; 1. Memberikan gambaran yang keliru tentang diri kita kepada orang lain, karena informasi atau pesan yang kita sampaikan tidak benar tentang apa yang terkandung dalam hati kita. 2. Kita menipu diri sendiri dengan bersikap munafik. 3. Tidak membangun orang lain. Artnya, kalau kita tau bahwa apa yang dibuat orang lain salah atau tidak benar, atau tidak baik, lebih baik kita katakan saja dengan jujur. Siapa tau dengan kejujuran kita, kita membantu menyadarkan dia.

Upaya menghilangkan sifat munafik adalah ; 1. Bersikap jujur dan tulus kepada orang lain. Berterus terang menyampaikan kekurangan orang lain, asalkan kita sampaikan dengan niat yang baik, adalah jauh lebih baik dari pada kita menutupi atau mendiamkannya. 2. Kita harus berani menyampaikan apa yang menjadi prinsip kita. Masalah orang lain setuju atau tidak, menerima atau tidak, adalah masalah mereka. Prinsip harus kita pertahankan dan sampaikan kepada orang lain. 3. Berpegang teguh kepada keyakinan, dan prinsip yang baik yang kita anut dalam hidup kita. Mempertahankan prinsip hidup yang baik, akan menjauhkan segalah sifat buruk yang ada atau yang akan masuk kedalam pikiran kita.

BERBOHONG,salah satu penghambat kemajuan seseorang.


                                                                                                                           BERBOHONG

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Berbohong adalah kata kerja (verb) yang berarti; menyatakan sesuatu yg tidak benar; berbuat bohong; berdusta: jangan coba-coba --, nanti pasti ketahuan.
Alasan mengapa seseorang berbohong adalah ; 1. Takut menerima ejekan, atau kemarahan orang lain, atau atau sangsi sosial, karena telah melakukan sesuatu kesalahan, atau melanggar norma atau aturan yang ada. 2. Malu atas kekurangan diri, sahabat, keluarga, atau orang dalam lingkungan, baik fisik maupun suatu kebiasaan buruk.
1.      Takut menerima ejekan, atau kemarahan orang lain, atau atau sangsi sosial, karena telah melakukan sesuatu kesalahan, atau melanggar norma atau aturan yang ada. Ini adalah suatu kebiasaan buruk yang ditimbulkan oleh kebiasaan buruk yang lain. Awalnya adalah takut, lalu diikuti dengan berbohong. Jadi kita bisa melihat, kalau suatu kebiasaan buruk yang satu tidak kita selesaikan, atau atasi, hanya akan membawa kepada situasi yang lebih buruk lagi, dimana seseorang akan melakukan tindakan atau kebiasaan buruk yang lain.
Kehidupannya akan terperangkap atau terlilit dalam lingkup kebiasaan buruk, sehingga akan sulit untuk maju, karena integritas dirinya kan hancur. Disitulah akibat buruk membiarkan kebiasaan buruk berkembang dalam diri, dan tanpa ada kesadaran bahwa hal itu akan menggiring kehidupan kita kepada situasi yang tidak baik, tidak menguntungkan, dan pada akhirnya merusak reputasi diri sendiri.
Kalau kita sadar bahwa melakukan hal yang tidak baik akan memancing kemarahan orang lain, atau masyarakat, seyogianya kita janganlah melakukan hal tersebut, apalagi kalau itu kita niati dalam hati kita. Sesuatu yang sudah kita niati dan rencanakan dalam hati, berarti kita lakukan kesalahan tersebut secara sadar. Perbuatan demikian memiliki kadar kesalahannya lebih tinggi, karena sudah ada niat dan rencana serta melakukannya dengan sadar. Lain hal kalau kesalahan yang dilakukan karena terdesak, atau tidak sengaja. Walaupun secara akibat tetap merugikan atau mencelakakan orang lain, namun tidak ada niat, dan tidak direncanakan, serta dilakukan tidak dengan sengaja.
Solusi terbaik atas masalah kebohongan yang didorong oleh rasa takut karena telah melakukan kesalahan, atau melanggar norma atau aturan, maka yang perlu kita lakukan adalah;  1. Kita menyadari bahwa kita telah melakukan kesalahan, dan menyesali perbuatan itu. 2. Kita mengakui perbuatan kita dan berjanji untuk tidak akan mengulangi hal tersebut. Paling tidak, kita lakukan pengakuan di hadapan Tuhan, minta pengampunan atas dosa atau kesalahan yang telah kita perbuat, dan berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulangi lagi perbuatan itu. Maka Tuhan Yang Maha Kuasa dan Pengasih, akan mengampuni kesalahan kita.
Dengan menyadari, mengakui dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut, selama kita lakukan dengan tulus, jujur dan benar, maka kita akan mendapatkan pengampunan atau maaf dari orang yang pernah jadi korban perbuatan kita tersebut. Rasa damai di hati akan kita peroleh, perkembangan mental akan mengarah ke perkembangan yang positif. Inilah awal yang baik. Awal kebangkitan dari suatu kejatuhan. Semua orang pasti mengalami kegagalan, kejatuhan dalam hidup ini. Yang penting, kita selalu ada niat untuk memperbaiki, lalu menjalani kehidupan lebih baik. Dengan demikian maka kita akan bisa bangkit dan maju. Itulah semangat pantang menyerah yang akan mendorong kita mencapai keberhasilan, kesuksesan pada suatu saat nanti. Yang dituntut dari manusia adalah berusaha, namun Tuhanlah yang menentukan keberhasilan dan kesuksesan itu.
John dan Dony, lahir sebagai anak kembar. Manun si John terlahir lebih dahulu dari si Dony. Secara waktu, John tetap dinyatakan anak yang lebih tua, walaupun mereka lahir pada hari yang sama. Orang tua John dan Dony hidup dalam budaya dimana anak yang tua harus meneruskan kekuasaan sebagai kepala suku kalau suatu saat Ayah mereka meninggal. Namun untuk bisa menjabat sebagai Kepala suku yang baru, harus mendapat restu secara tertulis terlebih dahulu dari seorang Ayah. Restu yang pernah diberikan, bersifat final dan mengikat, oleh karena itu tidak dapat dicabut atau dibatalkan lagi. Demikianlah tradisi di daerah terpencil tersebut.
John adalah anak kesangan Ayahnya, lahir lebih dulu, walaupun dia lahir kembar dengan Dony. Sementara Dony adalah anak kesayangan Ibunya. Pada suatu waktu, Ayah John dan Dony karena sudah tua, akhirnya menderita Glaukoma, sehingga matanya semakin rabun, dan bahkan sudah tidak bisa mengenal orang yang di dekatnya.
Isterinya karena begitu sayang kepada Dony, ketika John sedang tidak ada di rumah karena pergi ke kebun, Isterinya membujuk suaminya untuk memberikan restu kepada anaknya. Isterinya telah membuat sendiri Surat Restu tersebut, dan menulis nama Dony sebagai pengganti Ayahnya menjadi kepala suku di perkampungan tersebut. Dengan bujuk rayu dari Isteri, tanpa dia sadar, bahwa Isterinya telah menipu dia, karena nama yang ditulis sebagai penerus Kepala Suku adalah Dony, bukannya si John anak kesayangan Ayahnya tersebut.
Suatu saat, si John menyadari bahwa kondisi Ayahnya sudah semakin tua, dan juga sudah tidak bisa melihat lagi, maka John bertanya kepada Ayahnya, kapan dia menerima Surat Restu dari Ayahnya untuk menjadi Kepala Suku, menggantikan Ayahnya. Ayahnya menjawab, bukankah sudah lama Ayah tanda tangani Surat Restu tersebut, dan sekarang surat tersebut ada di tangan Ibumu.
Mendengar penjelasan Ayahnya, John pergi bertanya kepada Ibunya tentang Surat Restu dari Ayahnya tersebut. Ibunya bingung harus mejawab apa, dan juga takut menunjukan surat tersebut, karena dalam surat tersebut bukan nama John sebagai pengganti Ayahnya, tetapi si Dony. Ibunya katakan Ibu masih sibuk, nanti besok saja Ibu akan kasih tunjuk ke kamu.
Malamnya, Ibunya telah membuat rencana jahat. Dia telah berencana untuk meracuni si John, karena dia tidak mau kalau John nanti memarahi si Dony kalau dia tau bahwa yang mendapat restu adalah si Dony. Sore itu, Ibunya menyuruh si Dony untuk pergi ke rumah Pamannya yang jaraknya cukup jauh dari rumah mereka. Sehingga si Dony harus menginap di rumah Pamannya malam itu. Malamnya, ketika si John meminta makan, Ibunya sudah mencapur racun di makanan si John, dan malam itu juga John mengalam nasib yang naas. Dia meninggal karena keracunan makanan yang secara sengaja disajikan oleh Ibunya, demi memuluskan niat jahatnya yaitu merebut hak kesulungan, dan jabatan Kepala Suku dari si John.
Niat jahat yang telah merasuki pikiran Ibunya si John, telah membawa dia berbuat jahat. Dari satu kejahatan, berlanjut kepada kejahatan yang lain. Dari menipu, berbohong lalu berlanjut kepada membunuh anaknya sendiri. Itulah buah kecurangan dan keserakahan, telah menghasilkan, kebohongan, penipuan dan bahkan lebih sadis lagi demi menutupi aibnya, dan takut jangan nanti si John memarahi adiknya atau memberontak, maka terpaksa Ibunya membunuh anak kandungnya sendiri.
Pelajaran penting yang kita ambil adalah, janganlah kita membiarkan satupun kebiasaan buruk berkembang dan mendiami lubuk hati kita, karena hanya akan melahirkan kebiasaan buruk yang lain, dan bahkan tanpa kita sadari, mental kita akan semakin menjadi jahat.

2.      Malu atas kekurangan diri, atau kekurangan sahabat, atau kekurangan keluarga, atau kekurangan orang dalam satu lingkungan, karena kekurangan fisik atau karena memiliki kebiasaan buruk. Melakukan kebiasaan berbohong karena menutupi rasa malu, sama saja dengan melakukanan kebiasaan berbohong karena didorong oleh rasa takut.  Pola perkembangannya sama saja. Karena suatu kebiasaan yang lain tidak di atasi, akhirnya, berkembang kepada kebiasaan yang lain. Itulah yang menjadi masalah yang sering tidak disadari oleh kita.
Kekurangan diri, untuk apa harus kita tutupi dan harus malu menerimanya. Tidak ada manusia yang bisa melawan kodrat. Dan tidak ada manusia yang mau lahir tidak sempurna. Namun ada hal yang kita tidak mampu pahami di alam semesta ini. Hanya Tuhanlah yang mengetahui semua itu, karena Dialah yang menciptakan kita, dan Diahlah yang mengetahui untuk apa kita dilahirkan ke dunia ini. Apa yang kita anggap baik atau tidak baik, belum tentu sama dengan pandangan dan rencana Tuhan. Oleh karena itu, sebagai orang yang percaya bahwa alam semesta ini ada yang menciptakannya, hendaknya kita menenerima apapun yang Tuhan lakukan dalam hidup, kehidupan dan penghidupan kita.
Karena pasti Tuhan ada rencana yang baik untuk kita atas segala keadaan yang ada. Saya punya teman kerja waktu bekerja di EasyCall. Beliau cacat secara fisik, katanya karena penyakit polio yang dideritanya sejak kecil, sehingga berjalan harus pakai tongkat, karena kedua kakinya cacat, tidak kuat untuk berdiri. Namun saya salut atas semangat teman saya tersebut. Dia berhasil menamatkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi dari Universitas Indonesia. Otaknya sangat brilian, pekerja keras, dan tidak pernah merasa minder sedikitpun dengan keberadaan fisiknya yang cacat tersebut.
Kehidupannya dia jalani seperti orang normal. Yang saya salut, dia mampuh menaklukan hati wanita, dan akhirnya punya pacar yang cantik. Bahkan hubungan mereka berlanjut samapai mereka menikah, dan dikarunia anak yang luar biasa. Sungguh luar biasa percaya diri yang ada pada teman saya tersebut. Saya tanya, bagaimana sampai dia bisa punya percaya diri yang begitu kuat. Dia katakan, janganlah kita melawan kodrat, atau kenyataan hidup. Sebagai orang muslim, saya percaya ada Allah, ada pencipta alam semesta ini, Yang Maha Tau. Saya seperti ini sudah atas kehendak Allah, dan saya harus menerima apapun yang Allah berikan dan kehendaki dalam hidup saya. Saya selalu mensyukuri setiap pemberian yang Allah berikan pada diri saya. Disitulah saya mengakui kebesaran Iman kepada Allah yang dimiliki oleh teman saya tersebut. Sungguh luar biasa. Jawabanya telah memberikan suatu enlightment (pencerahan) pada diri saya. Bahwa ternyata kalau kita hidup percaya ada Allah, dan menerima semua kenyataan hidup yang ada, serta selalu hidup bersyukur kepada Dia, Yang adalah sumber segala berkat, maka hidup, kehidupan, dan penghidupan kita akan berjalan dengan baik.
Hati kita akan selalu tenteran, pikiran kita akan selalu berpikir secara positif, tidak akan pernah kecewa, minder, marah, malu ataupun takut menghadapi kehidupan ini. Karena kalau kita sudah yakin ada Tuhan, Allah, Yang Maha Kuasa, yang selalu menaungi, melindungi, dan mengatur kehidupan umat manusia sebagai ciptaan-Nya, maka kita akan mampu menerima semua kenyataan yang terjadi dalam hidup, kehidupan dan penghidupan kita.
Yang membedakan manusia adalah cara pendangnya. Mereka yang tumbuh menjadi orang hebat, orang sukses dan bahagia, selalu memandang kehidupan dengan positif. Meraka percaya ada Yang Maha Kuasa di Alam semesta ini, yang merencanakan, menciptakan dan mengendalikan alam semesta ini. Kehidupan mereka selalu berserah, serta patuh mengikuti segala pernintah-Nya. Setiap kejadian, musibah, atau apapun yang terjadi dalam kehidupannya, mereka selalu mampu menerimanya dengan ikhlas, dan selalu mereka syukuri. Karena mereka tau itulah yang terbaik bagi Tuhan. Mereka percaya bahwa keberadaannya di dunia ini adalah atas rencana dan kehendak Yang Maha Kuasa, sehingga menjalani kehidupan ini sebagai penatalayan (stewardship), dan sebagai alat Tuhan di dunia ini. Kehidupanya sepenuhnya dijalani untuk melayani orang lain, menyenangkan hati orang lain. Mereka menjalani kehidupan mereka untuk bermafaat sebesar-besarnya untuk orang lain dan untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan, Allah, Sang Pencipta Yang Agung. Berkat, berupa kekayaan, kesehatan, kerhormatan dan kekuasaan dan kebahagiaan bagi mereka adalah reward dari Tuhan, bukanlah tujuan yang mereka kejar.

Sedangkan mereka yang hidup yang dikendalikan oleh egoisme, materi dan ketenaran, cenderung hanya mengandalkan diri sendiri. Mereka merasa bahwa hanya diri mereka yang penting. Karena merasa sanggup mandiri, kecenderungan tidak percaya ada Tuhan. Melakukan segala sesuatu atas dorongan napsu diri untuk mengejar tujuan kemewahan, kekayaan, dan ketenaran, sehingga menghalalkan segala cara untuk dapat mengejar ambisi pribadi mereka. Orang lain hanyalah alat untuk mencapai tujuan mereka. Ketika mereka merasa orang lain sudah tidak ada manfaatnya maka akan dijauhi, dibuang dan tidak diperlukan lagi. Cara pandang mereka, perilaku mereka sering mengundang ketidak senangan, kebencian, yang akhirnya menutup jalan mereka sendiri. Tuntutan jiwanya adalah kepuasan napsu, baik itu harta ataupun keglamoran hidup, kesenagan dan kehormatan. Tanpa mereka sadari bahwa kehidupan mereka semakin menciptakan ketidak harmonisan dalam sosial, yang akhirnya berbalik kepada diri sendiri berupa ditidak puasan dan kegoncangan batin serta rasa sakit hati.

TAKUT, salah satu penghambat kemajuan seseorang.

                                                                        
                                                                          TAKUT

Takut adalah kata sifat atau adjective yang berarti ; 1 merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang  dianggap  akan  mendatangkan  bencana :  anjing ini jinak,  engkau  tidak perlu --; 2 takwa; segan dan hormat:hendaklah kita -- kpd Allah; 3 tidak berani (berbuat, menempuh, menderita, dsb):hari sudah malam, aku -- pulang sendiri; 4 gelisah; khawatir (kalau ...):  digenggam -- mati, dilepaskan -- terbang, peribahasa rasa gelisah, khawatir kacau-balau;  -- bayang-bayang perasaan takut tanpa alasan; -- suntuk malam takut akan sampai pd batas malam; takut kemalaman; Sumber : http://www.artikata.com/arti-353047-takut.html.
Segala bentuk ketakutan adalah tidak baik. Karena akan menghalangi, membatasi ruang gerak untuk maju dan berkembang. Oleh karena itu, demi alasan apapun takut adalah tidak baik. Yang baik adalah membangun kesadaran dan pemahaman untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak baik. Itulah sebabnya, kalau kita melarang anak melakukan sesuatu, jangan dengan mengancam atau menakut-nakuti anak. Karena itu pasti akan memberikan pengaruh yang tidak baik. Anak bisa demotivasi, bisa apatis dan tidak berani mengambil inisiatif. Itulah yang terjadi selama 32 tahun Indonesisia di bawah pemerintahan Orde Baru, dengan kekuasaan politik yang kuat, didukung oleh kekuatan ABRI, Orde Baru menjalankan kekuasaannya. Pendekatan perintah dengan cara intimidasi dan gaya otoriter, telah meninggalkan budaya asal bapak senang di masyarakat Indonesia.
Dengan pendekatan kekuasaan yang otoriter dan intimidatif, kelihatanya berhasil menekan segala bentuk perlawanan, namun tingkat kesadaran dan pemahaman akan pentingnya suatu ketaatan atas aturan dan hukum tidak dibangun. Itulah yang terjadi pada Indonesia, ketika Reformasi, masyarakat belum sadar, dan paham apa pentingnya ketaatan pada aturan perundang-undangan dan hidup toleransi. Sehingga masyarakat menjadi liar, sulit diatur dan kecenderungan memberontak ketika keinginan tidak dipenuhi. Hal ini karena kesadaran akan perlunya suatu tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak ditanamkan dengan baik.  Kebiasaan takut ini terbentuk oleh fakor-faktor seperti; 1. Karena kebiasaan ditakut-takuti waktu masih kecil. 2. Karena trauma atas kejadian yang pernah dialami. 3. Tidak yakin pada kemampuan diri. 4.  Karena ketakwaan, segan atau  hormat kepada Tuhan. Untuk menjelaksannya maka saya akan uraikan faktor-faktor tersebut sbb:
1.         Karena kebiasaan ditakut-takuti waktu masih kecil. Kebiasaan menakut-nakuti anak waktu kecil adalah suatu kesalahan. Kita tidak sadar, telah menanamkan rasa takut kepada anak, dan melumpuhkan rasa percaya diri pada anak terebut ketika kita mencoba menakut-nakuti anak-anak semasa kecil. Kelihatannya hal sepele, namun dampaknya sangat fatal bagi kondisi kejiwaan anak tersebut.
Kebiasaan beranilah yang harus kita tanamkan kepada anak, bukannya kebiasaan takut. Kalau kebiasaan takut kita tanamkan, dengan menakut-nakuti anak dengan harapan mereka beherneti menangis, atau tidak melakukan tindakan yang tidak diharapkan, atau bahkan sekedar membuat lulucu-lucuan, tanpa kita sadari anak tersebut akan berkembang menjadi anak yang tidak percaya diri dan menjadi penakut untuk menghadapi segala situasi.
Hal yang baik, adalah melatih anak sejak kecil untuk jadi berani tampil, dengan membangkitkan rasa percaya diri anak tersebut. Dengan melatih anak tampil di depan umum untuk berpidato, atau menyanyi, atau membawakan puisi, atau menari, adalah cara yang paling baik untuk melatih keberanian atau percaya diri dari anak-anak. Setelah mereka berhasil mempertunjukan keberanian mereka, kita harus berikan hadiah atau  kita berikan pujian sebagai reward atas perilaku positif tersebut. Masa umur 1 tahun sampai 7 tahun adalah masa paling baik untuk melatih anak menjadi percaya diri dan berani tampil. Sebaliknya pada usia itu kalau kita sering menakut-nakuti anak, mempermalukan mereka, maka akibatnya adalah anak akan tumbuh menjadi tidak percaya diri, dan tidak berani tampil.
Sewaktu kecil, saya sering mengikutkan anak saya untuk latihan menari, menyanyi dan melakukan aktifitas yang bisa membangkitkan kepercayaan diri mereka. Keberanian, kepercayaan diri harus kita pupuk dengan mengikutkan mereka pada kegiatan yang bisa merangsang keberanian mereka dan membangun rasa percaya diri mereka. Itulah tugas orang tua paling penting yaitu menanamkan dan menumbuhkan rasa percaya kepada anaknya.

2.         Karena trauma atas kejadian yang pernah dialami. Suatu kejadian yang pernah dialami dimana individu merasa sakit, perih, pedih, kecewa, atau dipermalukan, akan membawa pengaruh yang tidak baik bagi seseorang, terutama bagi anak-anak. Mereka akan menyimpan rasa sakit baik secara fisik, maupun secara mental, yang menyebabkan mereka takut lagi mengalami kejadian yang sama.
Itulah sebabnya setiap anak atau siapa saja yang pernah mengalami suatu peristiwa yang menyakitkan baik fisik maupun mental, perlu harus mendapat treatment atau pemulihan kejiwaan. Pada dasarnya mereka telah mengalami suatu mental shock, atau goncangan mental, yang perlu harus dinetralisir dengan membangkitkan rasa percaya diri mereka lagi. Kalau ada kesempatan ke psikiater, atau psikolog, tentu akan lebih baik, agar dapat diberikan treatment atau pemulihan atas goncangan kejiwaan mereka.
Hal yang paling penting yang harus dilakukan adalah memberikan kesadaran dan keyakinan pada mereka bahwa semua orang pasti mengalami kecelakaan, kegagalan atau mengalami rasa sakit hati, rasa kecewa atau rasa dipermalukan. Kalau untuk kecelakaan, yang penting adalah kita harus lebi hati-hati untuk melakukan hal tersebut dikemudian hari. Namun tidak harus dianggap sebagai kiamat dalam karir, dalam hoby atau dalam kehidupan ini. Kecelakaan haruslah diterima sebagai pelajaran, untuk mengetahui apa yang kurang, kesalahan apa yang dilakukan, sehingga terjadi hal tersebut, dan tidak usah harus menjadi takut, tapi harus lebih berlatih lebih baik, lebih hati-hati bertindak. Itulah yang perlu dipahami dan harus dilakukan kedepan. Kejadian yang sudah terjadi hendaknya dijadikan sebagai pengalaman berharga, tapi jangan diterima sebagai suatu kiamat yang membuat kita takut melanjutkan atau mengulangi suatu aktivitas. Diatas segalanya, kematian itu adalah ditangan Tuhan. Selama kita masih diselamatkan, berarti Tuhan masih memelihara kehidupan kita.
Untuk kejadian yang sifatnya menyakitkan atau mengecewakan hati, membuat rasa malu, sesungguhnya kita harus memandang sebagai suatu ujian hidup saja. Kalau kita menjadi trauma dan takut lagi menghadapi kenyataan semacam itu, adalah suatu sikap yang merugikan diri sendiri. Kejadian-kejadian tersebut bukanlah kiamat dalam hidup kita. Tidak ada manusia ada yang sempurna mengjalani kehidupan ini. Yang penting bagi kita adalah kita tau bahwa akibat dari suatu perbuatan tersebut adalah tidak mengenakan perasaan.
Oleh karena itu, kita haruslah hati-hati untuk berikutnya, tidak perlu membuat kita menjdi minder, malu dan takut berhadapan dengan orang. Tapi kita ambil sebagai suatu pelajaran yang berarti, dan tidak akan terjebak pada hal-hal yang demikian, dan tidak lantas membatasi diri kita dan berhenti mengenal atau bergaul dengan orang lain. Setiap orang tidaklah sama sifatnya, dan tidak semua orang punya niat yang tidak baik. Namun kehati-hatian dalam bertindak haruslah menjadi perhatian kita. Pengalaman yang pernah kita alami hendaklah kita jadikan sebabai guru, tapi tidak harus menghentikan kita dari aktivitas kita.
Satu hal yang perlu kita sadari dan pahami. Kita tidak dapat mengontrol cara berpikir orang lain, karena itu adalah wilayah diluar kekuasaan kita. Wilayah kebebasam, wilayah kedaulatan orang lain, dan wilayah asasinya orang lain. Namun kita juga punya hak untuk tidak ambil pusing dengan pandangan mereka. Biarlah mereka merasa benar dengan pikiran mereka, tapi kita juga punya hak untuk tidak pusing dengan pandangan mereka. Dengan berpikiran demikian, maka kita akan terbebas dari tekanan sosial, seperti apa persepsi mereka tentang kita, namun kita juga punya cara sendiri untuk menyikapi hidup ini, dengan tidak harus terpengaruh oleh cara pandang mereka yang menurut kita tidak benar. Kalau kita sudah mampu berpikir seperti itu, artinya kita sudah mampu memilah, mana yang baik yang bisa kita ambil, yang tidak baik harus kita buang jauh-jauh dari pikiran kita. Menghiraukannya sekalipun, tidak perlu kita lakukan, namun tidak perlu juga harus kita pertentangkan, karena itu adalah wilayah kedaulatan, wilayah kebebasan dan wilayah hak asasinya orang lain, yang kita tidak boleh masuk campur.

3.      Tidak yakin pada kemampuan diri. Banyak orang tidak berani melakukan sesuatu tindakan, hanya karena merasa tidak yakin dengan diri sendiri. Cara pandang meremehkan diri sendiri adalah cara pandang yang benar-benar keliru. Kalau orang lain tidak yakin dengan kita, masih bisa dipahami. Namun kalau kita sudah tidak yakin dengan diri kita sendiri, lalu siapa lagi yang percaya, yang yakin dengan kita.
Dukungan terbesar untuk kita menjadi berani dalam bertindak adalah dorongan dari diri sendiri. Keyakinan dirilah yang membuat kita bisa berani untuk melangkah atau bertindak. Menyadari kemampuan kita kurang, itu adalah sikap yang baik. Dengan demikian membuat kita akan belajar, dan berusaha untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas diri kita. Namun kalau kita sudah tidak yakin dengan diri kita sendiri, maka kita akan minder, tidak berani dan akan selamanya tidak akan bisa maju lagi. Karena takaran diri kita sudah kita patok. Keyakinan diri merupakan suatu afirmasi dan konfirmasi atas angan-angan hati, setelah kita melakukan visualisasi dalam imajinasi kita. Oleh karena itu, keyakinan diri, tidak lain mendasari keimanan kita akan sesuatu. Dan itu sudah merupakan doa yang kita lempar ke alam semesta, kemudian Tuhan terima sebagai permohonan kita, yang kemudian berbalik pada diri kita sebagai suatu jawaban atas permohonan kita.
Oleh karena itu, hati-hatilah kita membuat suatu afirmasi dan konfirmasi terhadap suatu angan-angan hati, karena akan membawa kepada harapan, dan mendorong suatu keinginan hati yang kuat melalui keyakinan diri kita dalam bentuk iman kepada Tuhan, Allah yang adalah sumber segala berkat dan sumber kekuasaan di alam semesta ini. Apa yang kita pikirkan, lalu kita afirmasi dan konfirmasi dalam bentuk harapan dan iman, akan membawa kepada suatu kenyataan, karena itu sudah terhubung dengan kekuatan alam semesta, yaitu Intelegensia Tak Terbatas (Omniscient) dan Kekuatan Tak Terbatas (Omnipotent), yang tidak lain adalah Allah itu sendiri, yang akan melayani segala keyakinan hati kita yang naik berupa permintaan doa kepada-Nya.
Tuhan, Allah, Pencipta Alam Semesta, adalah Maha Pengasih dan Penyayang, yang selalu siap mendengar dan melayani setiap permohonan umat-Nya yang setia kepada-Nya. Apapun yang kita minta dengan sungguh-sungguh kepada-Nya, pasti akan diberikan-Nya, asalkan kita punya pengaharapan dan iman yang sungguh-sungguh kepada-Nya. Tuhan adalah sumber hidup, kehidupan dan penghidupan. Dia adalah sumber kekuatan dan sumber segala berkat. Itulah yang menjadi dasar iman dan pengharapan kita, karena Tuhan yang kita percaya, yang kita sembah adalah sember segala-galanya, Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Penyayang, jadi apa yang kita ragukan. Dengan bergantung dan berharap kepada-Nya maka hidup kita, kehidupan kita dan penghidupan kita akan terjamin. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Yang dituntut dari kita hanya satu, yaitu harus percaya kepada-Nya.

4.      Karena ketakwaan, segan atau hormat kepada Tuhan. Takut akan Tuhan, yang mengandung makna takwa, segan atau hormat. Takut akan Tuhan lebih menuntut rasa hormat atau respect dari umat manusia sebagai ciptaan-Nya. Atas dorangan Cinta Kasih yang ada pada-Nya, Tuhan menjadikan manusia sebagai makluk yang paling mulia di alam semesta ini. Oleh karena Cinta Kasih-Nya, walaupun banyak pelanggaran yang manusia lakukan, namun Dia sanggup mengampuni, asalkan kita percaya kepada-Nya. Cinta Kasih Allah, adalah Cinta Kasih yang tiada batas, yang tidak terselami oleh kepintaran manusia.
Dalam Keagungan-Nya, Kemahakuasaan-Nya, Keadilan-Nya, Kekekalan-Nya, Kebenaran-Nya, dan Cinta Kasih-Nya yang tidak batas, Allah telah menjadikan alam semesta ini beserta segala isinya. Oleh karena itu seluruh jagad raya ini ada dalam kendali kuasa-Nya. Dan karena itu, patutlah semua makluk di Jagad Raya ini takluk dan sujud menyembah kepada-Nya. Tiada Allah lain yang berkuasa di alam semesta ini.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”(QS. Al-Araf : 54). https://netlog.wordpress.com/category/dimana-allah-berada/

“Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu, juga batu berukir janganlah kamu tempatkan dinegerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah Tuhan. Jikalan kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, maka Aku akan memberikan kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohon di ladangmu akan memberi buahnya.”(Imamat 26:1, 3-4).
“Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi Aku menunjukan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.” (Keluaran 20:4-7).
          Dari firman Tuhan di atas, membuktikan kepada kita, bahwa tiada Allah lain di alam semesta ini yang kita sembah, selain Dia, TUHAN, Allah, Pencipta Alam Semesta ini. Hubungan manusia dengan Tuhan, Allah Pencipta, harus dilakukan dalam hubungan yang berwujud penurutan. Hanya dengan menuruti perintah-Nya kita menghormati dan menyembah Dia sebagai Pencipta. Hubungan yang menuntut ketulusan, keikhlasan dalam menuruti segalah perintah-Nya dan kesetiaan dalam menyembah-Nya.
Sebagai konsekuensinya, Tuhan akan mencurahkan berkat yang melimpah dalam kehidupan kita baik kesehatan, rejeki, kehormatan dan kekuasaan, atau kemudahan dalam melakukan segala tugas yang dipercayakan kepada kita, serta kepuasan batin yang tak terlukiskan, itulah kebahagiaan yang kita rasakan dalam hidup kita.
Tetapi seperti ada tertulis : “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” ( 1 Korintus 2:9).
"Allah menjadi (Pemimpin) Pembela bagi orang-orang yang bertaqwa." (Al Jasiyah: 19). "Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah akan lepaskan dia dari masalah hidup." (At Thalaq: 2). "Dan akan diberi rezeki sekira-kira tidak diketahui dari mana sumbernya." (At Thalaq: 3).
"Jikalau penduduk sebuah kampung (atau sebuah negara) itu beriman dan bertaqwa, Tuhan akan bukakan berkat daripada langit dan bumi." (Al AĆ­raf: 96).
"Wahai mereka yang beriman hendaklah kamu takut kepada Allah. Hendaklah kamu memperkatakan kata-kata yang teguh; nescaya Allah akan membaiki amalan-amalan kamu..." (Al Ahzab: 70-71).
"Wahai mereka yang beriman, hendaklah kamu takut kepada Allah. Hendaklah kamu memperkatakan kata-kata yang teguh; nescaya Allah akan membaiki amalan-amalan kamu dan akan mengampun bagimu dosa-dosa kamu." (Al Ahzab: 70-71)
"Itulah Syurga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertaqwa." (Maryam: 63).

MALAS, salah satu penghambat kemajuan seseorang.

                                                                                                                                           
                                                                       MALAS

Malas adalah kata sifat atau adjective yang berarti; 1.  tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu: orang yg -- itu lebih senang mengemis dp bekerja; 2. segan; tidak suka; tidak bernafsu: -- rasanya mengunjungi rapat spt itu; jangan -- bertanya;  Sumber : http://www.artikata.com/arti-353047-takut.html
Kebiasaan malas adalah akar dari nasib buruk pada setiap individu. Mengapa demikian, karena kebiasaan malas akan sangat berpengaruh pada produktifitas kualitas manusia itu sendiri. Salah satu musuh terbesar dalam kehidupan adalah kemalasan tersebut. memelihara kebiasaan yang demikian akan menghalangi semua potensi yang ada dalam diri sendiri. Dengan kebiasaan malas, pikiran, saraf motorik, dan otot tidak akan bekerja. Dengan tidak bekerjanya otot, aliran darah tidak akan lancar, sehingga pikiran menjadi lemah, jantung tidak berpacu dengan cepat, semangat tidak ada, gairah hidup lumpuh.
Itulah sebabnya kelalu kita memelihara kebiasaan malas ini dalam diri kita, sudah dapat dipastikan maka hidup kita akan jadi sulit di masa yang akan datang. Kemalasan akan melumpuhkan pikiran, saraf dan otot kita, sehingga tidak ada kegiatan yang berjalan baik. Keberhasilah sangat ditentukan oleh efektifitas. Sedangkan efektifitas sangat ditentukan oleh aktivitas. Aktivitas didorong oleh semangat, gairah, dan harapan hidup seseorang. Sedangkan kemalasan, akan melumpuhkan pikiran, melumpuhkan kesadaran, melumpuhkan saraf motorik, melumpuhkan otot. Dengan lumpuhnya pikiran, kesadaran, saraf dan otot, maka tidak akan ada aktivitas yang berjalan. Dengan tidak ada aktivitas, berarti tidak ada efektifitas, dengan demikian tidak akan ada capaian atau keberhasilan yang dapat dicapai.
Faktor yang menjadikan individu malas adalah ; 1. Pemanjaaan dari orang tua, terutama ibu. 2. Terkungkung dalam zona nyaman (Comforh Zone), sehingga anak tidak mau capek atau bersusah payah.  3. Kurang kesadaran pentingnya bekerja. 4. Tidak ada motivasi yang kuat. Sekarang baiklah kita coba bahas satu persatu faktor penyebab kemalasan tersebut sbb:
1.         Pemanjaan dari orang tua, terutama Ibu. Ada beberapa orang tua yang keliruh menerapkan kasih sayang mereka pada anaknya, dan tidak menyadari bahwa sikap yang demikian akan merugikan anak itu sendiri. Memanjakan anak secara berlebihan, apalagi dengan menyediakan pembantu yang selalu mendampingi anak dalam melakukan segala aktivitasnya, adalah kasih sayang yang keliru. Dengan memanjakan anak dengan tidak membiarkan mereka berlelah-lelah melakukan kegiatan mereka, lambat laun akan menanamkan pola nyaman atau comforth zone bagi anak tersebut.
Apapun alasannya, tidak melatih anak untuk beraktivitas secara dini, akan merusak masa depan anak tersebut. Kasih sayang tidak berarti memanjakan anak. Karena kebiasaan rajin, harus dilatih dari sejak kecil, agar lama kelamaan akan tertanam menjadi suatu sifat atau watak dalam dirinya. Anak rajin dan berani bukan jadi dengan seketika. Namun melalui proses belajar yang lama, berupa kebiasaan yang diulang-ulang, sehingga lama kelamaan tertanam menjadi suatu kharakter, atau watak atau sifat dari anak itu sendiri.

2.         Terkungkung dalam zona nyaman (Comforh Zone), sehingga anak tidak mau capek.  Karena dimanja oleh orang tua, atau tidak dibiasakan untuk bekerja, sehingga anak lama kelamaan, merasa enak kalau tidak bekerja. Semua serba disiapkan, taunya tinggal berteriak, apa yang diinginkannya sudah tersedia. Sikap orang tua yang demikian telah merusak kharakter anaknya sendiri. Anak akhirnya menemukan pola kenyamanan dalam dirinya (comforth zone). Sala satu faktor yang membuat seseorang sulit untuk maju adalah karena mereka sudah menemukan zona kenyamanan (comforth zone) dalam dirinya. Ada orang sudah tidak mau pindah dari suatu tempat, atau lingkungan pekerjaan, hanya karena mereka telah merasa nyaman ditempat tersebut. Zona nyaman ini merupakan penghabat terbesar seseorang untuk bisa maju. Karena pada wilayah comforth zone, seseorang akan merasa nyaman, enak, dan betah untuk berada pada lingkungan tersebut.
          Seorang anak yang sudah terbiasa hidup enak dilayani pembantu, segala sesuatu tinggal berteriak sudah ada didepan, akan sulit untuk maju karena kebiasaan malas sudah tertanam dalam dirinya, dan sudah menjadi suatu kebutuhan dalam dirinya. Sulit untuk bertindak kalau tidak dibantu. Oleh karena itu, tugas orang tua adalah melatih anak untuk mandiri dalam usia yang dini. Kalau pekerjaan yang sudah sepantasnya dilakukan oleh anak, hendaknya dibiarkan anak tersebut melakukannya sendiri. Membiarkan bayi makan sendiri sambil dilakukan pengawasan dan memberikan bantuan seperlunya, adalah cara cepat untuk melatih anak mencapai kemandirian.
          Sewaktu anak-anak saya sudah masuk sekolah, saya tidak membiasakan untuk membantu mengerjakan PR dari sekolah. Tetapi saya hanya menuntun saja, setelah itu, mereka dibiarkan harus mengerjakan PR tersebut sendiri. Saya jelaskan bahwa tidak baik kalau orang tua yang mengerjakan PR tersebut. Pertama, nanti kalian tidak terbiasa mengerjakan PR sendiri. Kedua, dengan mengerjakan PR sendiri, maka kamu akan lebih mengerti mengerjakan soal tersebut. Ketiga, dengan mengerjakan PR, melatih untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
          Tahun pertama, mungkin anak-anak merasa sulit. Tetapi lama kelamaan akan menjadi biasa. Dan kalau sudah jadi kebiasaan, maka lambat laun akan menjadi sifat atau watak atau kharakter mereka sebagai anak yang rajin, bukan anak yang malas.
          Dengan pengarahan yang baik, dengan memberikan kesadaran bagi anak akan pentingnya bekerja, menjadi anak yang rajin, lalu ditambah dengan motivasi yang baik, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang rajin dan bertanggun jawab.

3.         Kurang kesadaran pentingnya bekerja. Kesadaran pentingnya bekerja perlu dibangun pada anak sejak dini. Dengan diberikan pemahaman yang baik, maka kesadaran perlunya bekerja akan terbangun pada anak. Tidak cukup hanya membangun kesadaran, tapi perlu dilatih sejak dini untuk bekerja, dan bertanggun jawab menjalankan apa yang telah ditugaskan.
Sewaktu anak-anak saya masih kecil, ketika pengemis datang kerumah dengan pakaian yang kotor dan compang camping, saya suka bertanya kepada mereka, kalian mau kalau besar jadi seperti bapak atau ibu itu? Anak-anak saya semua katakan ah nda mau pa kami jadi seperti orang itu. Lalu saya jelaskan, kenapa mereka jadi pengemis, itu karena malas, tidak mau belajar bekerja waktu masih kecil dan tidak mau belajar kalau disuruh guru buat PR. Jadi kalau kamu tidak mau jadi seperti mereka itu, harus rajin bekerja. Harus belajar bekerja, menyapu, atur tempat tidur, ada PR harus dikerjakan, dan belajar setiap hari. Itulah cara saya membangun kesadaran anak-anak saya pentingnya bekerja dan menjadi orang yang rajin serta bertanggung jawab.


4.         Tidak ada motivasi yang kuat. Selain dilatih dan membangun kesadaran untuk bekerja, maka anak perlu dimotivasi, agar mereka mau bekerja, atau menjadi anak yang rajin. Sewaktu berjalan dengan anak-anak, ketika melihat rumah dan mobil mewah di tengah jalan, saya bertanya kepada anak-anak, apa kalian mau punya rumah dan mobil bagus seperti itu? Mereka tentu menjawab ia dong pa, kami mau. Saat itulah saya memotivasi mereka. Ya itu gampang sekali, yang penting kamu harus rajin belajar, rajin sekolah, dan sekolah terus sampai sekolah yang tinggi. Kalau orang pintar dan sekolah tinggi, maka akan mudah dapat uang banyak. Kalau sudah punya uang banyak, akan mudah beli rumah dan mobil bagus. Dan yang paling penting juga, kamu harus selalu berdoa pada Tuhan. Karena semua itu Tuhan yang kasih, selain kita juga harus kerja. Jadi bekerja dan berdoa, maka pasti kamu akan terima itu semua.

Sabtu, 06 Februari 2016

MALU, salah satu penghambat kemajuan seseorang.

                                                                         MALU            
Malu adalah kata sifat  atau adjective yang mengandung arti sbb : 1 merasa sangat tidak enak hati (hina, rendah, dsb) karena berbuat sesuatu yang kurang baik (kurang benar, berbeda dengan kebiasaan, mempunyai cacat atau kekurangan, dsb): contoh : ia malu krn kedapatan sedang mencuri uang; aku malu menemui tamu karena belum mandi; 2 segan melakukan sesuatu karena ada rasa hormat, agak takut, dsb: contoh : murid yagn merasa bersalah itu malu menemui gurunya; tidak usah malu untuk menanyakan masalah itu kpd ulama; 3 kurang senang (rendah, hina, dsb): contoh : ia berasa malu berada di tengah-tengah orang penting itu. Sumber : http://www.artikata.com/arti-339564-malu.html

Kebiasaan malu berhadapan dengan orang lain, malu tampil didepan umum, malu menyampaikan pendapat adalah kebiasaan yang merugikan diri sendiri, dan sangat menghambat perkembangan individu untuk bisa menjadi pribadi yang hebat, sukses dan bahagia.
Lingkungan, biasanya mempunyai andil sangat besar dalam menanamkan kebiasaan buruk  ini pada anak sejak kecil. Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab seseorang menjadi pemalu ; 1. Suka mempermalukan anak ketika membuat kesalahan atau hal-hal yang dianggap aneh. 2. Anak sering dikurung dalam rumah, tidak diperkenankan bergaul atau tidak diajarkan bersosialisasi. 3.Kurang percaya diri pada anak, karena merasa ada kekurangan dalam diri. 4.Tekanan sosial yang menciptakan kelas atau perbedaan derajat. 5. Penilaian yang dibuat oleh diri sendiri, yang belum tentu kebenarannya.  Untuk itu saya akan coba bahas satu persatu penyebab kebiasan buruk tersebut sbb :
1.         Suka mempermalukan anak ketika membuat kesalahan atau hal-hal yang dianggap aneh. Mempermalukan anak ketika membuat kesalahan dengan harapan anak akan tidak mengulangi kesalahan tersebut, secara tujuan baik. Namun efeknya terhadap kejiwaan anak adalah tidak baik.
Yang benar adalah kita memberikan pengertian kepada anak bahwa tindakan yang dia lakukan tersebut tidak baik karena akan menyakiti orang lain, atau merugikan orang lain. Dan meminta anak untuk tidak mengulangi perbuatan yang demikian. Bila perlu kita harus besarkan hati anak dengan menyadarkan bahwa semua manusia bisa membuat kesalahan. Selama kesalahan itu tidak disengaja, bisa dimaafkan, dan itu menjadi momentum untuk belajar. Proses belajar yang baik adalah belajar sambil melakukan atau learning by doing. Kesalahan janganlah dijadikan moment untuk anak menjadi takut, kapok, yang akhirnya hanya akan mengerdilkan perasaan anak, yang pada akhirnya akan menjadikan anak tidak percaya diri, atau menyimpan rasa bersalah. Semua pemikiran yang demikian haruslah dijauhkan dari anak.
Kesalahan adalah suatu akibat dari kita beraktivitas. Tidak usah dijadikan momok, atau bahan olokan bagi anak. Kesalahan haruslah dijadikan momentum untuk belajar lebih memahami suatu situasi atau keadaan, cara atau proses, serta menimbulkan kehati-hatian dalam melaksanakan sesuatu, dan mendorong keingin tahuan atas sesuatu.
Hal yang patut untuk diingat dan dipahami adalah, kebiasaan malu adalah kebiasaan yang tidak perlu kita harus tanamkan kedalam benak atau hati sanubari kita. Karena kalau sampai mengendap kedalam alam bawa sadar (sub-conscious), maka akan mejadi sifat atau watak anak. Dan yang harus kita sadari bahwa kebiasaan tersebut akan menghambat kemajuan seseorang, karena membuat seseorang tidak berani tampil di depan umum, tidak berani berhadapan dengan orang lain, dan tidak berani menyampaikan pendapat. Kalau samapai hal ini tidak diatasi, maka sulit bagi anak tersebut untuk bisa maju dan berkembang.

Untuk bisa menjadi orang hebat, sukses dan bahagia, salah satunya adalah kita harus menjadi orang yang percaya diri, memiliki keyakinan yang kuat pada diri sendiri. Rasa percaya diri inilah yang akan mendorong seseorang menjadi berani dan mengalahkan atau bahkan menghapus rasa malu yang muncul dalam hati seseorang.

BAGAIMANA MENJADI HEBAT, SUKSES DAN BAHAGIA

Menjadi manusia hebat sukses dan bahagia selalu menjadi kerinduan hati hampir semua manusia. Kerinduan itulah yang menjadi motivasi terbesar dari setiap usaha individu. Namun pada kenyataannya tidak semua orang bisa menjadi pribadi yang hebat, sukses dan mencapai kebahagiaan tersebut. Hal ini disebabkan tidak semua orang memahami cara untuk mencapai predikat hebat, sukses dan bahagia tersebut.
Salah satu alasan mengapa sulit menjadi orang hebat, sukses dan bahagia, adalah dikarenakan oleh kebiasaan-kebiasaan buruk yang ada dalam diri setiap individu sehingga menghambat proses menjadi hebat, sukses dan bahagia tersebut. Ada banyak kebiasaan buruk yang harus dihilangkan dari diri setiap individu agar tidak menghalangi proses menjadi hebat, sukses dan bahagia.

Adapun kebiasaan-kebiasaan buruk yang paling dominan yang sangat mempengaruhi kemajuan individu mencapai individu yang hebat, sukses dan bahagai adalah; malu, malas, takut, berbohong, munafik, serakah, sombong, dan terlalu berpikir negative. Kita nantinya akan bahas satu persatu akan kebiasaan buruk tersebut.