BELAS KASIHAN
Apakah Belas Kasihan itu ?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : belas kasihan terdiri dari dua unsur kata yaitu belas dan kasihan. Belas sendiri memiliki arti : rasa iba atau sedih melihat orang lain menderita. Kasihan adalah renyu, jatuh hati atau iba juga. Sehingga belas kasihan dapat diartikan sebagai rasa iba hati, sedih dan kasihan atau jatuh hati, atau terharu karena melihat penderitaan orang lain.
Menurut Wikipedia. Org Belas kasihan, welas asih, atau kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati. Perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.
Belas Kasihan, berasal dari kata kerja Ibrani ra-khamʹ didefinisikan sebagai ”bercahaya, mempunyai perasaan hangat karena emosi yang lembut atau beriba hati”. (A Hebrew and Chaldee Lexicon, diedit oleh B. Davies, 1957, hlm. 590) Menurut seorang leksikograf bernama Gesenius, ”Gagasan utamanya tampaknya terletak pada tindakan menyayangi, menenteramkan, dan pada keadaan emosi yang lembut.” (A Hebrew and English Lexicon of the Old Testament, diterjemahkan oleh E. Robinson, 1836, hlm. 939)
Dalam Alkitab kata BELAS KASIHAN, disebutkan sebanyak 250 kali. Mengapa kata ini sampai disebut sampai berkali kali?. Karena sesungguhnya itu adalah nurani Allah, yang selalu dipenuhi dengan rasa belas kasihan. Dengan dorongan rasa belas kasihan yang begitu kuat, Allah dengan rahmatNya, melimpahkan Kasih KaruniaNya kepada umat manusia, Bahkan Yesus mendomonstrasikan kebesaran kasihNya dengan menyerahkan nyawaNya di Bukit Golguta, rela mati tergantung di Kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Dalam Lukas 10:30-37 Yesus memberikan ilustrasi kehidupan yang harus dilakoni oleh setiap umat yang mengaku mengenal Allah, agar memiliki, memilihara rasa “Belas Kasihan” kepada sesama manusia, terutama mereka yang dalam penderitaan.
Dikisahkan bahwa ada seorang yang turun dari Yerikho, lalu dirampok oleh penyamun dan bahkan dipukuli sampai tidak berdaya. Lalu ada Imam dan orang Lewi, yang sangat dikenal sebagai pemuka agama. Namun mereka tidak menunjukan BELAS KASIHAN kepada orang yang diserang penyamun tersebut. Malahan, seorang SAMARIA, yang dikenal rendah derajatnya dimata orang Yahudi, karena sudah dicap sebagai orang-orang berdosa, sehingga secara sosial mereka dijauhi. Namun dari Orang Berdosa, yang status sosialnya sangat rendah inilah muncul pertolongan, karena dia memiliki rasa BELAS KASIHAN.
Jelas dari ilustrasi yang telah diberikan oleh Yesus, menunjukan kepada kita bahwa yang menjadi umat yang dekat dengan Allah, bukanlah dilihat dari Agama yang dia miliki atau anut, bukan juga dilihat dari status sosial apakah dia pemuka agama atau tidak. Namun yang Allah perhitungkan, apakah kita telah memiliki SIFAT BELAS KASIHAN. Inilah yang utama dan paling utama dalam kehidupan umat manusia sebagai ciptaan Allah, apalagi yang mengaku sebagai umat kesayangan, atau umat pilihan Allah.
Dalam Mark 1:40-42; Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus dan sambil berlutut dihadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya :”Jika Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”
Maka tergeraklah hati-Nya oleh BELAS KASIHAN, lalu ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir”.
Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
Hampir semua tindakan Yesus yang dilakukan untuk menolong orang, didorong oleh rasa BELAS KASIHAN.
Rasa BELAS KASIHAN inilah yang menjadi pusat kekuatan-Nya, sehingga Dia mengeluarkan kuasa yang luar biasa berupa KASIH KARUNIA, yang diberikan-Nya kepada setiap orang yang MEMINTA TOLONG, yang datang berseru, berdoa dengan sungguh-sungguh, sehingga oleh IMAN manusia dapat menerima Rahmat Allah yang adalah KASIH KARUNIA itu.
Manusia sebagai umat Ciptaan-Nya, yang dibentuk menurut rupa Allah, yang memiliki Karakter Allah, sehingga sepatutnya memiliki BELAS KASIHAN.
Hendaklah kita sebagai insan yang percaya kepada ALLAH, yang sudah menunjukan KASIH KARUNIANYA, dan kepada Yesus Kristus yang telah rela mati di kayu salib, untuk menyelamatkan umat-Nya, hendaklah kita juga harus menghidupakan dan memelihara sifat BELAS KASIHAN itu dalam hati nurani kita, sehingga kita mudah tergerak hati, ketika melihat penderitaan orang lain.
Sebagai pemimpin, tokoh masyarakat, haruslah memiliki sifat BELAS KASIHAN, dan harus dihidupkan bahkan dipelihara dalam hati nuranimu, sehingga engkau mudah tergerak hati untuk mengasihi, menolong, iba kepada sesama, kepada masyarakat yang anda pimpin.
Bawahan, masyarakat membutuhkan sentuhan kasih sayang, perhatian dari pemimpin agar mereka bisa keluar dari problematika hidup, hehidupan dan penghidupan mereka. Lakukanlah program program yang dapat membantu, menolong masyarakat, agar masyarakat bisa terbantu dan keluar dari problematika hidup, kehidupan dan penghidupan mereka.
Karena BELAS KASIHAN adalah sifat hakiki ALLAH sang pencipta, sudah seharusnyalah kita memohon kepada-Nya agar hati kita selalu diberikan, atau dipenuhi oleh RASA BELAS KASIHAN. Dengan demikian kita akan mudah tergerak hati kita, menjadi iba, haru, kasihan, jatuh hati melihat penderitaan orang lain, penderitaan sesama, penderitaan rakyat.
RASA BELAS KASIHAN akan mengikis segala kesombongan, rasa dengkit, angkuh, merasa penting.
Marilah kita merendahkan diri dihadapan Tuhan, Allah pencipta alam semesta, Allah yang adalah Kasih, penuh dengan RASA BELAS KASIHAN, bermohon dalam setiap doa kita agar kepada kita dilimpahkan KASIH KARUNIANYA dengan menganugerahkan kepada kita RASA BELAS KASIHAN itu, agar menempati hati nurani kita. Maka keberadaan kita ditengah masyarakat akan menjadi penolong, pendamai, pemersatu dan membawa rasa kebagiaan serta selalu dipenuhi dengan sukacita dan rasa syukur kepada Allah sang Pencipta.
Semoga tulisan singkat ini bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Salam HELLO FOR DPD 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar