Kisah Nyata Sangat Mengharukan Pramugari Cantik dan
Kakek Tua
Disebuah
maskapai penerbangan yaitu di China Airline ada seorang wanita yang bekerja
menjadi salah satu pramugari. Ketika pada bulan juni yang lalu tepatnya pada
tanggal 17 juni, ia menjumpai sebuah pengalaman yang mungkin tidak akan bisa ia
lupakan selamanya. Ketika itu pramugari cantik tersebut meilihat seorang kakek
yang merangkul karung tua, ia meyakini bahwa kakek tersebut berasal dari desa
karena terlihat jelas dari gaya kakek tersebut. Ketika melihat kakek tersebut
kesan pertama yang ada dipikirannya yaitu, zaman modern seperti ini sungguh
sangat sudah maju, seseorang dari desa pun kini sudah bisa membeli tiket
pesawat yang tentunya dengan harga tidak murah.
Nah,
saat pesawat mulai terbang, beberapa pramugari yang ada di pesawat mulai
menyajikan minuman. Pramugari cantik tersebut melewati baris 20, ia kemudian
melihat kembali kakek tua tersebut. Ia melihat kakek tua duduk dengan tegak dan
kaku seperti patung ditempat duduknya dengan terus memeluk karung yang di
bawanya. Ia menanyakan kepada kakek tua “mau minum apa?”, kemudian dengan
terkejut kakek tua tersebut melambaikan tangannya tanda menolak. Lalu ia pun
menawarkan untuk membantu menyimpankan karung tua yang di bawa oleh kakek,
namun kakek tersebut menolaknya. Setelah itu ia pun membiarkan si kakek duduk
dengan tenang.
Menjelang
pembagian makanan, ia masih melihat kakek tua duduk dengan tegak dan kaku.Ia
menawarkan makanan kepada kakek tersebut namun tetap saja ditolaknya. Melihat
keadaan seperti itu kemudian ia melaporkannya kepada kepala pramugari. Dengan
akrab kemudian kepala pramugari bertanya kepada kakek “apakah anda sakit?”,
dengan suara rendah kakek tua menjawab bahwa dirinya ingin ke toilet, tetapi ia
takut bahwa dipesawat tidak diperbolehkan untuk bergerak bebas karena ia takut
akan merusak barang yang ada di dalam pesawat ini. Pramugari Kepala kemudian
menjelaskan kepada kakek tersebut bahwa dirinya boleh bergerak sesuka hatinya,
setelah itu menyuruh seorang pramugara untuk mengantarnya ke toilet.
Saat
para pramugari menyajikan minuman yang ke dua kalinya, pramugari tersebut
melihat kakek tua itu melirik kepada penumpang disebelahnya dan kemudian
menelan ludah. Dengan tidak menanyakan apakah si kakek ingin minum atau tidak
ia langsung saja menyimpan segelas teh dimejanya. Ternyata tindakannya
mengejutkan kakek tua, dengan spontan kakek mengatakan “tidak usah, tidak
usah”, lalu pramugari tersebut mengatakan bahwa kakek sudah haus kemudian
menyuruhnya untuk segera meminum minuman yang ia sajikan tersebut.
Pada
saat itu dengan spontan kakek tua mengeluarkan uang logam dalam kantong bajunya
lalu disodorkan kepada pramugari tersebut. Kemudian pramugari itu menjelaskan
kepada kakek bahwa minuman yang disajikannya gratis. Diberitahu seperti itu, kakek tidak
mempercayainya, dan kakek bercerita kepada pramugari tersebut bahwa ketika
dirinya dalam perjalanan menuju ke bandara, ia merasa kehausan dan meminta
minum kepada penjual makanan dipinggir jalan, namun pada saat itu para penjul
dipinggir jalan menolaknya dan mengusirnya karena menganggap bahwa dirinya
adalah seorang pengemis. Dan pada saat itu juga pramugari itu mengetahui bahwa
demi menghemat biaya perjalanan dari desa, kakek tua tersebut rela jalan jauh
dari desa dan naik mobil setelah dekat bandara karena pada saat itu uang yang
dibawanya sangat sedikit.
Setelah
pramugari itu membujuk kakek tua yang terakhir kalinya kemudian baru kakek
mempercayainya dan duduk dengan tenang sambil meminum teh yang telah
diberikan oleh pramugari tersebut. Setelah itu pramugari tersebut menawarkan
makanan kepada kakek tua namun si kakek menolaknya. Si kakek tua tersebut
bercerita kepada pramugari bahwa dirinya memiliki dua orang anak yang sangat
baik, putra sulungnya sudah bekerja sedangkan putra bungsunya masih kuliah
tingkat 3 di Peking. Anak sulungnya yang bekerja dikota menjemput dirinya
bersama istrinya untuk tinggal bersama dikota, namun kakek menolaknya dengan
alasan tidak biasa tinggal dikota dan akhirnya kembali lagi ke desa. Dan
kini kakek tua tersebut hendak pergi ke Peking untuk menjenguk anak bungsunya
yang kuliah disana. Anak sulung kakek tersebut tidak tega membiarkan ayahnya
naik mobil begitu jauh sehingga membelikan tiket pesawat dan menawarkan untuk
menemani ayahnya ketika akan pergi ke Peking, namun si kakek menolaknya karena
menganggap terlalu boros dan kakek bersih keras untuk pergi sendiri.
Nah,
ketika melewati pemerikasaan dibandara kakek tua disuruh untuk menitipkan
barangnya tersebut dibagasi namun kakek tetap bersih keras ingin membawanya
sendiri, ia berkata bahwa jika karung yang berisi ubi tersebut disimpan di
dalam bagasi maka ubi akan menjadi hancur dan anaknya tidak menyukai ubi yang
sudah hancur. Akhirnya pramugari itu membujuknya untuk meletakan karung yang
dibawa kakek di atas bagasi tempat duduk, dan akhirnya kakek bersedia dengan
hati-hati ia meletakan karung tersebut.
Dalam
penerbangan pramugari itu terus menambahkan minum untuk kakek tua tersebut,
kakek tua selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi ia
tidak mau makan meskipun pramugari itu sudah mengetahui bahwa kakek tua sudah
sangat lapar. Saat pesawat akan segera mendarat kemudian dengan suara kecil
kakek tua menanyakan "apakah ada kantong kecil?" kakek tua meminta
kepada pramugari itu untuk meletakan makanannya dikantong tersebut. Kakek tua
mengatakan kepada pramugari bahwa ia belum pernah sama sekali melihat makanan
yang enak sepertu itu dan ia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya,
melihat tindakan si kakek kemudian pramugari tersebut sangat kaget.
Pramugari
tersebut kemudian berfikir bahwa makanan biasa-biasa saja yang setiap harinya
ia lihat bisa menjadi sangat berharga dimata seorang kakek tua dari desa dan
dengan menahan rasa lapar yang mungkin kakek tua rasakan dari tadi ia rela
menyisihkan untuk anaknya. Kemudian dengan terharu pramugari tersebut
mengumpulkan semua makanan yang masih tersisa yang belum dibagikan kepada para
penumpang lalu disimpan dikantong yang akan diberikan kepada kakek tua. Namun
diluar dugaan kakek tersebut menolaknya, ia hanya menghendaki bagiannya saja
yang belum dimakan dan tidak menghendaki makanan yang bukan miliknya. Perbuatan
kakek yang tulus tersebut membuat pramugari itu sangat terharu dan ia
menganggap bahwa perbuatan kakek tersebut merupakan pelajaran yang berharga
untuknya.
Setelah
pramugari itu memberikan sekantong makanan kepada kakek tua tersebut kemudian
ia menganggap bahwa semuanya sudah berlalu. Namun siapa menduga ketika semua
penumpang turun dari pesawat, kakek tua tersebut merupakan orang
terakhir yang berada di dalam pesawat. Pramugari itu kemudian membantu si kakek
untuk keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar kakek tua tersebut melakukan
sesuatu hal yang tidak bisa dilupakan oleh pramugari itu dimana kakek tua
tersebut berlutut menyembahnya dan mengucapkan terima kasih yang bertubi-tubi.
Kakek mengatakan bahwa para pramugari yang bertugas pada saat itu merupakan
orang yang paling baik yang pernah ia jumpai dan kakek mengaku bahwa
dirinya hanya makan sekali dan tidak pernah meminum minuman yang sangat manis
serta memakan makanan yang sangat enak. "Pada hari ini kalian semua tidak
menganggap hina terhadap saya, kalian melayani saya dengan begitu baik, saya
tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan terimakasih kepada kalian, semoga
tuhan membalas semua kebaikan kalian” ucap kakek tersebut sambil menyembah dan
menangis. Pramugari itu dan teman-temannya dengan terharu memapah kakek tua
tersebut dan menyuruh seorang anggota lapangan untuk membantu kakek keluar dari
lapangan terbang.
Nah,
sahabat janganlah kita memandang
seseorang dari penampilan luarnya, layanilah sebagaimana layaknya orang lain
yang berhak mendapatkan pelayanan.. Hargailah semua orang karena kita semua
berasal dari satu pencipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar