Entri yang Diunggulkan

THE NEW ERA - CYBERSPACE (DUNIA MAYA), SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA

THE NEW ERA – CYBERSPACE (DUNIA MAYA) SIAPA YANG MENGENDALIKANNYA Peradaban dunia kini berubah begitu cepat, dunia seakan menjadi kec...

Minggu, 20 Maret 2016

ADA LIMA SIFAT MENDASAR YANG HARUS DIMILIKI PEMIMPIN.

ADA LIMA SIFAT MENDASAR YANG HARUS DIMILIKI OLEH PEMIMPIN

Sejarah perkembangan kekuasaan mula i dari Theocracy, Monarki dengan Autoriteriannya, Kemudian Demokrasi baik sosialis maupun kaptitalis yang memunculkan berbagai ragam kepempimpinan Negara dengan segala latar bekalakang teori kepemimpinan yang telah berkembang mulai dari Teori Genetik (Genetic Theory), Teori Sifat (Trait Theory), Teori Perilaku (Behaviorial Theory), yang kemudian telah melahirkan Situational Leadership dan Transformational Leadership. 
Dari teori-teori tersebut saya coba memberikan penjelasan ringkas tentang masing-masing teory kepempimpinan tersebut :

Teori Genetik (Genetic Theory).
Penjelasan kepemimpinan yang paling lama adalah teori kepemimpinan “genetic” dengan ungkapan yang sangat populer waktu itu yakni “a leader is born, not made”. Seorang dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat-sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.
Teori Sifat (Trait Theory).
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa efektivitas kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin. “Trait” atau sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik dan kemampuan social. Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan karakter di atas, maka seseorang akan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan dapat menjadi pemimpin yang efektif. Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang menurut Judith R. Gordon mencakup kemampuan yang istimewa dalam (1) Kemampuan Intelektual (2) Kematangan Pribadi (3) Pendidikan (4) Status Sosial dan Ekonomi (5) “Human Relations” (6) Motivasi Intrinsik dan (7) Dorongan untuk maju (achievement drive).
Teori Perilaku (The Behavioral Theory).
Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui teori “trait”, para peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di awal tahun 1950-an mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti “behavior” atau perilaku seorang pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Fokus pembahasan teori kepemimpinan pada periode ini beralih dari siapa yang memiliki kemampuan memimpin ke bagaimana perilaku seseorang untuk memimpin secara efektif.

Situasional Leadership.
Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan kekurangan teori-teori sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling efektif. Dalam “situational leadership” pemimpin yang efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya secara tepat. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada. Empat dimensi situasi yakni kemampuan manajerial, karakter organisasi, karakter pekerjaan dan karakter pekerja. Keempatnya secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan seseorang
Transformational Leadership.
Pemikiran terakhir mengenai kepemimpinan yang efektif disampaikan oleh sekelompok ahli yang mencoba “menghidupkan” kembali teori “trait” atau sifat-sifat utama yang dimiliki seseorang agar dia bisa menjadi pemimpin. Robert House menyampaikan teori kepemimpinan dengan menyarankan bahwa kepemimpinan yang efektif mempergunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas yang tinggi untuk meningkatkan kadar kharismatiknya (Ivancevich, dkk, 2008:213)
Dengan mengandalkan kharisma, seorang pemimpin yang “transformational” selalu menantang bawahannya untuk melahirkan karya-karya yang istimewa. Langkah yang dilaksanakan pada umumnya adalah dengan membicarakan dengan pengikutnya, bagaimana sangat pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok dan bagaimana istimewanya kelompok sehingga dapat menghasilkan karya yang inovatif serta luar biasa.
Menurut pencetus teori ini, pemimpin “transformational” adalah sangat efektif karena memadukan dua teori yakni teori “behavioral” dan “situational” dengan kelebihan masing-masing. Atau, memadukan pola perilaku yang berorientasi pada manusia atau pada produksi (employee or production-oriented) dengan penelaahan situasi ditambah dengan kekuatan kharismatik yang dimilikinya. Tipe pemimpin transformational ini sesuai untuk organisasi yang dinamis, yang mementingkan perubahan dan inovasi serta bersaing ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dalam ruang lingkup internasional. Syarat utama keberhasilannya adalah adanya seorang pemimpin yang memiliki kharisma. (Ivancevich, 2008:214). https://teorionline.wordpress.com/tag/perkembangan-teori-kepemimpinan/
Dengan merujuk pada Trait Theory dan Behaviorial Theory maka saya mencoba mengangkat 5 sifat dasar yang diperlukan bagi seorang pemimpin saat ini agar mampu mengayomi dan memotivasi bawahan dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan guna mencapai kesejahteraan bersama.
Adapun sifat-sifat pemimpin yang saya maksud adalah;  Berani, Berintegritas, Tegas, Bertanggungjawab dan Mencintai Pekerjaan, bawahan dan masyarakat.
Dengan memiliki 5 (lima) sifat dasar tersebut maka pemimpin akan berhasil memimpin bawahan, anggota kelompok atau masyarakatnya yang dipimpinnya.
BERANI :
Seorang pemimpin harus memiliki keberanian dalam menghadapi segalah situasi. Pemimpin yang berani akan memiliki ketenangan dalam menghadapi suatu situasi dalam keadaan bagaimanapun dan apapun. Tugas pemimpin yang paling berat adalah mengambil keputusan. Oleh karena itu dibutuhkan keberanian dalam mengambil suatu keputusan. Karena dalam setiap keputusan yang diambil sudah pasti akan berhadapan dengan resiko, baik ringan maupun berat. Menghadapi protes, penolakan, bahkan demo dari masyarakat yang tidak setuju dengan keputusan yang diambil. Tidak semua keputusan yang diambil akan menyenangkan banyak pihak. Oleh karena itulah, dibutuhkan keberanian untuk mengambil keputusan tersebut.
Ketika mendapat penolakan, pemimpin harus mampu menghadapi pihak yang tidak setuju, berani menerima mereka untuk berdiskusi, bahkan duduk mendengar lalu melakukan tindakan dan keputusan cepat dan tepat untuk perbaikan.
Dan yang paling penting juga pemimpin harus berani meminta maaf kepada masyarakat ketika melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, sifat Berani mutlak harus dimiliki oleh Pemimpin.
 BERINTEGRITAS :
Berintegritas mengandung dua makna didalamnya yaitu Jujur dan Komitment.
Materialisme sudah masuk pada setiap individu, melalu pemenuhan kebutuhan. Tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan, namun kini materialisme telah menjelma menjadi subuah tolok ukur sosial. Yang kaya dianggap manusia diberkati, sukses dan hebat. Hal inilah yang mengusik setiap individu ingin memiliki harta yang melimpah. Kalau hal ini diperoleh dengan jalan yang benar tentu akan menjadi suatu prestasi yang luar biasa.
Tapi sayang saat ini cara mengumpul harta sudah dilakukan dengan tidak benar. Para penyelenggara negara sudah tidak merasa bersalah, tidak merasa berdosa menguras kekayaan Negara, digunakan untuk memperkaya diri sendiri. Tuhan Yesus dalam doa Bapak Kami mengajarkan “Berilah kami pada hari makanan kami yang secukupnya”. Cukup saja untuk sehari. Kekuatiran sehari, cukuplah untuk sehari. Namun manusia menjadi serakah dan menguras harta negara yang bukan hak dan bukan miliknya. Dengan kekuasaan yang diberikan padanya, mereka gunakan untuk hal yang tidak benar. Mereka tidak malu dan tidak takut menggerogoti harta milik negara, dan dengat semangat  serta tekat yang kuat mau melakukan korupsi baik secara sendiri-sendiri bahkan secara bersama.
Ketika saya mendapat kepercayaan untuk menjabat jabatan Manajer bahkan Direksi di beberapa perusahaan, saya tidak  pernah melakukan hal tersebut. Saya tau bahwa Tuhan telah memberikan banyak berkat dalam hidup saya, kenapa saya harus menyakiti hati Tuhan dengan perbuatan tidak terpuji tersebut Malah saya sangat tegas kepada bawahan yang mencoba salah menggunakan kewenangannya dan digunakan untuk memperkaya diri sendiri. Walaupun karyawan tersebut memiliki hubungan baik dengan saya,namun saya tidak segan-segan akan mengambil tindakan tegas, yaitu pecat, dan harus mengembalikan seluruh uang perusahaan. Ketika medapat kepercayaan menjadi Direktur Utama PT PAM Bitung, saya telah banyak memecat karyawan yang kedapatan mencuri uang perusahaan. Sifat jujur harus dimiliki oleh pemimpin, barulah dia bisa memberantas korumpsi yang merajalela di lingkungannya.
Selain Jujur harus Komitmen. Nilai manusia dilihat dari bagaimana dia memegang komintmennya. Komitmen berarti perkataan dan perbuatan sajalan. Jangan orang sudah janji, lalu tidak menepati janjinya. Pemimpin yang tidak memiliki komitmen yang kuat sulit dipercaya. Pemipin harus berani memenuhi apa yang telah dijandikan dan diucapkan. 
TEGAS :
Salah satu sifat yang perlu dimiliki oleh Pemimpin adalah ketegasan. Setiap pelanggaran haruslah ditindak dengan cepat dan tegas agar tidak berkembang dan merembet ke seluruh karyawan, anggota ataupun ke masyakat. Tugas pemimpin adalah meyarkinkan, mempengaruhi, sambil juga terlibat dalam pembuatan rencana, melakukan eksekusi, mengawasi, menilai, memberikan feedback dan paling penting adalah memberikan reward dan punishment (memberikan hadiah atau pujian dan sangsi atau hukuman) secara cepat dan tepat.
Kalau pemipin dapat melakukan itu dengan tepat konsisten dan baik, maka sudah dapat dipastikan, dia akan berhasil dalam menjalankan tugasnya.
BERTANGGUNJAWAB :
Pemimpin yang baik dilihat dari tanggung jawabnya dalam melakukan tugasnya. Sehebat-hebatnya pemimpin tidak juga akan luput dari kesalahan. Yang menjadi pertanyaan bagaimana sikapnya ketika melakukan kesalahan tersebut. Apakah dia akan bertanggungjawab atas kesalahan tersebut. Jiwa kesatria diperlukan. Keberanian menghadapi suatu tanggung jawab sangat dituntut. Dari situlah nilai seseorang diukur. Penakut, pengkianat, munafik, lari dari tanggunjawab adalah sifat dari para pecundang, pengecut yang hanya mau menerima enaknya saja, dan melempar tanggunjawab kepada orang lain ketika kena masalah.
Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang berani mengambil tanggunjawab ketika bawahan melakukan kesalahan. Meminta maaf adalah suatu sifat terpuji yang bisa melunakan hati para pemburu kebenaran.
MENCINTAI PEKERJAAN, BAWAHAN DAN MASYARAKAT.
Seseorang yang mencintai pekerjaannya akan melakukannya dengan senang hati, jujur, iklas dan dengan sepenuh hati. Oleh karena itu memeiliki sifat mencintai pekerjaan, mencintai bawahan dan masyarakat sangat diperlukan bagi pemimpin. Pemimpin harus mampu mengayomo, merangkul, meyakinkan, bawahan dan masyarakat. Bawahan, dan Masyarakat tidah hanya butuh materi semata. Tapi sebagai manusia mereka sangat membutuhkan perhatian, sentuhan kasih sayang, penghargaan sebagai manusia. Bawahan mempunyai perasaan, batin, emosi yang memerlukan sentuhan kasih sayang, perhatian dan pengayoman. Ketika pemimpin mendasari kepemimpinannya dengan jiwa melayani, mengasihi, memberi perhatian, maka saya yakin pemimpin itu akan disenangi, dan didukung oleh bawahan dan masyarakatnya.
Demianlah yang dapat saya bagikan, semoga dapat menginspirasikan bagi kaum mudah yang bakal menjadi calon pemimpin kedepan

Salam HELLO FOR SITARO

DARI HELFRIED LOMBO
Email:lombohelfried@gmail.com
Blog :helfriedlombo.blogspot.com

Phone : 081385893809

Tidak ada komentar:

Posting Komentar