ADA LIMA SIFAT MENDASAR YANG HARUS DIMILIKI OLEH PEMIMPIN
Sejarah perkembangan kekuasaan
mula i dari Theocracy, Monarki dengan Autoriteriannya, Kemudian Demokrasi baik
sosialis maupun kaptitalis yang memunculkan berbagai ragam kepempimpinan Negara
dengan segala latar bekalakang teori kepemimpinan yang telah berkembang mulai
dari Teori Genetik (Genetic Theory), Teori Sifat (Trait Theory), Teori Perilaku
(Behaviorial Theory), yang kemudian telah melahirkan Situational Leadership dan
Transformational Leadership.
Dari teori-teori tersebut saya
coba memberikan penjelasan ringkas tentang masing-masing teory kepempimpinan
tersebut :
Teori Genetik (Genetic
Theory).
Penjelasan kepemimpinan yang paling lama adalah teori
kepemimpinan “genetic” dengan ungkapan yang sangat populer waktu itu yakni “a
leader is born, not made”. Seorang dilahirkan dengan membawa sifat-sifat
kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat-sifat utama seorang pemimpin
diperoleh secara genetik dari orang tuanya.
Teori Sifat (Trait
Theory).
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa
efektivitas kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin.
“Trait” atau sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan
fisik dan kemampuan social. Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan
karakter di atas, maka seseorang akan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik
dan dapat menjadi pemimpin yang efektif. Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang
menurut Judith R. Gordon mencakup kemampuan yang istimewa dalam (1) Kemampuan
Intelektual (2) Kematangan Pribadi (3) Pendidikan (4) Status Sosial dan Ekonomi
(5) “Human Relations” (6) Motivasi Intrinsik dan (7) Dorongan untuk maju
(achievement drive).
Teori Perilaku (The
Behavioral Theory).
Mengacu pada
keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui teori “trait”, para
peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di awal tahun 1950-an mulai
mengembangkan pemikiran untuk meneliti “behavior” atau perilaku seorang
pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Fokus
pembahasan teori kepemimpinan pada periode ini beralih dari siapa yang memiliki
kemampuan memimpin ke bagaimana perilaku seseorang untuk memimpin secara efektif.
Situasional Leadership.
Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan
kekurangan teori-teori sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling
efektif. Dalam “situational leadership” pemimpin yang efektif akan melakukan
diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya
secara tepat. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami
dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang
ada. Empat dimensi situasi yakni kemampuan manajerial, karakter organisasi,
karakter pekerjaan dan karakter pekerja. Keempatnya secara dinamis akan
memberikan pengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan seseorang
Transformational Leadership.
Pemikiran terakhir
mengenai kepemimpinan yang efektif disampaikan oleh sekelompok ahli yang
mencoba “menghidupkan” kembali teori “trait” atau sifat-sifat utama yang
dimiliki seseorang agar dia bisa menjadi pemimpin. Robert House menyampaikan
teori kepemimpinan dengan menyarankan bahwa kepemimpinan yang efektif
mempergunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan
moralitas yang tinggi untuk meningkatkan kadar kharismatiknya (Ivancevich, dkk,
2008:213)
Dengan mengandalkan kharisma, seorang pemimpin yang
“transformational” selalu menantang bawahannya untuk melahirkan karya-karya
yang istimewa. Langkah yang dilaksanakan pada umumnya adalah dengan
membicarakan dengan pengikutnya, bagaimana sangat pentingnya kinerja mereka,
bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok dan bagaimana
istimewanya kelompok sehingga dapat menghasilkan karya yang inovatif serta luar
biasa.
Menurut pencetus teori ini, pemimpin “transformational” adalah
sangat efektif karena memadukan dua teori yakni teori “behavioral” dan
“situational” dengan kelebihan masing-masing. Atau, memadukan pola perilaku
yang berorientasi pada manusia atau pada produksi (employee or
production-oriented) dengan penelaahan situasi ditambah dengan kekuatan
kharismatik yang dimilikinya. Tipe pemimpin transformational ini sesuai untuk
organisasi yang dinamis, yang mementingkan perubahan dan inovasi serta bersaing
ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dalam ruang lingkup internasional.
Syarat utama keberhasilannya adalah adanya seorang pemimpin yang memiliki
kharisma. (Ivancevich, 2008:214). https://teorionline.wordpress.com/tag/perkembangan-teori-kepemimpinan/
Dengan merujuk pada Trait Theory dan Behaviorial Theory maka
saya mencoba mengangkat 5 sifat dasar yang diperlukan bagi seorang pemimpin
saat ini agar mampu mengayomi dan memotivasi bawahan dan masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam pembangunan guna mencapai kesejahteraan bersama.
Adapun sifat-sifat pemimpin yang saya maksud adalah; Berani, Berintegritas, Tegas, Bertanggungjawab dan
Mencintai Pekerjaan, bawahan dan masyarakat.
Dengan memiliki 5 (lima) sifat dasar tersebut maka pemimpin akan
berhasil memimpin bawahan, anggota kelompok atau masyarakatnya yang dipimpinnya.
BERANI :
Seorang pemimpin harus memiliki keberanian dalam menghadapi
segalah situasi. Pemimpin yang berani akan memiliki ketenangan dalam menghadapi
suatu situasi dalam keadaan bagaimanapun dan apapun. Tugas pemimpin yang paling
berat adalah mengambil keputusan. Oleh karena itu dibutuhkan keberanian dalam
mengambil suatu keputusan. Karena dalam setiap keputusan yang diambil sudah
pasti akan berhadapan dengan resiko, baik ringan maupun berat. Menghadapi
protes, penolakan, bahkan demo dari masyarakat yang tidak setuju dengan
keputusan yang diambil. Tidak semua keputusan yang diambil akan menyenangkan
banyak pihak. Oleh karena itulah, dibutuhkan keberanian untuk mengambil
keputusan tersebut.
Ketika mendapat penolakan, pemimpin harus mampu menghadapi pihak
yang tidak setuju, berani menerima mereka untuk berdiskusi, bahkan duduk
mendengar lalu melakukan tindakan dan keputusan cepat dan tepat untuk
perbaikan.
Dan yang paling penting juga pemimpin harus berani meminta maaf
kepada masyarakat ketika melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Oleh
sebab itu, sifat Berani mutlak harus dimiliki oleh Pemimpin.
BERINTEGRITAS :
Berintegritas mengandung dua makna didalamnya yaitu Jujur dan Komitment.
Materialisme sudah masuk pada setiap individu, melalu pemenuhan kebutuhan. Tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan, namun kini materialisme telah menjelma menjadi subuah tolok ukur sosial. Yang kaya dianggap manusia diberkati, sukses dan hebat. Hal inilah yang mengusik setiap individu ingin memiliki harta yang melimpah. Kalau hal ini diperoleh dengan jalan yang benar tentu akan menjadi suatu prestasi yang luar biasa.
Materialisme sudah masuk pada setiap individu, melalu pemenuhan kebutuhan. Tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan, namun kini materialisme telah menjelma menjadi subuah tolok ukur sosial. Yang kaya dianggap manusia diberkati, sukses dan hebat. Hal inilah yang mengusik setiap individu ingin memiliki harta yang melimpah. Kalau hal ini diperoleh dengan jalan yang benar tentu akan menjadi suatu prestasi yang luar biasa.
Tapi sayang saat ini cara mengumpul harta sudah dilakukan dengan
tidak benar. Para penyelenggara negara sudah tidak merasa bersalah, tidak
merasa berdosa menguras kekayaan Negara, digunakan untuk memperkaya diri
sendiri. Tuhan Yesus dalam doa Bapak Kami mengajarkan “Berilah kami pada hari
makanan kami yang secukupnya”. Cukup saja untuk sehari. Kekuatiran sehari,
cukuplah untuk sehari. Namun manusia menjadi serakah dan menguras harta negara
yang bukan hak dan bukan miliknya. Dengan kekuasaan yang diberikan padanya,
mereka gunakan untuk hal yang tidak benar. Mereka tidak malu dan tidak takut menggerogoti
harta milik negara, dan dengat semangat
serta tekat yang kuat mau melakukan korupsi baik secara sendiri-sendiri
bahkan secara bersama.
Ketika saya mendapat kepercayaan untuk menjabat jabatan Manajer
bahkan Direksi di beberapa perusahaan, saya tidak pernah melakukan hal tersebut. Saya tau bahwa
Tuhan telah memberikan banyak berkat dalam hidup saya, kenapa saya harus
menyakiti hati Tuhan dengan perbuatan tidak terpuji tersebut Malah saya sangat
tegas kepada bawahan yang mencoba salah menggunakan kewenangannya dan digunakan
untuk memperkaya diri sendiri. Walaupun karyawan tersebut memiliki hubungan
baik dengan saya,namun saya tidak segan-segan akan mengambil tindakan tegas,
yaitu pecat, dan harus mengembalikan seluruh uang perusahaan. Ketika medapat
kepercayaan menjadi Direktur Utama PT PAM Bitung, saya telah banyak memecat
karyawan yang kedapatan mencuri uang perusahaan. Sifat jujur harus dimiliki
oleh pemimpin, barulah dia bisa memberantas korumpsi yang merajalela di
lingkungannya.
Selain Jujur harus Komitmen. Nilai manusia dilihat dari bagaimana dia memegang komintmennya. Komitmen berarti perkataan dan perbuatan sajalan. Jangan orang sudah janji, lalu tidak menepati janjinya. Pemimpin yang tidak memiliki komitmen yang kuat sulit dipercaya. Pemipin harus berani memenuhi apa yang telah dijandikan dan diucapkan.
Selain Jujur harus Komitmen. Nilai manusia dilihat dari bagaimana dia memegang komintmennya. Komitmen berarti perkataan dan perbuatan sajalan. Jangan orang sudah janji, lalu tidak menepati janjinya. Pemimpin yang tidak memiliki komitmen yang kuat sulit dipercaya. Pemipin harus berani memenuhi apa yang telah dijandikan dan diucapkan.
TEGAS :
Salah satu sifat yang perlu dimiliki oleh Pemimpin adalah
ketegasan. Setiap pelanggaran haruslah ditindak dengan cepat dan tegas agar
tidak berkembang dan merembet ke seluruh karyawan, anggota ataupun ke masyakat.
Tugas pemimpin adalah meyarkinkan, mempengaruhi, sambil juga terlibat dalam
pembuatan rencana, melakukan eksekusi, mengawasi, menilai, memberikan feedback
dan paling penting adalah memberikan reward dan punishment (memberikan hadiah
atau pujian dan sangsi atau hukuman) secara cepat dan tepat.
Kalau pemipin dapat melakukan itu dengan tepat konsisten dan
baik, maka sudah dapat dipastikan, dia akan berhasil dalam menjalankan
tugasnya.
BERTANGGUNJAWAB :
Pemimpin yang baik dilihat dari tanggung jawabnya dalam
melakukan tugasnya. Sehebat-hebatnya pemimpin tidak juga akan luput dari
kesalahan. Yang menjadi pertanyaan bagaimana sikapnya ketika melakukan
kesalahan tersebut. Apakah dia akan bertanggungjawab atas kesalahan tersebut.
Jiwa kesatria diperlukan. Keberanian menghadapi suatu tanggung jawab sangat
dituntut. Dari situlah nilai seseorang diukur. Penakut, pengkianat, munafik,
lari dari tanggunjawab adalah sifat dari para pecundang, pengecut yang hanya
mau menerima enaknya saja, dan melempar tanggunjawab kepada orang lain ketika
kena masalah.
Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang berani mengambil
tanggunjawab ketika bawahan melakukan kesalahan. Meminta maaf adalah suatu
sifat terpuji yang bisa melunakan hati para pemburu kebenaran.
MENCINTAI PEKERJAAN,
BAWAHAN DAN MASYARAKAT.
Seseorang yang mencintai pekerjaannya akan melakukannya dengan
senang hati, jujur, iklas dan dengan sepenuh hati. Oleh karena itu memeiliki sifat
mencintai pekerjaan, mencintai bawahan dan masyarakat sangat diperlukan bagi
pemimpin. Pemimpin harus mampu mengayomo, merangkul, meyakinkan, bawahan dan
masyarakat. Bawahan, dan Masyarakat tidah hanya butuh materi semata. Tapi
sebagai manusia mereka sangat membutuhkan perhatian, sentuhan kasih sayang,
penghargaan sebagai manusia. Bawahan mempunyai perasaan, batin, emosi yang
memerlukan sentuhan kasih sayang, perhatian dan pengayoman. Ketika pemimpin
mendasari kepemimpinannya dengan jiwa melayani, mengasihi, memberi perhatian,
maka saya yakin pemimpin itu akan disenangi, dan didukung oleh bawahan dan
masyarakatnya.
Demianlah yang dapat saya bagikan, semoga dapat menginspirasikan
bagi kaum mudah yang bakal menjadi calon pemimpin kedepan
Salam HELLO FOR SITARO
DARI
HELFRIED LOMBO
Email:lombohelfried@gmail.com
Blog :helfriedlombo.blogspot.com
Phone : 081385893809
Tidak ada komentar:
Posting Komentar